You are on page 1of 48

SKENARIO B BLOK 14

dr. Ziske Maritska, M.Si., Med.


KELOMPOK 5:
anggota:

 1.Muhammada Adib Dwitamma Putra 04011181621002


 Rifka Purnama Sari 04011181621044
 Ningrum Jayanti 04011181621072
 Anny Mur Diana 04011181621218
 Rahdin Ahmad Faresy Alhamidi 04011281621078
 Nyimas Feby Ainun Namiroh 04011281621081
 Monica Chendrakasi Putri 04011281621099
 Andrew Zefanya Sagala 04011281621102
 Fahira Anindita 04011281621132
 Rahmi Isman 04011281621140
 Sofiah Nahroh 04011281621216
OUTLINE
Skenario
 Klarifikasi Istilah
 Identifikasi Masalah
 Analisis Masalah
 Learning Issues
 Kerangka Konsep
 Kesimpulan
 Daftar Pustaka
SKENARIO
A 15 years old boy was taken by his mother to clinic at local general hospital. The main complain was sorethroat since
2 days ago. There was fever, but no cough, rhinorrhea and pain in both ears.
The main complaint had been recur since 2 years ago and the last main complaint recur 3 month ago
Physical examination:
Vital sign
blood pressure : 120/80 mmHg
Pulse : 80x/min
Respiratory rate: 24x/min
Core temperature: 38.5 C
Laboratory
Hb: 12.5gr%,
WBC: 13.000 mm3
Trombosit: 250.000 mm3
Klarifikasi Istilah
klarifikasi istilah
identifikasi
masalah
1.KELUHAN UTAMA
A 15 years old boy was taken by his mother to clinic at
local general hospital. The main complain was sorethroat
since 2 days ago.
2.KELUHAN TAMBAHAN
There was fever, but no cough, rhinorrhea and pain in
both ears.
3.RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT
The main complaint had been recur since 2 years ago and
the last main complaint recur 3 month ago
4.PEMERIKSAAN FISIK
Vital sign
blood pressure : 120/80 mmHg
Pulse : 80x/min
Respiratory rate: 24x/min
5.LABORATORY EXAMINATION
Laboratory Hb: 12.5gr%, WBC: 13.000 mm3 Trombosit:
250.000 mm3
Core temperature: 38.5 C
6.ENT EXAMINATION
1. A 15 years old boy was taken by his mother to
clinic at local general hospital. The main complain
Analisis
was sorethroat since 2 days ago.
Masalah
a) Bagaimana hubungan usia, jenis kelamin dengan keluhan yang dialami pada
kasus?
Faringitis merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi pada anak.
Keterlibatan Tonsil pada Tonsilofaringitis biasanya terjadi pada anak, meskipun
jarang terjadi pada anak di bawah usia 1 tahun. Insiden meningkat sesuai dengan
beratambahnya usia, mencapai puncak pada umur 4-7 tahun, tahun, jarang di
bawah usia 3 tahun dan perbandingan antara laki-laki dengan perempuan yaitu
52% : 48%. 0 Faringitis: terjadi pada semua umur dan tidak dipengaruhi jenis
kelamin, tetapi frekuensi yang paling tinggi terjadi pada anak-anak Tonsiltis : sering
terjadi pada anak-anak pada umur 5-10 tahun dan dewasa muda antara 15-25
tahun
b) Apa etiologi dari sakit tenggorokan pada kasus?
Jawab:

Infeksi
Sebagian besar kasus infeksi dengan proporsi besar (hingga 40%) yang disebabkan oleh
rhinovirus dan adenovirus. Virus lain termasuk coronavirus, influenza, parainfluenza, Epstein
Barr, dan herpes simpleks juga telah terlibat . Dari sakit tenggorokan bakteri, grup A β-
haemolytic streptococcus paling sering (5-36%) terisolasi Organisme lain yang sakit
tenggorokan telah dikaitkan termasuk Mycoplasma pneumonia dan Arcanobacterium
haemolyticus. Jarang, infeksi candida dan jamur dan parasit lainnya juga telah diamati.
Non infeksi
Penyebab sakit tenggorokan yang tidak menular sangat bervariasi, dan termasuk faktor
fisikokimia (misalnya merokok, mendengkur, berteriak, obat-obatan) dan faktor lingkungan
(misalnya polusi, suhu, kelembaban / AC).
c) Bagaimana pathogenesis dari sakit tenggorokan?
Jawab:

Radang pada tonsil menyebabkan pembesaran tonsil dan kondisi membran mukus tenggorokan
yang mengalami inflamasi atau terinfeksi pada tenggorokan menyebabkan sistem imun
melepaskan sitokin yang dapat merangsang reseptor nyeri sehingga pada kasus terasa sakit
pada tenggorokan.
d). Bagaimana dampak dari sakit tenggorokan?

• Rasa sakit atau sensasi gatal di tenggorokan


• Nyeri saat menelan atau berbicara
• Kesulitan menelan
• Sakit, kelenjar membengkak di leher atau rahang
• Bengkak, tonsil merah
• Bercak putih atau nanah pada tonsil
• Suara serak atau teredam
e) Apa saja kemungkinan penyakit dengan gejala sakit tenggorokan?

• Penggunaan berlebihan pita suara (e.g teriak atau bernanyi nada tinggi yang lama)
• Udara Kering
• Luka (e.g ketulangan)
• GERD
• Tumor
• Asap, bahan kimiawi, dan iritan lain (rokok, polusi udara, produk pembersih)
• Alergi
• Infeksi bakteri (e.g strep throat, gonorrhea, chlamydia)
• Infeksi virus (e.g influenza, common cold, cacar)

f). Bagaimana terapi yang dapat diberikan pada kasus?


• Terapi Simptomatik
• Terapi Kausatif
Oleh bakteri
• Antibiotik
2. There was fever, but no cough, rhinorrhea and pain in both ears.

a. Bagaimana mekanisme demam pada kasus?


Masuknya mikroorganisme ke dalah tubuh akan mengeluarkan toksin debagai pirogen eksogen dan
akan memprooduksi sitokin (Interleukin-1, interleukin-6, tumor necrosis factor), maka metabolit asam
arakidonat dilepaskan dari sel-sel epitel hipotalamus. Metabolit seperti prostaglandin E2, akan
memperngaruhi kerja thermostat hipotalamus, yang kemudian memberikan respon dengan
meningkatkan suhu. Sehingga menyebabkan demam.

b). Apa interpretasi dari tidak ada batuk?


Tidak terdapat batuk menandakan bahwa infeksi disebabkan oleh bakteri. Pada faringotonsilitis
yang disebabkan infeksi virus, gejala klinis ditunjukkan dengan adanya batuk, rinorrhe dan
konjungtivitis
c) Apa hubungan antar gejala dan keluhan utama pada kasus?

Faringitis bacterial jarang menimbulkan rhinorrhea, batuk dan konjungtivits. Pasien biasanya datang dengan
nyeri tenggorokan, nyeri menelan dan demam. Gejala lainnya dapat berupa sakit kepala hebat, mual, muntah
dan nyeri perut. Pada pemeriksaan dapat ditemukan tonsil yang membesar, tonsil dan faring hiperemis
dengan atau tanpa eksudat, dan pembesaran kelenjar getah bening servical anterior.
Dapat disimpulkan bahwa keluhan utama dan keluhan tambahannya merupakan maniestasi klinis dari
faringitis.
3. The main complaint had been recur since 2 years ago and the last main complaint
recur 3 month ago
a. Mengapa keluhan terjadi berulang-ulang?

Bisa karena keluhan yang muncul kembali akibat exacerbasi dari keluhan yang
dulu, hal ini bisa disebabkan oleh imunitas yang sedang menurun dan pengobatan
yang tidak adekuat sehingga masih ada pathogen yang tersisa dalam tubuh
walaupun tidak menimbulkan gejala yang menganggu pasien. Namun, pathogen
bisa aktif dan berkembang biak kembali karena faktor faktor resiko (usia, faktor
lingkungan, status gizi, dll).
4. PEMERIKSAAN FISIK

Vital sign
blood pressure : 120/80 mmHg
Pulse : 80x/min
Respiratory rate: 24x/min
Core temperature: 38.5 C
A.Apa interpretasi dari vital sign?

B.Bagaimana mekanisme dari pemeriksaan vital sign yang abnormal?


Core temperature: 38.5 C (Febris)
Mekanisme abnormal :
Pirogen eksogen dari agen infeksius  respon imun pengaturan set point hipotalamus
peningkatan suhu tubuh febris
.

C. Apa interpretasi dari pemeriksaan THT?


d) Bagaimana mekanisme dari hasil pemeriksaan THT yang
abnormal?

Tonsil
tonsil T3 (pembesaran tonsil): infeksi bakteri --> terjadi inflamasi --> proleferasi sel limfosit di dalam
tonsil --> tonsil membesar

Tonsil hiperemis: infeksi bakteri --> terjadi inflamasi --> dilatasi pembuluh darah pada tonsil--> tonsil
hiperemis

Detritus dan widened crypt : infeksi bakteri kronik  respon imun dan sitokin terjadi berulang 
modifikasi epitel (pengikisan mukosa limfoid  diganti dengan jaringan parut  kripta melebar 
pengisian kripta oleh detritus.

Posterior wall
Hiperemis : infeksi mikroorganisme  mekanisme infalami  peningkatan vasodilatasi  hiperemis
Granul : Infeksi kronik  respon imun dan sitokin nerulang  perubahan mukosa Pharynx  tampak
kasar/tidak rata (granuler)
Post-nasal drip: infeksi mikroorganisme  mekanisme infalami  peningkatan vasodilatasi 
ekstravasasi Sel-sel radang + pajanan Antigen  sekresi mukus oleh sel goblet  pos nasal drip
e. Apa interpretasi dari pemeriksaan labor?

f.Bagaimana mekanisme dari pemeriksaan


labor yang abnormal?

Leukositosis

Infeksi Bakterifagositosisleukositosis
I. KERANGKA KONSEP

FAKTOR RESIKO

USIA DAN JENIS KELAMIN

INFECTED PATHOGEN

(BACTERI GAS)

MALT

PALATINE TONSILS
LYMPHATIC TISSUE
PHARYNX

VIA MACROPHAGE/APC DAN BISA


PENETRASI SENDRI
RESPON IMUN/CYTOKINS (PROSES BERULANG)
(BERULANG)

PERUBAHAN MUKOSA ACTIVATED Th1, Th2, B CELLS SITOKIN IL-6, IL-1, TNF a, DLL
PHARYNX

TIDAK RATA, TAMPAK

KASAR (GRANULER +)

PROLIFERASI SEL B LEUKOSITOSIS EPITEL MODIFIKASI


MONONUCLEOSIS
(INCREASE WBC)
HIPERFLASI TONSIL

T3 MUKOSA LYMPHOID INTEGRITAS SEL EPITEL


FOLIKELTERKIKIS MENURUN

DIGANTI JARINGAN PARUT ANTIGEN YANG MASUK KE


LYMPHOID/TONSIL MENURUN

KRIPTA MELEBAR

BAKTERI BISA BERLIPAT


GANDA DI KRIPTA
DIISI DETRITUS
SITOKIN IL-6, IL-1, TNF a, DLL

EKSASERBASI AKUT

PROTON, BRADIKININ,
OVLT
PROSTAGLANDIN

VASODILATASI

TRANSDUKSI, TRANSMISI
PGE2
MEDULA DAN PERSEPSI
HIPEREMIS
EKSTRAVASASI SEL-SEL
RADANG + PAJANAN
ANTIGEN SEBABKAN
POA
GOBLET SEKRESI MUKUS
SORETHROAT

VASOKONSTRIKSI
NASAL DRIP + METABOLISME MENINGKAT
(SEROTONIN MENINGKAT)
KESIMPULAN
A usia 15 tahun mengalami tonsilofaringitis kronik eksaserbasi akut et causa bakteri
LEARNING ISSUES
I. Regio Orofaring
(Anatomi, Histologi, Fisiologi)
II. TonsilofaringitisTonsilofaringitis
1. Definisi

Tonsilofaringitis merupakan peradangan


membran mukosafaring dan struktur lain di
sekitarnya yang disebabkan infeksi faring dan
tonsil yang berlangsung hingga 14 hari.
2. Etiologi

Pharyngotonsillitis dapat disebabkan oleh


infeksi bateri atau virus. Bakteri yang paling
sering menyebabkan infeksi adalah
Streptococcus, yaitu Group A Beta
Haemolytic Streptococci (GABHS)
contohnya Streptococcus pyogens.
3. Epidemiologi
Faringitis merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi pada anak.
Keterlibatan tonsil pada faringitis tidak menyebabkan perubahan derajat
beratnya penyakit. Tonsilofaringitis biasanya terjadi pada anak, meskipun
jarang terjadi pada anak di bawah usia 1 tahun. Insiden meningkat sesuai
dengan bertambahnya usia, mencapai puncak pada umur 4-7 tahun, dan
berlanjut hingga dewasa. Insiden tonsilofaringitis tertinggi pada usia 5-18
tahun, jarang di bawah usia 3 tahun dan perbandingan antara laki-laki dengan
perempuan yaitu 52% : 48%. Faringitis: terjadi pada semua umur dan tidak
dipengaruhi jenis kelamin, tetapi frekuensi yang paling tinggi terjadi pada
anak-anak. Tonsiltis : sering terjadi pada anak-anak pada umur 5-10 tahun
dan dewasa muda antara 15-25 tahun
4. Klasifikasi
Berdasarkan penyebaran infeksi:
1. Faringitis
2. Tonsillitis
3. Pharyngotonsillitis
4. Nasopharyngitis
Berdasarkan durasi:
1. Akut
2. Kronis
Berdasarkan sumber infeksi
a. Faringitis viral
Rinovirus, Adenovirus, Epstein Barr Virus (EBV), Virus influenza,
Coxsachievirus, Cytomegalovirus dan lain-lain
b. Faringitis bacterial
group A streptococcus Beta Hemolitikus
c. Faringitis Fungal
d. Faringitis gonorea
5. Patogenesis
6. Manifestasi Klinis
• Demam
• Nyeri tenggorokan (sore throat)
• Mual, muntah, nyeri abdomen
• Eritema tonsil
• Pembesaran kelenjar servikal
• Adanya eksudat yang melapisi tonsil
• Ruam scarlet fever
• Palatal petechiae
• Pada pharyngotonsillitis akibat virus,
terdapat manifestasi klinis berupa batuk,
rhinitis, konjungtivitis, diare
7. Pemeriksaan Fisik
• Tanda vital
• Inspeksi
• Palpasi
• Perkusi
• Auskultasi
8. Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan Darah Lengkap
 Throat Culture
 GABHS dan RADT
 Swab faring
 Otoskopi
9. Diagnosis Kerja
1. Skoring dengan metoe McIsaac (McIsaac scoring)
2. Kultur tenggorokan (throat culture)  merupakan gold standard
3. Rapid antigen detection tests (RADTs)  mendeteksi
karbohidrat grup A streptococcus
4. Hitung jenis sel darah legkap (Complete Blood Cell count) 
jika terdapat banyak limfosit atipikal dan positif mononucleosis
pada uji aglutinasi, menunjukan pharyngitis disebabkan infeksi
EBV.
10. Tatalaksana

• Terapi Simptomatik
Sakit tenggorokan dan demam
 Acetaminophen
• Terapi Kausatif
Oleh virus
Beri antivirus
Oleh bakteri
Beri antibiotik
11.Prognosis
Faringotonsilitis Exasebasi Akut : Apabila
penyebabnya adalah bakteri, jika tidak
diobati segera terutama antibiotik sesuai
indikasi dapat menimbulkan gejala klinis
yang lebih berat terutama penutupan jalur
pernapasan.
12. SKDI
Daftar Pustaka
Adams, G.L. (1997), Penyakit-penyakit Nasofaring dan Orofaring,dalam Harjanto, E. dkk (ed) Boies Buku Ajar
Penyakit THT, edisi ke6, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Al-Abdulhadi, Khalid, 2007, Common throat infections: a review, ORL-HNS Department, Zain and Al-Sabah Hospital,
Kuwait, Bull Kuwait Inst Med Spec 2007;6:63-67.
Bapat, Urmi, 2004, Reactive arthritis following tonsillitis, Speciality: Otolaryngology; rheumatology; general Article
Type: Case Report medicine,St. Mary’s Hospital, London, UK, Grand Rounds Vol 5 pages 8–9.
Kliegman, Robert dkk. 2011. Nelson Textbook of Pediatrics. Philadelphia: Saunders Elsevier.
MacCallum’s Michigan. 2018. Pharynx, Esophagus, and Stomach.at:
http://histology.medicine.umich.edu/resources/pharynx-esophagus-stomach
Paulsen F. & J. Waschke. 2013. Sobotta Atlas Anatomi Manusia : Anatomi Umum dan Muskuloskeletal. Penerjemah :
Brahm U. Penerbit. Jakarta : EGC

nizetlab.ucsd.edu/Publications/PPPID-Pharyngitis.pdf
Soepardi.E.A, N.Iskandar, J.Bashiruddin, R.D.Restuti. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala
dan Leher. Vol VI(6). Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2011.
Tanto, Chris at al.2014. Kapita Selekta Kedokteran ed 4 jilid II. Jakarta: Media Aesculapius
Thankyou! :)

You might also like