You are on page 1of 26

STRATEGI AUDIT KESELURUHAN DAN PROGRAM AUDIT

KELOMPOK 10
LUH ADE KUSUMA YANTI NI KADEK ELMA KARDIYANTI HENDRA MAULANASYAH
1607532004 1607532028 1607532144
Agenda Bahasan
01 TAHAPAN DALAM PERENCANAAN AUDIT

02 JENIS PENGUJIAN AUDIT LEBIH LANJUT

03 PEMILIHAN JENIS AUDIT

04 DAMPAK TEKNOLOGI INFORMASI PADA PENGUJIAN

05 KOMBINASI BUKTI

06 PERANCANGAN PROGRAM AUDIT

07 RINGAKASAN TERMINOLOGI AUDIT


Tahapan Proses Perencanaan Audit
1. Penerimaan klien dan pembuatan rencana audit awal
2. Memperoleh pemahaman tentang bisnis dan bidang usaha k
lien
3. Menilai risiko bisnis klien
4. Melaksanakan prosedur analitis pendahuluan
5. Menetapkan materialitas dan menilai risiko yg dapat diterima
dan risiko pengendalian
6. Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengen
dalian
7. Mengumpulkan informasi untuk menilai risiko kecurangan
8. Menyusun strategi audit keseluruhan dan program audit
Prosedur Penilaian Risiko

SA 315.5
Auditor harus melaksanakan prosedur penilaian
risiko untuk menyediakan suatu dasar bagi
pengidentifikasian dan penilaian risiko kesalahan
penyajian material pada tingkat Iaporan keuangan
dan asersi. Namun, prosedur penilaian risiko
semata tidak menyediakan bukti audit yang cukup
dan tepat sebagai dasar opini audit
 Pengujian Prosedur Audit
Pengendalian Lebih Lanjut
 Pengujian Hubungan antara empat jenis prosedur audit lebih ianjut dengan model risiko audit. Pengujian pengendal
ian dilakukan untuk mendukung pengurangan penilaian risiko pengendalian, sementara auditor menggun

Substantif
akan prosedur analitis substantif dan pengujian rinci saldo untuk memenuhi risiko deteksi direncanakan.
Pengujian substantif golongan transaksi mempengaruhi pengujian pengendalian dan risiko deteksi diren
canakan, karena menguji etektivitas pengendalian internal dan jumlah rupiah transaksi.
Golongan
Transaks
 Prosedur “Auditor harus merancang dan mengimplementasikan p
Inalitis rosedur audit lebih lanjut yang sifat, saat dan luasnya di
dasarkan pada dan merupakan respons terhadap risiko
Substantive
kesalahan penyajian materiaI yang telah dinilai pada
 Pengujian Rinci tingkat asersi"
atas Saldo
Jenis-Jenis Pengujian

Prosedur Penilaian
Risiko

Pengujian Pengendalian Prosedur Analitis

Pengujian Substantif Pengujian Terinci atas


Transaksi saldo
Pemilihan
Jenis Pengujian
Hubungan antara Prosedur Audit lebih lanjut dengan Bukti
Hubungan Antara
Biaya Pelaksanaan Prosedur Analitis dan
Pengujian Pengujian Substantif

Hubungan Antara Pilihan Antara


Pengujian Pengujian
Pengendalian dan Pengendalian dan
Pengujian Substantif Pengujian Substantif
Dampak Teknologi Informasi
Pada Pengujian Audit

Standar auditing memberi pe


doman bagi auditor yang me
ngaudit entitas yang mengiri
m memproses, menyimpan,
atau mengakses ransaksi da
lam jumlah signifikan secara
elektronik
Standar mengakui bahwa apabila terdapat
banyak bukti audit dalam bentuk elektronik,
tidaklah praktis atau memungkinkan untuk d
engan melakukan pengujian substantif. Unt
uk mengujian pengendalian otomatis atau d
ata, auditor perlu menggunakna teknik audit
berbantuan komputer atau menggunakna la
poran yang dihasilkan oleh TI untuk menguji
efektifitas pelaksanaan pengendalian umum
TI seperti misalnya pengendalian perubaha
n program dan program akses.
Kombinasi Bukti

Analisis Audit 1 Analisis Audit 2


Perusahaan ini adalah perusahaan yang
01 Klien adalah perusahaan besar dengan
pengendalian internal yang canggih dan 02 tidak begitu besar (menengah) dengan
sedikit risiko pengenalian dan sedikit
risiko internal yang rendah.
risiko inheren.

Analisis Audit 3 Analisis Audit 4


Perusahaan ini berukuran medium tetapi
03 memiliki pengendalian yang urang
efektif serta risiko inheren yang
04 Rencana awal audit ini adalah mengikuti
pendekatan yang digunakan dalam Audit
2
signifikan.
Perancangan
Program Audit
Setelah auditor menggunakan prosedur penilaian risiko untuk menentukan penekanan yang tepat pada keempat
jenis pengujian lainnya, prosedur audit yang spesifik harus dirancang untuk setiap pengujian. Prosedur-prosedur
audit tersebut selanjutnya digabungkan sehingga menjadi suatu program audit. Dalam kebanyakan audit,
biasanya auditor in-charge mengajukan usulan kombinasi bukti kepada manajer audit. Setelah kombinasi bukti
disetujui, auditor in-charge menyusun program audit atau memodifikasi program yang ada agar dapat memenuhi
semua tujuan audit, dengan mempertimbangkan berbagai hal seperti misalnya materialitas, kombinasi bukti,
risiko inheren, dan risiko pengendalian. Auditor in-charge biasanya juga harus mendapat persetujuan dari
manajer sebelum melaksanakan prosedur audit atau mendelegasikan pelaksanaan prosedur audit kepada
asesiten. Setiap siklus transaksi biasanya dievaluasi dengan menggunakan sub-program audit tersendiri

Sebagai contoh, dalam siklus penjualan dan penerimaan piutang, auditor bisa
menggunakan:
 Suatu program audit pengujian pengendalian dan pengujian substantif golongan
transaksi untuk penjualan dan penerimaan kas.
 Suatu program audit prosedur analitis substantive untuk keseluruhan siklus.
 Program audit pengujian rinci saldo untuk kas, piutang usaha, kerugian piutang,
cadangan kerugian piutang, piutang lain-lain.
Pengujian Pengenalian Dan Pengujian Substantif Golongan Transaksi
Program audit untuk pengujian pengendalian dan pengujian substantive golongan
transaksi biasanya berisi penjelasan yang mendokumentasikan pemahaman tentang
pengendalian internal yang diperoleh selama pelaksanaan prosedur penilaian risiko. Program
ini juga berisi deskripsi tentang prosedur yang dilaksanakan untuk memperoleh pemahaman
tentang pengendalian internal dan deskripsi tentang penilaian risiko pengendalian. Prosedur
audit mencakup pengujian pengendalian dan pengujian substantive golongan transaksi yang
bisa berbeda-beda tergantung pada penilaian risiko pengendalian. Apabila pengendalian
berjalan dengan efektif dan risiko pengendalian ditetapkan pada tingkat yang rendah, auditor
akan menekankan auditnya pada pengujian pengendalian. Sejumlah pengujian substantive
golongan transaksi juga akan dilakukan. Apabila risiko pengendalian ditetapkan pada tingkat
maksimum, hanya pengujian substantive golongan transaksi yang akan digunakan, dengan
catatan perusahaan yang diaudit merupakan perusahaan public berukuran kecil atau perusahaan
non public.
Prosedur Audit
Pada saat merancang pengujian pengendalian dan pengujian substantive golongan
transaksi, auditor menekankan pada pemenuhan tujuan audit. Auditor menggunakan
pendekatan empat-tahapan untuk menurunkan penilaian risiko pengendalian.
1. Menerapkan tujuan audit transaksi untuk golongan transaksi yang diaudit, misalnya
penjualan.
2. Mengidentifikasi pengendalian kunci yang akan mengurangi risiko pengendalian untuk
setiap tujuan audit transaksi.
3. Menetapkan pengujian pengendalian yang tepat untuk seluruh pengendalian internal
yang digunakan untuk mengurangi penetapan awal risiko pengendalian di bawah
maksimum (pengendalian kunci.
4. Untuk jenis-jenis kesalahan penyajian potensial yang berkaitan dengan setiap tujuan
audit transaksi yang tepat, dengan mempertimbangkan defisiensi dalam pengendalian
internal dan hasil pengujian pengendalian yang diharapkan pada tahap 3.
Prosedur Analitis
Mengingat bahwa prosedur analitis relatif murah, kebanyakan auditor menggunakan
prosedur ini hamper pada setiap audit. Prosedur analitis yang dilakukan pada pengujian
substantive, misalnya dalam audit atas piutang usaha, biasanya lebih focus dan lebih mendalam
daripada yang diterapkan pada tahap perencanaan. Auditor cenderung untuk tidak
menggunakan data keseluruhan agar dapat menetapkan angka yang diharapkan secara lebih
tepat. Dalam tahap perencanaan, auditor biasanya menghitung presentase laba kotor per bulan
atau bahkan per bidang usahaklien, atau mungkin keduanya.
Apabila penjualan dan piutang usaha didasarkan pada hubungan yang bisa diprediksi
dengan data non-keuangan, auditor biasanya menggunakan informasi tersebut untuk prosedur
analitis. Sebagai contoh, apabila pendapatan didasarkan pada jumlah jam professional yang
dibebankan kepada klien, seperti pada biro penasehat hokum atau organisasi jasa lainnya,
auditor bisa menaksir total pendapatan dengan cara mengalihkan jumlah jam jasa yang
diberikan pada para klien dengan tariff jasa rata-rata.
Pengujian Rinci Saldo
Untuk merancang prosedur audit pengujia
n rinci saldo, auditor menggunakan suatu meto
dologi yang diarahkan ke tujuan audit saldo. Se
bagai contoh apabila auditor akan memeriksa pi
utang usaha, prosedur audit yang direncanakan
haruslah cukup memenuhi setiap tujuan audit s
aldo.
Mengidentifikasi Risiko Bisnis Klien yang Berpengaru
h Terhadap Piutang Usaha
Sebagai bagian dari kegiatan memperoleh pemahama
n tentang bisnis dan bidang usaha klien, auditor mengident
ifiaksi dan mengevaluasi risiko bisnis klien yang signifikan
untuk menentukan apakah hal tersebut berakibat menaikka
n risiko kesalahan penyajian material dengan laporan keua
ngan. Apabila teridentifikasi suatu risiko bisnis klien yang
berpengaruh terhadap piutang usaha, hal tersebut harus dis
atukan dalam evaluasi auditor tentang risiko inheren atau ri
siko pengendalian.
Tetapkan Materialitas Pelaksanaan dan Risiko Inher
en untuk Piutang Usaha.
Auditor harus memutuskan kebijakan awal tentang mate
rialitas untuk audit sebagai keseluruhan dan selanjutnya
mengalokasikan total meterialitas ke saldo-saldo akun, g
una menetapkan kesalahan penyajian bisa ditoleransi unt
uk setiap saldo yang signifikan. Untuk kesalahan penyaji
an bisa ditoleransi yang lebih rendah, dibutuhkan penguj
iann yang lebih banyak, dan seballiknya. Sebagian audit
or mengalokasikan kesalahan penyajian bisa ditoleransi
ke setiap tujuan audit saldo, namun kebanyakan auditor t
idak melakukan hal demikian.
Tetapkan Risiko Pengendalian untuk Siklus Penjualan da
n Penerimaan Piutang
Metodologi untuk mengevaluasi risiko pengendalian dit
erapkan baik untuk penjualan maupun untuk penerimaan kas
dalam pengauditan piutang usaha. Pengendalian yang efektif
akan mengurangi risiko pengendalian, dan hal ini berpengaru
h pada bukti yang diperlukan untuk pengujian substantive gol
ongan transaksi dan pengujian rinci saldo. Pengendalian yang
tidak memadai akan menaikkan bukti substantive yang diperl
ukan.
Rancangan dan Lakukan Pengujian Pengendalian dan Pen
gujian Substantif Golongan Transaksi untuk Siklus Penjual
an dan Penerimaan Piutang
Pengujian pengendalian dan pengujian substanif golongan
transaksi dirancang dengan ekspektasi bahwa hasil tertentu aka
n dicapai. Prediksi ini akan berpengaruh pada rancangan pengu
jian rinci saldo. Sebagai contoh, auditor biasanya merencanaka
n unyuk melakukan pengujian yang ekstensif apabila ditetapka
n rendah. Hal ini akan menyebabkan pengujian substantive sald
o piutang usaha bisa kurangi.
Rancang dan Lakukan Prosedur Analitis untuk
Saldo Piutang Usaha
Auditor melakukan prosedur analitis substantif
untuk suatu akun seperti misalnya piutang usaha de
ngan dua tujuan, yaiut: untuk mengidentifikasi kem
ungkinan kesalahan penyajian dalam saldo akun da
n untuk mengurangi pengujian audit rinci. Hasil dar
i prosedur analitis substantive berpengaruh langsun
g pada luasnya pengujian rinci saldo.
Rancang pengujian Rinci Saldo Piutang Usaha untuk Memenuhi Tujuan Audit Saldo
Perencanaan pengujian rinci saldo meliputi prosedur-prosedur audit, ukuran sampel,
unsur yang dipilih, dan saat pengujian. Prosedur harus dipilih dan dirancang untuk setiap akun
dan setiap tujuan audit saldo pada setiap akun. Kesulitan yang dihadapi auditor dalam
merancang pengujian rinci saldo adalah perlunya dilakukan prediksi atas hasil pengujian
pengendalian, pengujian substantive golongan transaksi, dan prosedur analis substantive
sebelum hal-hal tersebut dikerjakan. Hal ini diperlukan karena auditor harus merancang
pengujian rinci saldo pada tahap perencanaa, tetapi ketepatan rancangan tergantung pada hasil
dari pengujian yang lain. Dalam perencanaan pengujian rinci saldo, auditor biasanya
memprediksi penyimpangan dalam pengujian pengendalian, pengujian substantif golongan
transaksi, dan prosedur analitis substantif. Apabila hasil pengujian pengendalian,pengujian
substantif golongan transaksi, dan prosedur analitis substantif tidak konsisten dengan prediksi,
auditor perlu mengubah pengujian rinci saldo dalam perjalanan audit selanjutnya.
Ilustrasi Program Audit
Standar audit mengharuskan auditor untuk men
ggunakan program audit tertulis. Perangkat lunak au
dit bisa membantu auditor dalam memilih prosedur a
udit yang tepat dan mengorganisasinya menjadi suat
u program audit dengan mempertimbangkan risiko i
nheren dan risiko pengendalian serta petimbangan-p
ertimbangan lainnya. Prosedur audit bisa ditambah a
tau bisa juga dikurangi sesuai dengan keperluan audi
tor. Untuk kebanyakan prosedur audit, ukuran sampe
l, unsur yang dipilih, dan saat juga bisa diubah.
Terminologi Audit

Tujuan Audit Jenis Pengujian Pengumpulan bukti Jenis Bukti


Thank you
Discussion section

You might also like