You are on page 1of 32

1

PEMERIKSAAN FISIK

YAYUN SITI ROCHMAH


PROSEDUR RASIONAL MENEGAKKAN
DIAGNOSIS

Mengapa diagnosis perlu ditegakkan?

Tahapan prosedur menegakkan diagnosis :


1. Anamnesis (pemeriks. Subyektif)
2. Melakukan pemeriksaan pada pasien
(pemeriks. Obyektif)
3. Pemeriksaan tambahan bila diperlukan

DIAGNOSIS

EVALUASI PERAWATAN

PROGNOSIS
3

Pemeriksaan Fisik
• Adalah suatu prosedur yang dilakukan oleh dokter untuk
memperoleh informasi dengan cara memeriksa langsung
fisik pasien  data objektif
• Tujuan
Untuk mendapatkan atau mengidentifikasikan
keadaan umum pasien saat diperiksa, dengan penekanan
pada tanda-tanda kehidupan (Vital sign), keadaan sakit,
keadaan gizi dan aktivitas baik dalam keadaan berbaring
ataupun berjalan.
• Pemeriksaan obyektif generalis : Keadaan umum, vital
sign
• Pemeriksaan lokalis : regio yang akan dilakukan tindakan,
dimulai dari
• - ekstraoral : inspeksi, palpasi
• - intraoral ; inspeksi, palpasi
Keadaan Umum
• Tujuan: Mengumpulkan informasi yang paling
mendasar mengenai keadaan fungsional, diagnosis,
dan keparahan penyakit pada awal pertemuan klinis.
• Teknik: Melihat pasien “head-to-toe”
• Interpretasi:

5
Kriteria Skala Karnofsky (%)
Mampu untuk melakukan aktivitas 100 Normal, tidak ada keluhan, tidak ada tanda-
normal & bekerja, tidak memerlukan tanda penyakit
perawatan 90 Mampu melakukan aktifitas normal,
terdapat beberapa gejala penyakit
80 Aktifitas normal dengan usaha, terdapat
gejala penyakit
Tidak mampu bekerja, masih mampu 70 Mampu merawat diri sendiri, tidak mampu
merawat diri sendiri, membutuhkan beraktifitas secara normal, atau kerja aktif
bantuan orang lain 60 Membutuhkan beberapa bantuan tetapi
masih mampu untuk melakukan sebagian
besar kebutuhan diri.
50 Membutuhkan bantuan dan perawatan
medis rutin

Oxford Textbook of Palliative Medicine, Oxford Univ. Press 1993;109

6
Kriteria Skala Karnofsky (%)
Tidak mampu merawat diri sendiri, 40 Disable, membutuhkan perawatan khusus dan
membutuhkan perawatan medis di bantuan
rumah sakit, penyakit dapat 30 Severely disabled, perawatan rumah sakit mungkin
berjalan cepat secara progresif diperlukan walaupun resiko kematian tidak
muncul
20 Sangat sakit,perawatan rumah sakit & perawatan
suportif yang aktif
10 Moribund, perjalanan penyakit cepat, progresif
dan fatal
0 Kematian

Oxford Textbook of Palliative Medicine, Oxford Univ. Press 1993;109

7
Status ASA
Kategori Deskripsi
ASA 1 Pasien sehat, normal
ASA 2 Pasien dengan penyakit sistemik ringan atau pasien
dengan faktor resiko tinggi
ASA 3 Pasien dengan penyakit sistemik yang parah
ASA 4 Pasien dengan penyakit sistemik yang parah yang dapat
mengancam jiwa
ASA 5 Pasien “moribund” yang diperkirakan tidak dapat
bertahan hidup tanpa tindakan pembedahan.
ASA 6 Pasien yang dinyatakan telah mati otak, dimana organ-
organ penderita dipindahkan untuk tujuan donor.

Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery, 4th ed, Mosby, p.10


8
Pemeriksaan Vital Sign
Suhu
• Tujuan: Menentukan normalitas, demam, dan hipotermia
• Alat ukur: termometer air raksa
• Teknik:
• Goyangkan termometer merkuri ke angka 35°C atau dibawahnya
sebelum menyisipkan
• Setelah 4 menit, pindahkan dan inspeksi termometer tanpa
menggoyangkan
• Oral: Instruksikan pasien utk menghindari menggigit instrumen
dengan gigi, letakkan secara sublingual

9
Pemeriksaan Vital Sign
Suhu
• Rektal: oleskan sedikit Vaseline pada ujung pentolan instrumen
dan ⅓ bagian luar termometer. Sisipkan dengan lembut sedalam
4cm ke arah pusar (umbilikus) dan biarkan posisi ini selama 4
menit.
• Aksilar: Letakkan pada aksila dengan ipsilateral lengan
diaduksikan secara pasif dan dimobilisasi untuk mengepit.

1
0
Pemeriksaan Vital Sign
Suhu
• Pengukuran suhu tubuh :
Suhu oral : 37ºC ( 36.1 – 37.2ºC )
Kerja : meningkat 1-2ºC
Suhu rectal : 37,6ºC (0,6ºC lebih tinggi )
(36,1 – 37,8ºC)
- untuk pemeriksaan bayi
- lebih menggambarkan suhu inti
Suhu axiler : mudah dipengaruhi suhu lingkungan.
- 0,6º lebih rendah dari suhu oral

1
1
Pemeriksaan Vital Sign
Suhu
Faktor2 yang mempengaruhi suhu inti :
1. Siang : suhu inti normal bervariasi sekitar 1ºC.
Pagi bangun tidur : terendah
Sore : tertinggi
2. Wanita: selama ovulasi sp haid berikut
meningkat 0,5ºC
3. Saat olahraga : meningkat sp 40ºC
4. Cuaca lingkungan.

1
2
13

Pemeriksaan Vital Sign

Nadi
Tujuan: Menentukan kecepatan
dan keteraturan kerja jantung
dan keadaan aliran arteri.
Teknik:
•Raba dan hitung kulit yang
menutupi arteri yang
berdenyut
•Dapat diraba pada:
a.radialis, a.brachialis,
a.carotis
Pemeriksaan Vital Sign
Nadi

• Interpretasi:
Dewasa normal: 60-100 denyut/menit,
Hati-hati pada orang tua N=normal  obat beta bloker ??
Neonatus,bayi,anak :

Bates. Barbara; A Guide to Physical Examination and History Taking; 6th Ed; Lippincott; 1995 on http://medinfo. ufl.edu/year1/bcs/clist/vitals.html

1
4
Pemeriksaan Vital Sign
Tekanan Darah

Pengukuran Tekanan Darah


• Tujuan: menentukan adanya normotensi,
hipertensi, atau hipotensi, fungsi kardiovaskular,
aliran vaskular dan status volume intravaskular
• Tekanan Darah Sistole : pada waktu ventrikel
berkontraksi, darah dipompa ke seluruh tubuh
• Tekanan Darah Diastole : pada saat ventrikel
rileks, darah dari atrium masuk ke ventrikel

1
5
16

Pemeriksaan Vital Sign


Tekanan Darah
Pemeriksaan Vital Sign
Tekanan Darah

• Apabila menggunakan tensimeter air raksa,


usahakan agar posisi manometer selalu vertikal
setinggi jantung
• Waktu membaca mata harus berada segaris
horizontal dengan air raksa
• Tekanan Darah dipengaruhi oleh : aktifitas fisik,
keadaan emosi, rasa sakit, suhu sekitar,
penggunaan kopi/tembakau

1
7
Teknik Pengukuran Tekanan Darah
1. Singkirkan semua pakaian yang menutupi / membuat
sesak lengan pasien.
2. Biarkan pasien duduk tenang selama 5menit dengan
suhu ruangan yang menyenangkan.
3. Palpasi nadi brakialis
4. Pakaikan sphigmomanometer dg tepi distal manset
berjarak 1.5cm proksimal nadi brakialis
5. Kunci katup yang bebas
6. Kembungkan manset pada waktu palpasi a. radialis

1
8
Teknik Pengukuran Tekanan Darah

7. Denyutan menjadi redup, kemudian tidak dpt teraba,


kala cakra angka (dial) meningkat. Ini mendekati tek
darah sistolik. Buka sedikit katup hingga tekanan turun
sekitar 3 torr/detik.
8. Kalau nadi teraba kembali, perhatikan bacaan cakra
angka. Ini disebut tekanan darah sistolik melalui
palpasi.
9. Kempiskan manset dan tunggu selama 15 detik.
10. Sementara itu, langsung letakkan diafragma stetoskop
pada tempat nadi brakialis.

1
9
Teknik Pengukuran Tekanan Darah

11. Tutup katup dg rapat. Kembungkan instrumen tersebut


sampai 20 torr diatas tek darah sistolik yg diukur
dengan palpasi.
12. Mulailah untuk mendengar melalui stetoskop.
13. Buka katup tsb hingga tekanan manset turun per 3
torr/detik.
14. Pada titik mana pertama kali dengar ketukan yang
redup (suara Korotkoff I) = tek darah sistolik (melalui
auskultasi)
15. Intensitas suara Korotkoff akan meningkat pada waktu
tekanan manset turun.
2
0
Teknik Pengukuran Tekanan Darah

16. Ketika tekanan manset turun lebih lanjut, suara


tersebut meredup, menunjukkan fase IV, dan kemudian
menghilang, menunjukkan fase V.
17. Rekam fase V sebagai tekanan darah diastolik (TDD).

2
1
16/02/09 22

Dewasa

Bates. Barbara; A Guide to Physical Examination and History Taking; 6th Ed; Lippincott; 1995 on http://medinfo. ufl.edu/year1/bcs/clist/vitals.html

Anak
Pemeriksaan Vital Sign

Pernapasan/Respirasi
• Tujuan: Menentukan kecepatan pernapasan untuk menilai
integritas dan fungsi kardiopulmonal dan neurologik
• Teknik: Berdiri di belakang pasien dan tanpa
sepengetahuannya observasi sangkar dadanya.
Teknik Alternatif: auskultasi pada daerah atas sternum
(tidak pada trakea).
Hitung sampai 15 detik

2
3
Pemeriksaan Vital Sign
Respirasi

• Dihitung frekuensi pernapasan per menit


• Interpretasi:
• Normal pada dewasa 12-20 kali/menit
• Normal pada anak-anak 48-58 kali/menit
• Bayi > 60 kali/menit

2
4
25

…Pemeriksaan Fisik

Prosedur dasar

1. Inspeksi
2. Palpasi
3. Perkusi
4. Auskultasi
26

Inspeksi

Pengamatan secara visual pada berbagai bagian


tubuh pasien, yang dapat memberikan informasi kelainan
Teknik :
• Memakai indera mata, bagian yang diperiksa harus
terbuka
• Memerlukan cahaya yang terang
• Hasil observasi dinyatakan dalam ukuran (jika mungkin),
kemudian dibandingkan dengan yang normal
27

Inspeksi

Perhatikan :
• normal/abnormal • Bentuk, simetris /asimetris
• ada/tidaknya massa • Tdk bergerak/bergerak
• ukuran / diameter • batas jelas/tidak jelas
(Bola tennis, telur • ada/tidaknya lesi
puyuh/ayam negeri/ayam
(ulkus,tumor)
kampung,kacang
tanah/hijau/kedelai) • Single/multiple,
• perubahan warna: ikterus, • unilateral/bilateral,
sianosis, pucat, hiperemis • bertangkai/tidak,
28

Palpasi
Pemeriksaan yang dinilai dengan sentuhan , raba
pada daerah yang dicurigai serta daerah yang
bersangkutan dengan kelainan utama.

Cara melakukan :
• Palpasi ringan
• Palpasi medium
• Palpasi dalam
29

…palpasi

Teknik:
- Harus dilakukan dengan hati-hati
- Bimanual menggunakan kedua tangan dan jari
jemari tangan
- Bidigitalmenggunakan kedua tangan dan 1 jari
tangan (telunjuk)
30

Palpasi bimanual Palpasi bidigital


Pada palpasi dapat ditentukan :
 Massa  Mobilitasnya
 Ukuran  Batas: difuse, tegas
 Struktur permukaan  Suhu dan perbedaan
licin, berbenjol, kasar suhu
 Konsistensi struktur:  Rasa nyeri
lunak, kenyal, padat,  Fluktuasi
keras.
 krepitasi
• Bertangkai kecil atau
lebar

You might also like