You are on page 1of 38

Anthony Giddens

 Lahir di Edmonton, London Utara


 18 Januari 1938
 Ayahnya, pegawai jawatan KA
 Cita2nya ingin jadi PNS

Pendidikan:
 University of Hull: Psikologi & Sosiologi
 MA: LSE
 University of London
 1961 diangkat jd dosen di Univ. Leicester
 1969 : dosen sosiologi d Cambridge
 Anggota kehormatan pada King’s College London
 1985 :Profesor Sosiologi pada Universitas
Cambridge
 Rektor LSE (1997)
 Konsultan editor 2 perusahaan penerbitan:
McMillan dan Hutchinson
 Pendiri Polity Press
 Penasihat Tony Blair
“saya ingin melakukan 3 hal: menafsir ulang
pemikiran sosial…, membangun kembali
logika serta metode ilmu-ilmu sosial, dan
mengajukan analisis tentang munculnya
lembaga-lembaga modern”

(Conversation with Anthony Giddens, 1998)


 Tulisan2 Giddens mengkombinasikan
pemikran klasik dengan kepekaan terhadap
isu-isu teori sosial kontemporer.
 “jalan ketiga” melejitkan namanya.
Mempengaruhi Gerhard Schroeder (kanselir
Jerman) dan Tony Blair (PM Inggris)
 Giddens, Anthony (1971) Capitalism and Modern Social Theory.
An Analysis of the writings of Marx, Durkheim and Max Weber.
Cambridge : Cambridge University Press.
 Giddens, Anthony (1973) The Class Structure of the Advanced
Societies. London : Hutchinson.
 Giddens, Anthony (1976) Functionalism: apres la lutte, Social
Research, 43, 325-66
 Giddens, Anthony (1976) New Rules of Sociological Method: a
Positive Critique of interpretative Sociologies. London :
Hutchinson.
 Giddens, Anthony (1977) Studies in Social and Political Theory.
London : Hutchinson.
 Giddens, Anthony (1979) Central problems in Social Theory :
Action, Structure and Contradiction in Social Analysis. London :
Macmillan
 Giddens, Anthony (1981). Vol. 1. Power, Property and
the State. London A Contemporary Critique of Historical
Materialism: Macmillan.
 Giddens, Anthony (1982) Sociology: a Brief but Critical
Introduction. London : Macmillan.
 Giddens, Anthony (1982) Profiles and Critiques in Social
Theory. London : Macmillan.
 Giddens, Anthony & Mackenzie, Gavin (Eds.) (1982)
Social Class and the Division of Labour. Essays in Honour
of Ilya Neustadt. Cambridge : Cambridge University
Press.
 · Giddens, Anthony (1984) The Constitution of
Society. Outline of the Theory of Structuration.
Cambridge : Polity (publisher).
 Giddens, Anthony (1985) A Contemporary
Critique of Historical Materialism. Vol. 2. The
Nation State and Violence. Cambridge : Polity
(publisher).
 Giddens, Anthony (1986) Durkheim. London :
Fontana Modern Masters.
 Giddens, Anthony (1990) The Consequences of
Modernity. Cambridge: Polity (publisher).
 Giddens, Anthony (1991) Modernity and Self-
Identity. Self and Society in the Late Modern
Age. Cambridge: Polity (publisher).
 Giddens, Anthony (1992) The Transformation of
Intimacy: Sexuality, Love and Eroticism in Modern
Societies. Cambridge: Polity (publisher).
 · Beck, Ulrich & Giddens, Anthony & Lash, Scott (1994)
Reflexive Modernization. Politics, Tradition and
Aesthetics in the Modern Social Order. Cambridge :
Polity (publisher).
 · Giddens, Anthony (1994) Beyond Left and Right — the
Future of Radical Politics. Cambridge : Polity (publisher).
 · Giddens, Anthony (1995) Politics, Sociology and Social
Theory: Encounters with Classical and Contemporary
Social Thought. Cambridge : Polity (publisher).
 · Giddens, Anthony (1996) In Defence of Sociology.
Cambridge : Polity (publisher).
 Giddens, Anthony (1996) Durkheim on Politics and the
State. Cambridge : Polity (publisher).
 Giddens, Anthony (1998) The Third Way. The Renewal of
Social Democracy. Cambridge : Polity (publisher).
 Giddens, Anthony (1999) Runaway World: How
Globalization is Reshaping Our Lives. London : Profile.
 Hutton, Will & Giddens, Anthony (Eds.) (2000) On The
Edge. Living with Global Capitalism. London : Vintage.
 Giddens, Anthony (2000) The Third Way and Its Critics.
Cambridge : Polity (publisher).
 Giddens, Anthony (2000) Runaway World. London :
Routledge.
 Giddens, Anthony (Ed.) (2001) The Global Third Way
Debate. Cambridge : Polity (publisher).
 Giddens, Anthony (2002) Where Now for New Labour?
Cambridge : Polity (publisher).
 Giddens, Anthony (Ed.) (2003) The Progressive Manifesto.
New Ideas for the Centre-Left. Cambridge : Polity
(publisher).
 Giddens, Anthony (Ed.) (2005) The New Egalitarianism
Cambridge : Polity (publisher).
 Giddens, Anthony (2006) Sociology (Fifth Edition).
Cambridge : Polity (publisher).
 Giddens, Anthony (2007) Europe In The Global Age.
Cambridge : Polity (publisher).
 Giddens, Anthony (2007) Over to You, Mr Brown - How
Labour Can Win Again. Cambridge : Polity (publisher).
 Giddens, Anthony (2009) The Politics of Climate Change.
Cambridge : Polity (publisher).
 Giddens, Anthony (2009) Sociology (Sixth Edition).
Cambridge : Polity (publisher)
The Constitution of Society. Outline
of the Theory of Structuration

Mirip dengan diktum Marx: “manusia adalah pembuat


sejarah, tetapi mereka tak bisa membuatnya sesuka hati;
mrk tak bisa membuatnya berdasar keadaan yang mrk
pilih sendiri, melainkan berdasarkan keadaan yang
langsung mrk hadapi, diterima, dan dibawa dari masa
lalu”
 Agen Vs struktur
 Agen: pelaku, tindakan, aktor yg menunjuk pada org
(individu). Ciri: kemampuan refleksif dan akuntabilitas
dmn aktor2 mpy stock of knowledge utk memproduksi n
mereproduksi tindakan2 mereka
 Struktur: aturan dan sumber daya yg terbentuk dari
praktik sosial sekaligus sbg pembentuk keterulangan
praktik sosial (medium dan praktik sosial). Struktur tak
hanya membatasi (fungsionalisme), tp jg
memberdayakan
 Dualisme Vs Dualitas
 selama ini pemikiran dalam ilmu-ilmu
sosial hanya terjebak dalam dualisme
(tegangan)
 teori interpretatif vs teori tindakan
 Interaksionisme simbolik vs fungsionalisme
 Kubu yg menekankan keutuhan AGENSI,
menyimpulkan perilaku ssorg mpy kekuatan
besar / kedaulatan penuh dlm sgl hal, tanpa
interupsi kekuatan struktur. (subjektifisme:
fenomenologi, etnometodologi dll)
 Kubu yg menempatkan struktur sbg pemegang
yg lbh dominan dari agensi. Bagi kubu ini,
manusia adalah pemain2 dlm aturan yg dibuat
struktur (objektivisme: strukturalisme, marxisme,
fungsionalisme, dsb)
 Subjektivisme vs objetivisme
 Voluntirisme vs determinisme
 Agen vs Struktur
 Giddens  dualitas (kompromi)
 Giddens melakukan rekonstruksi dg jalan
kritik thd 3 madzhab: sosiologi
interpretatif, fungsionalisme dan
strukturalisme
 Giddens:”Bidang mendasar studi ilmu sosial,
menurut teori strukturasii , bukanlah pengalaman
aktor individual atau bentuk-bentuk kesatuan
sosial tertentu, melainkan praktik sosial yg diatur
melintasi ruang dan waktu”
 Bernstein (1889:23):”tujuan fundamental dari
teori strukturasi adl menjelaskan hubungan
dialektika dn saling pengaruh mempengaruhi
antara agen dan struktur”
 Proses “menstruktur”: historis, prosesual, dinamis
 Agen dan struktur tdk dalam keadaan bebas satu sama
lain (integratif)
 Sintesisasi kekuatan relasi tindakan manusia dengan
evolusi struktur sosial
 Ada hubungan resiprokal (timbal balik) yg interaktif
antara manusia dengan struktur sosial
 Perhatian analitis hrs menitikberatkan pada mutualitas
proses pembangunan sosial dan interaksi manusia
 Strukturisasi:”strukturisasi relasi2 sosial melintasi
ruang dan waktu, berkat adanya dualitas struktur”
Giddens:
breaking down the structure-
agency divide
 Struktur mirip dengan pedoman yg mjd prinsip praktik2 di
berbagai ruang dan waktu yg merupakan hasil dari
tindakan kita
 Struktur mengatasi ruang dan waktu (spaceless n
timeless) sehingga bisa berlaku di berbagai situasi
(berbeda dg pengertian struktur durkhemian yg
mengekang (constraining), struktur Giddens lbh bersifat
memberdayakan (enabling) yg memungkinkan tjdnya
praktik sosial. So struktur disebut sebagai sarana
(medium dan resources)
 Ruang dan waktu mendapat porsi penting dlm teori
strukturisasi
'Society only has form, and that form only
has effects on people, in so far as structure is
produced and reproduced in what people do'
Conversations with Anthony Giddens (Giddens
and Pierson, 1998: 77)
 (S) Signifikasi (penandaan)
Simbolis, pengungkapan, penyebutan,
penandaan, dan wacana
 (D) Dominasi (penguasaan / autorisasi)
barang (ekonomi)  menabung di bank
orang (politik)  memberikan suara di TPS
 (L) Legitimasi (pembenaran)
Di dalamnya ada skemata
S-D-L Tata simbol / wacana Lembaga bahasa /
wacana

D (orang) – S – L Tata politik Lembaga politik

D (ekonomi) – s - L Tata ekonomi Lembaga ekonomi

L–D-S Tata hukum Lembaga hukum


S–D–L Symbolic order/modes of discourse

D (authorization) – S - L Political institution

D (allocation) – S - L Economic Institution

L–D-S Legal Institution


STRUKTUR Signifikasi Dominasi Legitimasi

Sarana / antara interpretasi fasilitas Norma

INTERAKSI Komunikasi kekuasaan Sanksi


3 Dimensi internal pelaku (psikoanalisis)
 Motivasi tak sadar (unconciousness motive)
 Kesadaran diskursif (discursive
conciousness)
 Kesadara praktis (Practical conciousness)

 Reproduksi struktur dihasilkan KP (PC)  strukturisasi


 Motivasi punya peranan penting utk mendorong tindakan
sosial
Rules and resources, organized as properties or social system.
Structure
Structure only exists as “structural properties”

Reproduced relation between actor or collectivities organized


System
as regular social practices

Condition governing the continuity or transformationof


Structuration
structure, and therefore the reproduction of system
 Sistem sosial dilihat sebagai media
maupun hasil dari tindakan aktor; sistem
sosial secara berulang-ulang mengorganisir
kebiasaan aktor.
 “Perubahan selalu terlibat dalam proses
strukturasi, betapapun kecilnya”
 Sebagai pelaku, kita py kmampuan utk
introspeksi dan mawas diri (reflexive monitoring
of conduct)  reflective agent
 Perubahan tjd ktk kapasitas memonitor
(mengambil jarak) menimbulkan derutinisasi
(gejala dimana skemata yg selama ini mjd aturan
tindakan dan praktik sosial tak lagi bisa dipakai
utk mjd praktik sosial baru)  tjd keusangan
(obsolence)
 Ruang dan Waktu
 Tindakan / praktik sosial membutuhkan ruang dan waktu.
 Ex: Duduk di bioskop, duduk di ruang kelas, duduk d
depan mesin pembuat rokok
 Teknologi  time space distanciation  pencabutan wkt
dr ruang  globalisasi  kapitalisme: ex capital flight
(1997)
 Face to face – mediated comminucation
 tribal society (f to f) – class devided society (simbiosis kota
pedalaman) – capitalism (class society) (negara bangsa,
surveilance, pemisahan ekonomi - politik)
 Negara modern  surveilance : penyadapan dsb
 Modernitas, 4 penyangga:
 Kapitalisme (akumulasi modal), negara
bangsa (kontrol, surveilance), militerisme
(kontrol industri perang), industrialisme
(ubah alam, created environment)
“Perubahan struktur adl perubahan skemata
agar lebih sesuai dengan praktik sosial yg trs
berkembang secara baru”

Otoritarianisme orba adalah contoh gejala


kesenjangan antara skemata yg dipakai
rezim Soeharto dengan praktik demokrasi
sbg gelaja baru. So, struktur orba mengalami
keusangan.
 Meski strukturasi mengatasi pelbagai kekurangan dalam
pemikiran tradisional, teori itu bukan jawaban yg
memadai bagi tgs yg menantang teori sosial kontemporer
 Proyek rekonstruksi dan sintesis Giddens dianggap sbg
teori yg masih konservatif : mengubah dualisme mjd
dualitas bukanlah pemecahan masalah. Karena teori ini
sbnarnya blm mampu melenyapkan perbedaan di antara
keduanya. Giddens malah dianggap sbg penerus
Parsonian.
 Eklektisisme yg menunjukkan ketidakorisinilan

(Daniel Ross, Social theory: a guide to central thinker, 2002)


 Layder, Ashton, dan Sung (1991)
Dlm studi ttg transisi dari sekolah ke bekerja:
“struktur dan tindakan scr empiris slg
bergantung (terlibat scr mendalam), tp
sbgian otonom mrpkn bidang wewenang yg
dpt dipisahkan”


 Ian Crib (1992)
1.Krn Giddens memusatkan perhatian pd
tindakan sosial, pemikiranya krg memiliki
kedalaman ontologis (ontological depth) 
Giddens gagal menerangkan struktur sosial
yg melandasi kehidupan sosial (seakan given)
2. kehidupan sosial yg rumit terll sederhana
jika hanya didekati teori yg simple (Giddens
menolak metateori). Kurang basis teori.
Dietz and Burns:
 Keagenan tdk bisa dilakukan tnpa
dukungan realitas fisik dan teknologi
 Struktuktur (aturan) membuat tindakan ttt
dapat atau mustahil dilakukan
 Keagenan dibatasi keagenan lain yg punya
otoritas melaksanakan sanksi
 Selain Giddens, ada 2 tokoh lagi yg
membangun konsep relasi antara agen dan
struktur: Pierre Bourdieu (habitus),
Norbeth Ellias (figuration)
Matur nuwun

You might also like