Professional Documents
Culture Documents
OLEH:
HUDSON GERSON
WORABAI, S.Ked
0100840154
Pembimbing
Dr. ALBINUS COBIS, Sp.An
PENDAHULUAN
• Komplikasi ini terkait dengan keadaan status kesehatan pasien yang dapat
ditemukan berupa laringospasme, gelisah pasca operasi, mual / muntah
TINJAUAN PUSTAKA
• Jika tonsil berulang kali terkena infeksi akibat dari penjagaan hygiene
mulut yang tidak memadai serta adanya faktor-faktor lain
• maka pada suatu waktu tonsil tidak bisa membunuh semua kuman
kumannya, akibatnya kuman yang yang bersarang di tonsil akan
menimbulkan peradangan tonsil yang kronik.pada keadaan inilah fungsi
pertahanan tubuh dari tonsil berubah menjadi sarang infeksi atau fokal
infeks
• Proses peradangan dimulai pada satu atau lebih kripte tonsil
gejala sistemis, berupa rasa tidak enak badan atau malaise, nyeri kepala,
demam subfebris, nyeri otot dan persendian
Operatif
» Tonsilektomi merupakan prosedur yang paling sering dilakukan dalam
sejarah operasi
• Komponen trias anestesi yang ideal terdiri dari analgesia, hipnotik, dan
relaksasi otot
• Yang pertama terpengaruh oleh obat anestesi ialah jaringan kaya akan
pembuluh darah seperti otak, sehingga kesadaran menurun atau hilang,
hilangnya rasa sakit, dan sebagainya
• Sifat anestetika yang ideal antara lain mudah didapat, murah, tidak
menimbulkan efek samping terhadap organ vital seperti saluran pernapasan
atau jantung, tidak mudah terbakar, stabil, cepat dieliminasi, menghasilkan
relaksasi otot yang cukup baik, kesadaran cepat kembali, tanpa efek yang
tidak diinginkan
• Obat anestesi umum yang ideal mempunyai sifat-sifat antara lain pada
dosis yang aman mempunyai daya analgesik relaksasi otot yang cukup,
cara pemberian mudah, mulai kerja obat yang cepat dan tidak mempunyai
efek samping yang merugikan
Macam-macam Teknik Anestesi
Closed method
• Kunjungan pra anestesi pada bedah elektif dilakukan 1-2 hari sebelumnya, dan
pada bedah darurat sesingkat mungkin.
• Kunjungan pra anestesi pada pasien yang akan menjalani operasi dan
pembedahan baik elektif dan darurat mutlak harus dilakukan untuk
keberhasilan tindakan tersebut. Adapun tujuan kunjungan pra anestesi adalah :
• Anamnesis
• Pemeriksaan Fisik
• Pemeriksaan laboratorium dan penunjang lain
– Darah lengkap CT/BT, SGOT/SGPT
– Urine : protein, sedimen, reduksi
– Foto rongten ( thoraks )
– EKG
Premedikasi Anestesi
• Bahkan sekarang ini telah ditemukan remifentanil, suatu opioid yang paten
dan sangat cepat onsetnya, telah digunakan untuk meminimalkan depresi
pernapasan residual.
Induksi
• Gas ini tidak mempunyai sifat merelaksasi otot, oleh karena itu
pada operasi abdomen dan ortopedi perlu tambahan dengan zat
relaksasi otot.
• Beberapa keunggulan atrakurium dibandingkan dengan obat terdahulu antara lain adalah
• Metabolisme terjadi dalam darah (plasma) terutama melalui suatu reaksi kimia unik yang
disebut reaksi kimia hoffman. Reaksi ini tidak bergantung pada fungsi hati dan ginjal.
IDENTITAS PASIEN
• Nama : An. HW
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Usia : 14 tahun
• Berat Badan : 41 kg
• Agama : Kristen Protestan
• Alamat : Netar Sentani
• No. RM : 459269
• Diagnosis : Tonsilitis Kronik
ANAMNESIS
• GCS : E4V5M6 = 15
• Vital Sign : Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Suhu : 36,8C
Pernafasan : 18 x/menit
• Status Generalis :
Mulut : terdapat tonsil membesar (+), hiperemis, detritus(+)
Pemeriksaan Thorax
Jantung
Paru
Pemeriksaan Abdomen
Pemeriksaan Ekstremitas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Pemeriksaan 04-02-2018 Nilai normal
Darah Lengkap
Hemoglobin 11,6 11,5-15,5 g/dL
Leukosit 6.90 4800-10800/L
Hematokrit 33,4 35-45%
Eritrosit 4,27x106 4,0-4,2x106/
Trombosit 442000 150000-450000/L
MCV 77,1 80,0-99,0 fl
MCH 27,2 27,0-31,0 pg
MCHC 34,9 33,0-37,0 %
RDW 14.5 11,5-14,5 %
MPV 7.4 7,2-14,1 fl
CT 2.00 1-3 menit
BT 2.00 1-6 menit
Gol. Darah A
Kimia Klinik
SGOT 17 < 31 U/L
SGPT 8 < 32 U/L
Ureum 16,9 10-50 mg/dL
Creatinin 0,63 0,60-0,90 mg/dL
GDS 79 ≤ 200 mg/dL
Seroimmunologi
HbsAg Negatif Negatif
Status Anastesi
• PS.ASA :I
• Hari/tanggal : 06/02/2018
• Ahli Anastesiologi : dr. MS. Sp.An. KIC
• Ahli Bedah : dr. J, Sp.THT -KL
• Diagnosa Pra Bedah : Tonsilitis Kronik
• Diagnosa pasca Bedah : Tonsilitis Kronik
• Makan terakhir : 6 jam yang lalu
• TB : 150
• BB : 41 kg
• TTV :
TD : 120/80 mmHg
N : 82x/m
RR :18
Suhu : 36,8
SpO2 : 100% Airway bebas, thoraks simetris ikut gerak napas,
RR : 18
• B1 : Jalan Nafas - Pernapasan
Airway bebas
RR : 18 x/m
Mallampati : II
Suara napas vesikuler : +/+
Ronkhi :-/-
Wheezing : -/-
• B2 : Sirkulasi
Perfusi : hangat, kering, merah, Nadi :80x/m
COR : S1-S2 : Reguler, Murmur (-), Extrasystole (-)
• B3 : Kesadaran Compos mentis
Riwayat pingsan tidak ada
Pupil : isokhor
• B4 : Urogenitalia
Tidak terpasang kateter
Ureum : 16,6
Creatinin : 0,63
• B5 : Gastro intestinal
Perut datar, supel, bising usus (+), hepar dan lien tidak teraba
•
• B6 : Bone & Musculoskeletal
Edema (-), Deformitas (-), Fraktur
• Jenis Pembedahan : Tonsilectomy
• Indikasi operasi : obstruksi jalan nafas, Disfagia
• Lama Operasi : 12 :15 WIT – 13:25 WIT
• Jenis Anastesi : General Anastesi
• Teknik Anastesi : Inhalasi Semi Closed dengan
intubasi Endotraceal Tube no. 5,0
mm
• Pernafasan : kontrol respirasi
• Posisi : Supine
• Infus : RL
• Penyulit selama pembedahan :-
• Keadaan akhir pembedahan : Baik
• Tanda vital pada akhir pembedahan : TD : 110/70 N : 84x/m R: 21x/m
• Premedikasi : Midozolam 5 mg
Sulfas Atropin 0,25 mg
Fentanyl 50 mg
• Medikasi : Atracurium 10 mg
Pethidin 80 mg
Propofol 80 mg
Ketorolac 30 mg
• Maintanance : O2, Sevoflurane 1 MAC = 2
Observasi Durante Operasi
140
120
100
80
60
40 Sistol Diastol
Nadi
20
0
12:15 12:20 12:25 12:30 12:35 12:40 12:45 12:50 12:55 13:00 13:05 13:10 13:15 13:20 13:25
Terapi Cairan
Waktu Input Output
Perdarahan : ± 50 cc
Total 1500 cc 50 cc
Post Operasi
• Stabilisasi Pasien
• Pasien distabilkan di RR. Untuk menentukan kapan
pasien dapat dipindahkan ke ruang perawatan,
digunakan Skor Aldrete. Pada pasien didapatkan:
Aktivitas : dapat mengangkat 4 ekstremitas secara
sadar (skor 2)
Respirasi : dapat bernapas dalam dan batuk (skor 2)
Sirkulasi : tekanan darah ± 20 mmHg dari tekanan
darah pre-anestesi (skor 2)
Kesadaran : compos mentis (skor 2)
Saturasi oksigen : warna kulit kemerahan (skor 2)
Skor Aldrete 10, pasien dipindahkan ke ruangan Bedah
Pembahasan
• Seorang An. berusia 14 tahun dengan diagnose Tonsilitis
Kronis, dari anamnesis, pemeriksaan fisik didapatkan pada
Mulut tonsil terlihat membesar, Hiperemis dan adanya Detritus
dan pemeriksaam penunjang, pasien ini tergolong dalam PS
ASA 1, yakni penderita sehat secara fisik maupun mental (dari
hasil laboratorium didapatkan Hb: 11,6 g/dL),
Perdarahan : ± 50 cc
Total 1500 cc 50 cc
Pre Operatif
Kebutuhan : BB 41 Kg
Maintenance dan replacement (puasa ± 6 jam)
1-2 cc/KgBB/jam = 41-82 cc/jam = 246 – 492 cc/6 jam
Aktual cairan yang diberikan : RL 500 cc
• Sedangkan pada durante operasi pada pasien diberikan terapi cairan kristaloid
sebanyak 1000cc dengan menggunakan cairan RL pada pasien kebutuhan
cairan sebanyak 500 cc – 1000 cc, pada pasien ini diberikan sudah diberikan
cairan RL sebanyak 1000cc sudah terpenuhi dimana terjadi perdarahan sekitar
±50cc.
• Berdasarkan teori perdarahan 10% dari perkiraan volume darah tidak perlu
diberikan transfusi darah, apalagi Hb yang masih dalam batas toleransi (Hb =
11,0 g/dL).
KESIMPULAN
• Pemeriksaan pra anestesi memegang peranan penting pada setiap operasi
yang melibatkan anestesi. Pemeriksaan yang teliti memungkinkan kita
mengetahui kondisi pasien dan memperkirakan masalah yang mungkin
timbul sehingga dapat mengantisipasinya.
• Dalam kasus ini selama operasi berlangsung tidak ada hambatan yang
berarti baik dari segi anestesi maupun dari tindakan operasinya. Selama di
ruang pemulihan juga tidak terjadi hal yang memerlukan penanganan
serius.