You are on page 1of 36

PEMBIMBING :

D R . N I M A D E A R I S U RYAT I , M . B I O M E D, S P. M
I K A D E K A D I PA R A M A R T H A 1302006014
I G U S T I AG U N G B E L L A J AYA N I N G R U M 1302006202
I N YO M A N P R A M U D I TA 1302006218
PENDAHULUAN

Glaukoma merupakan suatu neuropati optik kronis dan progresif, terkait dengan
kematian sel ganglion retina yang menghasilkan karakteristik pencekungan (cupping)
atau degenerasi saraf pangkal optik, penyempitan lapang pandang dan biasanya
disertai dengan peningkatan tekanan intraokular (TIO).

Mekanisme peningkatan TIO pada glaukoma membagi penyakit ini menjadi


Gangguan aliran keluar aqueous humor akibat kelainan sistem drainase sudut bilik
mata depan (glaukoma sudut terbuka)
Gangguan akses aqueous humor ke sistem drainase (glaukoma sudut tertutup).
Penelitian di Amerika menyebutkan glaukoma (baik sudut terbuka maupun sudut
tertutup) menjadi penyebab utama kebutaan di dunia setelah katarak, dengan
sekitar 8,4 juta orang buta akibat glaucoma.
Jumlah penyakit glaukoma di dunia diperkirakan ± 60,7 juta orang di tahun 2010
dan diprediksi akan menjadi 79,4 juta di tahun 2020.
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Glaukoma merupakan keadaan neuropati optik kronis yang di tandai dengan
penurunan lapang pandang akibat kerusakan papil nervus optikus, pengelihatan
kabur dan biasanya disertai dengan peningkatan tekanan intraokular (TIO).
KLASIFIKASI

Berdasarkan gangguan saluran aqueous humor, glaukoma dapat dibedakan menjadi


Glaukoma sudut terbuka
Glaukoma sudut tertutup
Berdasarkan Kausal glaucoma dibagi 2
 Glaukoma primer
 Glaukoma Sekunder
EPIDEMIOLOGI

World Health Organization (WHO) menyatakan prevalensi secara global gangguan


pengelihatan adalah 285 juta orang, 39 juta mengalami kebutaan, 246 juta
mengalami penurunan tajam pengelihatan.
Penelitian yang dilakukan di Amerika sekitar 8,4 juta orang di seluruh dunia buta
secara bilateral akibat glaukoma (4.472,083 glaukoma sudut terbuka dan
3.936.241 glaukoma sudut tertutup.
Glaukoma menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama, karena
menyebabkan gangguan penglihatan ireversibel yang menghambat pekerjaan
sehari-hari.
Glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua di seluruh dunia.
PATOFISIOLOGI
Tekanan intraokular normal berkisar 10-21 mmHg.
Tekanan intraocular yang meningkat dapat menyebabkan stres dan ketegangan
mekanis pada struktur posterior mata, terutama lamina kribrosa dan jaringan
sekitarnya.
Tekanan dan regangan akibat tekanan intraokular dapat menyebabkan kompresi,
deformasi, dan pemodelan ulang lamina kribrosa dengan kerusakan mekanis
aksonal dan gangguan transportasi aksonal yang mengganggu pengiriman faktor
trofik esensial ke sel ganglion retina dari target batang otak mereka.
Gangguan mikrosirkulasi, imunitas, excitotoxicity, dan stres oksidatif juga dapat
menyebabkan glaukoma.
Proses patologis saraf primer dapat menyebabkan neurodegenerasi sekunder pada
neuron dan sel saraf retina lainnya di jalur visual sentral dengan mengubah
lingkungannya dan meningkatkan kerentanan terhadap kerusakan.
FAKTOR RISIKO
Faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya glaukoma adalah :
 Usia
 Ras
 Riwayat keluarga
 Tekanan intraokular (TIO)
 Diabetes melitus
MANIFESTASI KLINIS
Gejala-gejala yang dapat ditemukan pada penderita glaukoma adalah:
 Biasanya asimtomatik sampai kehilangan tajam pengelihatan
 Kehilangan lapang pandang
 Pengelihatan seperti terowongan pada tahap terminal karena penglihatan tepi
hilang
 Biasanya bilateral, meski kehilangan penglihatan awalnya bisa mempengaruhi satu
mata saja
 Terdapat halo
 Glaukoma sekunder dapat menunjukkan gejala yang terkait dengan
penyebabnya
Tanda-tanda yang dapat ditemukan pada penderita glaucoma yaitu:
 Peningkatan TIO
 Kornea keruh
 Berkurangnya tajam pengelihatan
 Kehilangan lapang pandang, biasanya hanya terdeteksi pada pengujian perimetrik. Pola
karakteristik skotoma arkuata, diikuti dengan penglihatan terowongan pada stadium terminal
 Peningkatan rasio cup-to-disc
 Kelainan pupil aferen relatif (Marcus-Gunn pupil) jika neuropati optik glaucomatous
asimetris
Glaukoma sekunder dapat menunjukkan tanda-tanda yang terkait dengan penyebabnya
DIAGNOSIS
Diagnosis penyakit ini ditegakkan berdasarkan hasil yang didapat dari :
 Anamnesis
 Pemeriksaan pada Mata
- Tajam Pengelihatan
- Tonometri
- Pachymetry
- Gonioskopi
- Lapang Pandang
- Funduskopi
- Tes Provokasi
TATALAKSANA
Terapi Medikamentosa
- Golongan β-adrenergik Blocker
- Golongan α2-adrenergik Agonis
- Penghambat Karbonat Anhidrase (Asetasolamid Oral, Penghambat
kjKarbonat Anhidrase Topikal )
- Parasimpatomimetik
- Analog prostaglandin
- Penurunan Volume Vitreus
Terapi Bedah dan Laser
a. Iridektomi & Iridotomi Perifer
b. Trabekuloplasti Laser
c. Bedah Drainase Glaukoma
d. Tindakan Siklodestruktif
PROGNOSIS
Sebagian besar dari pasien Glaukoma Primer Sudut Terbuka akan memiliki
gangguan penglihatan di sepanjang hidup mereka.
Beragam insidens kebutaan sudah dilaporkan, diperkirakan kebutaan unilateral
terjadi sebanyak 27% dan kebutaan bilateral terjadi sebanyak 9%, 20 tahun
setelah diagnosis ditegakan.
Pengobatan dengan medikamentosa, laser, dan pembedahan untuk menurunkan TIO
sudah terbukti secara nyata memperlambat atau mungkin menghentikan progresivitas
dari perkembangan penyakit.
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama : HRR
Umur : 47 tahun
Tempat/Tgl Lahir : Bangkalan, 18 Agustus 1968
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Banjar Candi Kuning Bedugul Tabanan
Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Jawa/ Indonesia
Pekerjaan : Swasta
Status : Menikah
Nomor RM : 15044129
ANAMNESIS
A. Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan Utama :
Pandangan kabur
Lokasi :
pada kedua mata
Kronologis dan onset :
Pasien datang ke poliklinik Mata RSUP Sanglah pada tanggal 19 desember 2017 dengan keluhan
pandangan kabur sejak sebulan yang lalu. Awalnya pada pasien merasa pandangan kabur pada kedua
mata terutama pada mata kiri
Kualitas:
pandangan pasien kabur sampai mengganggu aktivitas sehari-hari.
Keluhan lain :
Pasien juga mengeluh melihat bayangan pelangi jika melihat ke sumber cahaya. Keluhan ini dirasakan hampir
setiap hari. Keluhan ini muncul sesaat setelah meminum obat metilprednisolone yang didapat dari dokter
kulit dan kelamin. Keluhan mata berair, merah dan nyeri disangkal oleh pasien.
B. Riwayat Penyakit Terdahulu
Pasien baru kali ini mengeluh keluhan sakit mata,sebelumnya pasien terdiagnosa oleh
Bagian kulit kelamin dengan Morbus Hansen tipe BL + ENL Ringan sedang dan diterapi
dengan kortikosteroid yaitu metilprednisolone.Pasien tidak memiliki riwayat alergi pada obat
maupun makanan,riwayat asma hipertensi dan diabetes mellitus disangkal.
C. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien.
Riwayat diabetes milletus, hipertensi, maupun penyakit menahun lainnya ada keluarga
disangkal oleh pasien.
D. Riwayat Penyakit Sosial
Pasien merupakan seorang pegawai swasta,sehari-harinya pasien mengaku tidak
jarang terpapar debu maupun asap.Pasien juga tidak pernah terpapar sinar matahari secara
berlebihan
PEMERIKSAAN FISIK
Status Present
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis (E4V5M6)
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 84x/menit
Respirasi : 16x/menit
Suhu : 36 °C
VAS : 0 (tidak ada nyeri)
Status General
Mata : dijelaskan pada status ophthalmology
THT : kesan tenang
Mulut : sianosis (-)
Leher : pembesaran kelenjar (-)
Thoraks : simetris (+)
Cor : S1S2 tunggal, regular, murmur (-)
Pulmo : vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)
Abdomen : distensi (-), bising usus (+) normal
Ekstremitas : Hangat + + Edema - -
Hbxabdygcuwgeciugc + + - -
PEMERIKSAAN FISIK KHUSUS
Status Ophthalmology
Lapang
Pandang

Refleks Funduskopi Refleks


fundus(+) fundus(+)
OD OS
USULAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
Aplanasi Goldmann
Funduskopi
Gonioskopi
Perimetry

DIAGNOSIS KERJA
ODS Susp Secondary Glaucoma et causa Steroid induced
PENATALAKSANAAN
Terapi farmakologi
Glaucon (acetazolamide) 3 x 250 mg
Aspar K 2x 1 tab
Timol ed 2x1 gtt ODS
Non Farmakologi dan Surgikal
a. Iridektomi & Iridotomi Perifer
b. Trabekuloplasti Laser
c. Bedah Drainase Glaukoma
d. Tindakan Siklodestruktif
KIE
Memberikan pengertian pada pasien tentang penyakitnya
Menjelaskan prosedur terapi yang bisa dilakukan
Menjelaskan komplikasi yang dapat muncul
Menjelaskan prognosis penyakit pasien
PROGNOSIS
Ad vitam : bonam.
Ad fungsionam : dubius ad bonam.
Ad sanationam : dubius ad bonam.
PEMBAHASAN
Penegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis, gejala klinis, dan pemeriksaan
mata pasien.
Berdasarkan anamnesis pada pasien didapatkan keluhan pandangan kabur pada
kedua mata sudah sejak 1 bulan. Penurunan tajam penglihatan dirasakan perlahan
dan semakin memberat pada kedua mata sampai mengganggu aktivitas sehari –
hari.
o Faktor risiko glaukoma yang salah satunya yaitu usia  dari anamnesis, pasien
merupakan seorang laki-laki yang berusia 47 tahun.
o Pada pemeriksaan mata, hasil yang didapatkan berupa adanya peningkatan
TIO pada mata kiri, berkurangnya tajam penglihatan pada mata kiri,
o Berdasarkan pemeriksaan mata pada pasien, ditemukan penurunan tajam
pengelihatan yaitu 6/18 pada mata kanan dan 3/60 pada mata kiri dan tidak
mengalami perbaikan dengan pin hole.
o Terdapat peningkatan TIO pada kedua mata yaitu sebesar 28 pada mata
kanan, sedangkan pada mata kiri 32.
o Penatalaksanaan glaukoma ini dapat dilakukan dengan pemberian terapi
medikamentosa. Terapi medikamentosa dapat diberikan obat dari golongan β-
adrenergik Blocker yang dapat digunakan sebagai monoterapi atau dengan
kombinasi obat yang lain, dapat diberikan juga obat dari golongan α2-adrenergik
agonis, penghambat karbonat anhydrase seperti asetazolamid oral 3x250 mg
o Pasien mendapatkan obat Aspar K 2x1 tab. Pada pasien ini diberikan terapi
medikamentosa berupa timol ed 2x1 gtt ODS, dimana obat ini merupakan β-
adrenergik non selektif baik β1 atau β2 dan tidak memiliki aktivitas
simpatomimetik yang dapat menurunkan tekanan intraokuler sekitar 20-30%, serta
obat ini merupakan terapi inisial baik secara tunggal atau kombinasi dengan obat
lain.
KESIMPULAN
o Glaukoma sekunder merupakan salah satu jenis glaucoma,dimana salah satu
penyebabnya oleh penggunaan steroid.
o Secara epidemiologi jumlah penyakit glaukoma di dunia oleh World Health
Organization (WHO) diperkirakan ± 60,7 juta orang di tahun 2010, akan
menjadi 79,4 juta di tahun 2020. Glaukoma sudut terbuka primer menyumbang
sekitar 74% dari semua kasus glaukoma.
o Gejala-gejala yang dapat ditemukan pada penderita glaukoma adalah
kehilangan tajam penglihatan, kehilangan lapang pandang, biasanya bilateral,
meski kehilangan penglihatan awalnya bisa mempengaruhi satu mata saja,
terdapat halo, peningkatan TIO,
o Diagnosis penyakit ini ditegakkan berdasarkan hasil yang didapat dari
anamnesis dan pemeriksaan oftalmologi.
o Pengobatan glaukoma terutama ditujukan untuk menurunkan TIO melalui obat-
obatan ataupun pembedahan.

You might also like