Professional Documents
Culture Documents
Infeksi
Sebagian besar kasus infeksi dengan proporsi besar (hingga 40%) yang disebabkan oleh
rhinovirus dan adenovirus. Virus lain termasuk coronavirus, influenza, parainfluenza, Epstein
Barr, dan herpes simpleks juga telah terlibat . Dari sakit tenggorokan bakteri, grup A β-
haemolytic streptococcus paling sering (5-36%) terisolasi Organisme lain yang sakit
tenggorokan telah dikaitkan termasuk Mycoplasma pneumonia dan Arcanobacterium
haemolyticus. Jarang, infeksi candida dan jamur dan parasit lainnya juga telah diamati.
Non infeksi
Penyebab sakit tenggorokan yang tidak menular sangat bervariasi, dan termasuk faktor
fisikokimia (misalnya merokok, mendengkur, berteriak, obat-obatan) dan faktor lingkungan
(misalnya polusi, suhu, kelembaban / AC).
c) Bagaimana pathogenesis dari sakit tenggorokan?
Jawab:
Radang pada tonsil menyebabkan pembesaran tonsil dan kondisi membran mukus tenggorokan
yang mengalami inflamasi atau terinfeksi pada tenggorokan menyebabkan sistem imun
melepaskan sitokin yang dapat merangsang reseptor nyeri sehingga pada kasus terasa sakit
pada tenggorokan.
d). Bagaimana dampak dari sakit tenggorokan?
• Penggunaan berlebihan pita suara (e.g teriak atau bernanyi nada tinggi yang lama)
• Udara Kering
• Luka (e.g ketulangan)
• GERD
• Tumor
• Asap, bahan kimiawi, dan iritan lain (rokok, polusi udara, produk pembersih)
• Alergi
• Infeksi bakteri (e.g strep throat, gonorrhea, chlamydia)
• Infeksi virus (e.g influenza, common cold, cacar)
Faringitis bacterial jarang menimbulkan rhinorrhea, batuk dan konjungtivits. Pasien biasanya datang dengan
nyeri tenggorokan, nyeri menelan dan demam. Gejala lainnya dapat berupa sakit kepala hebat, mual, muntah
dan nyeri perut. Pada pemeriksaan dapat ditemukan tonsil yang membesar, tonsil dan faring hiperemis
dengan atau tanpa eksudat, dan pembesaran kelenjar getah bening servical anterior.
Dapat disimpulkan bahwa keluhan utama dan keluhan tambahannya merupakan maniestasi klinis dari
faringitis.
3. The main complaint had been recur since 2 years ago and the last main complaint
recur 3 month ago
a. Mengapa keluhan terjadi berulang-ulang?
Bisa karena keluhan yang muncul kembali akibat exacerbasi dari keluhan yang
dulu, hal ini bisa disebabkan oleh imunitas yang sedang menurun dan pengobatan
yang tidak adekuat sehingga masih ada pathogen yang tersisa dalam tubuh
walaupun tidak menimbulkan gejala yang menganggu pasien. Namun, pathogen
bisa aktif dan berkembang biak kembali karena faktor faktor resiko (usia, faktor
lingkungan, status gizi, dll).
4. PEMERIKSAAN FISIK
Vital sign
blood pressure : 120/80 mmHg
Pulse : 80x/min
Respiratory rate: 24x/min
Core temperature: 38.5 C
A.Apa interpretasi dari vital sign?
Tonsil
tonsil T3 (pembesaran tonsil): infeksi bakteri --> terjadi inflamasi --> proleferasi sel limfosit di dalam
tonsil --> tonsil membesar
Tonsil hiperemis: infeksi bakteri --> terjadi inflamasi --> dilatasi pembuluh darah pada tonsil--> tonsil
hiperemis
Detritus dan widened crypt : infeksi bakteri kronik respon imun dan sitokin terjadi berulang
modifikasi epitel (pengikisan mukosa limfoid diganti dengan jaringan parut kripta melebar
pengisian kripta oleh detritus.
Posterior wall
Hiperemis : infeksi mikroorganisme mekanisme infalami peningkatan vasodilatasi hiperemis
Granul : Infeksi kronik respon imun dan sitokin nerulang perubahan mukosa Pharynx tampak
kasar/tidak rata (granuler)
Post-nasal drip: infeksi mikroorganisme mekanisme infalami peningkatan vasodilatasi
ekstravasasi Sel-sel radang + pajanan Antigen sekresi mukus oleh sel goblet pos nasal drip
e. Apa interpretasi dari pemeriksaan labor?
Leukositosis
Infeksi Bakterifagositosisleukositosis
I. KERANGKA KONSEP
FAKTOR RESIKO
INFECTED PATHOGEN
(BACTERI GAS)
MALT
PALATINE TONSILS
LYMPHATIC TISSUE
PHARYNX
PERUBAHAN MUKOSA ACTIVATED Th1, Th2, B CELLS SITOKIN IL-6, IL-1, TNF a, DLL
PHARYNX
KASAR (GRANULER +)
KRIPTA MELEBAR
EKSASERBASI AKUT
PROTON, BRADIKININ,
OVLT
PROSTAGLANDIN
VASODILATASI
TRANSDUKSI, TRANSMISI
PGE2
MEDULA DAN PERSEPSI
HIPEREMIS
EKSTRAVASASI SEL-SEL
RADANG + PAJANAN
ANTIGEN SEBABKAN
POA
GOBLET SEKRESI MUKUS
SORETHROAT
VASOKONSTRIKSI
NASAL DRIP + METABOLISME MENINGKAT
(SEROTONIN MENINGKAT)
KESIMPULAN
A usia 15 tahun mengalami tonsilofaringitis kronik eksaserbasi akut et causa bakteri
LEARNING ISSUES
I. Regio Orofaring
(Anatomi, Histologi, Fisiologi)
II. TonsilofaringitisTonsilofaringitis
1. Definisi
• Terapi Simptomatik
Sakit tenggorokan dan demam
Acetaminophen
• Terapi Kausatif
Oleh virus
Beri antivirus
Oleh bakteri
Beri antibiotik
11.Prognosis
Faringotonsilitis Exasebasi Akut : Apabila
penyebabnya adalah bakteri, jika tidak
diobati segera terutama antibiotik sesuai
indikasi dapat menimbulkan gejala klinis
yang lebih berat terutama penutupan jalur
pernapasan.
12. SKDI
Daftar Pustaka
Adams, G.L. (1997), Penyakit-penyakit Nasofaring dan Orofaring,dalam Harjanto, E. dkk (ed) Boies Buku Ajar
Penyakit THT, edisi ke6, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
Al-Abdulhadi, Khalid, 2007, Common throat infections: a review, ORL-HNS Department, Zain and Al-Sabah Hospital,
Kuwait, Bull Kuwait Inst Med Spec 2007;6:63-67.
Bapat, Urmi, 2004, Reactive arthritis following tonsillitis, Speciality: Otolaryngology; rheumatology; general Article
Type: Case Report medicine,St. Mary’s Hospital, London, UK, Grand Rounds Vol 5 pages 8–9.
Kliegman, Robert dkk. 2011. Nelson Textbook of Pediatrics. Philadelphia: Saunders Elsevier.
MacCallum’s Michigan. 2018. Pharynx, Esophagus, and Stomach.at:
http://histology.medicine.umich.edu/resources/pharynx-esophagus-stomach
Paulsen F. & J. Waschke. 2013. Sobotta Atlas Anatomi Manusia : Anatomi Umum dan Muskuloskeletal. Penerjemah :
Brahm U. Penerbit. Jakarta : EGC
nizetlab.ucsd.edu/Publications/PPPID-Pharyngitis.pdf
Soepardi.E.A, N.Iskandar, J.Bashiruddin, R.D.Restuti. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala
dan Leher. Vol VI(6). Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2011.
Tanto, Chris at al.2014. Kapita Selekta Kedokteran ed 4 jilid II. Jakarta: Media Aesculapius
Thankyou! :)