You are on page 1of 26

INTERAKSI ANTIBIOTIKA

AMINOGLIKOSIDA
QUINOLON

PROGRAM PROFESI APOTeKER


2017
DRUG INTERACTIONS DEFINITION

It is the modification of the effect of one


drug (the object drug ) by the prior
concomitant administration of
another (precipitant drug).
DRUG INTERACTIONS DEFINITION

A measurable modification (in magnitude and/or duration) of the action


of one drug by prior or concomitant administration of another substance,
including prescription, non-prescription (including complementary
medicines) drugs, food, alcohol, cigarette smoking or diagnostic tests
DRUG INTERACTIONS:
PHARMACODYNAMIC AND PHARMACOKINETIC

Pharmacodynamic Interaction
Drug A alters the effect of Drug B without a change in the concentration of
Drug B

Pharmacokinetic Interaction
Drug A alters the effect of Drug B by changing the plasma concentration of
Drug B
Aminoglycoside Antibiotics.ppt
Top Ten Dangerous Drug Interactions in Long.doc
Turunan Aminoglikosida :
• Streptomisin
• Gentamisin
• Kanamisin
• Tobramisin
• neomisin
• Amikasin
INTERAKSI FARMAKOKINETIKA
A. Interaksi dengan tubuh
 Gangguan fungsi ginjal: menghambat ekskresi aminoglikosid  akumulasi 
kadar dalam darah mencapai kadar toksik.
 Memperparah penyakit ginjal; masalah pada pada bayi, terutama yang baru
lahir atau prematur
 Pada pasien lansia dan pada berbagai keadaan, yang disertai dengan kurang
sempurnanya fungsi ginjal
• Pada ganagguan ginjal, t1/2 aminoglikosid meningkat nefrotoksisitas
dan ototoksisitas akibat akumulasi aminoglikosid, sesuaikan dosisnya
• Hindari penggunaan wanita hamil karena obat melintasi plasenta
• Dapat mencapai air susu ibu dalam dalam jumlah kecil (dapat diberikan
selama laktasi)
DRUG INTERACTION: DOXYCYCLINE –
PEREPARAT BESI
INTERAKSI TETRASIKLIN DENGAN
ALUMINIUM HIDROKSIDA
Combination antiplatelet therapy

Biotransformation of thienopyridines and possible interactions with proton-pump inhibitors (PPI).


The thienopyridines clopidogrel and prasugrel are both prodrugs that need in-vivo
biotransformation. After intestinal absorption of clopidogrel, two oxidation steps that depend on
cytochrome P450 (CYP) are needed to generate its active metabolite that blocks the ADP P2Y12
receptor. After intestinal absorptionof prasugrel, one esterase-dependent
hydrolysationstepandoneCYP-dependent oxidation stepoccur before its active metabolite is
generated, also blocking the ADPP2Y12receptor. PPIs caninterfere both withintestinal absorptionof
thienopyridines by changing the intragastric pHvalue and with thienopyridine biotransformationby
overburdening the hepatic CYP system. This interference could affect both steps of clopidogrel’s
oxidation and the single step of prasugrel’s oxidation. (WithpermissionfromLancet). ADP, adenosine
diphosphate
PERKIRAAN MEKANISME INTERAKSI
CLOPIDOGREL - PPI
CLOPIDOGREL HATI METABOLIT AKTIF
thienopyridine CYP-450:2C19 gugus tiol
(2C19) &3A4
competitive inhibition
of the CYP2C19 HAMBAT
isoenzyme R-purinergik ADP- P2Y12
PLATELET
PROTON PUMP
INHIBITOR ASAM NAIK?

HAMBAT Membentuk ikatan:


ATORVASTATIN
DISULFIDA - SISTEIN PLATELET
(Iireversibel)

• PubMed (1980-January 2009); Abstracts : 2008


American Heart Association dan 2009 Society of INHIBISI
Cardiovascular Angiography and Interventions TROMBUS
Scientific Sessions,
B. Interaksi Obat-Obat
1. Golongan penisillin: karbenisillin, tikarsillin, mezlosillin, azlosillin, dan
piperazillin, umum diberikan dosis besar, akan menginaktivasi
aminoglikosid, khususnya gentamisin dan tobramisin.
Ok itu jangan mencampur aminoglikosid dan penisillin dosis besar
dalam larutan intravena. Jika digunakan terpisah interaksi tidak
masalah pada pasien dengan fungsi ginjal normal, tetapi
antagonisme ini terjadi in vivo pada pasien dengan gagal ginjal.
Amikasin dan netilmisin kurang peka ketimbang gentamisin dan
tobramisin terhadap inaktivasi penisillin
1. Furosemid ototoksisitas aminoglikosid, dengan menghambat sekresi
aminoglikosid ke tubuli ginjal klirens aminoglikosida menurun
toksisitas aminoglikosid meningkat. Begitu juga hidrasi pasien harus
dikontrol jika menggunakan kombinasi obat ini karena keadaan
dehidrasi akan meningkatkan kadar obat dan toksisitasnya.
3. Blokade neuromuskular oleh suksinilkolin, tubokurarin,
akan diperparah oleh aminoglikosid, karena akibat
hambatan neuromuskulernya dengan cara
menghambat rilis ACh dari ujung saraf motorik
(kompetisi dengan Ca2+ ) dan juga melalui sedikit
. stabilisasi membran pascasinaps, sehingga terjadi
paralisis pernafasan. Diatasi dengan pemberian
kalsium dan prostigmin

4. Peningkatan nefrotoksisitas juga dilaporkan terjadi


jika aminoglikosid diberi bersama metoksifluran,
sefaloridin, amfoterisin B, siklosporin, atau
indometasin intravena
5. Absorpsi digoksin dipengaruhi neomisin oral sehingga kadar
digoksin perlu dimonitor bila kedua obat ini diberikan
bersamaan. Hal ini disebabkan neomisin menginaktivasi bakterial
di usus bagian bawah yang mestinya memetabolisme sbg
digoksin
6. Streptomisin dan kanamisin hanya digunakan parenteral pada
tuberkulosis, dikombinasi dengan rifampisin, INH, dan
pirazinamid juga bersama benzilpenisillin karena efek potensiasi
pada infeksi streotokok dan enterokok (endocarditis ).
7. Kombinasi dengan antibiotika betalaktam dapat menghambat
resistensi selain efek potensiasi
8. Gentamisin, tobramisin, dan neomisin selain secara sistemis juga
sering digunakan salep topikal atau tetes mata/telinga,
seringkali dikombinasi dengan polipeptida (polimiksin,
basitrasin ) untuk emperlambat resistensi dan memperluas daya
kerjanya.
9. Penggunaan neomisin dengan kontrasepsi oral dapat menurunkan efek
obat kontrasepsi oral karena neomisin menekan bakteri usus sehingga
menghambat sirkulasi enterohepatik.
10. Penggunaan neomisin (kronik) mengganggu pembentukan misel
sehingga menghambat absorpsi kolesterol, asam-asam empedu, vitamin
A. Oki, jangan digunakan secara bersamaan
 Streptomisin merupakan obat sekunder dalam pengobatan penyakit TBC karena
memiliki kegiatan yang lebih lemah dan bersifat lebih toksis, maka hanya
digunakan bila terdapat resistensi atau intoleransi terhadap obat primer ( INH,
rifampisin, pirazinamid dan etambutol)
KUINOLON

 Norfloxacin
 Ciprofloxacin
 Ofloxacin
 Lefloxacin
 Lomefloxacin
 Sparfloxacin
• Bioavailabilitas oral baik
• Penetrasi hampir ke seluruh jaringan tubuh
• Mekanisme kerja : mengganggu sintesa DNA bakteri dengan cara
menghambat topoisomerase II dan IV
Toksisitas :
 Gangguan GIT
 Skin rash
 Sakit kepala, pusing, insomnia
• Gangguan fungsi liver
 Fototoksik
• Tendonitis
Tidak dianjurkan digunakan pada anak anak anak dan ibu hamil
INTERAKSI OBAT

Kuinolon dan florokuinolon berinteraksi dengan beberapa obat:


 Antasida dan preparat besi
• Absorpsi kuinolon dan fluorokuinolon
dapat berkurang hingga 50% atau
lebih.Karena itu pemberian antasid
dan preparat besi harus diberikan
dengan selang waktu 3 jam.
• Teofilin
beberapa kuinolon misalnya siprofloksasin, pefloksasin,
dan enoksasin menghambat metabolisme teofilin dan
meningkatkan kadar teofilin dalam darah sehingga
dapat terjadi intoksikasi.Karena itu pemberian kombinasi
kedua golongan ini perlu dihindarkan

• Obat - obat yang dapat memperpanjang interval QTc


Golongan kuinolon jangan dikombinasikan dengan obat-
obat yang dapat memperpanjang Qtc interval, spt:
antiaritmia kelas IA (kuinidin, prokainamid) dan golongan
III (Amiodaron, sotalol, terfenadin, dan sisaprid)
Mekanisme kerja ciprofloksasin -antasida
 Penurunan absorpsi suatu obat bisa terjadi jika diberi bersama
makanan atau suplemen makanan yang banyak mengandung
kalsium, magnesium, aluminium atau zat besi. Mineral ini banyak
terdapat pada suplemen vitamin, susu, antasida.
 Mineral ini dapat bereaksi dengan beberapa obat tertentu spt
antibiotika tetrasiklin, ciprofloxacin, levofloxacin, ofloxacin dan
trovafloxacin karena membentuk khelat yang sukar di absorbsi
atau diserap oleh tubuh
 Jika ini terjadi, tujuan pengobatan dengan antibiotika mungkin
tidak akan tercapai.
 Jika tidak disadari interaksi ini bisa saja kita katakan bahwa
sudah terjadi reistensi lalu diganti dengan antibiotika generasi
terbaru dengan alasan antibiotika sebelumnya sudah resisten.
Interaksi obat ciprofloxacin –as mefenamat
 Interaksi yang terjadi: interaksi farmakodinamik yang terkait dengan
toksisitas. As mefenamat meningkaykan toksisitas ciprofloxacin.
• IO As mefenamat – ciprofloxacin  resiko stimulasi SSP dan
konvulsi (kejang) jika AINS di ko-administrasikan dengan golongan
Quinolone. Hal tersebut disebabkan oleh efek perintangannya terhadap
pengikatan GABA pada reseptornya secara sinergis oleh AINS dan
Quinolon.
• Suatu insiden konvulsi yang hebat telah dilaporkan terjadi pada pasien
yang menerima kombinasi enoxacin dan fenbufen.
• Mengkombinasi obat dengan hati-hati dan memonitoring pasien secara
kilinis adalah manajemen yang dapat dilakukan untuk menanggapi
interaksi antara AINS dan Quinolone.
• Mempertimbangkan kemungkinan terjadinya konvulsi maka penggunaan
kombinasi ini sebisa mungkin harus dihindari pada pasien dengan epilepsi

You might also like