You are on page 1of 39

LAPORAN KASUS

“KLINIS MORBILI MENYERUPAI ERUPSI


MORBILIFORMIS”

Pembimbing : dr. Melok Tin Hartini, M.Kes, Sp.KK


Disusun oleh: Nur Dian Afidah (H2A013028P)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS


MUHAMMADIYAH SEMARANG
2017
PENDAHULUAN
Morbili atau campak merupakan infeksi virus RNA famili
paramyxoviridae dengan genus Morbili virus

Cenderung menyerang bayi dan anak (1-4 tahun). Jarang


ditemukan pada dewasa muda

Pada tahun 2008, angka absolut Morbili di Indonesia adalah


15.369 kasus.

Morbili memiliki gejala klinis khas yaitu terdiri dari 3


stadium : prodromal, erupsi, dan konvalensi

Pada stadium erupsi, morbili seringkali diduga sebagai


erupsi morbiliformis dengan ujud kelainan kulit berupa
makula eritema dengan papul multiple
TINJAUAN PUSTAKA
MORBILI
• Morbili atau campak merupakan infeksi virus yang ditularkan melalui
droplet ataupun kontak dengan penderita. Penyakit ini memiliki masa
Definisi inkubasi 8-13 hari.

• Angka kesakitan di seluruh dunia mencapai 5-10 kasus per 10.000


dengan jumlah kematian 1-3 kasus per 1000 orang
• Di Indonesia, morbili masih menempati urutan ke-5 dari 10 penyakit
Epidemiologi utama pada bayi dan anak balita (1-4 tahun) berdasarkan laporn SKRT
tahun 1985/1986.

• Virus RNA famili paramyxoviridae dengan genus Morbili virus

Etiologi
Patogenesis

 Morbili virus melalui droplet atau kontak virus  epitel


nasofaring  jaringan limfatik regional  viremia primer
 Multiplikasi virus terjadi pada jaringan limfatik regional
maupun jaringan limfatik yang lebih jauh  viremia
sekunder (virus bereplikasi di dalam sel endotel, sel epitel,
monosit, dan makrofag)  bermanifestasi pada kulit,
selaput lendir nasofaring, bronkus dan konjungtiva.
Manifestasi Klinis
Stadium Prodromal Stadium Erupsi
Stadium Konvalensi
(berlangsung 2-4 hari) (berlangsung 4-7 hari)
• Demam • Koplik spot (+) • Erupsi yang mulai
• Batuk menghilang
• Pilek • Batuk
• Konjungtivitis dan
fotofobia
• Nyeri telan • Lesi makula
eritematous dengan
papula multiple mulai
muncul dari belakang
telinga menyebar ke
wajah, badan, lengan
dan kaki
Penegakkan Diagnosis

Anamnesis
Sesuai dengan stadium morbili

Pemeriksaan Fisik
Status Generalis Status Dermatologi
Dapat dijumpai konjungtivitis dan koplik Dapat dijumpai makula eritem dengan
spot papul multiple mulai muncul dari belakang
telinga menyebar ke wajah, badan, lengan
dan kaki
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Sitologi (Tzanck Test) Pemeriksaan Serologi
Dari bahan selular mukosa hidung atau Hemaglutination inhibition test dan
buccal menggunakan pewarnaan Giemsa, complement fiksatior test akan ditemukan
diperiksa secara mikroskopis. (+) bila adanya antibody yang spesifik dalam 1 – 3
ditemukan sel raksasa (multinucleated hari setelah timbulnya ruam dan mencapai
giant sel) puncaknya pada 2 – 4 minggu kemudian

Pemeriksaan Laboratorium Hematologi


Leukopenia
Tatalaksana

• Intake makanan dan hidrasi adekuat


• Pemberian vitamin A dosis 200.000 IU
Terapi supportif untuk anak usia > 12 bulan dan 100.000 IU
untuk usia < 12 bulan

• Antibiotik diberikan apabila terjadi infeksi


Terapi sekunder
simptomatik • Antipiretik
• Anti konvulsi apabila terjadi kejang
Komplikasi
 Trakeobronkitis dan laringotrakeitis
 Otitis media (paling sering terjadi)
 Bronkopneumonia
 Encephalitis
 Miokarditis
 Tromboflebitis
 Sindrom Guillain-Barre
ERUPSI MORBILIFORMIS
• Erupsi eksantematosa atau erupsi morbiliformis adalah jenis erupsi
obat yang paling sering ditemukan. Erupsi eksantematosa
Definisi ditemukan sekitar 95% dari seluruh jenis reaksi obat pada kulit

• Pada penelitian di Perancis dari 2067 dewasa berusia 20 - 67 tahun


dilaporkan bahwa 14,7% memiliki riwayat efek samping sistemik
Epidemiologi terhadap satu atau lebih obat.

• Dapat diinduksi hampir semua obat


Etiologi
• Paling sering  ampisilin, NSAID, Sulfonamid, tetrasiklin
Patogenesis

Reaksi Non-
Reaksi Imunologi
imunologi

Reaksi Toksisitas obat,


Hipersensitivitas overdosis,
Tipe IV interaksi antara
obat dan
perubahan dalam
Umumnya erupsi metabolisme
obat timbul
karena reaksi
hipersensitivitas
Pada kenyataannya,
reaksi-reaksi
hipersensitivitas tipe
I,II,III,IV ini tidak
selalu berdiri sendiri,
namun dapat
bersama-sama.
Limfosit T berperan
pada inisiasi respons
antibodi, dan antibodi
bekerja sebagai
esensial link pada
beberapa reaksi yang
diperantarai sel.
Manifestasi Klinis

Makula eritematous Dapat pula disertai Selalu disertai pruritus


dengan papula menyebar demam (telapak tangan)
secara simetris dan
biasanya timbul 7-14 hari
setelah paparan obat.
Diaskopi (-)
Penegakkan Diagnosis

Anamnesis Pemeriksaan Pemeriksaan


Fisik Penunjang
• Adanya riwayat • Makula • Pemeriksaan
penggunaan obat- eritematous Laboratorium
obatan 7-14 hari
sebelum muncul dengan papula Hematologi :
ruam (tanyakan : menyebar Leukositosis
dosis, data secara simetris
kronologis • Diaskopi (-)
mengenai cara
pemberian obat • Dengan atau
serta jangka waktu tanpa blister
antara pemakaian pada selaput
obat dengan onset lendir
timbulnya erupsi)
• Pruritus terutama
pada telapak
tangan
Tatalaksana

Non-medikamentosa Sistemik Topikal

Kortikosteroid Mentol ½ - 1% untuk


Hentikan obat yang Prednison 3 x 10 mengurangi rasa gatal.
diduga sebagai mg/hari atau 1-2
penyebab erupsi mg/kgbb/hari Bila keadaan basah
diberikan jika gejala perlu digunakan
hebat kompres, misalnya
kompres larutan
Antihistamin salisilat 1%
Sedatif :
diphenhydramine 4 x
25 – 50 mg/hari
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien

 Nama : Tn. N
 Umur : 27 Tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Alamat : Wonosari, Klaten
 Pekerjaan : Karyawan Swasta
 Agama : Islam
 No. RM : 139829
 Tanggal masuk RS : 20 Juli 2017
Anamnesis

Keluhan Utama : Bintil kemerahan hampir diseluruh tubuh

Pasein Tn.N datang dengan keluhan bintil kemerahan hampir di


seluruh tubuh sejak 2 hari SMRS. Bintil kemerahan diawali pada
daerah leher kemudian menyebar ke belakang telinga, wajah,
anggota gerak atas, dada, punggung, abdomen, dan terakhir
tungkai atas. 3 hari sebelum timbul bintil kemerahan pasien
mengeluh demam, batuk, nyeri telan, diare, pusing dan mata
merah. Keluhan gatal pada telapak tangan sebelum muncul bintil
kemerahan disangkal. Pasien mengaku sudah mendapatkan
pengobatan untuk menurunkan demam dan vitamin selama 5
hari tetapi keluhan belum membaik. Pasien mengaku tidak
mengkonsumsi obat-obatan sebelumnya.
• Riwayat keluhan serupa : disangkal
• Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat Penyakit • Riwayat penyakit jantung : disangkal
Dahulu • Riwayat alergi : disangkal
• Riwayat DM : disangkal
• Riwayat mondok : disangkal

• Riwayat sakit serupa : disangkal


• Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat Penyakit • Riwayat penyakit jantung : disangkal
Keluarga • Riwayat DM : disangkal
• Riwayat penyakit ginjal : disangkal
• Riwayat alergi : disangkal

• Riwayat merokok : diakui


Riwayat Pribadi • Riwayat minum alkohol : disangkal
Pemeriksaan Fisik
 Keadaan Umum : tampak sedikit
kesakitan
 Kesadaran : compos mentis
 Status Internus :
 Kepala : mesocephal
 Mata : konjungtiva hiperemis
STATUS GENERALIS
disertai sekret serous-mukoid (+/+)
 Hidung : dalam batas normal
 Telinga : dalam batas normal
 Mulut : koplik spot (+)
 Leher : dalam batas normal
 Thorax : dalam batas normal
 Abdomen : dalam batas normal
 Ekstremitas : dalam batas normal
UKK : makula eritem dengan papul multipel tersebar hampir di seluruh
permukaan tubuh

STATUS
DERMATOLOGI
Perbandingan UKK morbili pada kasus dan teori

Kasus Teori
Kasus Teori
Morbili
• Pemulihan ditandai erupsi berkurang dan
meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua
(hiperpigmentasi) yang lama-kelamaan akan hilang
sendiri.
Erupsi morbiliformis
• Pemulihan ditandai perubahan warna kulit dari
merah terang ke warna coklat kemerahan disertai
deskuamasi kulit dan biasanya meninggalkan bekas.
Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan Sitologi
• Tidak dilakukan
Pemeriksaan Serologi
• Tidak dilakukan
Diagnosis Banding

Morbili

Erupsi Morbiliformis
Tatalaksana

MEDIKAMENTOSA
• Terapi Simptomatik
• R/ Loratadin tab 10 mg No. X
• S 1 dd 1 pagi (saat gatal)
• R/ Paracetamol 500 mg No. XXX
• S 3 dd 1 (prn)
• Terapi Supportif
• R/ Vit A 100.000 IU No. XX
• S 2 dd 1

NON MEDIKAMENTOSA
• Tirah baring
• Infus RL 15 tpm
• Makan cukup
Edukasi
Edukasi keluarga dan pasien bahwa morbili merupakan penyakit yang
menular. Namun demikian, pada sebagian besar pasien infeksi virus dapat
sembuh sendiri, sehingga pengobatan bersifat suportif. Edukasi pentingnya
memperhatikan cairan yang hilang dari diare/emesis.

Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad sanam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
Quo ad kosmetikam : dubia
PEMBAHASAN
• Bintil kemerahan Penegakkan
hampir di seluruh UKK : makula eritem
dengan papul multipel Diagnosis
tubuh diawali dengan • Anamnesis
demam, batuk, nyeri
telan, diare, pusing dan • Morbili • Karakteristik demam
mata merah. • Erupsi • Munculnya nyeri telan,
Morbiliformis mata merah
Keluhan Pasien • Telusuri riwayat
penggunaan obat
• Riwayat gatal terutama
pada telapak tangan
• Pemeriksaan Fisik
• Telusuri adanya koplik
spot
• Konjungtivitis
• Diaskopi
• Pemeriksaan Penunjang
• Lab Hematologi
Demam Konjungtivitis Nyeri telan
Pada morbili demam Pada morbili Menunjukkan
terjadi sebelum konjungtivitis seringkali keterlibatan mukosa yang
munculnya ruam kulit mengenai salah satu atau dapat terjadi pada
dan pada tahap ini pasien kedua sisi (bilateral) morbili maupun erupsi
belum mengkonsumsi tetapi pada erupsi morbiliformis
obat-obatan untuk morbiliformis
mengurangi gejala konjungtivitis selalu
tersebut sehingga dapat mengenai kedua sisi
dibedakan dengan erupsi (bilateral) akibat proses
mrobiliformis inflamasi sistemik
Ujud Kelainan Kulit
Pada morbili lesi
pertama kali muncul di
lateral atas leher
kemudian menyebar ke Uji Diaskopi Koplik Spot
belakang telinga, wajah, Morbili (+) Morbili (+)
leher, anggota gerak atas,
dada, punggung, abdomen, Erupsi Morbiliformis (-) Erupsi Morbiliformis (-)
dan terakhir tungkai atas
sedangkan pada erupsi
morbiliformis lesi
menyebar ke perifer
tubuh secara simetris
Pruritus
Pada morbili munculnya
lesi tidak didahului pruritus,
tetapi pada erupsi
morbiliformis khas Hasil Lab Hematologi
didapatkan pruritus Morbili : normal /leukopenia
terutama pada telapak
tangan Erupsi Morbiliformis : leukositosis
KESIMPULAN
Makula eritem dengan papul
multiple tersebar hampir di
seluruh tubuh

Diaskopi (+) Gejala prodromal : demam,


batuk, nyeri telan, diare,
pusing dan mata merah

Berdasarkan temuan klinis pada


kasus ini mendukung diagnosis
kerja morbili

Hasil lab hematologi Riwayat penggunaan obat-


normal/leukopenia obatan sebelumnya (-)

Munculnya lesi tidak


didahului pruritus
TERIMAKASIH

You might also like