Professional Documents
Culture Documents
Diajukan oleh :
Novi Yohana
R. Bobby Wibisono.S.
Yurfi Andria
Zainul Fatimah
Pembimbing
dr. Suwignyo, M.Kes
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Prevalensi LBP di AS sekitar 80%
dan meningkat sekitar 15-65%
pertahun.
PAK disebabkan oleh sejumlah faktor namun ada sebagian yang berasal dari
tempat kerja, dan penyakit gaya hidup . Selain itu pekerja juga berisiko terkena
cedera akibat kecelakaan kerja
Faktor-faktor penyebab PAK
5. Golongan mental-
4. Golongan fisiologi
psikologis (hubungan kerja
(kesalahan-kesalahan
yang kurang baik akhirnya
konstruksi mesin, postur
menimbulkan depresi atau
tubuh yang kurang baik),
penyakit psikosomatis)
Low back pain
Definisi
Low back pain (LBP) atau nyeri punggung bawah adalah nyeri yang dirasakan daerah punggung bawah,
dapat merupakan nyeri lokal maupun nyeri radikular atau keduanya.
Etiologi
LBP disebabkan oleh berbagai kelainan yang terjadi pada tulang belakang, otot, diskus
intervertebralis, sendi, maupun struktur lain yang menyokong tulang belakang.
Diterima reseptor
(nociceptor)
Medula spinalis
Rasa nyeri
Gejala dan Tanda
Lingkungan Kerja
Postur Kerja
Faktor Individu
1. Usia
2. Pendidikan
3. Jenis kelamin
4. Masa kerja
5. Jam kerja
Pekerja Industri Batu Bata
Pekerja batu bata adalah seseorang yang melakukan suatu proses
pembuatan batu bata untuk bahan bangunan dalam hal ini masih
dilakukan dengan cara tradisional dengan proses pekerjaannya yang
diperoleh secara alami dan turun temurun dari nenek moyang
Faktor risiko :
1. Beban kerja
2. Lingkungan kerja
3. Postur kerja
4. Faktor individu
a. Usia LOW BACK PAIN
b. Status pendidikan
c. Jenis kelamin
d. Masa kerja
e. Jam kerja
KERANGKA KONSEP
2 Postur Adalah postur tubuh responden Questionnaire Ordinal 1. Tidak postur janggal
janggal pada saat bekerja yang diambil REBA (rapid (skor REBA ≤ 3)
sewaktu penelitian, yang entire assessment) 2. Postur janggal
ditentukan berdasarkan skor (Score REBA ≥ 4)
REBA.
3 Masa kerja Lama waktu yang telah dilalui Kuesioner Ordinal 1. ≤5 tahun
responden dalam menekuni 2. >5 tahun
pekerjaannya. Dihitung dalam
tahun.
Populasi
seluruh pekerja yang bekerja sebagai pembuat batu
bata di sekitar wilayah Puskesmas Rawat Inap
Tenayan Raya, yang aktif melakukan pekerjaannya
sebagai pembuat batu bata.
Sampel
Total Sampling
Besar sampel
seluruh pekerja pada industri batu bata di
kecamatan tenayan raya yang berjumlah 40 orang.
Kriteria Inklusi dan Eksklusi
Kriteria inklusi adalah pekerja industri batu
bata yang masih aktif dalam membuat batu
bata, tidak mempunyai keluhan LBP
sebelum menjadi pekerja industri batu bata,
dan tidak mengalami trauma/ kecelakaan
yang mencederai punggung diluar
pekerjaan.
Kriteria eksklusi adalah responden tidak
bersedia untuk diteliti.
Cara Penelitian
1. Usia
Responden yang mengikuti penelitian ini mayoritas terbanyak
pada usia > dari 35 tahun adalah 28 orang (70%) sedangkan usia ≤
35 orang sebanyak 12 orang (30%) yang mengeluhkan LBP
Berdasarkan hasil korelasi Chi-square antara usia dan LBP,
diperoleh nilai p=0,00 (p<0,05) yang menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang bermakna antara usia dengan LBP.
Hasil ini sesuai dengan penelitian Sakinah et al (2012) yang
menyatakan bahwa mayoritas responden berumur >35 tahun
sebanyak 17 orang (60,7%) yang mengeluhkan LBP. Hasil tersebut
menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara usia dan
LBP.
BAB IV
PEMBAHASAN
2. Masa Kerja
Karakteristik responden dalam penelitian ini responden yang
bekerja lebih dari 5 tahun sebanyak 29 orang (72,5%) dan yang
bekerja ≤ 5 tahun berjumlah 11 orang (27,5%). Penelitian ini
menunjukkan ada hubungan antara Masa kerja dengan LBP dengan
nilai p sebesar 0,000 (P<0,05).
Penelitian Hendra dan Rahardjo (2009) yang menyatakan bahwa
pekerja yang masa kerja lebih dari 5 tahun mempunyai risiko
gangguan muskuloskeletal 2,775 kali lebih besar dibandingkan
dengan pekerja dengan masa kerja ≤ 5 tahun.
BAB IV
PEMBAHASAN
3. Postur janggal
Postur janggal ini dinilai menggunakan kuesioner REBA dimana didapatkan postur
kerja pada responden sekitar 34 responden (85%) dengan nilai skor REBA ≥ 4 yang
menunjukkan responden berisiko utuk mengalami keluhan LBP dan sebanyak 6 responden
(15%) yang tidak berisiko. Berdasarkan hasil korelasi Chi-square antara postur janggal dengan
keluhan LBP, didapatkan nilai p=0,000 (p<0,05Hal ini sejalan dengan penelitian Rinaldi
Erwin et al (2015) bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara postur janggal saat bekerja
dengan keluhan LBP dengan nilai P=0,021.
Menurut Suma’mur (2009) posisi kerja yang baik adalah bergantian antara posisi duduk
dan posisi berdiri, akan tetapi antara posisi duduk dan berdiri lebih baik dalam posisi duduk.
Kesimpulan dari penelitian diatas sesuai dengan hasil penelitian peneliti, pekerja mendapat
keluhan LBP akibat posisi kerja yang buruk dalam mengangkat beban. Para pekerja industri
batu bata memiliki kebiasaan memposisikan tubuh yang salah ketika bekerja misalnya, ketika
mengangkat beban ada gerakan membungkuk dan memutar punggung, kegiatan yang
dilakukan berulang-ulang dan dalam mengangkat beban tidak berada sedekat mungkin dengan
tubuh.
BAB V
KESIMPULAN
5.1.1 Gambaran karakteristik responden
a. Usia responden yang mengeluhkan LBP mayoritas terbanyak pada usia > 35 tahun
sebanyak 28 orang (70%) sedangkan yang mengeluhkan LBP pada usia ≤ 35 orang
sebanyak 12 orang (30%).
b. Masa kerja responden yang mengeluhkan LBP mayoritas terbanyak pada masa kerja
> 5 tahun sebanyak 29 orang (72,5%) dan sedangkan yang mengeluhkan LBP pada
masa kerja ≤ 5 tahun berjumlah 11 orang (27,5%).
c. Seluruh responden yang memiliki postur janggal sebanyak 34 orang (85%)
mengeluhkan LBP.
5.1.2 Hubungan usia, masa kerja dan postur janggal dengan keluhan LBP
Berdasarkan hasil korelasi Chi-square didapatkan hubungan yang signifikan antara
usia, masa kerja dan postur janggal pekerja industri batu bata dengan LBP (p =
0,000).
BAB V
SARAN
a. Bagi pekerja dan perusahaan yang mengikuti penelitian diharapkan sebaiknya
melakukan pekerjaan secara ergonomis sehingga dapat meminimalisir postur janggal
pada saat bekerja, seperti mengikuti pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja (K3)
yang diadakan oleh instansi terkait sehingga dapat mengurangi terjadinya keluhan
LBP. Selain itu, pekerja sebaiknya melakukan pemanasan sebelum melakukan
aktivitas pekerjaan dan istirahat disaat sudah mulai merasakan keluhan pada otot
tubuh.
b. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan bisa melakukan penelitian dengan skala yang
lebih besar dan menambah variabel penelitian. Penambahan variabel diharapkan
dapat mengidentifikasi keluhan LPB pada saat mulai bekerja dan setelah bekerja
untuk memastikan bahwa LPB tersebut akibat pekerjaan.
c. Bagi puskesmas ataupun instansi yang berkaitan agar dapat memberikan penyuluhan
atau pelatihan mengenai K3, risiko penyakit akibat kerja dan postur kerja yang baik
pada pekerja industri batu bata.
Alhamdulillah....
Thank yOu