Professional Documents
Culture Documents
D R . N I M A D E A R I S U RYAT I , M . B I O M E D, S P. M
I K A D E K A D I PA R A M A R T H A 1302006014
I G U S T I AG U N G B E L L A J AYA N I N G R U M 1302006202
I N YO M A N P R A M U D I TA 1302006218
PENDAHULUAN
Glaukoma merupakan suatu neuropati optik kronis dan progresif, terkait dengan
kematian sel ganglion retina yang menghasilkan karakteristik pencekungan (cupping)
atau degenerasi saraf pangkal optik, penyempitan lapang pandang dan biasanya
disertai dengan peningkatan tekanan intraokular (TIO).
DIAGNOSIS KERJA
ODS Susp Secondary Glaucoma et causa Steroid induced
PENATALAKSANAAN
Terapi farmakologi
Glaucon (acetazolamide) 3 x 250 mg
Aspar K 2x 1 tab
Timol ed 2x1 gtt ODS
Non Farmakologi dan Surgikal
a. Iridektomi & Iridotomi Perifer
b. Trabekuloplasti Laser
c. Bedah Drainase Glaukoma
d. Tindakan Siklodestruktif
KIE
Memberikan pengertian pada pasien tentang penyakitnya
Menjelaskan prosedur terapi yang bisa dilakukan
Menjelaskan komplikasi yang dapat muncul
Menjelaskan prognosis penyakit pasien
PROGNOSIS
Ad vitam : bonam.
Ad fungsionam : dubius ad bonam.
Ad sanationam : dubius ad bonam.
PEMBAHASAN
Penegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis, gejala klinis, dan pemeriksaan
mata pasien.
Berdasarkan anamnesis pada pasien didapatkan keluhan pandangan kabur pada
kedua mata sudah sejak 1 bulan. Penurunan tajam penglihatan dirasakan perlahan
dan semakin memberat pada kedua mata sampai mengganggu aktivitas sehari –
hari.
o Faktor risiko glaukoma yang salah satunya yaitu usia dari anamnesis, pasien
merupakan seorang laki-laki yang berusia 47 tahun.
o Pada pemeriksaan mata, hasil yang didapatkan berupa adanya peningkatan
TIO pada mata kiri, berkurangnya tajam penglihatan pada mata kiri,
o Berdasarkan pemeriksaan mata pada pasien, ditemukan penurunan tajam
pengelihatan yaitu 6/18 pada mata kanan dan 3/60 pada mata kiri dan tidak
mengalami perbaikan dengan pin hole.
o Terdapat peningkatan TIO pada kedua mata yaitu sebesar 28 pada mata
kanan, sedangkan pada mata kiri 32.
o Penatalaksanaan glaukoma ini dapat dilakukan dengan pemberian terapi
medikamentosa. Terapi medikamentosa dapat diberikan obat dari golongan β-
adrenergik Blocker yang dapat digunakan sebagai monoterapi atau dengan
kombinasi obat yang lain, dapat diberikan juga obat dari golongan α2-adrenergik
agonis, penghambat karbonat anhydrase seperti asetazolamid oral 3x250 mg
o Pasien mendapatkan obat Aspar K 2x1 tab. Pada pasien ini diberikan terapi
medikamentosa berupa timol ed 2x1 gtt ODS, dimana obat ini merupakan β-
adrenergik non selektif baik β1 atau β2 dan tidak memiliki aktivitas
simpatomimetik yang dapat menurunkan tekanan intraokuler sekitar 20-30%, serta
obat ini merupakan terapi inisial baik secara tunggal atau kombinasi dengan obat
lain.
KESIMPULAN
o Glaukoma sekunder merupakan salah satu jenis glaucoma,dimana salah satu
penyebabnya oleh penggunaan steroid.
o Secara epidemiologi jumlah penyakit glaukoma di dunia oleh World Health
Organization (WHO) diperkirakan ± 60,7 juta orang di tahun 2010, akan
menjadi 79,4 juta di tahun 2020. Glaukoma sudut terbuka primer menyumbang
sekitar 74% dari semua kasus glaukoma.
o Gejala-gejala yang dapat ditemukan pada penderita glaukoma adalah
kehilangan tajam penglihatan, kehilangan lapang pandang, biasanya bilateral,
meski kehilangan penglihatan awalnya bisa mempengaruhi satu mata saja,
terdapat halo, peningkatan TIO,
o Diagnosis penyakit ini ditegakkan berdasarkan hasil yang didapat dari
anamnesis dan pemeriksaan oftalmologi.
o Pengobatan glaukoma terutama ditujukan untuk menurunkan TIO melalui obat-
obatan ataupun pembedahan.