You are on page 1of 29

Laporan Kasus

Penurunan Kesadaran et causa


Stroke Hemoragik

Ahmad Abqari Sumartonio


NIDM :2012730115
 IDENTITAS PASIEN

 Nama : Ny. H
 Umur : 74 Tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Alamat : kramat raya
 Tempat Periksa : IGD

 ANAMNESIS

 Keluhan Utama :
Penurunan kesadaran sejak 3 jam SMRS

 Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang diantar keluarganya ke IGD RSIJ Cempaka Putih dengan keluhan penurunan
kesadaran sejak ± 3 jam sebelum masuk rumah sakit. Sebelumnya pasien tidak mau makan
selama > 24 jam, hanya minum air putih, sebelum mengalanmi penurunan kesadaran, pasien
masih dapat merespon jika dipanggil dan mengeluh nyeri pada kepalanya dan disertai
muntah yang kemudian diikuti dengan penurunan kesadaran dan tidak dapat merespon jika
dipanggil.
 Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien memiliki riwayat stroke 6 bulan yang lalu dan
hiperkolesterolemia

 Riwayat Penyakit Keluarga :


Riwayat stroke, diabetes mellitus, hipertensi, asma,
hiperkolesterolemia dan alergi obat atau makanan
dalam anggota keluarga disangkal.

 Riwayat Sosial Ekonomi dan Pribadi :


Sehari-hari pasien hanya tidur-tiduran di rumah saja
dan sudah tidak bekerja
 Status Pasien
 Kesadaran : GCS 9 (E2V3M4)
 Tekanan darah : 120/70 mmHg
 Nadi : 95 x/ menit
 Pernafasan : 24x/ menit
 Suhu : 36,5oC
 Kepala : normocephali
 Leher : pergerakan baik, jejas (-), memar (-)
 Thoraks
 Jantung : S1-2 reguler, murmur (-), gallop (-)
 Paru : suara napas vesikuler +/+, rhonki -/-,
wheezing -/-
 Abdomen : datar, jejas (-), memar (-), supel, nyeri
tekan (-), bising usus (+) normal,
hepar/lien tidak teraba membesar
 Ekstremitas : Edema (-), Akral Dingin (-)
 Status Psikikus  tidak dilakukan
 Cara berpikir :
 Perasaan hati :
 Tingkah laku :
 Ingatan :
 Kecerdasan :

 Status Neurologis
 Tanda rangsang meningeal
 Kaku kuduk : (-)
 Brudzinski I : (-)
 Brudzinski II : (-)
 Laseque : (-)
 Kernig : (-)

 Kepala
 Bentuk : normocephali
 Nyeri tekan : (-)
 Pulsasi : (-)
 Simetri : (+)
 Leher
 Sikap : normal
 Pergerakan : dapat digerakkan

 Nervi kranialis
 N. I (Olfaktorius)  tidak dilakukan

 N. II (Optikus)  tidak dilakukan


 Tajam penglihatan :
 Lapang penglihatan :
 Melihat warna :
 Penglihatan ganda :

 N.III (Okulomotorius)
 Sela mata : 2 cm / 2 cm
 Pergerakan bulbus :
 Strabismus : (-) / (-)
 Nistagmus : (-) / (-)
 Eksofthalmus : (-) / (-)
 Pupil
 Besarnya : Isokor
 Bentuknya : bulat / bulat
 Refleks cahaya : ±
 Melihat kembar : tidak dapat dinilai
 N. IV (Trokhlearis)  tidak dapat dinilai
 Pergerakan mata (ke bawah – ke dalam)
 Sikap bulbus :
 Melihat kembar :

 N. V (Trigeminus)
 Membuka mulut : tidak dapat dilakukan
 Mengunyah : tidak dapat dilakukan
 Menggigit : tidak dapat dilakukan
 Refleks kornea : (+)
 Sensibilitas muka : tidak dapat dilakukan
 N. VI (Abducen)  tidak dapat dinilai
 Pergerakan mata (ke lateral) :
 Sikap bulbus :
 Melihat kembar :

 N. VII (Facialis)
 Mengerutkan dahi :+
 Menutup mata :-
 Memperlihatkan gigi : tidak dapat dinilai

 N. VIII (Vestibulokokhlearis)  tidak dilakukan


 Detik arloji :
 Suara berbisik:
 Tes Swabach :
 Tes Rinne :
 Tes Weber :
 N. IX (Glossofaringeus)  tidak dilakukan
 Perasaan lidah (1/3 belakang) :
 Sensibilitas faring :

 N. X (Vagus)  tidak dilakukan


 Arkus faring :
 Berbicara :
 Menelan :
 Nadi :
 Refleks okulokardiak :

 N. XI (Accesorius)  tidak bisa dilakukan


 Mengangkat bahu :
 Memalingkan kepala :

 N. XII (Hipoglossus)  tidak bisa dilakukan


 Pergerakan lidah :
 Tremor lidah :
 Artikulasi :
Badan dan Anggota gerak
 Badan
 Respirasi : thorakoabdominal
 Gerak kolumna vertebralis : tidak dapat dinilai

 Sensibilitas
 Taktil : tidak bisa dilakukan
 Nyeri : (+)/(+)
 Suhu : tidak dilakukan
 Diskriminasi 2 titik : tidak dilakukan

 Anggota gerak atas


 Motorik
 Pergerakan : tidak dapat dinilai
 Kekuatan : tidak dapat dinilai
 Trofi : normotrofi / normotrofi
 Tonus : normotonus / normotonus

 Refleks fisiologis
 Biseps : (+) / (+)
 Triseps : (+) / (+)

 Refleks patologis
 Hoffman – Tromner : (-) / (-)
Anggota gerak bawah
 Motorik
 Pergerakan : tidak dapat dinilai
 Kekuatan : tidak dapat dinilai
 Trofi : normotrofi / normotrofi
 Tonus : normotonus / normotonus

 Refleks fisiologis
 Patella : (+) / (+)
 Achilles : (+) / (+)

 Refleks patologis
 Babinski : (+) / (+)
 Chaddock : (-) / (-)
 Oppenheim : (-) / (-)

 Klonus
 Paha : (-) / (-)
 Kaki : (-) / (-)

 Sensibilitas
 Taktil : tidak bisa dilakukan
 Nyeri : (+) / (+)
 Suhu : tidak dilakukan
 Diskriminasi 2 titik : tidak dilakukan
 Koordinasi, gait, dan keseimbangan  tidak
dilakukan
 Cara berjalan :
 Tes Romberg :
 Disdiadokinesis :
 Ataksia :
 Rebound phenomenon :
 Dismetri :

 Gerak abnormal
 Tremor : (-) / (-)
 Athetose : (-) / (-)
 Mioklonik : (-) / (-)
 Chorea : (-) / (-)
(2,5xS) + (2xM) + (2xN) + (0,1-D) –
(3xA) - 12
No Gejala / Tanda Penilaian Indek Skor
1. Kesadaran (0) Kompos mentis
(1) Mengantuk X 2,5 5
(2) Semi koma/koma

2. Muntah (0) Tidak


X 2 2
(1) Ya
3. Nyeri Kepala (0) Tidak
X 2 2
(1) Ya
4. Tekanan Darah Diastolik (70) X 10 % 7
5. Ateroma
a. DM
(0) Tidak
b. Angina pektoris X (-3) -3
(1) Ya
c. Hiperkolesterolemia
Klaudikasio Intermiten

6. Konstanta - 12 -12
HASIL SSS 1
 Interpretasi :

1. SSS > 1 = Stroke hemoragik


2. SSS < -1 = Stroke non-hemoragik
3. SSS -1 s/d 1 : meragukan (perlu dikonfirmasi
dengan pemeriksaan CT-SCAN)

Total: 1 → klinis meragukan apakah stroke


hemoragik atau non hemoragik
EKG CT-SCAN

 Dalam batas normal


 Seorang wanita 74 tahun datang diantar keluarganya
ke IGD RSIJ Cempaka Putih dengan keluhan
penurunan kesadaran sejak ± 3 jam sebelum masuk
rumah sakit. Sebelumnya pasien tidak mau makan
selama > 24 jam, hanya minum air putih. Sebelum
mengalami penurunan kesadaran, pasien masih dapat
merespon jika dipanggil dan mengeluh nyeri pada
kepalanya dan disertai muntah yang kemudian diikuti
dengan penurunan kesadaran dan tidak dapat
merespon jika dipanggil. Pasien memiliki riwayat
stroke 6 bulan yang lalu dan hiperkolesterolemia.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan refleks patologis +
(babinski) pada ekstremitas bawah, kekuatan motorik
dan sensorik tidak dapat dinilai. Pada pemeriksaan CT
SCAN kepala didapatkan adanya perdarahan.
 Diagnosa klinis : Penurunan Kesadaran et causa
Stroke Hemoragik
 Diagnosa topis : Perdarahan intraserebral
 Diagnosa Patologis : Hemoragik
 Terapi
 Pasang DC no. 14
 Pasang NGT no. 16
 Assering + KCl/12 jam
 Ceftriaxone 2 gr dalam NaCl 0,9% 100 cc
 Citicoline 500 mg IV
 Ranitidin 1 ampul IV
 Konsul Ahli Saraf

 Monitoring
 Awasi tanda-tanda vital
 Intake dan output cairan
 Ad Vitam : Dubia ad Malam
 Ad Fungsionam : Dubia ad Malam
 Ad Sanationam : Dubia ad Malam
• Stroke adalah sindroma klinis dengan
gejala berupa gangguan fungsi otak
secara fokal maupun global yang dapat
Definisi menimbulkan kematian atau kecacatan
yang menetap lebih dari 24 jam, tanpa
penyebab lain kecuali gangguan vaskular

• Terjadi peningkatan prevalensi stroke


berdasarkan wawancara (berdasarkan
jawaban responden yang pernah
Epidemiologi didiagnosis nakes dan gejala) juga
meningkat dari 8,3 per1000 (2007)
menjadi 12,1 per1000 (2013)
• Usia
Non
• Jenis Kelamin
modifiable risk • Keturunan/genetik
factors :

• Behavioral Risk Factors :


• 1. Merokok
• 2. Unhealthy diet : lemak, garam berlebihan, asam urat, kolesterol, low
fruit diet
Modifiable • 3. Alkoholik
Risk Factors
• 4. Obat-obatan : narkoba (kokain), antikoagulansia, antiplatelet, obat
kontrasepsi hormonal

• Penyakit Jantung, Hipertensi, Diabetes Mellitus, Arthritis,


Modifiable Gangguan Ginjal, Obesitas, Penyakit Perdarahan, dll
Risk Factors
• Transient Ischemic
Stroke Attack (TIA)
Iskemik • Thrombosis serebri
• Emboli serebri

• Perdarahan
Stroke intraserebral
Hemoragik • Perdarahan
subarachnoid
Perdarahan
Intraserebral

Pembuluh darah Ruptur


Hipertensi
mengalami pembuluh darah
kronik
aneurisma arteri

PATOFISIOLOGI
Pada daerah
Perdarahan subkortikal,
Intraserebral serebelum,
batang otak
Perdarahan
Subaraknoid (PSA)

Pembuluh darah di Terjadi ekstravasasi


sekitar permukaan darah ke ruang Perdarahan
otak pecah subaraknoid Subaraknoid
 Perubahan tingkat kesadaran (somnolen, sopor, koma)
 Sakit kepala yang terjadi ketika berbaring, bangun
dari tidur, membungkuk, batuk, dan terjadi secara
tiba-tiba
 Muntah
 Pandangan ganda
 Kesulitan berbicara atau memahami orang lain
 Kesulitan menelan
 Kesulitan menulis atau membaca
 Perubahan gerakan, biasanya pada satu sisi tubuh,
seperti kesulitan menggerakkan salah satu bagian
tubuh, atau penurunan keterampilan motorik
 Kelemahan pada anggota gerak
Anamnesis

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan Penunjang
 Stadium Hiperakut  Stadium Akut
Tindakan resusitasi serebro- Pada stadium ini, dilakukan
kardio-pulmonal bertujuan agar penanganan faktor-faktor
kerusakan jaringan otak tidak etiologik maupun penyulit. Juga
meluas. dilakukan tindakan terapi fisik,
 Oksigen 2 L/menit okupasi, wicara dan psikologis
serta telaah sosial untuk
 Cairan kristaloid/koloid membantu pemulihan pasien.
 Dilakukan pemeriksaan CT scan Penjelasan dan edukasi kepada
otak, elektrokardiografi, foto keluarga pasien perlu,
toraks, darah perifer lengkap menyangkut dampak stroke
dan jumlah trombosit, terhadap pasien dan keluarga
protrombin time/INR, APTT, serta tata cara perawatan pasien
glukosa darah, kimia darah yang dapat dilakukan keluarga.
(termasuk elektrolit), analisis
gas darah.
Stroke Iskemik Stroke Hemoragik

 Pengobatan medik  Neuroprotektor dapat diberikan kecuali


yang bersifat vasodilator. Tindakan
untuk memulihkan bedah mempertimbangkan usia dan letak
perdarahan yaitu pada pasien yang
sirkulasi otak di daerah kondisinya kian memburuk dengan
perdarahan serebelum berdiameter >3
yang terkena stroke cm, hidrosefalus akut akibat perdarahan
intraventrikel atau serebelum, dilakukan
VP-shunting, dan perdarahan lobar >60
 Untuk tujuan khusus ini mL dengan tanda peningkatan tekanan
intrakranial akut dan ancaman herniasi.
digunakan obat-obat  Pada perdarahan subaraknoid, dapat
digunakan antagonis Kalsium (nimodipin)
yang dapat atau tindakan bedah (ligasi, embolisasi,
ekstirpasi, maupun gamma knife) jika
menghancurkan emboli penyebabnya adalah aneurisma atau
malformasi arteri-vena (arteriovenous
atau thrombus pada malformation, AVM).
pembuluh darah.

You might also like