Professional Documents
Culture Documents
• Pada anak, fobia sosial tidak dapat langsung didiagnosis kecuali anak tersebut
memunculkan kecemasan yang berlebihan
• Kriteria G
Ketakutan atau sikap menghindar tersebut tidak disebabkan oleh efek fisiologik
zat atau kondisi medik umum atau gangguan mental lain (gangguan panik
dengan atau tanpa agoraphobia, gangaguan dismorfik, gangguan perkembangan
prevasif, atau dengan gangguan kepribadian skizoid)
• Kriteria H
Bila terdapat kondisi medik umum atau gangguan mental lain, ketakutan pada
kriteria A tidak berhubungan dengannya (gagap, Parkinson, atau gangguan
perilaku makan seperti bulimia atau anoreksia nervosa) Kriteria A merupakan
kunci gejala fobia sosial. Hal yang penting pada kriteria ini yaitu adanya situasi
yang dapat membangkitkan fobia yaitu situasi yang dinilai atau diamati oleh
orang lain dan juga ketakutan akan memperlihatkan kecemasan atau bertingkah
dengan cara yang memalukan.
berdasarkan PPDGJ - III
Semua kriteria di bawah ini harus dipenuhi untuk diagnosis pasti:
• gejala psikologis, perilaku atau otonomilk yang timbul harus merupakan
manifestasi primer dari anxietasnya dan bukan sekunder dari gejala-gejala lain
seperti misalnya waham atau pikiran obsesif;
• anxietasnya harus mendominasi atau terbatas pada situasi sosial tertentu
(outside the family circle); dan
• menghindari situasi fobik harus atau sudah merupaken gejala yang menonjol
• Bila terlalu sulit untuk membedakan antara fobia sosial dengan agorafobia,
hendaknya diutamakan diagnosa agorafobia
TATALAKSANA
• Suatu kombinasi pharmacotherapy dan psikoterapi pada umumnya diberikan
untuk para orang dengan fobia sosial
1. Terapi relaksasi
Terapi ini terdiri dari belajar untuk menurunkan tegangan otot selama
beristirahat, ketika bergerak dan pada situasi-situasi yang dapat menyebabkan
kecemasan. Terapi ini dapat dijadikan sebagai pendamping terapi exposure
2. Medication (terapi obat)
• Selective serotonin reuptake inhibitors (SSRIS)
• Benzodiazepines
• Buspirone
• Propranolol
• Monoamine oxidase inhibitors (MAOIS)
3. Terapi Kognitif
terapis membantu klien mencari pikiran-pikiran self-defeating dan mencari
alternatif rasional sehingga mereka bisa belajar menghadapi situasi-situasi
pembangkit kecemasan
4. Virtual Reality Exposure
Melalui proses pemaparan terhadap suatu seri stimuli virtual yang makin
bertambah menakutkan dan hanya bila ketakutan sudah berkurang pada
langkah terdahulu, orang belajar untuk mengatasi ketakutan dengan cara yang
sama dengan seandainya mereka mengikuti program pemaparan gradual
terhadap stimuli fobik dalam situasi aktual
5. Cognitive-Behavioral Therapy (CBT)
melakukan assessment independent dan self report terhadap klien. Kemudian diikuti
dengan pelatihan dalam hal restrukturisasi keterampilan kognitif, exposure yang
diulang terhadap simulasi dari situasi yang ditakuti dalam tiap sesi, dan
dihubungkan dengan homework assignments. Setelah pelatihan tersebut dilakukan
maka seluruh rangkaian assessment independent dan self report dilakukan kembali
6. Terapi pemaparan
• Klien mendapatkan instruksi untuk memasuki situasi sosial yang makin
penuh stres dan untuk tetap tinggal dalam situasi tersebut sampai dorongan
untuk kabur sudah menjadi berkurang
• Terapis dapat membantu membimbing mereka selama percobaan pada
pemaparan, dan secara bertahap menarik dukungan langsung sehingga klien
mampu untuk menghadapi sendiri situasi tersebut
PROGNOSIS DAN PERJALANAN
PENYAKIT
• Fobia sosial biasanya mulai pada usia dini sehingga dapat menyebabkan
gangguan disemua bidang akademik seperti rendahnya kemampuan sekolah,
menghindar dari sekolah, dan sering putus sekolah.