You are on page 1of 25

dr.

Ika Artini
Departemen Farmakologi
Universitas Malahayati
Bandar Lampung
Pulmonary tuberculosis
(Indonesia)
•2rd rank in the world
•2 nd rank cause of death
•Higher lost of cases
•Multi drug resistance cases

Perception Diagnosis
Pulmonary tuberculosis
(Indonesia)

* One new TB case / minute


* One new infectious TB case / 2 minutes

* One TB case died / 4 minutes


Jenis obat utama (lini 1) yang digunakan adalah:
• Rifampisin
• INH
• Pirazinamid
• Streptomisin
• Etambutol

2. Kombinasi dosis tetap (Fixed dose combination)


Kombinasi dosis tetap ini terdiri dari :
 Empat obat antituberkulosis dalam satu tablet, yaitu
rifampisin 150 mg, isoniazid 75 mg, pirazinamid 400 mg dan etambutol
275 mg dan
 Tiga obat antituberkulosis dalam satu tablet, yaitu
rifampisin 150 mg, isoniazid 75 mg dan pirazinamid 400 mg

3. Jenis obat tambahan lainnya (lini 2)


• Kanamisin
• Kuinolon
• Obat lain masih dalam penelitian ; makrolid,
amoksilin + asam klavulanat
 KATEGORI I Penderita baru TB-Paru BTA (+)
Tb-paru bta (-), Ro” +, skt berat
2HRZE/4H3R3
Tb ekstra-paru berat
2HRZE/4HR
2HRZE/6HE

 KATEGORI II Tb paru kambuh (relaps)


Tb paru gagal (failure)
2HRZS/HRZE/5H3R3E3
Pengobatan stl lalai (after-
2HRZES/HRZE/5HRE
default)
 KATEGORI III Pend baru BTA(-), Ro (+) lesi minimal,
skt ringan
2HRZ/4H3R3 Pdr ekstra paru ringanlimfadenitis,

2HRZ/4HR pl.eksv unilateral, osteomielitis tb artritis


2HRZ/6HE tb, nepritis tb
KRONIK
RHZES / SESUAI HASIL UJI
RESISTENSI (MINIMAL OAT YG
SENSITIF) + OBAT LINI 2
MINIMAL T/ 18 BLN

KATEGORI IV MDR TB
SESUAI UJI RESISTENSI + OAT
LINI 2 ATAU H SEUMUR HIDUP
Guideline of anti tb drugs
(tb control program in Indonesia,
based on WHO recommendation)
1 st Category : ( 2 HRZE/ 4 HR )
( 2 HRZE/ 4 H3R3 )
(New cases, AFB + ,
AFB –, Ro +, severe illness)

2 nd Category : ( 2 HRZES + HRZE/ 5 H3R3E3 )


( 2 RHZES/ 5 RHE )
(Relapse, failure, AFB + )

3 rd Category : ( 2 HRZ/ 4 H3R3 )


(New cases, AFB - ) ( 2 HRZ/ 4 HR)

4 th Category : ( H long-life ? )
(Chronic tb)
THE PRINCIPAL ANTI TB DRUGS
H : ISONIAZID
R : RIFAMPICIN
E : ETHAMBUTOL
Z : PYRAZINAMIDE

S : STREPTOMYCIN
Isoniazid bersifat bakterisid terhadap basil yang sedang
tumbuh pesat, aktif terhadap kuman yang berada
intraseluler dalam makrofag maupun diluar sel
(ekstraseluler).
Mekanisme kerja
 Dengan menghambat biosintesis asam mikolat (micolic
acid) yang merupakan unsur penting dingding sel
mikrobakterium.
Efek samping
 Hepatitis, peripheral neuropathy, SLE-like rash, mental
disorder, hypersensitivity
Farmakokinetik
 Dari usus sangat cepat difusinya ke dalam jaringan dan
cairan tubuh, di dalam hati, INH diasetilasi oleh enzim
asetiltransferase menjadi metabolit inaktif. Plasma-t ½ nya
antara 1 dan 4 jam tergantung pada kecepatan asetilasi.
Eksresinya terutama melalui ginjal dan sebagian besar
sebagai asetilisoniazid.
Rifampisin berkhasiat bakterisid luas, baik yang berada diluar
maupun didalam sel (ekstra-intraseluler).

Mekanisme kerja
 Berdasarkan perintangan spesifik dari suatu enzim bakteri RNA-
polymerase, sehingga sintesa RNA terganggu.

Efek samping
 Hepatitis, thrombocytopenia, jaundice, g.i.t dis, febrile reaction,
orange staining of urine, tears & contact lenses
Farmakokinetik
 Reabsorpsinya di usus sangat tinggi, distribusi ke jaringan dan
cairan tubuh juga baik. Plasma-t½ nya berkisar antara 1,5
sampai 5 jam. Ekskresinya khusus melalui empedu, sedangkan
melalui ginjal berlangsung secara fakultatif.
 Etambutol bersifat bakteriostatik. Obat ini tetap menekan
pertumbuhan kuman tuberculosis yang telah resisten terhadap
isoniazid dan streptomisin.
Mekanisme kerja
 Etambutol bekerjanya menghambat sintesis metabolit sel
sehingga metabolisme sel terhambat dan sel mati.
Efek samping
 Retro bulbair optic neuritis (loss of red-green), hypersensitivity,
hyperuricemia
Farmakokinetik
 Pada pemberian oral sekitar 75-80% etambutol di serap dari
saluran cerna. Kadar puncak dari plasma di capai dalam waktu
2-4 jam setelah pemberian. Dosis tunggal 15 mg/kg BB
menghasilkan kadar plasma sekitar 5 ml pada 2-4 jam.
Pirazinamid bekerja bakterisid pada suasana asam atau
bakteriostatik, tergantung pada pH dan kadarnya di dalam
darah. Spektrum kerjanya sangat sempit dan hanya
meliputi M.tuberculosis.
Mekanisme kerja
 Berdasarkan pengubahannya menjadi asam pirazinat oleh
enzim pyrazinamidase yang berasal dari basil TBC. Begitu
pH dalam makrofag di turunkan, maka kuman yang berada
di “sarang” infeksi yang menjadi asam akan mati .
Efek samping
Hepatitis, hyperuricemia (dapat menyebabkan serangan
arthritis gout).
Famakokinetik
 Reabsorpsinya cepat & sempurna, kadar maksimal dalam
plasma dicapai dalam waktu 1-2 jam . Distribusinya ke
jaringan dan cairan serebrospinal baik. Kurang lebih 70%
pirazinamida diekskresikan lewat urin.
 senyawa ini bersifat bakterisid terhadap banyak
kuman Gram negatif dan Gram positif.
Mekanisme kerja
 Berdasarkan penghambatan sintesa protein
kuman dengan jalan pengikatan pada RNA
ribosomal. Antibiotik ini toksis untuk organ
pendengaran dan keseimbangan.
Efek samping
Ototoxicity, vestibular dis, nephrotoxicity

Farmakokinetik
 Reabsorpsinya baik (75-80%) , plasma-t½ nya 3-
4 jam .Ekskresinya lewat ginjal (80%).
Efek samping Kemungkinan Tatalaksana
penyebab

Minor OAT diteruskan

Tidak makan, mual, Rifampisin Obat diminum malam


sakit perut sebelum tidur

Nyeri dada Pyrazinamid Beri aspirin/Allopurinol

Kesemutan s/d rasa INH Beri vit.B6 1x100


terbakar diikaki mg/hari

Warna kemerahan Rifampisin Beri penjelasan, tidak


pada air seni perlu diberi apa2
Mayor Hentikan obat

Gatal dan kemerahan pada kulit Semua jenis Beri anti histamin dan
OAT evaluasi ketat
Tuli Streptomisin Streptomisin stop

Gangguan keseimbangan (vertigo Streptomisin Streptomisin stop


& nistagmus

Hepatitis imbas obat Sebagian Hentikan semua OAT


besasr OAT sampai iktertik hilang
dan boleh diberikan
hepatoproktektor
Muntah&cofusion (susp. Drug Sebagian Hentikan semua OAT
induce) besasr OAT dan lakukan uji fungsi
hati
Gangguan penglihatan Etambutol Hentikan etambutol

Kelainan sistemik, termasuk, Rifampisin Hentikan rifampisin


syok dan purpura
WHO menyatakan bahwa kunci keberhasilan
program penanggulangan tuberkulosis
adalah dengan menerapkan strategi DOTS,
yang juga telah dianut oleh negara kita.
 Oleh karena itu pemahaman tentang DOTS
merupakan hal yang sangat penting agar TB
dapat ditanggulangi dengan baik.
DOTS mengandung lima komponen, yaitu :
1. Komitmen pemerintah untuk menjalankan
program TB nasional
2. Penemuan kasus TB dengan pemeriksaan
BTA mikroskopik
3. Pemberian obat jangka pendek yang diawasi
secara langsung, dikenal dengan istilah DOT
(Directly Observed Therapy)
4. Pengadaan OAT secara berkesinambungan
5. Monitoring serta pencatatan dan pelaporan
yang (baku/standar) baik
Istilah DOT diartikan sebagai pengawasan
langsung menelan obat jangka pendek setiap
hari oleh Pengawas Menelan Obat (PMO)
Pengawasan dilakukan oleh :
 Penderita berobat jalan
1. Langsung di depan dokter
2. Petugas kesehatan
3. Orang lain (kader, tokoh masyarakat dll)
4. Suami/Istri/Keluarga/Orang serumah
 Penderita dirawat
Selama perawatan di rumah sakit yang bertindak
sebagai PMO adalah petugas RS, selesai
perawatan untuk pengobatan selanjutnya sesuai
dengan berobat jalan.
Tujuan :
• Mencapai angka kesembuhan yang tinggi
 Mencegah putus berobat
 Mengatasi efek samping obat
 Mencegah resistensi

DOTS PLUS
• Merupakan strategi pengobatan dengan
menggunakan 5 komponen DOTS
• Plus adalah menggunakan obat antituberkulosis
lini 2
• DOTS Plus tidak mungkin dilakukan pada daerah
yang tidak menggunakan strategi DOTS
• Strategi DOTS Plus merupakan inovasi pada
pengobatan MDRTB
Definisi :
Rsistensi ganda menunjukkan M.tuberculosis resisten
terhadap rifampisin dan INH dengan atau tanpa OAT
lainnya.
Secara umum resistensi terhadap obat tuberkulosis
dibagi menjadi :
1. Resistensi primer ialah apabila penderita
sebelumnya tidak pernah mendapat pengobatan TB
2. Resistensi inisial ialah apabila kita tidak tahu pasti
apakah penderitanya sudah pernah ada riwayat
pengobatan sebelumnya atau tidak
3. Resistensi sekunder ialah apabila penderita telah
punya riwayat pengobatan sebelumnya.
Penyebab terjadinya resitensi terhadap obat
tuberkulosis, yaitu :
• Pemakaian obat tunggal dalam pengobatan
tuberkulosis
• Penggunaan paduan obat yang tidak adekuat
 karena jenis obatnya yang tidak tepat
misalnya hanya memberikan INH dan
etambutol pada awal pengobatan
  karena di lingkungan tersebut telah
terdapat resistensi yang tinggi terhadap obat
yang digunakan, misalnya memberikan
rifampisin dan INH saja pada daerah dengan
resistensi terhadap kedua obat tersebut
sudah cukup tinggi.
 Pemberian obat yang tidak teratur, misalnya hanya
dimakan dua
atau tiga minggu lalu stop, setelah dua bulan
berhenti kemudian berpindah dokter dan mendapat
obat kembali selama dua atau tiga bulan lalu stop
lagi, demikian seterusnya
 Fenomena “ addition syndrome” (Crofton, 1987),
yaitu suatu obat ditambahkan dalam suatu paduan
pengobatan yang tidak berhasil. Bila kegagalan itu
terjadi karena kuman TB telah resisten pada paduan
yang pertama, maka “penambahan” (addition) satu
macam obat hanya akan menambah panjang nya
daftar obat yang resisten
 Penggunaan obat kombinasi yang pencampurannya
tidak dilakukan secara baik, sehingga mengganggu
bioavailabiliti obat
 Penyediaan obat yang tidak reguler, kadang obat
datang ke suat daerah kadang terhenti
pengirimannya sampai berbulan-bulan
Pengobatan Tuberkulosis Resisten Ganda (MDR)
 Pengobatan MDR-TB hingga saat ini belum ada paduan
pengobatan yang distandarisasi untuk penderita MDR-TB.
 Pemberian pengobatan pada dasarnya “tailor made”,
bergantung
dari hasil uji resistensi dengan menggunakan minimal 2-3
OAT yang masih sensitif dan obat tambahan lain yang
dapat digunakan yaitu - - golongan fluorokuinolon
(ofloksasin 1x400mg dan siprofloksasin 2x500mg),
- aminoglikosida (amikasin, kanamisin dan kapreomisin),
- etionamid, sikloserin, klofazimin, amoksilin+
as.klavulanat.

 Pengobatan resisten ganda sangat sulit dan minimal 12


bulan –24bulan
 Prioritas yang dianjurkan bukan pengobatan MDR, tetapi
pencegahan MDR-TB
 Pencegahan resistensi dengan cara pemberian OAT yang
tepat dan pengawasan yang baik
Wassalam
Terimakasih

You might also like