You are on page 1of 46

BAB II

PERHITUNGAN BIAYA
A. Pengertian Perhitungan Biaya Proyek
 Perhitungan biaya instalasi listrik/proyek digunakan untuk
kepentingan klien, peraturan/hukum perencanaan, administrasi,
serta kepentingan pribadi.
 Setiap perusahaan ingin mendapatkan keuntungan yang
biasanya diperoleh dari biaya rutin dll.
 Perkiraan biaya, peraturan/hukum, perencanaan teknik &
administrasi merupakan syarat yang diperlukan dalam suatu
tender/pelelangan.
 Pada perhitungan biaya ditemui istilah, Pre- calculation dan
Recalculation.

1
1. Pre-calculation (perhitungan pendahuluan/awal)
- Digunakan dan diperuntukkan untuk tender.
- Diperlukan ketelitian yang tinggi untuk menjaga jangan
sampai mengalami kerugian (bangkrut).
- Berlaku/diperlukan sebalum kontrak kerja ditandatangani.
- Harga menurut yang seharusnya.

2. Recalculation (perhitungan ulang)

- Dipakai setelah kontrak kerja ditandatangani/dijalani


-Harga menurut yang sebenarnya.
-Digunakan untuk mengontrol jika pada perhitungan pendahuluan
terdapat kesalahan-kesalahan

2
3. Resiko Pre-Calculation
Kesalahan dalam pre-calculation dapat menimbulkan beberapa resiko :

Harga tender yang telalu rendah (Too low tender price)

Harga penawaran terlalu rendah (ekstrim), sehingga jika berhasil


memenangkan tender, maka keuntungan yang diperoleh sedikit atau
mengalami kerugian/bangkrut (defisit).
Hal ini juga dapat menyebabkan penawaran digugurkan,sehingga
perusahaan akan rugi.

Harga tender yang telalu tinggi (Too hight tender price)

Harga penawaran tender yang telalu tinggi (ekstrim), sehingga saingan


(kompetitor) akan memenangkan tender dan mengambil kontrak; tetapi
jika berhasil memenangkan tender, maka perusahaan akan
memperoleh keuntungan yang cukup besar.
3
4. Strategi Pre-calculation
a. Akurat, terpercaya, perhitungan harga nyata.
b. Jumlah bahan/peralatan (volume pekerjaan) merupakan factor penting
dalam penentuan pre-calculation.
c. Ketentuan perhitungan suatu harga sangat dipengaruhi oleh lokasi dan
daerah suplai, karena hal ini diperlukan untuk mengetahui biaya
tambahan/transfortasi dan biaya tambahan untuk kegiatan di lapangan
(bongkar/muat dan penyimpanan).\
d. Suatu perkiraan/ramalan dalam pre-calculation akan memungkinkan
diperolehnya suatu keuntungan atau kerugian pada pelaksanaannya.
Maka dari itu pre-calculation yang akurat menuntut pengetahuan dan
pengalaman tentang pembiayaan dan perlu diingat bahwa untuk setiap
perusahaan serta setiap keadaan tidak sama.
e. Biasanya pre-calculation dilakukan oleh orang yang mengerti tentang
teknik dan secara komersial dapat menghitung biaya pekerjaan.

Pre-calculation/penawaran/ Technical – commercial


Tender/Recalculation personal
Akuntan Administrasi keuangan
4
5. Tujuan pre-calculation

a. Pendistribusian/pembagian biaya pada tempat/pekerjaan yang


membutuhkan biaya.
b. Sebagai pegendali jika terdapat kesalahan dalam perhitungan.
c. Sederhana, tapi merupakan suatu metode yang tepat digunakan
untuk menghindari atau mengurangi kesalahan.

B. Penyusunan Anggaran Oleh Kontraktor

Banyak para kontraktor yang melakukan perhitungan biaya suatu


tender dengan cara yang sederhana, yaitu dengan menghitung
biaya-biaya per-unit bahan/pekerjaan yang jenisnya sama kemudian
disesuaikan dengan kebutuhan tender. Metode ini akan semakin
valid jika sudah dilakukan berulang-ulang (berdasarkan
pengalaman).

5
Langkah-langkah penyusunan anggaran sebagai berikut :

1. Pelajari terlebih dahulu dokumen tender secara keseluruhan dan


pelajari lokasi/situasi lapangan.
2. Persiapkan program kerja, dan semua kebutuhan yang
berhubungan dengan pekerjaan.
3. Hitung/perkirakan jumlah biaya/upah per-jam kerja dari setiap
jenis/unit pekerjaan dengan rencana yang matang.
4. Peroleh informasi tentang bahan dan peralatan dari pada
supplier dan pekerjaan-pekerjaan sub kontraktor (jika ada).
5. Tentukan macam-macam biaya tambahan dan bagaimana
pendistribusian biaya untuk setiap itemnya.
6. Lakukan perhitungan harga/biaya, termasuk gaji para pekerja,
biaya peralatan, bahan dan seterusnya.
7. Untuk menguji persiapan tender secara keseluruhan, dapat
dilihat dari poin-poin berikut :

6
7. Untuk menguji persiapan tender secara keseluruhan, dapat dilihat
dari poin-poin berikut :
 Pekerjaan apa saja ?
 Perencanaannya bagaimana ?
 Bahan dan peralatan apa saja, dan berapa ?
 Sub kontraktor – sub kontraktor apa ?
 Supplier-supplier mana saja ?
 Pengeluaran/biaya tambahan dilapangan berapa ?
 Pengeluaran tambahan untuk perkantoran berapa ?

8. Tentukan berapa penambahan biaya untuk modal, resiko dan


keuntungan, pajak, dan tetapkan biaya keseluruhan.

9. Lengkapi dokumen tender lainnya, kemudian ajukan penawaran.

7
C. Perencanaan, Anggaran dan Pembelanjaan

Antara “penyusunan anggaran” dengan bagian “perencanaan” terdapat suatu


hubungan kerja yang erat. Penyusun anggaran dituntut agar dapat membaca
gambar rencana, karena penyusunan anggaran perlu mengetahui secara jelas
tentang pelaksanaan dari pekerjaan yang dimaksud oleh perencana. Demikian
juga antara “penyusun anggaran” dengan bagian “pembelanjaan”.

Pada perusahaan-perusahaan besar, penyusun anggaran sekaligus


menangani pekerjaan pembelanjaan. Pada perusahaan-perusahaan kecil,
ketiga unsur diatas (perencanaan, penyusunan anggaran dan pembelanjaan)
dapat dirangkap oleh satu orang saja.

Kebutuhan-kebutuhan suatu proyek/pekerjaan tidak hanya diperoleh dari


supplier saja, tetapi juga dari para sub-kontraktor lainnya. Para pembelanja/
penyusun anggaran perlu mengadakan pengecekan secara rutin tentang
perkembangan harga bahan/peralatan di pasaran/supplier, karena harga
bahan/peralatan dipasaran tidak stabil dan setiap saat perubahan harga dapat
terjadi. Pembelanja yang ahli harus selalu berada pada posisi harga yang
terbaik. Penyusun anggaran harus mengetahui sub-kontraktor dan supplier
mana saja yang akan memberikan persaingan harga.
8
D. Metode Perhitungan

Perhitungan biaya meliputi semua pengeluarandalam pelaksanaan


pekerjaan dan pengeluaran yang berhubungan dengan pengelolaan
perusahaan. Dari kalkulasi ini akan diperoleh harga satuan, yaitu
dengan perbandingan jumlah harga dalam periode tertentu terhadap
junlah atau banyaknya pengeluaran (hasil prosuksi/hasil kerja)

Jumlah biaya dalam periode tertentu


Harga per unit 
Banyaknya hasil/peng eluaran
Misalnya :

Harga per titik lampu bisa ditentukan berdasarkanharga/biaya yang


dikeluarkan dalam satu hari (untuk pekerjaan pemasangan lampu),
kemudian dibagi dengan jumlah titik lampu yang selesai terpasang
(pada hari itu).

* Untuk setiap jenis pemasangan dan type lampu biayanya akan


berbeda.
9
Dalam perhitungan biaya dapat dibedakan atas dua jenis yaitu :
1. Biaya langsung (Direct Cost)
Merupakan biaya-biaya pekerjaan yang dapat ditentukan/diketahui
secara langsung; seperti beli bahan/peralatan, upah pekerjaan, dan
sub-kontraktor.
2. Biaya tidak langsung (Indirect Cost)
Adalah biaya-biaya yang dibutuhkan dan ditetapkan sehubungan
dengan pelaksanaan pekerjaan dan besarnya tidak dapat
ditentukan secara langsung. Misalnya :
biaya tambahan untuk perkantoran
biaya tambahan di lapangan
biaya tak terduga
pekerjaan sementara
kesejahteraan pegawai
asuransi
resiko dan keuntungan
pajak, bea dan lain-lain.
10
E. Bagian-bagian yang dijadikan perhitungan
1. Direct cost (biaya langsung)
a. Tenaga kerja dan bahan
Biaya pekerja/upah kerja harus ditentukan oleh kontraktor untuk
setiap bahan/pekerjaan dan dimasukkan kedalam daftar kebutuhan
untuk menentukan harga tender.

b. Sub kontraktor
Sub kontraktor yang ditunjuk juga mengambil untung dan biaya
tambahan, dengan catatan bahwa pekerjaan mereka harus
disetujui oleh kontraktor utama (pemegang kontrak) dan
keuntungan biasanya ditentukan dalam prosentase dari harga sub
kontraktor.
2. Indirect cost (biaya tidak langsung)
Dalam penyusunan kebutuhan biaya suatu pekerjaan, perlu
diperhatikan kemungkinan-kemungkinan kebutuhan biaya tambahan,
diantaranya adalah :

11
a. Pembuatan dan pembongkaran bangunan sementara selama
proyek, termasuk transport ke dan dari lapangan.
b. Pekerjaan musiman.
Pekerjaan musiman termasuk pekerjaan pemindahan peralatan,
perawatan dan perbaikan yangmemerlukan pekerja musiman dalam
Pekerjaan gudang dan lapangan adalah meliputi semua kegiatan
bongkar muat, penyimpanan dan transportasi di lokasi proyek.
c. Pekerjaan gudang dan lapangan.
d. Kesejahteraan sosial.
Perlu diperhatikan bahwa dalam pelaksanaan pekerjaan harus
memenuhi peraturan/syarat-syarat kesehatan dan keamanan para
pekerja. Jika pemondokan para pekerja ditanggung oleh
perusahaan/kontraktor dapat dimasukkan kedalam daftar
kebutuhan.
Biaya yang disediakan untuk kesejahteraan pegawai antara lain
adalah :
Dana kesehatan, Dana keselamatan, Perumahan, Simpan pinjam/
koperasi dll.
12
e. Asuransi.
Pada keadaan/kondisi tertentu, asuransi sangat diperlukan; seperti
saat mengalami bencana. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang
mengandung resiko tinggi dapat dikelompokkan tersendiri untuk
diasuransikan. Nilai dari asuransi bisa didasarkan atas total
pekerjaan dan juga dapat dihitung berdasarkan pnambahan atas
harga kontrak.

f. Pengawas dan pengelolaan lapangan.


Biaya disini berhubungan dengan biaya transportasi, biaya
administrasi lapangan, gedung dan sarana lainnya. Jika fasilitas-
fasilitas lain diperlukan untuk wakil-wakil owner (staf direksi), dapat
dimasukkan dalam daftar kebutuhan.

g. Pengeluaran tambahan kantor.


Biaya ini terdiri dari biaya rutin kantor pusat, serta semua kantor
cabang.

13
F. Contoh Menentukan Biaya Per-unit
1. Biaya Mesin dan Peralatan
Setiap perusahaan memiliki daftar mesin peralatan yang dimiliki dan
menentukan harga per-unitnya. Dalam pelaksanaan pekerjaan, sering
dibutuhkan mesin/peralatan, tetapi tidak semua kontraktor/perusahaan
memiliki mesin peralatan yang dibutuhkan, sehingga perlu
meminjam/menyewa pada perusahaan lain. Dalam hal penyewaan ini
perlu dipertimbangkan dan memperhitungkan untung/ruginya. Adakalanya
kontraktor memperhitungkan bahwa lebih baik membeli mesin peralatan
yang sering digunakan dari pada meminjam atau menyewa; karena
nantinya mesin peralatan ini dapat pula disewakan dan ini merupakan
masukan buat perusahaan.

Seperti halnya dengan kebutuhan material/bahan, biasanya kontraktor


yang baik akan memiliki lembaran informasi untuk seiap mesin peralatan
yang dimilikinya. Untuk lebih jelasnya dalam memperhitungkan biaya
mesin peralatan ini dapat diikuti daftar berikut, tetapi formatnya tidak
selalu sama untuk setiap perusahaan. Kemudian jika kontraktor
menyediakan sistem sewa menyewa mesin peralatan, maka perlu
dibuatkan daftar harga dengan format tersendiri.
14
DAFTAR HARGA PER UNIT

TGL ……………… ……...…………….. PEMBELIAN …………....


1. Nilai dalam keadaan baru Rp …………………….
2. Nilai akhir ( … % x … ) Rp …………………….
3. Penurunan nilai Rp …………………….
4. Ekonomis pemakaian …………………... Thn
5. Jumlah hari pemakaian/Thn …………………... Hr
6. Jumlah jam pemakaian/Thn …………………... Jam
7. Daya mesin …………………... Kw
8. Kebutuhan daya dari … % pemakaian/Thn …………………...
Kwh
9. Perawatan dan perbaikan Rp …………………….
10. Pelayanan dan perawatan Rp …………………….
11. Waktu pelayanan dan perawatan/Thn…………………... Thn

15
BIAYA TETAP PER TAHUN
12. Penurunan harga Rp …………………….
13. Keuntungan … % /Thn (% bunga/Thn) Rp …………………….
14. Asuransi : kebakaran, bencana alam dll Rp …………………….
15. Pajak jalan Rp …………………….
16. Ongkos, bea Rp …………………….
17. Tempat Rp …………………….
18. TOTAL BIAYA TETAP PER TAHUN Rp. ………………….…
19. Pemakaian daya Rp ……………… /Thn
20. Minyak pelumas Rp ……………… /Thn
21. Lain-lain Rp ……………… /Thn
22. Reparasi dan revisi Rp ……………… /Thn
23. Perawatan dan pelayanan Rp ……………… /Thn
24. JUMLAH MACAM-2 BIAYA PER TAHUN Rp …………………….
25. TOTAL BIAYA KERJA PER TAHUN Rp …………………….

16
Kalkulasi nilai (rutin) :
1. Pemindahan (instalasi) Rp …………………….
2. Sewa per hari Rp …………………….
3. Sewa per jam Rp …………………….
4. Waktu nganggur Rp …………………….
Penjelasan :
1. Harga rata-rata masukan pada akhir tahun
2. Nilai minimal pada akhir pemakaian (mis. penurunan nilai)
3. Pengurangan/selisih poin 1 dan 2
4. Pemakaian (umur/daya guna)
5. Kondisi bekerja/operasi
6. Jumlah jam kerja dilapangan yang dipakai dalam satu tahun termasuk
transportasi.
– Waktu pemakaian terdiri dari :
– pelayanan selama waktu kerja
– Selama waktu kerja bila tanpa pemakaian/tanpa operasi, tetapi
hanya digunakan biladiperkukan saja.
17
Nilai pemakaian : Contoh
 Satu tahun = 12 bulan  250 hari kerja
 250 hr kerja – hr pelayanan – hr nganggur = ….. sisa hari
 Digunakan 50 % = 50 % x 250 hr = 125 hr kerja (pemakaian)
 Digunakan 80 % = 50 % x 250 hr = 200 hr kerja (pemakaian)

7. Mengetahui daya mesin dalam kW


8. Jika peralatan menggunakan daya listrik, maka perhitungan pemakaian
daya mesin dalam kWh/tahun
9. Perawatan dan perbaikan selama operasi
10.Pelayanan yang meliputi operasi yang produktif
11.Faktor operasi ditentukan (nilai rata-rata)
12.Perbandingan antara poin 3 dan 4 -3-/-4-
13.Keuntungan rata-rata yang diperoleh selama masa kerja secara garis
besar perhitungannya antara lain sebagai berikut :
14.Besarnya pembayaran premi dari asuransi dapat diketahui dari petugas
asuransi atau menanyakan langsung pada perusahaan asuransi
18
15. Pajak jalan
16. Sesuai dengan peraturan daerah, bea pajak
17. Biaya ini terdiri dari biaya gedung/tempat peralatan
19. Untuk peralatan/mesin yang menggunakan daya listrik dihitung
dalam rupiah/tahun
20. Biaya kebutuhan minyak pelumas pertahun (jika ada)
21. Kebutuhan-kebutuhan lain (biaya yang tidak tetap) yang hanya
dapat diketahui ditempat tugas
22. Dapat dilihat keterangan no. 9 dan 4 = - 9 - / - 4 -
23. Dapat dilihat keterangan no. 10 dan 11 = - 10 - x - 11 -
24. Merupakan jumlah dari no. 19 sampai dengan 23
25. Adalah jumlah dari no. 18 dan 24 = - 18 - + - 24 -

Semua biaya diatas merupakan biaya langsung, termasuk biaya


tambahan, biaya tidak langsung dan untuk keuntungan.

19
- 25 - - 25 -
Sewa per hari  ; Sewa per jam 
-5- -6-

- 24 -
Jalan tanp a sewa per hari 
-5-

- 24 -
Jalan tanp a sewa per jam 
-6-

( - 18 - )
 - 25 -
waktu kosong (pendekata n)  -3-
- 5 - atau - 6 -

20
2. Gaji pegawai
Yang termasuk upah kerja/biaya kerja ialah yang diistilahkan
dengan gaji karyawan, upah buruh, pemberian upah, honorarium,
gaji tersebut biasanya dilakukan diakhir hari, akhir minggu atau
pada akhir bulan.

 Pembayaran upah ini meliputi :


 Tarif dasar : biasanya per jam atau per hari.
 Tarif tambahan : untuk keahlian, bahaya, keadaan kotor dll.
 Tarif Overtime/lembur/kerja shift
 Tambahan pribadi : lamanya pelayanan/masa
kerja/ketekunan.
 Pembayaran hasil daya cipta.
 Bonus dll.

21
Contoh perhitungan gaji karyawan :
BIAYA PER TAHUN

URAIAN : HARI : % : JUMLAH (Rp)

01. Tidak bekerja pada hari minggu : 52 : - : -


02. Hari kerja 12 x Rp 500.000,00- : 250 : 100 : 6000.000,00
03. THR (gaji ke-13) dll : - : - : 500.000,00
04. Libur/cuti 2 minggu : 12 : 8,3 : -
05. Libur umum : 12 : 4,8 : -
06. Sakit (asuransi) : 12 : 4,8 : 210.000,00
07. Kecelakaan : 9 : 3,6 : 280.000,00
08. Urusan keluarga : 6 : 2,4 : -
09. Cuaca buruk (tidak bekerja) : 12 : 4,8 : -
10. Pensiun (asuransi) : : 6,5 : 390.000,00
11. Pajak penghassilan (PPH) : ? : ? : ?
12. Kontribusi rumah : : :
13. Biaya transportasi/mobil : : :
14. Peralatan/perlengkapan : : :
15. Sekolah,training,kursus : : :
16. Tunjangan keluarga : : :
17. Overtime : : :
18. Bobus kerja : : :
19. Lain-lain : : :
-
-

TOTAL : 365 : ? : …………… ?


22
CATATAN :
• Perusahaan yang dikelola dengan baik akan memiliki daftar
perhitungan diatas untuk setiap stafnya, sesuai dengan
kategori/level msing-masing pekerja.

• Jumlah hari per tahun adalah 365 hari, tetapi yang dipakai untuk
hari kerja rata-rata adalah 250 hari, yang biasa dipercaya atau
sebagai hari kerja penuh per tahunnya

• Meskipun pembayaran gaji bersih hanya Rp 500.000,00- per bulan,


tetapi jumlah ini dapat saja naik untuk pekerja yang prestasinya
baik, dan loyalitasnya tinggi terhadap perusahaan.

• Jika dasar perhitungan diambil 100 % dan jumlah biaya secara


keseluruhan atau upah kerja mecapai 140 – 200 %. Ketentuan-
ketentuan ini untuk level pekerja seperti : buruh kasar (pekerja yang
kurang skill) lebih rendah prosentase upahnya; sedangkan pekerja
yang ahli, staf training, staf berpendidikan, rata-rata mendapatkan
upah yang jauh lebih tinggi dan prosentase upah kerja semakin
tinggi.
23
Contoh :
Perusahaan memperhitungkan gaji pekerja tetapnya sebesar  200 %.

Dari perhitungan semula diperoleh :

Tarif dasar upah = Rp. 6000.000/250 hari kerja


=Rp. 24.000 per hari --------- 100 %

Utk Perhitungan tender diambil upah Rp 48.000,00-/hari, berarti 200 %

Contoh upah pekerja proyek :

Buruh Rp. 30.000/hr (100 %) Tender Rp. 40.000/hr (160 %)


Tk Batu Rp. 45.000/hr (100 %) Tender Rp. 90.000/hr (200 %)
Tk. Listrik Rp. 50.000/hr (100 %) Tender Rp. 90.000/hr (180 %)

24
G. Overhead Cost (Biaya tambahan)

Biaya tambahan biasanya sebanding dengan distribusi biaya total


pekerjaan. Biaya tambahan dihitung dalam prosentase (%) dari biaya
total kerja. Pada prinsipnya semua biaya tambahan ini merupakan
biaya yang tidak berhubungan secara langsung dengan pekerjaan,
tetapi meupakan kebutuhan instansi/perusahaan yang mengerjakan
proyek tersebut seperti kebutuhan-kebutuhan berikut :

1. Untuk keperluan perkantoran dari perusahaan


 Sewa kantor (tanpa memperhatikan apakah kantor tersebut milik
sendiri atau menyewa).
 Inventaris kantor (perabotan dan peralatan kantor).
 Gaji karyawan kantor (direktur, ahli teknik, keuangan dll).
 Kontribusi sosial karyawan.
 Biaya lain : seperti rekening listrik, pdam, gas, telp., internet dll.
 Asuransi (khusus dilingkungan kantor).

25
2. Biaya Modal (bunga)
Bunga untuk modal (tidak termasuk modal mesin/peralatan yang
dipakai dilapangan).
a.Bunga untuk modal pinjaman.
b.Kerugian bunga akibat terlambatnya pembayaran dari klien.
c.Biaya untuk jaminan pelaksanaan
d.Pajak-pajak dll.

3.Biaya lain-lain
a.Laporan dan pemeriksaan.
b.Penasehat setempat.
c.Tempat.
d.Literatur, buku-buku, bulletin dll.
e.Pemasaran, dan perwakilan.
f.Biaya tender.
g.biaya transportasi.
h.Organisasi karyawan(sarana olah raga, kesenian dll).
26
CATATAN BIAYA TAMBAHAN :

Perkiraan secara umum biaya tambahan tergantung dari perputaran


modal; dan biaya-biaya ini relative tetap (dalam periode tertentu) yaitu ;
nilainya tidak akan lebih rendah dari biaya minimum saat perusahaan
tidak sepenuhnya terlibat dengan kontrak.

% biaya tambahan Total biaya tambahan/ tahun


 x 100 %
(rata - rata) Total biaya kerja/tahu n

Biaya tambahan ini dapat dibagikan secara merata pada biaya kerja
atau juga bisa dibagikan secara tidak merata; hal ini tergantung dari
masing-masing perusahaan dan pertimbangan pekerjaan/proyek.

27
H. Biaya Tambahan Untuk Resiko dan Keuntungan

Dalam kegiatan bisnis sering dijumpai gangguan-gangguan baik yang datang


dari dalam maupun dari luar perusahaan, yang dapat mengakibatkan
kerugian. Hal ini dikenal dengan “Resiko”. Seperti resiko dari perhitungan
awal (pre-calculation) yang terjadi pada beberapa perkiraan/asumsi penge-
luaran yang mungkin tidak tepat setelah proyek dilaksanakan ; akibatnya
kontraktor/perusahaan pelaksana dapat mengalami kerugian finansial, yaitu
bisa berupa waktu pelaksanaan yang lebih lama, atau material yang terpakai
lebih banyak dan faktor-faktor lainnya.

Resiko-resiko yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan pekerjaan


antara lain adalah :
1. Resiko pembelian bahan 6. Resiko inflasi
2. Resiko jumlah (bahan, jam kerja) 7. Kerusakan inventaris
3. Resiko pencarian uang di Bank 8. Resiko pemakaian alat
4. Kerusakan konstruksi/bangunan 9. Resiko pembayaran (terlambat)
5. Resiko nganggur (pekerja, mesin peralatan)

28
Resiko-resiko lain yangmungkin ada :
1. Lokasi perusahaan
2. Prosedur keuangan (pembayaran, pembelanjaan)
3. Status hukum perusahaan
4. Jabatan karyawan
5. Pembelian mesin peralatan
6. Pemasaran
7. Kekurangan pekerjaan baru/kontrak
8. Pembatalan kontrak
9. Resiko bencana alam
10. Pemeliharaan dll.

29
CATATAN RESIKO :

Beberapa dari resiko dapat diasuransikan dan untuk resiko diluar


lindungan asuransi, dapat dimasukkan kedalam biaya tambahan.
Sebagian besar dari resiko-resiko tersebut dapat diatasi dengan
adanya asuransi perusahaan.

Untuk resiko-resiko tanpa asuransi, dibutuhkan penambahan biaya


yang diambilkan beberapa persen dari biaya pokok pekerjaan.
Pengambilan prosentase dari resiko ini berkisar antara 2 – 5 %. Biaya
resiko diatas 2 – 5 % dapat diambil pada proyek yang lebih
besar/waktu yang lebih lama/jenis pekerjaan tertentu (resiko besar).

Bahaya lain yang selalu mengancam adalah “inflasi” ; perhitungan


diatas berlaku bila tidak ada inflasi.

30
I. Tambahan Biaya Untuk Pajak Langsung dan Bea

Pajak langsung sudah merupakan ketetapan pemerintah dan


pembayarannya pada lebaga pemerintah yang berwenang.

Misalnya :
Pajak pelayanan/operasional
Pajak pertambahan nilai (PPN)
Pajak penghasilan (PPH)
Pajak kontrak
dan lain-lainnya.

Semua pajak-pajak ini dapat ditambahkan setelah harga bersih


suatu pekerjaan/proyek.

31
J. Perhitungan Awal Biaya Pelaksanaan
Untuk menghitung biaya bahan, peralatan dan biaya/upah kerja
dalam pelaksanaan suatu tender, estimator dapat menghitung
dengan mengikuti/menggunakan “format perhitungan awal” (Pre-
measuring form), dan cara ini membantu mendapatkan perkiraan
biaya yang lebih akurat (format lihat lampiran 1).

K. Skema Faktor-faktor Perhitungan Biaya


Disamping keahlian dibidang teknik, keahlian dalam menghitung
biaya material maupun upah pekerjaan juga sangat diperlukan
dalam pelaksanaan sebuah proyek. Untuk memperoleh faktor
pengali/prosentase yang tepat untuk setiap perusahaan, diperlukan
kecermatan yang tiggi di dalam perhitungan. Sebab faktor
pengali/prosentase ini sangat menentukan jalannya perusahaan.
Besar kecilnya faktor pengali/prosentase ini juga dipengaruhi oleh
besar/kecilnya proyek/borongan dan besar kecilnya perusahaan
yang bersangkuran.

32
Contoh skema faktor perhitungan biaya proyek :

Pembelian bahan/peralatan Biaya /Upah


- Kerusakan -Kehilangan kerja/Sub. Kon

1 atau 100 % Biaya langsung/direct cost

Biaya kantor,Administrasi Kesejahteraan,


Biaya gedung dll. Listrik, Asuransi

1,60 atau 160 % Biaya pokok

Resiko dan keuntungan ± 5,0 % dari biaya pokok


atau  8,5 % dari biaya langsung

± 1,685 atau 168,5 % Biaya bersih

Pajak dan lain-lain

 1,8 atau 180 % Biaya tender/penawaran


33
Contoh penentuan faktor pengali/tender (faktor jual) Tahun 2008
Pembelian bahan : :133.000.000 :
Persediaan/stock 31 – 12 – 2006 : 10.000.000 : :
Persediaan/stock 31 – 12 – 2007 : 8.000.000 : :
Selisih/pengambilan stock : 2.000.000 : 2.000.000 :…………
Kebutuhan bahan : :135.000.000 :135.000.000………................
Upah pekerjaan : : 35.000.000 : 35.000.000 …………………
Biaya langsung/direct cost : :170.000.000 :170.000.000 : 1
Gaji staf kantor : 8.000.000 : : 0,047
Gaji ahli + pengawas :18.000.000 : : 0,106
Gaji staf gudang : 6.000.000 : : 0,035
Pembayaran hr besar/libur : 3.000.000 : : 0,018
Kesejahteraan sosial : 3.000.000 : : 0,018
Sewa kantor, ws, gdg dll. :13.000.000 : : 0,076
Mobil (penurunan nilai) : 5.000.000 : : 0,030
Mobil (biaya operasi) : 3.000.000 : : 0,018
Mesin/peraltan (pen. nilai : 8.000.000 : : 0,047
Kebutuhan kantor : kertas : 1.500.000 : : 0,009
Kebutuhan ws, gdg : 2.000.000 : : 0,012
Biaya listrik : 4.500.000 : : 0,026
Telephone : 4.000.000 : : 0,023
Asuransi : 4.000.000 : : 0,023
Keperluan lain-lain : 2.000.000 : : 0,018
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Total biaya tambahan :85.000.000 : 85.000.000 : 0,500
34
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Biaya pokok : :255.000.000: : 1,50
Resiko dan keuntungan 10 % : : 25.500.000: : 0,15
Biaya Bersih : : 280.500.000

PPN 10 % : : 28.050.000: : 0,165


-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- -
Harga tender/penawaran : 308.550.000 : ± 1,80
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Beberapa hal tentang faktor pengali :


Karena faktor pengali ini dihitung dari rata-rata biaya langsung (direct cost) dan biaya
tambahan hanya dapat diambil dari pekerjaan-pekerjaan/biaya yang termasuk dalam
common cost dan overhead cost.

35
l. Penyusutan (discount)
Discount/penyusutan ini adalah meliputi harga bahan, waktu
pengerjaan, dan biaya-biaya kebutuhan lainnya.
- Discount harga bahan : misalnya 0 – 30 %
- Discount waktu pengerjaan misalnya :
untuk 1 rumah dikerjakan selama 1 minggu ……… 100 %
untuk 2 rumah dikerjakan selama 12 hari ……… 80 %
untuk 100 rumah dikerjakan selama 420 hari ……… 60 %
Besarnya discount/penyusutan waktu pengerjaan untuk 100 buah
rumah (type yang sama) bisa mencapai 45 %.

Discount/penyusutan lain, Misalnya :


Staf kantor 0,030 (3%) x direct cost
Designer & pengawas/konsultan 0,130 (13%) x direct cost
Transportasi 0,016 (1,6%) x direct cost
--------------------------------------
0,176 (17,6%) x direct cost
36
Setelah penyusutan/discount, maka perhitungan semua biaya dikurangi
dengan besarnya penyusutan.
- Untuk biaya pokok yang sebenarnya menjadi : biaya pokok dikurangi
penyusutan.
- Inflasi  10 % dari biaya pokok yang sebenarnya (setelah discount)
- Harga tender/penawaran :
Biaya pokok + inflasi + resiko dan keuntungan + pajak dll (resiko dan
keuntungan diambilkan  5 % dari biaya pokok setelah discount atau  8,5
% dari biayalangsungsetelah discount).

Contoh perhitungan discount :


Pada contoh perhitungan discount berikut ini diambil untuk jumlah100 buah
rumah, dengan kalkulasi awal berdasarkan direct cost (harga material dan
upah/waktu pengerjaan) dan harga tender/penawaran per rumah. Untuk
mendapatkan prosentase total discount dalam perhitungan perincian biaya
untuk 100 rumah, dimisalkan perusahaan memiliki biaya langsung
pekrjaan(direct cost) sebesar Rp. 170.000.000,- (seratus tujuh puluh juta
rupiah) dan biaya tambahan (common dan overhead costs) pertahun adalah
sebesar Rp. 85.000.000,- (delapan puluh lima juta rupiah).

37
Harga tender per-rumah adalah : Rp. 2.000.000,-
- Biaya bahan per-rumah : Rp. 850.000,-
- Waktu pemasangan per-rumah : 20 jam

Discount untuk biaya bahan :


- Biaya bahan per-rumah Rp. 850.000,-
- Biaya bahan 100 rumah Rp. 85.000.000,-
Discount 25 % Rp. 21.250.000,-

Biaya bahan Rp. 63.750.000,- Rp. 63.750.000

Discount waktu pengerjaan


- Waktu per-rumah : 20 jam
- Waktu untuk 100 rumah : 2000 jam
- Penyusutan 40 % : 0,6 x 2000 x Rp. 5000,-

Upah pekerjaan Rp. 6.000.000,- Rp. 6.000.000

Total biaya langsung/direct cost Rp.69.750.000

38
Faktor Pengali Biaya Tambahan = Rp. 69.750.000/Rp. 170.000.000 = 0.41(41%)

Biaya tambahan 0,41 x Rp. 85.000.000,- Rp. 34.850.000


Jumlah biaya pokok Rp.104.600.000

Penyusutan lain (17,6 %) 0,176 x Rp. 69.750.000,- Rp. 12.276.000 -


Biaya pokok untuk 100 rumah Rp. 92.324.000
Inflasi 10 % = 0,1 x Rp.92.324.000 Rp. 9.232.400
Resiko & keuntungan 10 % = 0.1 x Rp.92.324.000 Rp. 9.232.400 +
Biaya bersih Rp.110.788.800
PPN 10 % = 0,1 x Rp. 110.788.800 Rp. 11.078.880
HARGA TENDER / PENAWARAN Rp.121.867.680
DIBULATKAN Rp.121.870.000

= 100 –(121.870.000 x 100)/(2.000.000 x 100)


= 100 – 61 % = 39 %
39
M. Perhitungan dari Susunan Harga Per-Unit
Setiap perusahaan mempunyai kebijaksanaan dan strategi tersendiri dalam
menghitung dan menyusun harga per-unit bahan/peralatan. Bagian estimator
harus selalu meneliti daftar harga (per-unit) sebagai persiapan dan untuk
memudahkan dalam penyusunan biaya penawaran suatu proyek.

Daftar harga per-unit tersebut harus dijaga dan disimpan dengan baik,
sehingga sewaktu-waktu dibutuhkan dapat digunakan sebagai pedoman dalam
penyusunan biaya tender atau sebagai pembanding harga. Oleh karena itu,
daftar susunan harga per-unit ini harus dijaga agar selalu mengikuti
perkembangan harga pasaran (up to date).

Sebagai pedoman dalam penyusunan harga per-unit ini, dapat diikuti


format/tabel pada halaman berikut. dalam penyusunan daftar harga per-unit ini
yang berbeda/berubah adalan pada kolom faktor jual, karena setiap
perusahaan mempunyai cara tersendiri dalam nenentukan faktor jual ini atau
disebut juga faktor pengali; yang dipengaruhi oleh besar kecilnya perusahaan
dan besar-kecilnya/lamanya pekerjaan/proyek.

Contoh format tabel dapat dilihat pada lampiran 2.


40
N. Form Penawaran/Tender Form
Suatu perusahaan yang terorganisir dengan baik akan mempengaruhi
penawaran terhadap klien/arsitek. Perincian harga dari penawaran
suatu pekerjaan/proyek disajikan dalam kolom-kolom pada form
penawaran/tender form yang akan diajukan (formnya/daftar isiannya
biasannya telah ditentukan oleh panitia tender). Seperti terlihat pada
“pre-measuring form”, (lampiran 1) dimana form ini sangat membantu
pada kegiatan berikutnya untuk keadaan dan bagian-bagian
pekerjaan yang sama, dan dibutuhkan pada waktu yang singkat,
tetapi spesifikasi dan prosentasenya sama. Bentuk ini juga
memudahkan dalam perhitungan/kalkulasi ulang (“pre-calculation”)
setelah/sedang mengerjakan suatu pekerjaan. Form
penawaran/tender form ini dapat dilihat pada lampiran 3.
O. Ketentuan pengajuan penawaran
Ketentuan ini ditetapkan oleh panitia lelang, diantaranya adalah seperti
contoh berikut:

Berkas penawaran diberi sampul tidak tembus pandang dan


dialamatkan kepada :
41
Bapak ………………………………………
Malang.
Pada sebelah kiri atas sampul tercantum kata-kata :
PENAWARAN : PEKERJAAN PEMASANGAN INSTALASI LISTRIK ……….

- Jenis : Pelelangan Terbatas


- Hari/Tanggl :
- Pukul : ……. WIB
- Tempat : Jl. ……………………… Malang.

Berkas penawaran yang disampaikan melalui POS harus menggunakan 2 (dua) sampul;
sampul luar hanya memuat alamat dari pelelang dan sampul dalam harus memenuhi syarat-
syarat seperti pada persyaratan umum pasal ……
Pada penerimaan berkas yang demikian, sampul luar akan diambil dan diberi catatan
tanggal penerimaan oleh panitia pelelang.
Berkas penawaran yang diterima setelah batas waktu yang telah ditetapkan, tidak akan
diikutsertakan dalam pelelangan, dan akan dikembalikan kepada pengirim.

Berkas penawaran dilarang dikirim kepada Anggota Panitia Pelelangan atau Pejabat.
Rekanan harus menyerahkan 4 (empat) set Berkas Penawaran yang terdiri dari 1 (satu) set
ASLI dan 3(tiga) set foto copy. Setiap set berkas penawaran terdiri dari 2(dua) bendel, yaitu :
42
BENDEL I :
Adalah bendel yang isinya akan mementukan SAH atau TIDAK SAH-nya Penawaran,
terdiri atas : Neraca perusahaan terakhir, Struktur Pemilik Modal, Pengalaman
pekejaan, dan seterusnya (kelengkapan adm lainnya)

BUNDEL II :
Adalah bundel yang isinya akan dievaluasi/dinilai untuk menentukan urutan calon
pemenang dalam penawaran, terdiri dari :

1. Surat penawaran
2. Rekapitulasi harga penawaran
3. Perincian anggaran biaya pekerjaan
4. Perincian harga satuan
5. Metode pelaksanaan dan progres kegiatan
6. Struktur organisasi perusahaan
7. Struktur organisasi pelaksana pekerjaan
8. Surat kuasa (bila ada)
9. Jaminan kualitas
10.Pernyataan pelaksanaan pekerjaan (dikerjakan sendiri atau disub-kontrakan)
11.Spesifikasi teknis peralatan yang ditawarkan
12.Jawaban Questionaire
43
P. Surat Penawaran
Setelah persyaratan tender/dokumen dilengkapi, kemudian dibuat surat pengantar (surat
penawaran) yang dikirimkan kepada panitia tendet/arsitek, beserta dokumen tender
lainnya. Surat penawaran dibuat singkat (memuat poin-poin penting saja) dan jelas.
Ketentuan tentang surat penawaran ini ditetapkan oleh panitia pelelangan. Pembukaan
Surat penawaran ini adakalanya dihadiri oleh wakil para peserta.

Berikut ini terdapat contoh poin-poin yang dapat dimasukkan dalam surat penawaran.
1.Pendahuluan/pembukaan
2.Power supply PLN …… ? ( BP/UJL)
3.Penempatan alat ukur/meteran dan panel distribusi …… ?
4.Penempatan titik lampu, KK, switch & alat lainnya …… ?
5.Jenis pemasangan instalasi pada lokasi yang berbeda …… ?
6.Asuransi …… ?
7.Harga penawaran.
8.Jaminan penawaran.
9.Ketegasan/kejelasan perjanjian.
10.Termen pembayaran.
11.Hak dan kewajiban serta sangsi hukum …… ?
12.Jangka waktu berlakunya penawaran.
13.Inflasi …… ?
14.Keterangan-keterangan/referensi …… ?
15.Rekomendasi …… ? 44
Q. Jaminan Penawaran

Peserta diwajibkan menyerahkan jaminan penawaran berupa Surat


Jaminan Bank (bank referensi)/Lembaga Keuangan lain yang ditetapkan
oleh Menteri Keuangan, yang besarnya berkisar antara 1 % (satu
persen) sampai 3 % (tiga persen) dari harga penawaran yang diajukan,
untuk penawaran yang nilainya diatas Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta
rupiah).

Jaminan penawaran sifatnya hanya sementara (selama proses


penentuan pemenang tender dan kontrak kerja) dan Jaminan
Penawaran ini segera dikembalikan kepada peserta pelelangan yang
tidak menjadi pemenang dalam pelelangan. Jangka waktu berlakunya
jaminan penawaran ini tergantung dari keinginan klien dan terhitung
sejak tanggal pebukaan penawaran (biasanya dapat diperpanjang bila
diperlukan).

45
Prosedur Penetapan calon Pemenang
Biasanya dalam pelelangan diabil 3 (tiga) calon pemenang yang
ditetapkan berdasarkan urutan harga tender yang telah dinilai wajar.
Penilaian pemenang dari pelelangan ini ditentukan beberapa tahap
penilaian, sesuai dengan keinginan klien, diantaranya adalah :

- Tahap I : Penilaian administrasi


- mengenai penyampaian sampul surat penawaran
- mengenai kelengkapan surat penawaran dan lampiran
- hasil penelitian kebenaran surat penawaran beserta lampiran

- Tahap II : Penilaian teknis


- Tahap III : Penilaian harga
- Tahap IV : Penetapan urutan calon pemenang

46

You might also like