Professional Documents
Culture Documents
HIV AIDS Dan Hepatitis B
HIV AIDS Dan Hepatitis B
MENTERIKESEHATAN
REPUBLIK INDONESIA
Pasal 7
Penyelenggaraan Eliminasi Penularan dilakukan
melalui kegiatan:
a. promosi kesehatan;
b. surveilans kesehatan;
c. deteksi dini; dan/atau
d. penanganan kasus.
PMK No 52 Tahun 2017
Pasal 10
(1) Deteksi dini sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 huruf c dilakukan oleh tenaga
kesehatan di setiap fasilitas pelayanan
kesehatan.
(2) Deteksi dini sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan melalui pemeriksaan darah
pada ibu hamil paling sedikit 1 (satu) kali
pada masa kehamilan.
PMK No 52 Tahun 2017
Pasal 11
(1) Penanganan kasus sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 huruf d
ditujukan bagi:
a. setiap ibu hamil sampai menyusui yang terinfeksi HIV, Sifilis,
dan/atau Hepatitis B; dan
b. bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi HIV, Sifilis, dan/atau
Hepatitis B.
(3) Penanganan bagi ibu hamil sampai menyusui yang terinfeksi HIV,
Sifilis, dan/atau Hepatitis B sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf a dilaksanakan berdasarkan tata laksana kedokteran sesuai
(4) dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
dan/atau
Penanganan Hepatitis B sebagaimana
bagi bayi dimaksud
yang lahir dari ibu yangpada ayat (1)
terinfeksi huruf
HIV, b
Sifilis,
dilakukan melalui pemberian kekebalan (imunisasi), profilaksis,
diagnosis dini, dan/atau pengobatan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
lnfeksi HIV Pada Anak
•Transmisi horizontal
• Transfusl darah
• Jarum suntik- remaja pengguna narkoba
• Hubungan seks (perkosaan, dll)
Satgas HIV IDAI
Pola perjalanan infeksi HIV pada anak
- Typical progressors
• 50-60%
• Peripartum
• Gejala klinis muncul < 6 tahun
- Rapid Progressors
• 20-30%
• In utero
• Gejala klinis muncul < 2 tahun
- 5/owprogressor
• 5-25%
• Adolescent, sexual active
• Gejala klinis muncul setelah > 6 tahun
..
70
5
potensi penuloran
vertikal pado boyi
liO
..
.
JO
0
o., . o.
a
0.9
.,
20
10
•' . ., "'
��
0
. Kelompok Umur
300
0
1999 2000 ZO 2002 2003 1004 l005 2006 2008 200'J
O! 2007 2010
-Pekerja Seks -Ollbu Rumah Tangp
Menyusui sd 6 Menyusui sd
bulan: 20-35% 18-24 bulan:
30-45%
�- D.Cock �.J.J,UU2£W.2M.l116-
JJl2.
Satgas HIV IDAI
Faktor maternal & neonatal yang
meningkatkan risiko penularan HIV
VL tinggi
Pecah ketuban >4 jam. Chorioamnionitis
Prosedur persalinan invasif
Persalinan prematur. Beret lahir rendah
VL maternal tinggi
Lamanya menyusui. Mixed feeding
Abses payudara, fisura nipple, mastitis
Penyokit mulut pada bayi (misatnya thrush atau sores)
Satgas HIV IDAI
Prong 3: Pencegahan Penularan HIV
dari lbu ke Bayi
I
' �nvirologlHIV
'
j_
Tkbkterwd..
I Terwd.. I
I
_,
rf Negatd I
•
terinfri:.si ma"h mener1ma ASI
•
HIV
Bayi atau anak mercilWN tanda Bayi masoh serult "'"'f'il u"" 9 bYlin
atau geJali HIV
I I I
I
Say, at.au anak mengalaml tarida Bay, masoh i.ehat s;im� �9 bul,n
atau gejal3 islV
+
Poemerlksa.on
vlrologl Cel,;--HIV
tldak tersedia
I Ptom«lk=n viroloCI
ttrs.edlol
I I
I '
P�trf ..'.
I '""" I I Posot,f
I A>umsibn tennfeb< bu....:�
asum,akan bdol,; tN,nfeb, bolo onK >fflM ...
I �--
I
I
I
terWd Mulai ART dan
ulangl
«.........-�HIV
""IM>f t«uoll mMih
ASI
<,.1-
pemert�n Woloa;I
untuk tonflrmasl lnfeksl U1ant1 «< ·- po,clo """ 11 tNAn din -6
............ sct.W,bffhoo1itlASI -
Catatan:
ldealnya dilakukan pengulangan uji virologi HIV pad a spesimen yang berbeda untuk
konfirmasi hasil positif yang pertama. Pada keadaan yang terbatas, uji antibodi HIV dapat
dilakukan setelah usia 18 bulan untuk konhrmasi infeksi HIV.
Bagan 1. Alur diagnosis HIV pada bayi dan anak urnur kurang dari 18 bulan idealnya
dilakukan pengulangan UJi virologis HIV pada spesimen yang berbeda
untuk
Waktu Pemeriksaan
18 bulan:
6 minggu: 4-6 bulan:
Antibodi
PCR HIV PC HIV
HIV
R
Tes vane
d1pulubn
• Pemeriksaan fisis
• Ikterus timbul setelah 6-8 minggu--
• Hepatosplenomegali--
• Limfadenopati--
Pemeriksaan laboratorium
• Bukti klinis pertama infeksi HBV adalah kenaikan serum ALT,
yang mulai naik sebelum --timbul gejala, sekitar 6-7 minggu
sesudah pemajanan.
• Periksa kadar HBsAg dan IgM anti-HBc. Kadar antigen akan
terdeteksi dalam darah --bayi pada usia 6 bulan, dengan
kadar puncak pada usia 3-4 bulan.
• Jangan ambil darah umbilikal karena
(1) terkontaminasi dengan darah ibu yang mengandung antigen
positif atau sekresi vagina,
(2) adanya kemungkinan antigen noninfeksius dari darah ibu
Kriteria ibu mengidap atau menderita
hepatitis B kronik:
1. Bila ibu mengidap HBsAg positif untuk jangka waktu lebih
dari 6 bulan dan tetap positif selama masa kehamilan dan
melahirkan.
2. Bila status HBsAg positif tidak disertai dengan peningkatan
SGOT/PT maka, status ibu adalah pengidap hepatitis B.
3. Bila disertai dengan peningkatan SGOT/PT pada lebih dari 3
kali pemeriksaan dengan interval pemeriksaan 2-3 bulan,
maka status ibu adalah penderita hepatitis B kronik.
4. Status HBsAg positif tersebut dapat disertai dengan atau
tanpa HBeAg positif.
Tatalaksana khusus sesudah
periode perinatal
a. Dilakukan pemeriksaan anti HBs dan HBsAg
berkala pada usia 7 bulan (satu bulan setelah
penyuntikan vaksin hepatitis B ketiga), 1, 3, 5
tahun dan selanjutnya setiap 1 tahun
b. Bila HBsAg positif selama 6 bulan, dilakukan
pemeriksaan SGOT/PT setiap 2-3 bulan. Bila
SGOT/PT meningkat pada lebih dari 2 kali
pemeriksaan dengan interval waktu 2-3
bulan, pertimbangkan terapi anti virus.
Pemantauan
Pada bayi yang dilahirkan dari ibu penderita
hepatitis B dan tidak mendapatkan penanganan
yang adekuat perlu dilakukan pemeriksaan:
• HBsAg pada 1-2 bulan setelah lahir; bila positif
perlu penanganan lebih lanjut, rujuk ke subbagian
hepatologi.
• Anti HBs untuk melihat tingkat kekebalan bayi;
bila positif bayi telah mendapat kekebalan dan
terlindung dari infeksi.
Tatalaksana umum