You are on page 1of 35

Abnormal Uterine Bleeding

AUB

KEPANITERAAN ILMU KEBIDANAN & KANDUNGAN


PERIODE 26 FEBRUARI – 05 MEI 2018
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNVERSITAS KRISTEN INDONESIA
2018
Gangguan Haid Pada Masa
Reproduksi
1. Gangguan lama dan jumlah darah
haid
Hipermenore
• Perdarahan haid dengan jumlah darah lebih
banyak dan/atau durasilebih lama dari
normal dengan siklus yang normal teratur.

Hipomenore
• Perdarahan haid dengan jumlah darah lebih
sedikit dan/atau durasi lebih pendek dari
normal.
2. Gangguan siklus haid
Polimenorea
• Haid dengan siklus yang lebih pendek dari
normal yaitu < 21 hari.

Oligomenorea
• Haid dengan siklus yang lebih panjang dari
normal yaitu > 35 hari.

Amenorea
• Siklus menstruasi yang terhenti
3. Gangguan perdarahan di luar siklus
haid

Menometroragia
• perdarahan per vaginam antara dua
siklus haid.
4. Gangguan lain yang berhubungan
dengan haid

Dismenorea
•Nyeri saat haid
Penyebab Gangguan haid
A. Keadaan Patologi Panggul
Lesi Permukaan
Lesi Dalam
pada traktus genital
• Mioma, uteri, • Mioma uteri,
adenomiosis Hipertrofi
• Polip endometrium miomaetrium
• Hiperplasia • endometriosis
endometrium
• Adenikarsinoma
endometrium
Penyebab gangguan haid

B. Penyakit C. Perdarahan
Medis Sistemik Uterus Disfungsi
• Trombositopenia • Iatrogenik:
penggunaan pil
kontrasepsi,
antipsikotik
Pembagian AUB

AUB

Pendarahan
Akut Kronik
Tengah

pendarahan haid yang Untuk pendarahan


banyak sehingga perlu pendarahan haid yang
uterus abnormal yang terjadi diantara 2 siklus
dilakukan penanganan telah terjadi lebih dari 3
segera untuk mencegah haid yang teratur
bulan.
kehilangan darah
Klasifikasi AUB
Polip (PUA-P)
• Pertumbuhan lesi lunak pada lapisan
endometrium uterus.
• Gejala:
o Polip biasanya bersifat asimptomatik, tetapi
o Dapat meyebabkan PUA.
o Paling umum berupa perdarahan banyak dan di
luar siklus.
Polip (PUA-P)
• Terapi:
– Eksisi.
– Untuk terapi definitif dapat dilakukan
histerektomi.
Adenomiosis (PUA-A)
• Ditemukan jaringan stroma dan kelenjar
endometrium ektopik pada lapisan
miometrium.
Adenomiosis (PUA-A)
• Gejala:
– Nyeri haid, nyeri saat senggama, nyeri menjelang
atau sesudah haid, nyeri saat buang air besar, atau
atau nyeri pelvik kronik.
– Gejala nyeri tersebut di atas dapat disertai dengan
perdarahan uterus abnormal berupa perdarahan
banyak yang terjadi dalam siklus
• Terapi:
– Simptomatik
– Terapi kuratif: histerektomi
Leiomioma uteri (PUA-L)
• Pertumbuhan jinak otot polos uterus pada
lapisan miometrium.
• Jenis berdasarkan lapisan uterus tempat
tumbuhnya:
– Submukosa
– Intramural
– Subserosa.
Leiomioma uteri (PUA-L)
• Gejala:
– Perdarahan uterus abnormal berupa pemanjangan
periode, ditandai oleh perdarahan menstruasi yang
banyak dan/atau menggumpal, dalam dan di luar
siklus.
– Pembesaran rahim (bisa simetris ataupun berbenjol-
benjol).
– Penekanan terhadap organ sekitar uterus, atau benjolan
pada dinding abdomen.
– Nyeri dan/atau tekanan di dalam atau sekitar daerah
panggul.
– Peningkatan frekuensi berkemih atau inkontinensia
Leiomioma uteri (PUA-L)
Tindakan:
• Laparotomi histerektomi:
– Bila fungsi reproduksi tak diperlukan lagi.
– Pertumbuhan tumor sangat cepat.
– Sebagai tindakan hemostatis.
Malignancy and hyperplasia (PUA-M)

• Pertumbuhan hiperplastik atau pertumbuhan


ganas dari lapisan endometrium.
• Gejala: perdarahan uterus abnormal.
• Diagnostik:
– Meskipun jarang ditemukan, namun hyperplasia atipik
dan keganasan merupakan penyebab penting PUA.
– Klasifikasi keganasan dari hiperplasia menggunakan
system klasifikasi FIGO dan WHO.
– Diagnosis pasti ditegakkan berdasarkan pemeriksaan
histopatologi.
Coagulapathy (PUA-C)
• Gangguam hemostatis sistemik yang berdampak
terhadap perdarahan uterus.
• Gejala: perdarahan uterus abnormal
• Diagnostik:
– Terminologi koagulopati digunakan untuk kelainan
hemostatik sistemik yang terkait dengan PUA.
– 13% perempuan dengan perdarahan haid banyak
memiliki kelainan hemostatis sistemik, dan yang
paling sering ditemukan adalah penyakit von
Willebrand.
Ovulatory Disfuction (PUA-O)
• Kegagalan ovulasi yang menyebabkan
terjadinya perdarahan uterus.
• Gejala: perdarahan uterus abnormal.
Diagnostik:
- Gangguan ovulasi merupakan salah satu penyebab PUA
dengan manifestasi perdarahan yang sulit diramalkan
dan jumlah darah yang bervariasi.
- Gejala bervariasi mulai dari amenorea, perdarahan
ringan dan jarang, hingga perdarahan haid banyak.
- Gangguan ovulasi dapat disebabkan oleh sindrom
ovarium polikistik (SOPK), hiperprolaktinemia,
hipotiroid, obesitas, penurunan berat badan,
anoreksia, atau olahraga berat yang berlebihan.
Endometrial (PUA-E)
• Gangguan hemostatis local endometrium yang
memiliki kaitan erat dengan terjadinya
perdarahan uterus.
• Gejala: perdarahan uterus abnormal.
• Diagnostik:
– Perdarahan uterus abnormal yang terjadi pada perempuan
dengan siklus haid teratur.
– Penyebab perdarahan pada kelompok ini adalah gangguan
hemostatis local endometrium.
– Adanya penurunan produksi faktor yang terkait
vasokonstriksi seperti endothelin-1 dan prostaglandin F2α
serta peningkatan aktivitas fibrinolisis.
– Gejala lain kelompok ini adalah perdarahan tengaha atau
perdarahan yang berlanjut akibat gangguan hemostatis
local endometrium.
– Diagnosis PUA-E ditegakkan setelah menyingkirkan
gangguan lain pada siklus haid yang berovulasi.
Introgenik (PUA-I)
• Perdarahan uterus abnormal yang
berhubungan dengan intervensi medis
• Perdarahan haid di luar jadwal yang terjadi
akibat penggunaan estrogen atau progestin
dimasukkan dalam istilah perdarahan sela
atau breakthrough bleeding (BTB).
• Perdarahan sela terjadi karena rendahnya
konsentrasi estrogen dalam sirkulasi yang
dapat disebabkan oleh sebagai berikut:
– Pasien lupa atau terlambat minum pil kontrasepsi
– Pemakaian obat tertentu seperti rifampisin
– Perdarahan haid banyak yang terjadi pada
perempuan pengguna anti koagulan (warfarin,
heparin, dan low molecular weight heparin)
dimasukkan ke dalam klasifikasi PUA-C.
Not yet classified (PUA-N)

Kategori ini dibuat untuk penyebab lain yang


jarang atau sulit dimasukkan dalam klasifikasi.
• Kelainan yang termasuk dalam kelompok ini
adalah endometritis kronik atau malformasi
arteri-vena.
• Kelainan tersebut masih belum jelas kaitannya
dengan PUA.
Diagnosis : Anamnesis
• Pada perempuan pengguna pil kontrasepsi
perlu ditanyakan tingkat kepatuhannya dan
obat-obat lain yang diperkirakan mengganggu
koagulasi.
• Anamnesis terstruktur dapat digunakan
sebagai penapis gangguan hemostasis dengan
sensitivitas 90%. Perlu dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut pada perempuan dengan hasil
penapisan positif.
Diagnosis
Pemeriksaan Umum Pemeriksaan Ginekologi
• Pastikan bahwa perdarahan • Pemeriksaan ginekologi
berasal dari kanalis yang teliti perlu dilakukan
servikalis dan tidak termasuk pemeriksaan pap
berhubungan dengan smear.
kehamilan.
Penilaian Ovulasi Penilaian Endometrium
• Pengambilan sampel endometrium
• Siklus haid yang berovulasi tidak harus dilakukan pada semua
berkisar 22-35 hari. pasien PUA. Pengambilan sampel
endometrium hanya dilakukan pada:
• Jenis perdarahan PUA-O –

Perempuan umur > 45 tahun
Terdapat faktor risiko genetik
bersifat ireguler dan sering – USG transvaginal menggambarkan
penebalan endometrium kompleks yang
diselingi amenorea. merupakan faktor risiko hiperplasia atipik
atau kanker endometrium
• Konfirmasi ovulasi dapat – Terdapat faktor risiko diabetes mellitus,
hipertensi, obesitas, nulipara

dilakukan dengan Perempuan dengan riwayat
keluarga nonpolyposis colorectal
cancer memiliki risiko kanker
pemeriksaan progesteron endometrium sebesar 60% dengan rerata
umur saat diagnosis antara 48-50 tahun
serum fase luteal atau USG
transvaginal bila diperlukan.
Penilaian Kavum Uteri Penilaian Miometrium
• Bertujuan untuk menilai • Bertujuan untuk menilai
kemungkinan adanya polip kemungkinan adanya mioma
uteri atau adenomiosis.
endometrium atau mioma
• Miometrium dinilai
uteri submukosum. menggunakan USG
• Saline Infusion Sonography (transvaginal, transrektal dan
(SIS) atau abdominal), SIS, histeroskopi
atau MRI.
histeroskopi. Keuntungan
• Pemeriksaan adenomiosis
dalam penggunaan
menggunakan MRI lebih
histeroskopi adalah unggul dibandingkan USG
diagnosis dan terapi dapat transvaginal.
dilakukan bersamaan.
Pemeriksaan Penunjang

Keterangan:
aPTT = activated partial tromboplastin time, BT-CT = bleeding time-clotting time,
DHEAS = dehidroepiandrosterone sulfat, D&K = dilatasi dan kuretase, FT4 = free T4,
Hb = hemoglobin, PT = protrombin time, TSH = thyroid stimulating hormone, USG =
ultrasonografi, SIS = saline infusion sonography, IVA = inspeksi visual asam asetat
Penatalaksanaan : Pendarahan uterus
abnormal akut
Penatalaksanaan : Uterus abnormal
kronik

You might also like