You are on page 1of 120

When a couple fails to conceive, the male is

responsible almost as often as the female.


Male infertility is said to be in the increase as
sperm counts have reduced by 53% in the
last 50 years.
Having a child is a wonderful
experience that will enrich your life
forever. But the decision to have a child
shouldn’t be taken lightly.
Parenthood is a lot of work, and the best way to
approach it is by preparing yourself so that
you’re as ready as possible for this big event.
Preparing to
Become pregnant
• Why do I want to have a baby?
• Does my partner feel the same way I
do? Do we share the same ideas about
how to raise a child? If not, have we
discussed our differences?
• How will having a baby affect my
current and future lifestyles or career?
Am I ready and willing to make those
changes?
• Is there are lot of stress is my life
right now that could interfere
with my ability to become
pregnant or enjoy my pregnancy?
What about for my partner? Is
stress an issue?
• Emotionally, are we ready to take
on parenthood?
• Financially, can we afford to raise a
child? If I’m single, do I have the
necessary resources to care for a
child by myself?
• Does my health insurance plan
cover maternity and newborn care?
• If I decide to return to work, do I
have access to good child care?
OK, so emotionally and
financially, you’re ready to go.
Now it’s time to find out if
your body is primed for the
task at hand.
So, how do you
know if your
body is ready
for pregnancy?
• Identify any potential risks to your
pregnancy and establish ways to minimize
those risks.
• Your partner’s health and lifestyle —
including family medical history and risk
factors for infections or birth defects —
are important because they, too, can affect
you and your baby.
Risiko selama hamil

(a) usia di bawah 18 tahun,


(b) keluarga prasejahtera,
(c) food fadism,
(d) perokok berat,
(e) pecandu obat dan alkohol,
(f) berat <80% atau >120% berat baku,
(g) terlalu sering hamil:
>8 kali dengan sela waktu <1 tahun,
(h) riwayat obstetrik jelek: pernah
melahirkan anak mati, dan
(i) tengah menjalani terapi gizi untuk penyakit
sistemik.
Risiko selama perawatan

Pertambahan berat tidak adekuat (<1 kg/ bulan),


pertambahan berat berlebihan (>1 kg/minggu),
dan Hb <11 g (terendah 9,5 g) dan Ht <33
(terendah 30).
Risiko lain yang tidak langsung berkaitan
dengan gizi adalah
(1) tinggi badan <150 cm,
(2) tungkai terkena polio,
(3) hemoglobin <8,5 mg%,
(4) tekanan darah >140/90 mm Hg,
edem dan albuminuria >2+,
(5) presentasi bokong,
(6) janin kembar,
(7) pendarahan vagina, dan
(8) malaria endemik.
Whether you are underweight,
overweight, or simply could use a
nutritional boost to optimize your
chances of conception, nutrition
should be an important part of your
fertility journey.
If you are obese, fat cells can produce
enough estrogen to interfere with your
ability to conceive. High estrogen levels
tell your brain to stop stimulating the
development of follicles and as result,
ovulation doesn’t occur. This is
common in women with polycystic
ovary syndrome
Weighing too little is not healthy either.
Menstruation occurs at a critical level of
“fatness.” If you lose too much weight, or
you are already thin, your body fat
diminishes and hormone levels are
affected; this, in turn, can lead to the
inability to ovulate.
There is a need to take a life-cycle approach
and recognize the importance of optimal
nutrition for women before they become
pregnant in order to minimize the risks
associated with malnutrition.
Securing the good nutritional status of
women across the life course will in the long
term reduce intrauterine growth restriction,
child underweight and stunting.
A woman’s nutritional status
can greatly influence the
outcome of her pregnancy as
most fetal tissues and organs
develop within the first two
months of pregnancy
Mothers’ preconception weight
and weight gain during pregnancy
are two of the most important
prenatal determinants of
childhood obesity.
Several factors may influence
the association of maternal
weight and weight gain during
pregnancy with long-term
child health outcomes.
These factors include maternal and
paternal BMI, maternal smoking
during pregnancy, blood sugar levels
during pregnancy, fetal growth, birth
weight, and infant feeding practices.
Pertambahan Berat
Berdasarkan BMI
Sebelum Hamil
(Dikutip dari Brown, JE, Carlson, M. Nutrition and multifetal pregnancy. J Am Diet Assoc, 2000; 100:343-348)

NILAI BMI BERAT BADAN


Rendah (19,8) 12,5 - 18,0 (kg)
Normal (19,8 - 26,0) 11,5 - 16,0 (kg)
Tinggi (26,1 - 29,0) 7,0 - 11,5 (kg)
Obes (29,0) 7,0 (kg)
Kembar dua* 16,0 – 20,0 (kg)
Kembar tiga* 23,0 (kg)
* Tanpa memandang nilai BMI
Pola pertambahan berat badan

Selama trimester I, kisaran pertambahan


berat sebaiknya 1-2 kg (350-400 g/mg);
sementara trimester II & III sekitar 0,34-
0,50 kg tiap minggu.
Pemeriksaan antropometrik yang biasa
dilakukan ialah penimbangan berat,
pengukuran tinggi, penentuan berat
ideal, dan pola pertambahan berat.
Berat pada kunjungan pertama
ditimbang, sementara berat sebelumnya
jangan terlewatkan untuk ditanya.
Berat sebelum hamil berguna untuk
penentuan prognosis serta keputusan
apakah terapi gizi secara intensif
diperlukan. Status gizi jelek ditandai
oleh berat sebelum hamil 10% di bawah
atau 20% di atas berat ideal. Berat kini
diperlukan untuk menentukan pola
pertambahan berat.
Soal contoh
Hitunglah besar kebutuhan akan kalori,
karbohidrat, protein, dan lemak seorang
wanita yang berusia 14 tahun, berat badan
50 kg, tinggi badan 153 cm, hamil 16 minggu,
dan berkegiatan fisik derajat sedang.
Usia menarche 14 tahun.
Berat badan dalam penghitungan ini sebaiknya
digunakan berat ideal, yang diperoleh dengan rumus
Broca yang telah dimodifikasi oleh Katsura:
BB ideal = TB-105 (karena TB kurang dari 155 cm).
Hasilnya: 153–105=48 kg.
Ingat: wanita ini tengah hamil 16 minggu.
Artinya, BB yang tertimbang kini mencakup berat janin
yang sedang tumbuh dan berkembang dalam
kandungan selama 16 minggu.
Pertambahan Berat
Trimester I ( ke 12) sebanyak 1-2 kg (350-400 g/minggu).
Trimester II (minggu ke 16) ialah 2 kg (500 g/minggu).
Bila diasumsikan bahwa kehamilan wanita ini berlangsung
normal, berarti seharusnya BB telah bertambah sekitar 2-3
kg (1-2 kg merupakan pertambahan BB trimester I, dan 1 kg
trimester II selama 2 minggu).
Dari sini dapat diperkirakan BB si wanita sebelum hamil,
yaitu 50-3=47 kg
(angka 3 ialah pertambahan berat selama 16 minggu hamil).
Pertambahan berat terkait usia ginekologik

Menarche di usia tepat 14 tahun.


Pertambahan BB pada usia ini ialah 4,8 kg.
Pertambahan BB terkait usia ginekologik ialah
4,8 dibagi 12 ialah 0,4 kg/bulan).
Pertambahan BB hamil 16 minggu: 16/4 dikali
0,4 kg = 1,6 kg (angka 4 merupakan jumlah
minggu dalam 1 bulan, karena pertambahan berat
dihitung dalam bulan).
Berat badan si wanita yang seharusnya kini
ialah BB ideal (47 kg) ditambah pertambahan
berat yang terkait denga usia kehamilan (3 kg)
ditambah dengan berat akibat usia ginekologik
(1,6 kg) yaitu 51,6 kg.
Several studies have documented the relation
between maternal zinc status and pregnancy
outcome. The results are mixed and several
adverse effects have been associated with low
zinc status. These include congenital anomalies,
reduced birth weight for gestational age and
preterm delivery. Maternal complications
include pregnancy-induced hypertension,
preeclampsia, intrapartum haemorrhage,
infections, and prolonged labour .
In a number of retrospective studies
magnesium levels during pregnancy
were found to be associated with the
risk of seizures in pre-eclampsia,
prematurity and low birth weight
A number of observation studies led to the
hypothesis that an increase in calcium
intake during pregnancy might reduce the
incidence of high blood pressure and pre-
eclampsia among women with low calcium
intake
The present evidence supports the
concept that calcium supplements
during pregnancy can reduce pre-
eclampsia when given to women
with deficient calcium intake or
when they are at risk for pre-
eclampsia.
Recent evidences from two, randomised,
double-blind, placebo-controlled trials
show how vitamin C (and other natural
antioxidants) could be effective in
decreasing the oxidative stress and thereby
improving the course of pre-eclampsia.
Ferrous sulfate 300 mg, yang mengandung 60 mg
elemen besi (keterserapan 10%) diberikan sebanyak
3 kali sehari.
Dalam praktek, tablet yang tersedia di pasar (lebih
dikenal sebagai tablet tambah darah) mengandung
200 mg ferrous sulfat dan 0,25 mg asam folat.
ASAM FOLAT
Kekurangan asam folat secara marjinal berakibat
meningkatnya kepekaan, lelah berat, dan gangguan tidur.
Dua kondisi petama menyebabkan kaki kejang.
Kekejangan ini biasanya timbul pada malam hari,
sehingga lama-kelamaan mengganggu tidur penderita,
yang dikenal sebagai restless leg syndrome. Jika
kekurangan bertambah parah, anemia akan terjadi, yang
menampilkan gejala kelelahan dan depresi.
Kekurangan asam folat berpilin dengan berat
lahir rendah, ablasio plasenta, dan neural tube
defect. Bentuk konkrit neural tube defect ialah
anencephaly dan spina bifida.
There is no doubt that folic acid deficiency
is directly linked to neural tube defects.
Folate deficiency increases homocysteine
concentrations. Women with habitual
abortions had a higher prevalence of
hyperhomocysteinemia as compared to
controls
ASAM FOLAT

Tanda fisik defisiensi:


Mukosa dan kulit (terutama bagian dorsal jari tangan dan kaki, serta
lipatan telapak tangan dan kaki) mengalami hiperpigmentasi; yang
menghilang setelah pemberian (beberapa minggu hingga bulan)
suplementasi asam folat .
Suhu tubuh terkadang agak meningkat meski tanpa infeksi.
ASAM FOLAT

Jenis makanan yang banyak mengandung asam folat


antara lain ialah ragi (1000 µg/ 100 g), hati (250 µg/100 g),
brocolli, sayur berdaun hijau: bayam, asparagus dan
kacang-kacangan, misalnya kacang kering, kacang kedele
(100 µg/100 g). Sumber lain ialah ikan, daging, jeruk, dan
telur. Jeruk ukuran sedang, atau secangkir air jeruk
mengandung 70 µg; sete-ngah cangkir brocolli masak
mengandung 50 µg; telur 25 µg; dan setengah cangkir
kacang tanah mengandung 70 µg asam folat.
Vitamin B12
Vitamin B12 penting sekali bagi pertumbuhkembangan
normal RBC, dan keberfungsian sel-sel sumsum tulang,
sistem persyarafan, dan saluran cerna. Tubuh dapat
menyimpan B12 di hati dalam jumlah adekuat untuk
persediaaan selama 5 tahun. Itulah sebabnya mengapa de-
fisiensi berat jarang terjadi.
Pangan sumber vitamin B12 ialah hati, telur, ikan
(terutama tuna), kerang, daging, unggas, susu, keju, dan ikan.
Asupan yang dianjurkan sekitar 3 µg sehari. Sebutir telur me-
ngandung 1 µg, secangkir susu menyimpan 1 µg; 85 g daging
babi menyembunyikan 2 µg asam folat.
For many people, milk and milk
products, like yogurt and cheese,
are important sources of calcium,
vitamins, minerals and protein.
However, what if you are one who
does not eat or drink dairy
products?
Vitamin D penting dalam penyerapan kalsium dan
fosfat, serta perkembangan tulang dan gigi janin.
Kekurangan vitamin D selama hamil terkait dengan
gangguan metabolisme kalsium pada ibu dan janin.
Gangguan ini berupa hipokalsemia dan tetani pada
bayi baru lahir, hipoplasia enamel gigi bayi, dan
osteomalasea pada ibu. Insidensi bisa ditekan dengan
pemberian 10 ug (400 IU) per hari. Kekurangan
vitamin D kerap menjangkiti wanita hamil yang
mukim di daerah yang hanya sedikit bersentuhan
dengan sinar matahari, sehingga sintesis vitamin D di
kulit tidak terjadi.

Sumber vitamin D yang penting ialah susu
yang telah diperkaya dengan vitamin D; di
samping telur, mentega dan alfalfa.
Perhatian khusus perlu diberikan pada
mereka yang tidak minum susu, semisal
kelompok vegetarian. Kepada mereka perlu
diberi suplementasi kalsium sebanyak 5-10
µg per hari.
Maternal trans-fatty acid
consumption increases
vascular diseases, breast
cancer, and preeclampsia
risk.
Pregnant women consuming
prepared meat increase baby’s
brain-cancer risk. Though
prepared meat contains most
mutagenic heterocyclic amines,
other prepared foods contain
such chemicals too.
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
Hiperemesis gravidarum diartikan sebagai muntah persisten
selama kehamilan yang berlangsung begitu parah sehingga
cukup tangguh untuk mengurangi berat badan, dehidrasi,
asidosis yang dilatari kelaparan, alkalosis akibat kehilangan
HCl melalui muntah, serta hipokalemia. Berat badan susut ≥
5% berat sebelum hamil (R Gadsby, 1993) dengan penyertaan
gangguan keseimbangan elektrolit serta ketosis.
Penyimpangan ini menimpa setidaknya 50-90% wanita hamil,
yang biasanya reda sendiri (self-limited) menjelang bulan
ketiga kehamilan, meskipun sebagian (3‰) terus berlanjut.
The main symptoms of hyperemesis gravidarum are:

• continued and severe nausea and vomiting – particularly if vomiting occurs more than
3-4 times a day and prevents one from keeping down food or fluids
• weight loss – which may be over 10% of body weight
• nutritional deficiencies
• infrequent urination
• dehydration – which in turn may cause headaches, palpitations, confusion and
hypotension (low blood pressure) when standing
• fainting
• feeling tired and dizzy
• ketosis caused by a raised number of poisonous acidic chemicals in the blood
• pale skin
• jaundice
• muscle wasting
• Ptyalism – excessive secretion of saliva
Who suffer from migraines
women who have previously suffered from
motion sickness
Woman with a family history of hyperemesis
gravidarum
Women with a multiple pregnancy – such as
twins or triplets
Increased bodyweight a female fetus women who
have had hyperemesis gravidarum in a previous
pregnancy
Molar pregnancies
In the early stages of hyperemesis gravidarum,
the following is advised:

• eating small pieces of dry toast, crackers, or


bananas before getting out of bed
• consuming ginger-containing foods or drinks
• eating small meals several times a day and not
allowing yourself to get too hungry or too full
• eating a diet high in protein and complex
carbohydrates and low in fatty foods
• eating bland or dry foods; drinking plenty of water
• acupressure on the inside of the wrist –
• anti-nausea medications
Penyulit HG

Penyulit HG boleh jadi ringan, namun bukan tidak


mungkin parah. Penyusutan berat badan, dehidrasi,
asidosis, alkalosis, hipokalemia, lemah otot, tetani,
EKG tak normal, dan gangguang psikis tegolong ke
dalam kelompok penyulit ringan. Komplikasi berat
meliputi Wernicke’s encephalopathy, esofagus pecah,
pendarahan retina, ginjal, central point myelinolysis,
kerusakan ginjal, spontaneous pneumomediastinum,
retardasi pertumbuhan janin, serta kematian janin.
Seorang wanita hamil sebaiknya mengobatkan
dirinya manakala ditemukan keadaan seperti:
(1) Muntah lebih dari 12 jam.
(2) Terdapat bercak darah dalam muntahan.
(3) Ditemukan tanda dehidrasi.
(4) Demam lebih dari 38,8 0C.
(5) Berat badan berkurang lebih dari 5%.
(6) Pusing, kepala terasa ringan, atau pingsan.
(7) Tidak terjadi perbaikan selama berapa hari.
Penanganan
Penting sekali dimengerti bahwa pengobatan HG (muntah
pada umumnya) tidak bisa digeneralisir: tidak semua
pengobatan cocok bagi segala penderita. Strategi utama ialah
mengujicobakan berbagai langkah untuk kemudian
menetapkan mana yang paling tepat bagi seseorang.
Penanganan dapat berupa pengobatan maupun pencegahan.
Pemberian jahe (ginger), teh herbal, akupresur, dan obat
merupakan upaya pengobatan; di samping upaya rehidrasi,
pemberian vitamin B6 dan wild yam, serta upaya lain.
Pencegahan dapat diupayakan dengan cara menyantap camilan
sedikit-sedikit tapi sering, makanan yang kaya akan
karbohidrat dan protein, banyak minum, menghidari bau
tertentu yang menimbulkan mual, istirahat cukup, serta ber-
olahraga.
Teh herbal yang biasa digunakan ialah
peppermint, red raspberry, black raspberry,
spearmint, slippery elm, dandelion, jahe,
dan chamomile (hati-hati dapat menimbulkan
allergi).
Jahe (Zingiber officinale) digunakan bukan sekedar peneman sarapan,
atau bumbu dapur untuk menyedapkan masakan; tetapi lebih dari itu:
ia digunakan sebagai obat. Motion sickness, mual-muntah baik selagi
hamil maupun ketika operasi, dan peradangan adalah sebagian pe-
nyakit yang terbukti bisa diredakan oleh jahe.
Secara umum, jahe tidak boleh dikonsumsi lebih dari 2-4 gram
sehari. Untuk meredakan rasa nek, perut kembung oleh kelebihan gas,
atau gangguan pencernaan, boleh digunakan 2-4 gram jahe segar
sehari (0,25 -1,0 gram bubuk jahe). Untuk mencegah muntah, gunakan
1 gram bubuk jahe, atau dosis kesetarannya setiap 4 jam, atau 2 ginger
capsule (setara dengan 1 gram).
Langkah awal penanganan ialah mengganti
kehilangan cairan dan elektrolit sembari mence-gah
HG menjadi lebih parah.
American College of Obstetrics and Gynecology
menganjurkan pemberian vitamin B6 dengan atau
tanpa doxylamine sebagai first-line treatment.
Jika muntah tak kunjung mereda, tambahkan/tukar
dengan antimuntah lain, yang jika perlu disuntikkan
intravena, atau dicolokkan ke dalam rektum; namun
harus segera di kembalikan ke pemberian oral
manakala gejala telah mereda
Promethazine (Phenergan)
Cara kerja Bersifat antidopaminergik, yang efektif mengobati muntah. Memblok reseptor
dopaminergik mesolimbik possinaptik dan mengurangi rangsangan pada system
reticular batang otak.
Dosis dewasa 12,5 mg oral/rectal 3 kali sehari
Indikasikontra Hipesensitif.
Interaksi Efek akan bertambah jika digunakan bersama dengan obat penekan CNS atau
antikejang. Penggunaan bersama dengan epinefrin menyebabkan hipotensi.
Kehamilan Keamanan belum didukung oleh kajian ilmiah.
Peringatan Hati-hati bila digunakan untuk penderita penyakit jantung, gangguan fungsi hati,
kejang, sleep apnoe, asma, dan acute-angle glaucoma; dapat menyebabkan
ngantuk.
Obat antimuntah boleh diberikan bersama
dengan supplementasi vitamin. Antimuntah
lain ialah promethazine, meclizine,
ondansetron, diphenhydra-mine,
droperidol, dan metoclopramide
Breastfeeding

Mohammad, The prophet (peace


be upon him): “There is no milk for
infants, better than their own
mother’s milk.”
Every child deserves the best
start in life, and therefore has
to be breast-fed for at least 1½
year.
Secret of Successful
Breastfeeding
• Conviction that breastfeeding is not
only vital for your baby , but is also
good for your own health.
• Having right information: marketing
and incorrect information about
breastfeeding led to breastfeeding
difficulties.
Breastfeeding is more than a
simple lifestyle choice,
it is a health PRIORITY.
Mohammad, The prophet
(peace be upon him):
“There is no milk for infants,
better than their own mother’s milk.”
Formula feeding increase risk of

• obesity
• eczema
• allergies
• lung infections
• leukemia
• heart disease
• bowel diseases
• childhood cancers
• ingesting contaminated products
Breastfeeding
is also good
for moms.
• It helps mom return to pre-
pregnancy weight.
• It helps prevent postpartum
depression.
• It decreases the risk of diabetes,
breast cancer & heart disease.
By giving birth,
lots of oxytocin is released.

• Anaesthesia however, inhibits this


release of oxytocin.
• Oxytocin inhibits appetite. and
enhances post-natal uterus shrinking.
Leptin is produced in adipose tissue,
and signals at different neuropeptides
and hormones to inhibit appetite. The
release of leptin is however inhibited
when mama does not breast-feed her
baby.
As long the mother is breast-feeding her
baby, production of prolactin, is
increased. Prolactin inhibits appetite and
enhances transformation of adipose fat
into mother's milk-fat and/or available
energy
Breast-feeding inhibits secretion of
hormones stimulating ovulation
(GnRH, LH and FSH): birth
intervals are longer in women who
exclusively breast-fed their babies.
Babies fed with cow’s-milk-based formula
milk already become addicted to cow’s
milk-opioid peptides in their very first stage
of life, guaranteeing increased cravings for
food products containing milk protein in
adult life, and thus enhancing obesity.
Formula milk averagely contains 21
to 28 times as much vitamin D as
mother’s milk maximally does.
Vitamin D excess causes arthritis
and arteriosclerosis.
Formula milk contains twice as
much calcium and 3 times as
much phosphorus, causing both
arteriosclerosis and bone-
decalcification.
The reason why they put so many
different metals in formula milk is
because bioavailability of iron, zinc,
copper, manganese, selenium and
vitamin B9 (folic acid) in cow's and
formula milk averagely is much lower.
Soy-based formula milk is even worse
than cow’s milk-based formula milk.
Like soy, soy-based formula milk
contains phyto-estrogens disturbing
hormone levels.
Some phytoestrogens are mutagenic
and can enhance brain tumors.
To make sure you will produce
sufficient milk and your baby will
not reject it, you have to consume
extremely little prepared food and
no dairy- or wheat-products when
pregnant, before, and when
lactating.
To prevent mother's milk from
being rejected by the baby,
women should not consume any
dairy products while pregnant or
lactating, and that is true way
before. She should consume as
much fruits, vegetables and nuts
as well as other brainfood,
containing all the nutrients she
and her baby need.
To prevent the child being born
addicted to wheat-opioids, the
mother should also not consume
any wheat products. And to prevent
the child from getting brain-cancer
etc., mama should consume no
prepared food.
Contaminants in Infant Formula
You’ll never find these listed on the label

Aluminum (Aluminum interferes


with cellular metabolic processes
and information transfer from
DNA): <5-45 ug/l in breast
milk; 557-2,346 ug/l in soy
formula
Contaminants in Infant Formula
You’ll never find these listed on the label!!

• Silicon
• 55.45ng/ml in milk of mothers with silicone
implants
• 51.05ng/ml in milk of mothers without
implants
• 746-13,811 ng/ml in 26 brands of formula
tested for silicon
Contaminants in Infant Formula
You’ll never find these listed on the label!!

• Cadmium levels can be 6 times higher in soy


formula compared to milk- based
• formula. Cadmium is also found in cereals
with the exposure of dietary cadmium from
weaning diets up to
• 12 times higher in children fed infant formula
compared to breast milk.
Contaminants in Infant Formula
You’ll never find these listed on the label!!

• Genetically engineered corn and soy


• Detected in Alsoy (Carnation/Nestle), Similac
Neocare (Ross Labs), Isomil (Ross Labs),
Prosobee (Mead
• Johnson)
Contaminants in Infant Formula
You’ll never find these listed on the label!!

Transgenic ingredients pose the risk of


introducing novel toxins, new allergens, and
increased antibiotic resistance to infants. The
FDA does not require labeling of genetically
engineered foods, so parents will remain
unaware that their baby is consuming transgenic
ingredients
Contaminants in Infant Formula
You’ll never find these listed on the label!!
Contaminants in Infant Formula
You’ll never find these
listed on the label!!
MSG, phytoestrogen, bisphenol A,
phthalate; and contaminants in water
used to reconstitute concentrated and
powdered formula
Wanita Menyusui
• Penambahan kalori sepanjang 3 bulan pertama
pasca partum sebanyak 500 kkal. Reko-
mendasi ini didasarkan pada asumsi, bahwa
tiap 100 cc ASI berkemampuan memasok 67-
77 kkal. Keefisienan konversi energi yang
terkandung dalam makanan menjadi energi
susu se-besar rata-rata 80%, dengan kisaran
76-94%.
Wanita Menyusui
• Dari sini bisa diperkirakan besaran energi yang
diperlukan untuk menghasilkan 100 cc susu,
yaitu sekitar 85 kkal. Rataan produksi ASI se-
hari 850 cc, yang berarti mengandung 600
kkal. Sementara kalori yang dihabiskan untuk
menghasilkan ASI sebanyak itu sebesar 750
kkal.
Soal latihan
Seorang wanita menyusui bayinya secara
ekslusif, dengan niat agar berat badannya
kembali ke ukuran sebelum hamil. Dia ingin
tahu berapa lama berat badan normalnya bisa
kembali, coba jelaskan?
Jawaban
Prinsip pengurangan berat badan (BB) di masa menyusui ialah
memberikan ASI secara ekslusif dan melakukan olahraga
“sebisanya” (bergantung pada kemauan dan kesanggupan
wanita yang bersangkutan). ASI ekslusif diartikan sebagai
pemberian ASI selama 4-6 bulan secara terus menerus tanpa
jeda susu formula atau makanan selain ASI. Keinginan untuk
mengembalikan BB ke bilangan sebelum hamil berarti upaya
menghabiskan bobot pertambahan BB selama kehamilan
berlangsung, yaitu berat yang tersisa setelah bayi lahir.
• Materi yang dilahirkan berbobot sekitar 4,95 kg.
Materi yang terlahir ini terdiri atas ja-nin 3,4 kg,
plasenta 0,45 kg, cairan amnion 0,9 kg, dan darah
(kehilangan darah pada persalinan normal rata-rata
500 cc) 0,6 kg. Sementara, pertambahan BB selama
hamil (dianggap) sekitar 12 kg. Sisa BB (tertimbun
sebagai lemak) ialah 7,05 kg.
• Meski dianjurkan penambahan asupan kalori sebesar
500 kkal (dengan efisiensi konversi enersi sebesar 80-
90%) selama penyusuan, energi sebesar ini tetap saja
tidak cukup untuk mem-produksi ASI yang akan
diberikan ekslusif selama 24 jam. Untuk
menghasilkan air susu seba-nyak 100 cc dibutuhkan
85 kkal.
• Wanita menyusui yang berstatus gizi baik
berkemampuan menyekresikan air susu sebanyak
750 cc. Produksi ASI sevolume ini memerlukan
energi sekitar (750/100 x 85) 637 kkal (dibulatkan).
Dengan demikian, telah terjadi kekurangan energi
sebanyak 637 – 450 (konversi energi dianggap
90%: artinya energi tambahan sebesar 500 kkal itu
akan menjelma menjadi energi dalam ASI hanya
sebanyak 450 kkal) = 187 kkal, yang setara dengan
(187/9) 21 g lemak (dibulatkan).
• Olahraga yang dianjurkan akan lebih baik berupa
gerakan fisik yang tertali dengan pekerjaan rumah
tangga. Menyapu akan menghabiskan energi
sebanyak 2,0 kkal semenit, mengepel lantai
memerlukan energi sebesar 3,4 kkal semenit, dan
menyikat lantai 4,0 kkal semenit (lihat tabel 59 “Nilai
perkiraan keluaran energi pada kegiatan tertentu”
dalam bab 11). Jika si wanita berkenan mengerjakan
kegiatan itu, tentu saja sembari mengasuh bayi,
selama 30 menit saja sehari, berarti sejumlah 282 kkal
energi akan terkuras dari tubuhnya, yang setara
dengan (282/9) 31 g lemak (dibulatkan).
• Jika kegiatan fisik dipadukan dengan pemberian ASI
ekslusif, dalam sehari akan ter-buang sebanyak 52 g
lemak. Menjawab pertanyaan di atas, BB akan
kembali ke BB semula setelah (7,05 kg/52 g) 135
hari. Seandainya si wanita mempunyai banyak waktu
untuk berolah-raga, pengembalian BB pun cepat
terwujud (lihat juga penjelasan dalam teks).

You might also like