You are on page 1of 56

SIROSIS HEPATIS

PERCEPTOR : DR. RINA KRISWIASTINY,


SP.PD

PENYAJI:
ANIA DEWI RAHARTI, S.KED
ARUM EKA LESTARI, S.KED
AYUSTI MUTAZILA, S.KED
IDENTIFIKASI PASIEN

 Nama lengkap : Tn. M


 Jenis kelamin : Laki-laki
 Tempat Tanggal Lahir : 6 Juni 1969
 Umur : 45 tahun
 Suku bangsa : Jawa
 Status perkawinan : Menikah
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Buruh bengkel motor
 Pendidikan : SD
 Alamat : Sri Mulyo, Natar. Lampung
Selatan
 MR : 030499
ANAMNESIS


 Diambil dari : Autoanamnesa dan Alloanamnesa
 MRS : 16 September 2014
 Jam : 21.00 WIB

 Keluhan utama : Badan lemas sejak pagi


 Keluhan tambah : Badan kuning sejak 2
minggu SMRS
Riwayat perjalanan penyakit:

 2 minggu SMRS os mengeluh mata dan kulit berwarna


kuning, BAK normal, BAB normal. os mengaku sudah
berobat ke bidan desa dan di anjurkan untuk berobat
kerumah sakit, namun os menolak.
 HMRS os datang ke IGD RSPBA dengan keluhan badan
terasa lemas sejak pagi, os juga mengeluh mata dan kulit
berwarna kuning, perut dan kaki kanan bengkak, mual
(-), muntah (-), perut terasa kembung, napsu makan
menurun, BAB berwarna hitam disangkal. BAK seperti
air teh juga disangkal.
 Riwayat minum alkohol dari muda (+), riwayat minum
jamu-jamuan (+), os mengatakan bahwa di keluarganya
tidak ada yang memiliki riwayat penyakit yang serupa
dengan yang dialami os.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Cacar Malaria Batu ginjal/saluran kemih


Cacar air Disentri Burut (hernia)
Difteri Hepatitis Penyakit prostat
Batuk rejan Tifus abdomen Wasir
Campak Hipotensi Diabetes
Influenza Sifilis Alergi
Tonsilitis Gonore Tumor
Kholera Hipertensi Penyakit pembuluh darah
Demam rematik akut Ulkus ventrikulus
Pneumonia Ulkus duodeni
Pleuritis Gastritis
Tuberkulosis Batu empedu
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Cacar Malaria Batu ginjal/saluran kemih
Cacar air Disentri Burut (hernia)
Difteri Hepatitis Penyakit prostat
Batuk rejan Tifus abdomen Wasir
Campak Hipotensi Diabetes
Influenza Sifilis Alergi
Tonsilitis Gonore Tumor
Kholera Hipertensi Penyakit pembuluh darah

Demam rematik akut Ulkus ventrikulus Asma Bronkhial


Pneumonia Ulkus duodeni
Pleuritis Gastritis
Tuberkulosis Batu empedu
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Keadaan Penyebab
Hubungan Diagnosa
Kesehatan Meninggal
Kakek - - -
Nenek - - -
Ayah - - -
Ibu - - -
Saudara - - -
Anak-anak - - -
ANAMNESIS SISTEM

Kulit
- Nyeri - Perdarahan

- Sekret - Gangguan penglihatan

√ Ikterus - Ketajaman penglihatan

Kepala
- Trauma - Sakit kepala

- Sinkop - Nyeri sinus


Mata

- Nyeri - Perdarahan

- Sekret - Gangguan penglihatan

√ Ikterus - Ketajaman penglihatan

Telinga

- Nyeri - Tinitus

- Sekret - Gangguan pendengaran

- Kehilangan pendengaran
Hidung

- Trauma - Gejala penyumbatan

- Nyeri - Gangguan penciuman

- Sekret - Pilek

- Epistaksis

Mulut

- Bibir (sariawan) - Lidah

- Gusi - Gangguan pengecapan

- Selaput - Stomatitis
Tenggorokan

- Benjolan kanan - Nyeri leher

Leher

- Nyeri tenggorokan - Perubahan suara


)

Data (Jantung/Paru)

- Nyeri dada - Sesak nafas


- Berdebar - Batuk darah
- Ortopnoe - Batuk

Abdomen (Lambung/Usus

√ Rasa kembung √ Perut membesar

- Mual - Wasir

- Muntah - Mencret

- Muntah darah √ Tinja berdarah

- Sukar menelan - Tinja berwarna dempul

- Nyeri perut - Tinja berwarna the

- Benjolan
Saluran kemih/ Alamat kelaminSaluran
- Disuria - Kencing nanah

- Stranguri - Kolik

- Poliuri √ Oliguria

- Polaksuria - Anuria

- Hematuria - Retensi urin

- Kencing batu - Kencing menetes

- Ngompol - Penyakit prostat

Saraf dan Otot

- Anestesi - Sukar menggigit


- Parastesi (kedua tangan) - Ataksia
- Otot lemah - Hipo/ hiper-esthesia
- Kejang - Pingsan
- Afasia - Kedutan (tiek)
- Amnesia - Pusing (vertigo)
- Lain-lain - Gangguan bicara (disartri)
Ektremitas

√ Bengkak - Deformitas

- Nyeri sendi - Sianosis

- Ptekie
 BERAT BADAN
 Berat badan rata-rata (kg) : 55 kg
 Tinggi badan (cm) : 160 cm
 IMT : kg/M2 (berat badan lebih)
 (Bila pasien tidak tahu dengan pasti)
 Tetap (  )
 Turun ( )
 Naik ( )

 RIWAYAT MAKANAN
 Frekuensi/ hari : 1x/ hari
 Jumlah/ hari : satu porsi
 Variasi/ hari : bervariasi
 Nafsu makan : menurun


 PENDIDIKAN
 ( √ ) SD ( ) SMA ( ) Sekolah Kejuruan ( )
Akademi
 ( ) Kursus ( ) Tidak Sekolah
PEMERIKSAAN FISIK

 Pemeriksaan Umum
 Keadaan umum : Sedang
 Kesadaran : Somnolen
 Tekanan darah : 100/60 mmHg
 Nadi : 72 x/menit, teratur, isi, tegangan cukup.
 Suhu : 37.3⁰C
 Pernapasan : 22 x/menit
 Keadaan gizi : lebih
 Sianosis : tidak sianosis
 Edema umum : pretibialis
 Habitus : Piknikus
 Cara berjalan : normal
 Mobilitas (aktif/pasif) : aktif


 Aspek Kejiwaan
 Tingkah laku :
wajar/gelisah/tenang/hipoaktif/hiperaktif
 Alam perasaan :
biasa/sedih/gembira/cemas/takut/marah
 Proses pikir : wajar/cepat/gangguan
waham/fobia/obsesi
 STATUS GENERALIS
 KULIT
 Warna : sawo matang
Efloresensi : tidak ada
 Jaringan parut : tidak ada
Pigmentasi : tidak ada
 Pertumbuhan rambut : normal
Pembuluh darah : normal
 Suhu raba : 37,3 ⁰C
Lembab/kering : normal
 Keringat, umum : tidak ada
 Turgor : normal
 KELENJAR GETAH BENING
 Submandibula : tidak teraba Leher: tidak teraba
 Supraklavikula : tidak teraba Ketiak : tidak teraba
 Lipat paha : tidak teraba

 KEPALA
 Ekspresi wajah : normal Simetris muka : simetris
 Rambut : normal Pembuluh temporal :
tidak teraba
 MATA
 Eksolftalmus : tidak ada
 Enoftalmus : tidak ada
 Kelopak : normal
 Lensa : normal
 Konjungtiva : anemis
 Visus : normal
 Sklera : ikterik
 Gerakan mata : normal
 Lap.penglihatan : normal
 Tekanan bola mata : normal
 Deviatio konjungtiva : tidak ada
 Nistagmus : tidak ada
 TELINGA
Tuli : tidak tuli Selaput pendengaran :
normal
Lubang : normal Penyumbatan: tidak ada
Serumen : normal Perdarahan : tidak ada

 MULUT
Bibir : tidak sianonis Tonsil : normal
Langit-langit : normal Bau nafas : tidak bau
Trismus : normal Lidah : normal
Faring : tidak hiperemis
 LEHER
Tekanan vena jugularis : 5 - 2 cm
Kelenjar tiroid : normal, tidak ada pembesaran
Kelenjar limfe : normal, tidak ada pembesaran

 DADA
 Bentuk : normal
 Buah dada : normal
 Sela iga : normal
 PARU
 DEPAN BELAKANG
 Inspeksi, Kanan : simetris, retraksi (-), spidernevi
(-), jaringan parut (-), KGB (-)
Kiri : simetris, retraksi (-), spidernevi (-), jaringan
parut (-), KGB (-)
 Palpasi, Fremitus kanan = kiri
 Perkusi, Kanan : sonor
 Kiri : sonor
 Auskultasi,Kanan : vesikuler
 Kiri : vesikuler
 JANTUNG
Inspeksi : ictus kordis tidak tampak
Palpasi : ictus kordis tidak teraba
Perkusi
Kanan : atas, ics II linea sternalis dextra
bawah, ics VI linea sternalis dextra
Kiri : atas, ics II linea sternalis sinistra
bawah, ics V linea midclavicula sinistra
Pinggang jantung : ( + ) garis parasternal sinistra ics III
Auskultasi : bunyi jantung I-II intensitas normal,
regular, bising (-)
PEMBULUH DARAH
Arteri termporalis: teraba, isi, dan tegangan cukup
Arteri karotis : teraba, isi, dan tegangan cukup
Arteri brakhialis : teraba, isi, dan tegangan cukup
Arteri radialis : teraba, isi, dan tegangan cukup
Arteri femoralis : teraba, isi, dan tegangan cukup
Arteri poplitea : teraba, isi, dan tegangan cukup
Arteri tibialis pesterior: teraba, isi, dan tegangan
cukup
ABDOMEN
Inspeksi : dinding perut tidak simetris dengan
dinding dada, asistes (+), distended (-), venektasi(+),
caput medusa (-), ikterik (-).
Auskultasi : peristaltik (+) 4x/menit, bruit hepar (-),
bruit epigastrium (-)
Palpasi : nyeri tekan (-)
Hati : tidak teraba, nyeri tekan (-)
Limpa : teraba membesar (scuffner 4) :
splenomegali
Ginjal : nyeri ketok cva (-)
Perkusi : timpani
EKSTREMITAS
 Ekstremitas superior dextra dan sinistra: Oedem
( -), Deformitas (-) Bengkak (-), Sianosis (-) Nyeri
sendi (-) Ptekie (-)

 Ekstremitas inferior dextra dan sinistra: Oedem


(+), Deformitas (-) Bengkak (-), Sianosis (-) Nyeri
sendi (-), Ptekie (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
HEMATOLOGI
PEMERIKSAAN HASIL NORMAL
Lk: 14-18 gr%
Hemoglobin 2,0
Wn: 12-16 gr%
Leukosit 28.000 4500-10.700 ul
Hitung jenis leukosit
 Basofil 0 0-1 %
 Eosinofil 0 1-3%
 Batang 1 2-6 %
 Segmen 81 50-70 %
 Limposit 13 20-40 %
 Monosit 10 2-8 %
Lk: 4.6- 6.2 ul
Eritrosit 1,0 jt
Wn: 4.2- 5,4 ul
Lk: 40-54 %
Hematokrit 6%
Wn: 38-47 %
Trombosit 189.000 159-400 ul
MCV 66 80-96
MCH 18 27-31 pg
MCHC 27 32-36 g/dl
KIMIA DARAH
PEMERIKSAAN HASIL NORMAL
Bilirubin 1,3 0,2 – 1,0 mg/dl
- Direk 0,3 0 – 0,25 mg/dl
- Indirek 1,0 0,1 – 0,8 mg/dl
SGOT 89 Lk: 6 – 30 U/L
SGPT 93 Lk: 6 – 45 U/L
Fosfatase Alkali 51 Lk: 80 – 306 U/L
Gamma GT 34 Lk: 8 – 38 U/L
Albumin 2,2 3,5 – 5,0 g/dl
Globulin 0,9 2,3 – 3,5 g/dl
Ureum 64 10 – 40 mg/dl
Kreatinin 2,4 Lk: 0,9 – 1,5 Mg/dl
Natrium 134 135 – 150 nmol/l
Kalium 2,9 3,6 – 5,5 nmol/l
Kalsium 7,5 Dewasa: 8,8 -10,5 mg/dl
EKG
USG
 Analisa USG
- Hepar normal irreguler
- Ginjal kanan dan kiri normal
- Asites
DIAGNOSIS

SIROSIS HEPATIS
Differensial Diagnosis

HEPATOCELLULAR CARCINOMA
Anemia Defisiensi Fe
Prognosis

 Quo ad vitam : dubia ad malam


 Quo ad functionam : dubia ad malam
 Quo ad Sanactionam : dubia ad malam
Penatalaksanaan

Non Farmakologis
 Diet Sonde (pasang NGT)
 Asupan cairan pasien harus dijaga terutama cairan oral (untuk
mencegah
Farmakologis
 Diet Hati III
 IVFD RL : D5% (2:1) x gtt/menit
 Lasix 1 x 1 amp/hari
 KSR 3 x 1
 Pantoprazole 1 x 1 amp/iv
 As Folat 3 x 1
 Orbumin sachet 3 x 1
 Transfusi PRC
 Ca glukonas 2 x 1
FOLLOW UP
SIROSIS HEPATIS

Definisi
Sirosis hati adalah suatu penyakit dimana sirkulasi
mikro, anatomipembuluh darah besar dan seluruh
sitem arsitektur hati mengalami perubahan menjadi
tidak teratur dan terjadi penambahan jaringan ikat
(fibrosis) disekitar parenkim hati yang mengalami
regenerasi.
EPIDEMIOLOGI

Keseluruhan insiden sirosis di Amerika ditemukan


360 per 100.000 penduduk. Penyebabnya terutama
penyakit hati alkoholik maupun infeksi virus kronik.
Di Indonesia sendiri prevalensi sirosis hati belum
ada hanya ada laporan dari beberapa pusat
pendidikan saja. Di RS Sardjito Yogyakarta jumlah
pasien yang dirawat di bagian Penyakit Dalam dalam
kurun waktu 1 tahun (2004) berkisar 4,1%. Di
Medan dalam kurun waktu 4 tahun dijumpai 819 (4
%) dari seluruh pasien di bagian Penyakit Dalam.
KLASIFIKASI
Klasifikasi sirosis hati terdiri atas 4:
1. Klasifikasi Etiologi.
a. Etiologi yang diketahui penyebabnya
1. Hepatitis virus tipe B dan C
2. Alkohol
3. Metabolik
4. Kolestasis kronik/sirosis biliar sekunder intra dan
ekstrahepatik
5. Obstruksi aliran vena hepatik, Penyakit Veno oklusif, Sindrom
Budd Chiari, perikarditis konstriktiva, payah jantung kanan
6. Gangguan Imonologis, Hepatitis lupoid, Hepatitis kronik aktif.
7. Toksik dan Obat
8. Operasi pintas usus halus pada obesitas
9. Malnutrisi, Infeksi seperti malaria, sistosomiasis
b.Etiologi tanpa diketahui penyebabnya. Sirosis yang
tidak diketahui penyebabnya dinamakan sirosis kriptogenik
/heterogenous.

2. Klasifikasi Morfologi.
Secara mikroskopik sirosis dibagi atas:
a. Sirosis mikronodular
b. Sirosis makronodular
c. Sirosis campuran

3. Klasifikasi fungsional
a. Kompensasi baik (laten, sirosis dini)
b. Dekompensasi (aktif, disertai kegagalan hati dan
hipertensi porta)
PATOFISIOLOGI
GEJALA KLINIS
 Gejala awal sirosis (kompesata) meliputi
perasaan mudah lelah dan lemas, selera makan berkurang,
perasaan perut kembung, mual, berat badan menurun,
pada laki-laki dapat timbul impotensi, testis mengecil, buah
dada membesar, hilangnya dorongan seksualitas

 (dekompensata), gejala-gejala lebih menonjol terutama bila


timbul komplikasi kegagalan hati dan hipertensi porta,
meliputi hilangnya rambut badan, gangguan tidur, dan
demam tak begitu tinggi. Mungkin disertai adanya
gangguan pembekuan darah, perdarahan gusi, epistaksis,
gangguan siklus haid, ikterus dengan air kencing berwarna
seperti teh pekat, muntah darah dan atau melena, serta
perubahan mental, meliputi mudah lupa, sukar
konsentrasi, bingung, agitasi, sampai koma.
Temuan klinis sirosis meliputi:
 Spider nevi
 Eritema Palmaris
 Perubahan kuku-kuku Muchurche
 Ginekomastia
 Atrofi testis hipogonadisme
 Hepatomegali
 Spelenomegali
 Asites
 Fetor hepatikum, bau nafas yang khas pada pasien
sirosis disebabkan peningkatan konsentrasi dimetil
sulfide akibat pintasan porto sistemik yang berat.
 Ikterus
 Asterixis-bilateral tetapi tidak sinkron berupa gerakan
mengepak-mengepakdari tangan, dorsofleksi tangan.
DIAGNOSIS

 Anamnesa
 Pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan fisik

 Manifestasi gagal hepatoseluler: ikterus; spider nevi;


eritema palmaris
 Manifestasi hipertensi portal: varises esofagus,
kolateral dan kaput medusa,
splenomegali, asites, dan edema perifer.
Pemeriksaan Penunjang

 Laboratorium
 Serologi
 Pemeriksaan penunjang lainnya : USG
Penatalaksanaan

 Asites: tirah baring dan diawali diet rendah garam,


konsumsi garam sebanyak 5,2 gram atau 90
mmol/hari. Diet rendah garam dikombinasi dengan
obat-obat diuretic

 Spontaneous bacteCephalosporins Generasi III


(Cefotaxime),secara parental selama lima hari, atau
Qinolon secara oral. Mengingat akanrekurennya
tinggi maka untuk Profilaxis dapat diberikan
Norfloxacin (400mg/hari)selama 2-3 minggu.rial
peritonitis :
 Hepatorenal syndrome; mengatur keseimbangan garam
dan air. Sindroma ini dicegah dengan menghindari
pemberian Diuretik yang berlebihan, Penanganan secara
konservatif :Ritriksi cairan,garam, potassium dan
protein. Serta menghentikan obat-obatan yang
Nefrotoxic.

 Ensefalophaty hepatic: Neomisin bisa digunakan untuk


mengurangi bakteri usus penghasil ammonia, diet
protein dikurangi sampai 0,5 gr/kg berat badan per hari

 Varises Esofagus ; sebelum berdarah dan sesudah


berdarah bisa diberikan obat penyekat beta
(propranolol)
Prognosis

 Klasifikasi ini terdiri dari Child A, B, dan C.


kalsifikasi Chil pugh berkaitan dengan kelangsungan
hidup. Angka kelangsungan hidup selama satu tahun
untuk pasien sirosis hepatis dengan Child A, B, dan
C berturut-turut 100,80,dan 45 %.

You might also like