You are on page 1of 36

INTENSIVE CARE UNIT

RSUD Dr. M HAULUSSY AMBON


Pendahuluan
Proses homeostatis normal → pH darah normal

Paru-paru Mengatur pH darah tetap


Ginjal normal

Ginjal: 30-50 mEq ion H+


Metabolisme

Paru-paru: 1,2 mEq ion H+


GANGGUAN ASAM-BASA DAPAT DIBAGI ATAS
4 MACAM :

1. ASIDOSIS METABOLIK
2. ALKALOSIS METABOLIK
3. ASIDOSIS RESPIRATORIK
4. ALKALOSIS RESPIRATORIK
Definisi
 Asidosis: Suatu keadaan dimana darah terlalu
banyak mengandung asam.

 Asidosis respiratorik: keasaman darah yang berlebihan


karena penumpukan karbondioksida dalam darah
sebagai akibat dari fungsi paru-paru yang buruk atau
pernafasan yang lambat.

 Asidosis metabolik: keasaman darah yang berlebihan,


yang ditandai dengan rendahnya kadar bikarbonat
dalam darah.
 Alkalosis: Suatu keadaan dimana darah terlalu banyak
mengandung basa

 Alkalosis Respiratorik: suatu keadaan dimana darah


menjadi basa karena pernafasan yang cepat dan dalam,
sehingga menyebabkan kadar karbondioksida dalam
darah menjadi rendah.

 Alkalosis Metabolik: suatu keadaan dimana darah dalam


keadaan basa karena tingginya kadar bikarbonat
Penyebab
 Asidosis respiratorik terjadi jika paru-paru tidak dapat
mengeluarkan karbondioksida secara adekuat. Hal ini
dapat terjadi pada penyakit-penyakit berat yang
mempengaruhi paru-paru,seperti:
1. Emfisema
2. Bronkitis kronis
3. Pneumonia berat
4. Edema pulmoner
5. Asma.
2. Asidosis Metabolik
Penyebab utama dari asidosis metabolik:
 Gagal ginjal
 Asidosis tubulus renalis (kelainan bentuk ginjal)
 Ketoasidosis diabetikum
 Asidosis laktat (bertambahnya asam laktat)
 Bahan beracun seperti etilen glikol, overdosis salisilat,
metanol, paraldehid, asetazolamid atau amonium klorida
 Kehilangan basa (misalnya bikarbonat) melalui saluran
pencernaan karena diare, ileostomi
3. Alkalosis Respiratorik
Perangsangan sentral terhadap pernafasan
 Keadaan hipermetabolik : demam, tirotoksikosis
 Hiperventilasi psikogenik yang disebabkan oleh stress
emosional
 Gangguan SSP
 Cedera kepala atau gangguan pembuluh darah otak
 Tumor otak
 Intoksikasi salisilat (awal)
Hipoksia
 Pneumonia, asma, edema paru
 Gagal jantung kongestif
4. Alkalosis Metabolik
Penyebab utama akalosis metabolik:
 Penggunaan diuretik (tiazid, furosemid, asam
etakrinat)
 Kehilangan asam karena muntah atau
pengosongan lambung
 Kelenjar adrenal yang terlalu aktif (sindroma
Cushing atau akibat penggunaan
kortikosteroid).
Analisa Gas Darah
Pengertian:
Suatu pemeriksaan analisa gas darah melalui darah
arteri

Tujuan:
 Untuk mengetahui asam basa dalam tubuh
 Untuk mengetahui kadar oksigen dalam tubuh
 Untuk mengetahui kadar CO2 dalam tubuh
Analisa gas darah harus dihubungkan dgn :
 Riwayat penyakit
 Pemeriksaan fisik
 Data lab. Lain (darah rutin, elektrolit, dll)

Syarat AGD :
 Tepat dalam penafsiran (interpretasi)
 Tepat dalam pengambilan contoh darah
Lokasi pengambilan:
 Arteri radialis
 Arteri brachialis
 Arteri femoralis
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan AGD:
 Gelembung udara
 Antikoagulan
 Metabolisme
 Suhu
Komponen Analisa Gas Darah
 PH (normal : 7,35 – 7,45)
PH menggambarkan konsentrasi ion H+ dalam tubuh.
Ada peningkatan atau penuruna ion H+ akan
mempengaruhi stabilitas dari PH cairan tubuh. Bila
ion H+ meningkat PH akan rendah dan bila ion H+
menurun PH akan meningkat.
 PaCO2 (normal : 35 – 45 mmhg)
PCO2merupakan ukuran tekanan parsial CO2dalam
darah. PCO2menunjukkankondisi ventilasi. Semakin
cepat dan dalam klien bernapas, semakin banyak CO2
yang dikeluarkan dan PCO2 pun akan turun. PCO2
dalam darah merupakan stimulus utama bagi pusat
pernapasan di otak. Apabila PCO2 naik, maka
pernapasan akanterstimulasi. Jika PCO2naik terlalu
tinggi dan paru-paru tidak dapat
mengkompensasinya, maka akan terjadi koma.
 PaO2 (normal : 80 – 100 mmhg)
PaO2 adalah tekanan yang ditimbulkan oleh oksigen
yang terlarut dalam darah. PaO2 akan memberikan
petunjuk cukup tidaknya oksigenisasi darah arteri

 Base Ekses
Menggambarkan secara langsung kelebihan basa kuat
/ kekurangan asam tetap atau kekurangan basa /
kelebihan asam.Bila nilai positif menunjukkan
kelebihan basa dan bila nilai negatif menunjukkan
kelebihan asam
 Sat. O2 (normal: 96-100%)
Derajat kejenuhan Hb dengan oksigen. Sat O2 sangat
membantu untuk menghitung kandungan oksigen
dalam darah.
 HCO3-(asam bikarbonat). HCO3- adalah ukuran dari
komponen metabolic dari keseimbangan asam-basa
dan diatur oleh ginjal
Nilai normal :

PO2 : 80 – 100 mmHg


pH : 7.35 – 7.45
PCO2 : 35 – 45 mmHg
HCO3 : 22 – 26 mMol/L
B.E : -2 - + 2
Cara membaca data gas darah
1. Tentukan asidosis atau alkalosis
Baca pH  pH < 7.35 : asidosis
pH > 7.45 : alkalosis

2. Tentukan penyebab primer


Respiratorik atau Metabolik
PCO2 :Respiratorik
HCO3 : Metabolik
Baca PCO2  searah pH  Respiratorik
Baca HCO3  searah pH  Metabolik
3. Tentukan apakah sudah ada kompensasi
Baca pCO2 atau HCO3 yang searah atau
berlawanan dengan pH.
Bila searah pH  penyebab primer
Bila berlawanan pH  ada kompensasi
ASIDOSIS PEMERIKSAAN ALKALOSIS
<7,35 pH >7,45

>45 PCO2 <35

<22 HCO3 >26


Pemeriksaan AGD
1. Persiapan alat.
1) Baki (Troli) yang berisi antara lain:
• 1 buah spuit 1 cc yang disposible.
• Gabus / karet sebagai penutup jarum.
• 2 lembar kain kassa steril.
• Bengkok, plester, gunting.
• Kapas alkohol
• Kantong plastik berisi es bila pengirimannya
jauh.
• Heparin injeksi 5000 unit
2) Spuit 1 cc diisi dengan heparin asal membasahi
dinding spuit untuk mencegah terjadinya pembekuan
darah. Heparin tidak boleh terlalu banyak dapat
mempengaruhi hasil pemeriksaan.
2. Memberitahukan pasien tentang tujuan daripada
pengambilan darah arteri yang akan di pungsi.
3. Memilih arteri yang akan di pungsi.
4. Menyiapkan posisi pasien :
1) Arteri Radialis :
• Pasien tidur semi fowler dan tangan
diluruskan.
• Meraba arteri kalau perlu tangan boleh
diganjal atau ditinggikan.
• Arteri harus benar-benar teraba untuk
memastikan lokalisasinya.
2) Arteri Brachialis
Posisi pasien semi fowler, tangan di
hyperextensikan / diganjal dengan siku.
3) Arteri Femoralis
Posisi pasien flat
5. Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
perasat
6. Raba kembali arteri untuk memastikan adanya
pulsasi daerah yang akan ditusuk sesudah dibersihkan
dengan kapas alkohol secara sirkuler. Setelah 30 detik
kita ulangi dengan kapas alkohol dan tunggu hingga
kering.
7. Lokalisasi arteri yang sudah dibersihkan difiksasi
oleh tangan kiri dengan cara kulit diregangkan dengan
kedua jari telunjuk dan jari tengah sehingga arteri
yang akan ditusuk berada di antara 2 jari tersebut.
8. Spuit yang sudah di heparinisasi pegang seperti
memegang pensil dengan tangan kanan, jarum
ditusukkan ke dalam arteri yang sudah di fiksasi tadi.
1) Pada arteri radialis posisi jarum ± 45 derajat
2) Pada arteri brachialis posisi jarum 60 derajat
3) Pada arteri femoralis posisi jarum 90 derajat

Sehingga arteri ditusuk, tekanan arteri akan


mendorong penghisap spuit sehingga darah dengan
mudah akan mengisi spuit, tetapi kadang-kadang
darah tidak langsung keluar. Kalau terpaksa dapat
menghisapnya secara perlahan-lahan untuk mencegah
hemolisis. Bila tusukan tidak berhasil jarum jangan
langsung dicabut, tarik perlahan-lahan sampai ada
dibawah kulit kemudian tusukan boleh diulangi lagi
kearah denyutan.
9. Sesudah darah diperoleh sebanyak 2 cc jarum kita
cabut dan usahakan posisi pemompa spuit tetap untuk
mencegah terhisapnya udara kedalam spuit dan segera
gelembung udara dikeluarkan dari spuit
10. Ujung jarum segera ditutup dengan gabus / karet.
11. Bekas tusukan pungsi arteri tekan dengan kapas
alkohol
12. Memberi etiket laboratorium dan mencantumkan
nama pasien, ruangan tanggal dan jam pengambilan,
suhu dan jenis pemeriksaan.
13. Bila pengiriman / pemeriksaannya jauh, darah
dimasukkan kantong plastik yang diisi es supaya
pemeriksaan tidak berpengaruh oleh suhu udara luar.
14. Kembali mencuci tangan setelah selesai melakukan
perasat.
Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum dan sesudah
melakukan pengambilan darah.
1. Daerah pengambilan darah sebaiknya pada tempat
yang bergantian / selang-seling untuk mencegah
terjadinyakerusakan pada pembuluh darah
2. Apabila menggunakan obat lokal anesthesi harus ditest
terlebih dahulu untuk menghindari terjadinya reaksi
alergi oleh karena obat tersebut.
3. Warna merah darah dapat merupakan petunjuk baik /
buruknya dari darah arteri. Pasien PPOM dengan nilai
PaO2 rendah darah berwarna lebih gelap biasanya
mengandung lebih rendah O2.
4. Bila mungkin cegahlah penusukan pada arteri
femoralis.
5. Apabila diperlukan pengambilan darah melalui arteri
radialis perlu diketahui dahulu adanya kolateral arteri
ulnaris dengan cara percobaan Allen (test Allen).
 Untuk melakukan test Allen, lakukan penekanan pada
kedua denyutan radialis dan ulnaris dari salah satu
pergelangan tangan pasien sampai denyutannya
hilang. Tangan menjadi pucat karena kurangnya
sirkulasi ke tangan. Lepaskan tekanan pada arteri
ulnaris. Jika tangan kembali normal dengan cepat
(tangan akan kemerahan dalam 10 detik), hasil test
dinyatakan negatif dan penusukan arteri dapat
dilakukan pada pergelangan tangan tersebut. Jika
setelah dilakukan pelepasan tekanan pada arteri
ulnaris tangan tetap pucat, artinya sirkulasi ulnaris
tidak adekuat. Hasil test dinyatakan positif dan
pergelangan tangan yang lain harus di-test. Bila hasil
test pada kedua pergelangan tangan adalah positif,
arteri femoralis harus dieksplorasi.
Contoh Kasus
John S, 22 tahun, dibawa ke UGD akibat overdosis
obat antidepresan trisiklik. Dia dalam keadaan tidak
sadar dan laju pernafasan 5 hingga 8 per menit. Nilai
AGD sebagai berikut :
• pH : 7,25
• PaCO2 : 61 mm Hg
• Tekanan parsial oksigen arteri (PaO2) : 76 mm Hg
• HCO3- : 26 mm Hg
• Oxygen saturation (SaO2) : 89 %
Asidosis pH 7,35 – 7,45

Respiratorik PCO2 45 - 35

HCO3 22 - 26

Interpretasi:
pH : 7,25 → Asidosis
PaCO2 : 61 mmHg → searah dengan pH
HCO3 : 26 mm Hg→ Normal

Kesimpulan: Asidosis Respiratorik tanpa kompensasi


Contoh Kasus
A B C D E F
pH 7.27 7.25 7.52 7.53 7.26 7.48

pCO2 60 40 25 41 22 21

HCO3 20 16 22 31 10 13

BE +2 -10 -2 +8 -15 -8
Interpretasi A
pH 7,35 – 7,45
PCO2 45 - 35
HCO3 22 - 26

Interpretasi:
pH : 7,27 → Asidosis
PCO2 : 60 → searah dengan pH → Respiratorik
HCO3: 20 →
Kesimpulan: Asidosis Respiratorik

You might also like