You are on page 1of 40

SISTEM PERALATAN

PEMBORAN LEPAS
PANTAI
PLUG F
Outline
Fixed Platform Mobile Platform
◦ Platform Tiang Pancang ◦ Bottom Supported Platform
◦ Gravity Platform
◦ Drilling Barge
◦ Guyed Wire Platform (Spars)
◦ Submersible Platform
◦ Tension Leg Platform
◦ Jack-Up
Peralatan Khusus ◦ Floating Platform
◦ Subsea BOP Stack
◦ Semi-Submersible
◦ Control System & Accumulator
◦ Riser System ◦ Drill Ship
◦ Mooring System
◦ Well Head
◦ Motion Compensator
Fixed Platform
Merupakan “dataran” buatan . Rig berada di platform sampai operasi
pemboran selesai. Platform ini cukup stabil dan tidak terpengaruh
cuaca. Platform ini biasa digunakan pada pemboran laut dangkal.
Platform Tiang Pancang
Gravity Platform
Guyed Wire Platform
Tension Leg
Platform
Mobile Platform
Drilling Barge
Drilling barge dioperasikan
untuk pemboran di daerah rawa
atau laut yang sangat dangkal.
Barge ini duduk di dasar rawa
atau laut, stabil, tidak
terpengaruh oleh cuaca dan
pasang surut. Penyelesaian
sumur dengan conventional
wellhead dan christmast tree
pada platform permanen.
Submersible
Submersible sebenarnya adalah floating platform. Tetapi bila
dioperasikan pada laut dangkal, submersile ini didudukkan pada
dasar laut dan berfungsi seperti drilling barge.
Jack Up
Jack up berbentuk semacam barge, berukuran besar, tidak
mempunyai propeller sendiri, sehingga untuk menuju ke lokasi
harus ditarik dengan kapal tunda (tug boat). Jack-up dilengkapi
dengan kaki-kaki yang dapat terdiri dari tiga, empat, lima kaki atau
lebih. Pada posisi pemboran, kapal atau platform diangkat dan
berdiri di atas kaki-kakinya hingga cukup tinggi di atas air serta di
atas jangkauan ombak. Kedalaman laut terbatas, sesuai dengan
panjang kaki.
Semi submersible
Semi-submersible rig : sering hanya
disebut “semis” merupakan rig jenis
mengapung.
Desain : Eksplorasi dan produksi, struktur
terapung, diderek ke situs, swabalast dan
tertambat (berlabuh), kolom vertikal besar
terhubung ke ponton besar.
Kedalamannya : ± 90-1000 m

Rig ini “diikat” ke dasar laut menggunakan tali mooring dan jangkar agar posisinya tetap
di permukaan. Dengan menggunakan thruster, yaitu semacam baling-baling di
sekelilingnya, rig semis mampu mengatur posisinya secara dinamis. Rig semis sering
digunakan jika lautnya terlalu dalam untuk rig jackup. Karena karakternya yang sangat
stabil, rig ini juga popular dipakai di daerah laut berombak besar dan bercuaca buruk.
Semi submersible
Keuntungan :
• Mobile dengan kecepatan transit tinggi (~
10 kts)
• Stabil – minimal respon terhadap aksi
gelombang
• Daerah dek besar
Kekurangan :
• Biaya awal dan operasi yang tinggi
• Deck beban terbatas (apung cadangan yang
rendah)
• Kelelahan struktural
• Mahal untuk memindahkan jarak yang
besar
• Sulit untuk menangani sistem tambat dan
tanah rumpukan BOP dan riser dilaut kasar
Drill Ship
Drill ship merupakan bentuk kapal sepenuhnya dan
dilengkapi dengan propeler sendiri. Karena sifatnya
mengapung sehingga sangat dipengaruhi oleh
arus, ombak dan pasang surut. Untuk mengatasi
pengaruh tersebut harus dijangkar seperti
submersible. BOP dipasang di dasar laut.
Lambung kapal disesuaikan untuk mengakomodasi
peralatan pengeboran, pengeboran bagian tengah
kapal derek dengan pembukaan "moonpool"
terletak di bawah derek, self-propelled,
memanfaatkan positioning system dinamis untuk
mempertahankan kapal di atas lokasi pengeboran.
Sistem Mooring turret memungkinkan kapal untuk
kepala ke angin / gelombang mengurangi efeknya,
Kedalamannya : ± 2500 m
Drill Ship
Keuntungan :
• transit kecepatan tinggi (hingga 16 kts),
• Beban deck dan beban total lebih besar daripada
jack-up dan semi submersibles,
• Mengurangi melintasi samudra waktu transit
(mampu melewati Suez dan Panama Canals)
• Biaya mobilisasi rendah,
• Biaya awal & operasional yang rendah,
• Kelayakan superior dan kemampuan survival
Kekurangan :
• miskin stabilitas di laut kasar
• daerah dek minimal
• freeboard rendah
• sulit untuk menangani sistem tambat dan tanah
tumpukan BOP & riser di laut kasar
Peralatan Khusus
Subsea BOP Stack
•Biasanya dipakai dengan jumlah yang lebih banyak dari pada di
darat, dengan maksud untuk safety serta agar tidak memerlukan
penggantian ram pada saat penurunan casing. Ukuran serta pressure
rating dinaikkan dan perlu diperhitungkan kedalaman laut (tekanan
hidrostatik air)
•Fungsinya sebagai peralatan untuk keselamatan dalam pemboran di
laut, fungsinya sama dengan alat BOP di darat
Control System dan Accumulator
BOP dan semua valve dibuka dan ditutup secara hidraulik dan
harus dapat bekerja dalam waktu singkat.
Dua cara untuk mengoperasikan BOP, yaitu :
a) Secara Hydraulic,
b) Electrohydraulic System
Secara Hydraulic
Fluida untuk mengoperasikan BOP stack dicampur, ditekan dan dipompa
dari hydraulic unit. Cairan mengalir lewat hose bundle ke bawah, ke subsea
pod. Biasanya dipasang dua pod, satu sebagai cadangan. Masing-masing pod
mempunyai banyak pilot valve, yang dioperasikan secara hidraulis. Pilot valve
inilah yang akan melaksanakan fungsi untuk membuka atau menutup aliran
fluida hidrolik tekanan tinggi (power fluid) ke masing-masing BOP atau yang lain
dengan perintah dari permukaan. Untuk hydraulic control system perintah ini
berupa tekanan hidrolis melewati hose kecil-kecil yang diikat menjadi menjadi
satu (hose bundle).
Secara Electrohydraulic System
Pada Electrohydraulic System perintah dari atas berupa signal listrik
ke solenoid valve. Selanjutnya solenoid valve ini akan mengatur
aliran fluida hydraulic ke pilot valve dan selanjutnya pilot valve ini
akan mengatur aliran fluida hydraulic dengan tekanan tinggi ke BOP.
Riser System
Riser system meliputi riser pipe, ball joint, slip joint, kill line dan choke manifold,
dan hydrolic connector. Pada bagian terbawah riser dipasang ball joint,
sedangkan baian teratas dipasang slip joint. Pada riser juga sering dipasang
tabung pengapung (bouyancy can)
A. Riser pipe adalah pipa konduktor yang berfungsi untuk menghubungkan
suatu bangunan terpancang maupun terapung dengan wellhead atau sumur
produksi minyak dan gas yang berada pada seabed (dasar laut). Secara
umum mempunyai fungsi yang hampir sama dengan offshore pipeline yaitu
mengalirkan fluida yang keluar dari wellhead menuju anjungan yang nantinya
akan diproses atau ditampung sementara. Tetapi riser memiliki kelebihan
yang lain, yaitu dapat melakukan beberapa fungsi yaitu, Injection, Drilling,
Completion, Workover.
B. Slip joint
Slip joint dipasang pada bagian teratas riser pipe, terdiri dari inner
barel, dimana diatasnya sering dipasang deverter dan digantung pada
kapal dengan bantuan riser tensiduer. Diatas riser di bawah slip joint
juga sering dipasang ball joint.
C. Ball joint
Ball joint dipasang dibawah riser, diatas BOP stack,berfungsi untuk
menghilangkan stress pada pipe riser. Ball joint kedua juga sering di
pasang di bawah slip joint
D. Hydrolic connector
Hydrolic connector berfungsi untuk menyambungkan casing head/well
head dengan BOP stack dan BOP stack dengan riser system. Hydrolic
connector dioperasikan dari permukaan secaa hidrolis.
Riser pipe

Riser system

Slip joint
Hydrolc connector
Mooring System
Mooring pada dasarnya adalah untuk “mengamankan” posisi kapal
agar tetap pada tempatnya. Secara umum, mooring system yang
digunakan untuk FSO/FPSO (Floating Production Storage and
Offloading) adalah Spread Mooring, Turret Mooring, Tower Mooring,
dan Buoy Mooring.
A. Spread Mooring
Spread mooring adalah cara yang paling
sederhana sebagai sarana tambat
FSO/FPSO, karena pada system ini tidak
memungkinkan bagi kapal untuk
bergerak/ berputar guna mencapai posisi
dimana efek-efek lingkungan semisal
angin, arus dan gelombang relative kecil.
Namun hal ini akan mengakibatkan
beban lingkungan terhadap kapal
menjadi semakin besar, yang mana akan
mengakibatkan bertambahnya jumlah
mooring lines dan atau line tension-nya.
B. Turret Mooring
Pada system ini kapal dihubungkan dengan turret, yang mana
dengan adanya bearing memungkinkan kapal untuk dapat berputar.
Turret mooring dibagi menjadi 2:
1. External turret
2. Internal turret
1. External Turret
External Turret dapat diletakkan pada posisi bow
atau stern kapal, di luar lambung kapal,
memungkinkan kapal untuk dapat berputar 360
derajat dan beroperasi pada kondisi cuaca normal
maupun extreme. Chain leg “ditanam” di dasar
laut dengan anchor atau piles. Biaya
pembuatannya lebih murah dibandingkan dengan
internal turret dan modifikasi yang dilakukan di
kapal tidak terlalu banyak. chain table-nya. Pada
external turret, chain table terletak di atas water
level, sedangkan pada internal turret, chain table
terendam di bawah garis air
2. Internal Turret
Keunggulan system ini adalah dapat
terpasang secara permanen maupun
tidak (dis-connectable), dapat
diaplikasikan pada lapangan dengan
kondisi lingkungan yang moderat
sampai ekstrim, dan sesuai untuk
deepwater. System ini dapat
mengakomodasi riser hingga 100
unit dan kedalaman laut hingga
10,000 feet.
C. Tower Mooring
Pada system ini FSO/FPSO dihubungkan ke tower
dengan suatu permanent wishbone atau
permanen/temporary hawser. Sesuai untuk laut dangkal
hingga sedang dengan arus yang cukup kuat.
Keuntungannya adalah :
• Transfer fluida yang sederhana, dengan
menggunakan jumper hoses dari tower ke kapal,
• Akses langsung dari kapal ke tower,
• Modifikasi yang tidak terlalu banyak pada kapal,
• Semua mechanical equipment terletak di atas sea
level
D. Buoy Mooring
Pada system ini sebuah buoy
digunakan sebagai mooring point
kapal dan untuk offloading fluida.
Tujuan utamanya adalah untuk
transfer fluida dari daratan atau
fasilitas offshore lainnya ke kapal
yang sedang ditambatkan
Well Head
Well Head pada offshore adalah berupa serangkaian casing head
dimana masing-masingnya mempunyai HUG atau tempat untuk
memasang hydraulic connector dan mempunyai ulir kiri untuk
menyambung dengan running tool pada saat menurunkan casing
dan penyemenan.
Motion Compensator
Alat yang menetralisir gerakan vertikal dari kapal akibat gelombang
agar berat pada pahat tetap konstan. Jadi travelling block dengan
seluruh beban akan tetap tinggal ditempat meskipun kapal bergerak
naik turun. Ada 3 jenis motion compensator, yaitu: bumper sub,
crown block compensator dan travelling block compensator.
Bumper Sub
Dipakai long strole sub yang dipasang pada drill
collar. Berat drillcollar di bawah bumper sub inilah
yang merupakan beban pada pahat.
Crown Block Compensator
Suatu perangkat tegangan yang digunakan untuk menahan crown
block dan drill string. Sehingga gerakan naik turun pada kapal tidak
akan dialami crown block. Metode ini banyak digunakan di lepas
pantai karena dinilai sangat efektif.
Travelling Block Compensator
Perangkat tensioner untuk menahan drillstring yang dipasang antara
travelling block dengan hook. Alat ini akan menghilangkan pengaruh
gerakan kapal pada travelling block sehingga permasalahan
pembebanan pada titik tertinggi dapat dihilangkan.

You might also like