Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin
RSUD RAA Soewondo Pati Periode 12 Februari – 17 Maret 2018 Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara Dermatitis • Definisi Peradangan kulit (epidermis dan dermis) sebagai respon terhadap pengaruh faktor eksogen dan endogen kelainan klinis (eritema, edema, papul, vesikel, skuama, likenifikasi serta keluhan gatal. • Etiologi : - Eksogen bahan kimia (detergen, asam basa). - Fisik suhu - Mikroorganisme bakteri, jamur - Endogen dermatitis atopi Gejala klinis • Keluhan umum gatal • Kelainan kulit bergantung pada stadium penyakit. • Penyebaran dapat setempat, generalisata dan universalis. • Ada 3 stadium : 1. stadium akut, 2. stadium subakut, 3. stadium kronis • Tatalaksana : - Atasi penyebabnya - Terapi simptomatik = mengurangi gejala & menekan peradangan. • Terapi Sistemik kasus ringan (antihistamin), kasus berat (kortikosteroid) • Terapi topikal, prinsipnya Dermatitis akut/basah (obati secara basah/kompres terbuka), subakut (bedak kocok, krim, pasta atau pasta pendingin. Dermatitis Kontak • Dermatitis kontak adalah dermatitis yang disebabkan oleh zat/bahan tertentu yang menempel pada kulit Dermatitis kontak iritan & Dermatitis kontak alergi. Dermatitis Kontak Iritan • Definisi Suatu reaksi perangan kulit non-imunologik yang terjadi langsung tanpa didahului proses sensitasi. • Bahan yang bersifat iritan (detergen) • Dermatitis kontak iritan dapat diderita semua orang dari berbagai golongan umur, terutama yang berkaitan dengan pekerjaan. • Gejala Klinis (bergantung pada sifat iritan) iritan kuat (gejala akut), iritan lemah (gejala kronik. • Klasifikasi DKI DKI Akut, DKI Akut Lambat, DKI Kumulatif, Reaksi Iritan, DKI Traumatik, DKI non- eritematosa, DKI Subyektif. • DD : Dermatitis atopi, dermatitis kontak alergi, dermatitis stasis. • PP : Uji tempel (patch test) • Tatalaksana : Menghindari pajanan terhadap iritan, pelembab, peradangan kulit kortikosteroid topikal. • Prognosis baik. • Dermatitis Kontak Alergi • Dermatitis yang diperantarai oleh reaksi hipersensitivitas tipe lambat (tipe IV) kontak dengan bahan alergen. • Bahan kimia sederhana dengan berat molekul rendah (hapten), bersifat lipofilik, sangat reaktif, dan dapat menembus stratum korneum. • Hanya mengenai orang dengan keadaa kulit yang sangat peka (hipersensitif) • Gejala klinis pasien umumnya mengeluh gatal, kelainan kulit bergantung pada keparahan dan lokalisasinya, Lesi akut (bercak eritematosa berbatas tegas, diikuti edema, papulovesikel, vesikel atau bulla pecah erosis eksudasi), Lesi kronik (kulit kering, skuama, papul, likenifikasi, fissura serta batasnya tidak tegas. • Predileksi : tangan, lengan, wajah, telinga, leher, badan, genitalia, paha dan tungkai bawah. • DD : DKI, dermatitis atopi, dermatitis numular, psoriasis, dermatitis stasis. • PP : Uji tempel (patch test) • Tatalaksana : hindari kontak ulang dengan alergen, peradangan akut kortikosteroid sistemik jangka pendek, terapi topikal kompres dgn NaCl atau larutan asam salisilat 1:1000. • Dermatitis Atopi • Peradangan kulit berupa dermatitis yang kronis residif, disertai rasa gatal, dan mengenai bagian tubuh tertentu terutama di wajah (fase infantil) & fleksural ekstremitas (fase anak). • Faktor yang berperan Faktor genetik, lingkungan, sawar kulit, imunologik, psikologis. • Gejala Klinis Umumnya kulit kering & gatal, manifestasi & predileksi DA pada masing-masing fase berbeda, ada 3 fase (Fase infantil, fase anak, dan fase remaja & dewasa) • DD : Fase bayi (dermatitis seboroik, dermatitis popok, psoriasis), fase anak ( dermatitis numularis, dermatitis intertriginosa, dermatitis kontak), fase dewasa (neurodermatitis) • PP : Kadar IgE serum • Tatalaksana : hindari faktor pencetus / alergen, terapi topikal kortikosteroid (untuk bayi dan anak golongan VII-VI), Pelembab, Obat penghambat kalsineurin (primekrolimus atau takrolimus), terapi sistemik Antihistamin, obat imunosupresi : kortikosteroid, siklosporin. Diagnosis • Kriteria William : 1. Harus ada : kulit yang gatal (tanda garukan pada anak kecil) 2. Ditambah 3 atau lebih tanda berikut : • Riwayat perubahan kulit / kering difossa kubiti, fossa poplitea, bagian anterior dorsum pedis, atau sekitar leher (termasuk kedua pipi pada anak < 10 tahun). • Riwayat asma atau hay fever pada anak (riwayat atopi pada anak < 4 tahun pada generasi-1 dalam keluarga). • Riwayat kulit kering sepanjang akhir tahun. • Dermatitis fleksural (pipi, dahi, dan paha bagian lateral pada anak < 4 tahun). • Awitan dibawah usia 2 tahun (tidak dinyatakan pada anak < 4 tahun) • Dermatitis Numularis • Peradangan kulit yang bersifat kronis, ditandai dengan lesi berbentuk mata uang (koin) atau agak lonjong (oval), berbatas tegas, dengan efloresensi berupa papulovesikel yang biasanya mudah pecah hingga basah (oozing). • Belum diketahui pasti etiloginya. • Pria > wanita. Usia puncak awitan antara 50-65 tahun. • Gambaran Klinis sangat gatal, lesi akut berupa plak eritematosa berbentuk koin dengan batas tegas yang terbentuk dari papul dan papulovesikel yang berkonfluens vesikel pecah dan terjadi eksudasi berbentuk pin point mengering jadi krusta kekuningan, penyembuhan di mulai dari tengah, dalam 1-2 minggu lesi memasuki fase kronik berupa plak dengan skuama dan likenifikasi. • Jumlah lesi dapat hanya satu atau multipel dan tersebar pada ekstremitas bilateral atau simetris. • DD : DKA, DA, psoriasis • Tatalaksana : kulit kering emolien, lini pertama : kortikosteroid topikal potensi menengah hingga kuat dengan krim vehikulum atau salap, preparat ter (LCD 5- 10%) atau calcineurin inhibitor, Lesi Eksudatif kompres dengan larutan permanganas kalikus, infeksi bakteri antibiotik, pruritus antihistamin oral. • Neurodermatitis Sirkumskripta • Peradangan kulit kronis, gatal, sirkumskrip, ditandai dengan kulit tebal dan garis kulit tampak lebih menonjol (likenifikasi) akibat garukan atau gosokan berulang-ulang. Sinonim : Lichen Simplex Chronicus • Etiologi : rasa gatal timbul akibat penyebab yang mendasari, misalnya : GGK, hipertiroid, DA, DKA, gigitan serangga, aspek psikologi, emosi. • Dewasa usia 30-50 tahun. Perempuan > laki2. • Predileksi : lesi dapat timbul dimana saja. • Gejala Klinis : sangat gatal, lesi biasanya tunggal, bagian tengah berskuama & menebal, likenifikasi, ekskoriasi, skuama, daerah sekitar hiperpigmentasi, batas dengan kulit normal tidak jelas, gambaran klinis dipengaruhi oleh lokasi dan lamanya lesi, variasi klinis neurodermatitis prurigo nodularis. • DD : Dermatitis atopi disertai likenifikasi, psoriasis, liken planus hipertrofik. • Tatalaksana : hindari menggaruk, antipruritus antihistamin, kortikosteroid topikal (potensi kuat), kombinasi steroid dengan ter, obati penyakit yang mendasari (bila ada). • Dermatitis Statis • Suatu peradangan menahun pada tungkai bawah karena insufisiensi dan hipertensi vena yang bersifat kronis. • Merupaka akibat dari penimbunan darah dan cairan di bawah kulit, sehingga cenderung pada penderita vena varikosa (varises) dan pembengkakan (edema). • Gejala Klinis : Biasanya timbul di pergelangan kaki. Pada awalnya kulit menjadi merah dan setelah beberapa lama warna kulit berubah kehitaman dan purpura, kelainan mulai dari derah maleolus dan meluas keatas sampai lutut dan kebawah sampai ke punggung kaki lesi berkembang sehingga terbentuk skuama, eksudasi, gatal lama-kelamaan akan menjadi tebal dan fibrotik sehingga tampak seperti botol terbalik (lipodermatosklerosis). Dapat terjadi komplikasi seperti ulkus venosum, ulkus varikosus dan selulitis • Tatalaksana: mengangkat kaki dalam posisi yang lebih tinggi dari dada, menggunakan kaki penyangga varises saat beraktifitas, lesi yang basah harus dikompres hingga kering, inflamasi dan gatal kortikosteroid topikal (hindari pemakaian berulang), infeksi antibiotik, Pelembab. • Dermatitis Seboroik • kelainan kulit papuloskuamosa kronis dengan predileksi di daerah kaya kelenjar sebasea, skalp, wajah, dan badan. • Peranan kelenjar sebasea dalam patogenesis dermatitis seborhoik masih diperdebatkan karena pada remaja dengan kulit berminyak dengan dermatitis seborhoik menunjukkan sekresi sebum yang normal. Faktor pencetus lainnya seperti emosional, kelelahan, infeksi. • Gejala Klinis : Umumnya diawali pada masa pubertas sampai usia 40 tahun, Pada bayi dapat terlihat lesi seperti kerak kulit kepala (cradle cap), Lokasi yang sering terkena (daerah kulit kepala berambut, wajah, alis, lipat nasolabial, telinga, dada punggung, lipat gluteus, inguinal, genital, ketiak), Dapat ditemukan skuama kuning berminyak disertai gatal, Ketombe merupakan tanda awal dermatitis seboroik, Pada fase kronis dapat dijumpai kerontokan rambut, Pada keadaan parah dapat berkembang menjadi eritroderma, • DD : psoriasis, dermatitis atopik, dermatitis kontak iritan. • Tatalaksana : - Sampo anti Malassezia seperti selenium sulfide, zinc pirithione, ketokonazol - Untuk menghilangkan skuama tebal dan sebum cuci wajah dengan sabun lunak dan krim imidazole untuk mengurangi pertumbuhan jamur - Pengobatan simptomatik dengan kortikosteroid topikal potensi sedang, imunosupresan topical (takrolimus, pimekrolimus) terutama untuk wajah pengganti steroid topikal - Skuama dilunakkan dengan asam salisilat dan sulfur - Metronidazole topical, siklopiroksolamin, talkasitol, benzoil peroksida dan salep litium suksinat 5% - Jika tidak membaik dapat digunakan terapi UVB atau itrakonazole 100mg/hari per oral selama 21 hari - Pada dermatitis seboroik luas dapat diberikan prednisolone 30mg/hari untuk respon cepat