You are on page 1of 3

MODUL 8

Deformasi Logam

1. Deformasi elastis logam


Deformasi elastis terjadi pada tegangan rendah, dan mempunya 3 karakteristik :
1. bersifat mampu balik (reversible)
2. antara tegangan dan regangan terdapat hubungan linier sesuai hukum Hooke
3. deformasi elastis umumnya kecil (yaitu < 1 % regangan elastis)

Tegangan di suatu titik dalam benda didefinisikan dengan memperhatikan


kubus yang tak terhingga kecilnya yang mengelilingi titik tersebut dan gaya yang
bekerja pada permukaan kubus tersebut berasal dari material sekitarnya. Gaya
tersebut dapat diuraikan menjadi komponen yang sejajar sisi kubus dan bila dibagi
dengan luas permukaan kubus menghasilkan sembilan komponen tegangan, lihat
Gambar

Komponen . adalah gaya


ij

yang bekerja dalam arah-j


per satuan luas permukaan
yang tegak lurus terhadap
arah-i. Jelas, bahwa apabila i
= j maka diperoleh komponen
tegangan normal (misalnya

xx
) yang bersifat tarik (positif) atau tekan (negatif), dan apabila i tidak sama dengan j
(misalnya ) didapatkan komponen tegangan geser. Tegangan geser tersebut
xy

menghasilkan kopel pada kubus; dan untuk mencegah terjadinya rotasi kubus maka

http://www.mercubuana.ac.id
mengindikasikan kekuatan tarik maksimum dari logam. Setelah melewati titik UTS
tegangan kembali turun karena luas penampang turun secara drastis, sedangkan
pengaruh dari pengerasan regangan pada daerah ini tidak lebih dominan dibanding
akibat pengecilan luas penampang.

3. Perilaku dislokasi selama deformasi


Fakta bahwa kristal dapat dideformasi plastis dengan mudah pada tegangan yang jauh
lebih rendah daripada kekuatan teoretis (r, = yb127ra) cukup mencengangkan. Hal ini
mungkin terjadi berkat mobilitas dislokasi. Gambar berikut memperlihatkan bahwa
ketika sebuah dislokasi meluncur pada kisi, dislokasi tersebut bergerak dari posisi kisi
simetris ke posisi lain, dan pada setiap posisi dislokasi berada dalam posisi kese-
timbangan netral, karena gaya atom yang bekerja padanya dari setiap sisi berimbang.

Ketika dislokasi bergerak dari posisi kisi simetris tersebut terjadi ketidakseimbangan
gaya atomik, dan tegangan yang bekerja harus mengatasi gesekan kisi. Seperti
diperlihatkan, perpindahan dislokasi intermediat dari dislokasi jugs akan menghasilkan
keseimbangan sistem gaya.

Adanya mobilitas dislokasi yang tinggi menyebabkan logam lebih mudah


mengalami deformasi plastis. Adanya hambatan terhadap dislokasi mengakibatkan
dislokasi makin susah bergerak sehingga logam makin silit untuk mengalami deformasi
plastis. Atom terlarut maupun batas butir merupakan sarana untuk menghambat
gerakan dislokasi sehingga kekuatan logam makin meningkat.
Mobilitas dislokasi juga dipengaruhi oleh temperatur.Makin tinggi temperatur
dislokasi makin mobil sehingga kekuatan logam makin turun dengan meningkatnya
temperatur.

http://www.mercubuana.ac.id
temperatur atau peningkatan laju-regangan. Logam dan paduan umumnya mengalami
pengerasan akibat pengerjaan-dingin atau dengan menempatkan penghambat
(presipitat) pada jalur pergerakan dislokasi untuk menghambat pergerakan.
Mekanisme penguatan seperti ini meningkatkan tegangan yang diperlukan untuk
menghasilkan kecepatan tertentu pada dislokasi dengan care yang sama yang
dihasilkan oleh penurunan temperatur.

Variasi tegangan luluh dengan temperatur dan laju regangan


Tegangan Peierls-Nabarro yang tinggi, yang dikaitkan dengan material yang
memiliki dislokasi yang sempit, menghasilkan penghalang rentang-dekat untuk
pergerakan dislokasi. Penghalang seperti ini hanya efektif pada beberapa jarak atomik,
sehingga aktivasi termal membantu tegangan yang diterapkan untuk mengatasinya.
Aktivasi termal membantu menggerakkan sebagian dislokasi untuk melewati peng-
halang dan setelah itu peluncuran berlanjut dengan pergerakan ke sisi dari kink.
(Proses ini diperlihatkan pada Gambar 7.29, Subbab 7.4.8.). Material dengan dislokasi
yang sempit memiliki sifat yang peka temperatur; dan material yang secara intrinsik-
keras cepat kehilangan kekuatannya dengan meningkatnya temperatur, seperti
diperlihatkan pada skema Gambar 7.18a. Pada diagram ini rasio (tegangan
luluh/modulus) digambarkan terhadap, TI T untuk menghilangkan efek modulus yang
berkurang dengan turunnya temperatur. Gambar 7.186 memperlihatkan bahwa
material yang memiliki tegangan luluh yang sangat bergantung temperatur juga
memiliki kepekaan laju-regangan tinggi, berarti makin tinggi laju regangan, makin
tinggi tegangan luluh. Hal ini terjadi karena aktivasi termal kurang efektif dengan
percepatan laju deformasi.
Pada logam bcc dapat timbul gesekan kisi yang tinggi terhadap pergerakan
dislokasi yang berasal dari disosiasi-dislokasi pada beberapa bidang. Sesuai
dengan pembahasan dalam Bab 4, jika dislokasi ulir dengan vektor Burgers a/2[1 1 1]
terletak dalam arah simetri maka dislokasi tersebut dapat berdisosiasi pada tiga bidang
yang ekivalen secara, kristalografi. Apabila terjadi disosiasi seperti ini, maka dislokasi
perlu dibatasi sebelum meluncur pada salah satu bidang slip. Pembatasan ini akan
lebih sulit bila temperatur diturunkan sehingga, kebergantungan tegangan luluh yang
besar pada temperatur dalam logam bcc, yang diperlihatkan pada gambar dibawah

http://www.mercubuana.ac.id

You might also like