You are on page 1of 26

REFERAT

DEMENSIA
Pembimbing:
dr. Wiwin Sundawiyani Sp.S
Oleh:
Andri Dwi Heryadi (2011730005)
Andi Silpia (2011730122)
Fadhlul Hazmi (2011730130)
M. Dicky Ardiana (2011730059)
Sri Ummi Kalsum Dj M (2011730104)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF


RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
DEFINISI
PPDGJ
sindroma akibat penyakit otak, biasanya bersifat kronik
atau progresif, serta terdapat gangguan fungsi luhur
(fungsi kortikal yang multipel), termasuk daya ingat,
daya pikir, daya orientasi, daya pemahaman, berhitung,
kemampuan belajar, berbahasa, dan kemampuan
menilai. Kesadaran tidak berkabut. Biasanya disertai
hendaya fungsi kognitif dan ada kalanya diawali
kemerosotan (deteriorasi) dalam pengendalian emosi,
perilaku sosial, atau motivasi.
Syarat utama penegakan diagnosis adalah bukti adanya
penurunan kemampuan, baik dalam daya ingat maupun
daya pikir seseorang sehingga mengganggu kegiatan
sehari-hari seperti yang tersebut di atas. Gejala dan
hendaya harus sudah nyata untuk sekurang-kurangnya
enam bulan
EPIDEMIOLOGI

 Prevalensi demensia semakin meningkat dengan bertambahnya usia.


KLASIFIKASI
Ciri Demensia Kortikal Demensia Subkortikal
Penampilan Siaga, sehat Abnormal, lemah
Aktivitas Normal Lamban
Sikap Lurus, tegak Bongkok, distonik
Cara berjalan Normal Ataksia, festinasi, seolah berdansa
Gerakan Normal Tremor, khorea, diskinesia
Output verbal Normal Disatria, hipofonik, volum suara lemah

Berbahasa Abnormal, parafasia, anomia Normal


Kognisi Abnormal (tidak mampu Tak terpelihara (dilapidated)
memanipulasi pengetahuan)
Memori Abnormal (gangguan belajar) Pelupa (gangguan retrieval)

Kemampuan visuo-spasial Abnormal (gangguan konstruksi) Tidak cekatan (gangguan gerakan)

Keadaan emosi Abnormal (tak memperdulikan, tak Abnormal (kurang dorongan drive)
menyadari)
Contoh Penyakit Alzheimer, Pick Progressive Supranuclear Palsy, Parkinson,
Penyakit Wilson, Huntington.
Demensia Senilis
Berdasarkan
umur
Demensia Prasenilis

reversibel
Perjalanan
Penyakit
irreversibel
ETIOLOGI

Demensia Kelainan Kelainan


Degeneratif Psikiatri Metabolik

Tumor Trauma Infeksi

Kelainan
jantung, Penyakit Obat-obatan
vaskuler, dan demielinisasi dan toksin
anoksia
Gambaran Klinik

Gangguan memori Gangguan orientasi Afasia

Gangguan fungsi
Apraksia Agnosia
eksekutif

Perubahan
Gangguan Lain
Kepribadian
Patofisiologi
• Berbagai jalur saraf yang menggunakan neurotransmitter
tertentu mengalami kerusakan pada demensia terutama
jalur kolinergik (asetilkolin), noradrenergik, dopaminergik,
serotoninergik dan peptidergik.
Jenis Neurotransmiter Jenis Fungsi Kognisi

Asetilkolin (Ach) Memory dan attention


Noradrenalin Mood, attention dan memory
(delayed recognition)
Serotonin (5-HT) Mood and arousal
Dopamin Sensory, motor dan spatial ability
Kehilangan neuron kolinergik
yang progresif

Penurunan Asetilkolin yang


progresif

Gangguan Kognisi, Aktifitas


sehari-hari, dan perilaku
DEMENSIA TIPE ALZHEIMER

Penyakit degeneratif otak yg progresif lambat

Gejala : gangguan fungsi kognitif

Onset dan berkembang secara lambat laun tapi pasti dalam beberapa tahun

Bisa pada usia 40 tahun, >> 60 tahun

Insiden ♀ = ♂

Etiologi : tidak diketahui jelas, diduga faktor genetik, imunologik, slow viral infection.

Diagnosa : CT-scan & EEG


DEMENSIA TIPE
ALZHEIMER Neuropatologi

Makroskopik
• Pada otak seseorang dengan
demensia alzheimer adalah
atrofi difus dengan pendataran
sulkus kortikal dan pembesaran
ventrikel serebral
Mikroskopik

• Gambaran klasik dan patognomonik  bercak-


bercak senilis, kekusutan neurofibriler,
hilangnya neuronal dan degenerasi
granulovaskular pada neuron
DEMENSIA
VASKULER

Penyebab utama
adalah penyakit
vaskular serebral ♂ >> ♀
yg multipel.

Pnyakit Infark dpt


kardiovaskular disebabkan oleh
 demensia plak
vaskular arterosklerosis.
DEMENSIA PENYAKIT
PICK

• Ditandai atrofi yang lebih banyak dalam


daerah frontotemporal.
• Lebih sering pada laki-laki
• Ditandai oleh perubahan kepribadian dan
perilaku, dengan fungsi kognitif lain yang
relatif bertahan
DEMENSIA
CREUTZFELDT JAKOB
• Merupakan penyakit degeneratif otak yang
jarang , yang disebabkan oleh agen progresif
secara lambat dan dapat ditransmisikan( agen
infektif), paling mungkin adalah suatu prion.
• Ditandai dengan degenerasi spongiosa pada
otak, karena tidak adanya respon imun
inflamasi.
• Masa inkubasi bisa relatif singkat atau lama(8-
16 tahun)
• Onset penyakit ditandai dengan
tremor,ataksia,myoklonus dan demensia
PENYAKIT BINSWANGER

• Sebagai ensefalopati arteriosklerotik kortikal


• ditandai dengan adanya banyak infark-infark
kecil pada substansia alba, jadi menyerang
daerah kortikal
DEMENSIA PENYAKIT
HUNGTINGTON

• Ditandai dgn perlambatan psikomotor


dan kesulitan melakukan tugas
kompleks, tetapi ingatan, bahasa, dan
tilikan tetap utuh.

• Beda dgn Demensia Alzhaimer :


tingginya insiden depresi & psikosis
gangguan koreoatetoid yg klasik
DEMENSIA PENYAKIT
PARKINSON

• Gangguan pada ganglia basalis


• 20 – 30% penderita Parkinson menderita demensia
• Gejala = gejala demensia Alzheimer
• Bradikinesia
Diagnosis

Anamnesis

Pemeriksaan Fisik

MMSE Hachinski Ischemic Score

Pemeriksaan penunjang

Laboratorium, Radiologi, EEG,


25-30 = Normal
21- 24 = gangguan kognitif ringan
10-20 = gangguan kognitif sedang
< 10 = berat
Untuk membedakan secara cepat antara demensia tipe
Alzheimer dengan tipe vaskuler sebagai berikut :
DIAGNOSIS BANDING
• Penurunan kognitif akibat usia
• Depresi
• Amnesia
• Retardasi mental
• Skizofrenia
Penatalaksanaan

Terapi non-farmakologi

Pendekatan untuk pengasuh

Pendekatan Tingkah Laku

Modifikasi Lingkungan

Pengembangan dan Perawatan Rutin

Intervensi Sensorik
PENATALAKSANAAN

Farmakoterapi
• Obat untuk demensia
– Cholinergic-enhancing agents
– Choline dan lecithin
– Neuropeptide, vasopressin dan ACTH
– Nootropic agents
– Dihydropyridine
PROGNOSIS
• Prognosis demensia vaskular lebih bervariasi
dari penyakit Alzheimer. Pasien dengan
penyakit alzheimer mempunyai angka harapan
hidup rata-rata 4-10 tahun sesudah diagnosis
dan biasanya meninggal dunia akibat infeksi
sekunder. Penyebab kematian lainnya untuk
demensia secara umum adalah komplikasi dari
demensia, penyakit kardiovaskular
dan berbagai lagi faktor seperti keganasan.6
KEPUSTAKAAN
• Maramis. 2005. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya : Airlangga University Press. Hal. 87-
92
• Nasrun Martina Wiwie S. 2010. Demensia. Dalam: Elvira Sylvia D, Hadisukanto. Buku Ajar
Psikiatri. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Hal.494-504.
• Mardjono, M., Sidharta, P.2006. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta:PT Dian Rakyat. Hal. 211-214
• Kelompok Studi Fungsi Luhur PERDOSSI.2004.Konsensus pengenalan dini dan
penatalaksanaan demensia vaskuler. Edisi 2. Jakarta : Eisai Hal. 1-7
• Direktorat Kesehatan Jiwa Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (1993). Pedoman
Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III. Jakarta. Departemen Kesehatan
RI Direktorat Jenderal Pelayanan Medik.
• Budiono, A., Julianti, R 2008.Demensia. Faculty of Medicine – University of Riau. Diakses pada
tanggal 12 Januari 2013 dari http://yayanakhyar.wordpress.com
• Guberman A. 1994. An Introduction to Clinical Neurology. Boston : Little Brown and Coy, Hal.
69.
• Gilroy J.1992.Basic Neurology Third Edition. New York : Pergamon press, Hal. 195.
• Andriyani, Nita.2012.Demesia.Diunggah dari Scribd, pada tanggal 12 Januri 2013.
http://id.scribd.com/doc/96268640/Demensia
• Rowland, Lewis P.2005. Merritt's Neurology, 11th Edition. New York, Columbia University
Medical Center Lippincott Williams & Wilkins. Hal. 772 – 780
• Despopoulos, Agamemnon M.D. 2003. Consciousness, Memory, Language in :Color Atlas of
Physiology 5th edition, New York : Thieme. Hal.336-337

You might also like