You are on page 1of 11

ASUHAN KEPERAWATAN

ANAK DENGAN HISPRUNG

OLEH :

YOGA RIZKI WIBOWO


ELINI DODY PURBA
KONSEP DASAR
 Definisi Hisprung
 Penyakit Hisprung disebut juga kongenital aganglionik
megakolon. Penyakit ini merupakan keadaan usus besar
(kolon) yang tidak mempunyai persarafan
(aganglionik). Jadi, karena ada bagian dari usus besar
(mulai dari anus kearah atas) yang tidak mempunyai
persarafan (ganglion), maka terjadi “kelumpuhan” usus
besar dalam menjalanakan fungsinya sehingga usus
menjadi membesar (megakolon). Panjang usus besar
yang terkena berbeda-beda untuk setiap individu.
Macam-macam Penyakit Hirschprung
 Berdasarkan panjang segmen yang terkena, dapat
dibedakan 2 tipe yaitu :
 a. Penyakit Hirschprung segmen pendek
 Segmen aganglionosis mulai dari anus sampai sigmoid;
ini merupakan 70% dari kasus penyakit Hirschprung
dan lebih sering ditemukan pada anak laki-laki
dibanding anak perempuan.
 b. Penyakit Hirschprung segmen panjang
 Kelainan dapat melebihi sigmoid, bahkan dapat
mengenai seluruh kolon atau usus halus. Ditemukan
sama banyak pada anak laki maupun
prempuan.(Ngastiyah, 1997 : 138)
Etiologi Hisprung
 Mungkin karena adanya kegagalan sel-sel ”Neural
Crest” ambrional yang berimigrasi ke dalam
dinding usus atau kegagalan pleksus mencenterikus
dan submukoisa untuk berkembang ke arah kranio
kaudal di dalam dinding usus.

Tanda dan Gejala
 Tanda dan gejala setelah bayi lahir
 a. Tidak ada pengeluaran mekonium
(keterlambatan > 24 jam)
 b. Muntah berwarna hijau
 c. Distensi abdomen, konstipasi.
 d. Diare yang berlebihan yang paling menonjol
dengan pengeluaran tinja / pengeluaran gas yang
banyak.
Karena gejala tidak jelas. Gejala
pada anak yang lebih besar waktu
lahir.
 a. Riwayat adanya obstipasi pada waktu lahir
 b. Distensi abdomen bertambah
 c. Serangan konstipasi dan diare terjadi
selang-seling
 d. Terganggu tumbang karena sering diare.
 e. Feses bentuk cair, butir-butir dan seperti pita.
 f. Perut besar dan membuncit.

Manifestasi Klinis
 Kegagalan lewatnya mekonium dalam 24 jam pertama kehidupan.
 Konstipasi kronik mulai dari bulan pertama kehidupan dengan terlihat tinja
seperti pita.
 Obstruksi usus dalam periode neonatal.
 Nyeri abdomen dan distensi.
 Gangguan pertumbuhan. (Suriadi, 2001 : 242)
 Obstruk total saat lahir dengan muntah, distensi abdomen dan ketiadaan
evaluai mekonium.
 Keterlambatan evaluasi mekonium diikuti obstruksi periodic yang membaik
secara spontan maupun dengan edema.
 Gejala ringan berupa konstipasi selama beberapa minggu atau bulan yang
diikuti dengan obstruksi usus akut.
 Konstruksi ringan, enterokolitis dengan diare, distensi abdomen dan demam.
Diare berbau busuk dapat menjadi satu-satunya gejala.
 Gejala hanya konstipasi ringan. (Mansjoer, 2000 : 380)
Komplikasi
 a. Gawat pernapasan (akut)
 b. Enterokolitis (akut)
 c. Striktura ani (pasca bedah)
 d. Inkontinensia (jangka panjang)
 (Betz, 2002 : 197)
 a. Obstruksi usus
 b. Ketidak seimbangan cairan dan elektrolit
 c. Konstipasi
Pemeriksaan Diagnostik
 Biopsi isap, yakni mengambil mukosa dan submukosa
dengan alat penghisap and mencari sel ganglion pada
daerah submukosa.
 Biopsy otot rectum, yakni pengambilan lapisan otot rectum,
dilakukan dibawah narkos. Pemeriksaan ini bersifat
traumatic.
 Pemeriksaan aktivitas enzim asetilkolin dari hasil biopsy
asap. Pada penyakit ini klhas terdapat peningkatan
aktivitas enzim asetikolin enterase.
 Pemeriksaan aktivitas norepinefrin dari jaringan biopsy
usus.
Diagnosa Keperawatan
 Pre operasi
 Gangguan eliminasi BAB : obstipasi berhubungan dengan spastis usus dan
tidak adanya daya dorong.
 Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
yang inadekuat.
 Kekurangan cairan tubuh berhubungan muntah dan diare.
 Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan adanya distensi abdomen.

 Post operasi
 Gangguan integritas kulit b/d kolostomi dan perbaikan pembedahan
 Nyeri b/d insisi pembedahan
 Kurangnya pengetahuan b/d kebutuhan irigasi, pembedahan dan perawatan
kolostomi.

Kesimpulan
 Penyakit hisprung merupakan penyakit yang sering
menimbulkan masalah. Baik masalah fisik, psikologis maupun
psikososial. Masalah pertumbuhan dan perkembangan anak
dengan penyakit hisprung yaitu terletak pada kebiasaan
buang air besar. Orang tua yang mengusahakan agar
anaknya bisa buang air besar dengan cara yang awam
akan menimbulkan masalah baru bagi bayi/anak.
Penatalaksanaan yang benar mengenai penyakit hisprung
harus difahami dengan benar oleh seluruh pihak. Baik
tenaga medis maupun keluarga. Untuk tecapainya tujuan
yang diharapkan perlu terjalin hubungan kerja sama yang
baik antara pasien, keluarga, dokter, perawat maupun
tenaga medis lainnya dalam mengantisipasi kemungkinan
yang terjadi.

You might also like