You are on page 1of 65

CASE REPORT

MIOMA UTERI
Pembimbing :
dr. Juniaty caroline simanjuntak SpOG
Identitas
◦ Nama : Ny.F
◦ Tanggal lahir : 23-11-1968
◦ Umur : 49 Tahun
◦ Agama : Islam
◦ Alamat : Jakarta Selatan
◦ Status pernikahan : belum menikah
◦ Tanggal MRS : 11 April 2018
Ny. N/34th (G4P2A1)
◦ Keluhan Utama : perut terasa semakin membesar
◦ Riwayat Penyakit Sekarang :
◦ Pasien datang ke poli kebidanan membawa rujukan dari puskesmas mampang dengan
diagnosis mioma uteri. Keluhan yang dirasakan perut semakin membesar sejak 3 tahun .
Ny. N/34th (G4P2A1)

Riwayat Penyakit
Dahulu : Riwayat Persalinan : -
•Alergi, Asma, Diabetes
Melitus, Hipertensi
disangkal
Ny. N/34th (G4P2A1)

Riwayat Menstruasi :
• Menstruasi pertama usia
15 tahun, siklus 28 hari, Riwayat KB : -
lamanya 8 hari, ganti
pembalut 2-3x/hari, nyeri
haid (-)
Ny. N/34th (G4P2A1)

Riwayat Pernikahan :
• Pasien belum menikah

Riwayat Sosial Ekonomi :


• Pasien tidak bekerja, merokok (-) alkohol
(+)
Ny. N/34th (G4P2A1)

◦ Status Generalis
Pemeriksaan Fisik ◦ Mata : conjungtiva pucat -/-, sklera
• KU : Tampak Sakit Sedang ikterik -/-
• Kes : Composmentis ◦ KGB : tidak teraba membesar
• TD : 110/80 mmHg
◦ THT : ulkus oral/nasofaring (-/-)
• N : 82 x/menit
• S : 36.6 C ◦ Kulit : Ruam malar (-), Ruam diskoid (-)
• RR : 20 x/menit ◦ Rambut : Pertumbuhan merata,
alopesia (-)
Ny. N/34th (G4P2A1)
◦ Thoraks ◦ Pemeriksaan Obstetri : tidak dilakukan
◦ Inspeksi : Pergerakan dinding dada
◦ Pemeriksaan Dalam : tidak dilakukan
simetris kiri dan kanan, retraksi sela iga -/-
◦ Palpasi : Vocal Fremitus simetris kiri dan
kanan ◦ Usg tranvaginal :
◦ Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
◦ Uterus 14,9 x 9,0 cm
◦ Auskultasi : BND vesikuler, Rh -/- Wh -/-
◦ Abdomen :
◦ Kesan mioma uteri
◦ Inspeksi : perut tampak buncit
◦ Auskultasi : BU (+)
◦ Palpasi : supel, nyeri Tekan (-)
◦ Perkusi : timpani, nyeri Ketok (-)
◦ Extremitas : Akral hangat, CRT < 2”
Ny. N/34th (G4P2A1)
◦ Dx : mioma uteri
◦ Tx :
◦ Informend concent (+)
◦ Rencana laparatomi
Kronologis
23-24 ranap
dengan keluhan
mules

24 BLPL

25 ranap dengan
keluhan mules

26 Partus Spontan ->


BLPL
16/4/18 (13.00)
Subjective Objective Assesment Planning
Pasien KU : Tampak Sakit Sedang Mioma uteri R/ diagnosis :
datang ke KES : composmentis
poli TD : 100/60 mmHg
Cek lab pre laparatomi
kebidanan N : 76 x/m R/ terapi :
membawa S : 36.8 C Konsul anestesi dan jantung
rujukan dari RR 18 x/menit untuk operasi
puskesmas
mampang Status Generalis
Penjadwalan Laparatomi
dengan Mata : conjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/- kamis,26 -04-2018.
diagnosis KGB : tidak teraba membesar
mioma uteri. THT : Ulkus oral/nasofaring (-/-)
Keluhan yang Kulit : Ruam malar (-), Ruam diskoid (-)
dirasakan Thoraks
perut Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kiri dan kanan, retraksi sela iga
semakin -/-
membesar Palpasi : Vocal Fremitus simetris kiri dan kanan
sejak 3 Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
tahun.. Auskultasi : BND vesikuler, Rh -/- Wh -/-
Abdomen :
Inspeksi : perut tampak buncit, massa (+/-) 14x10x110 cm
Auskultasi : BU (+)
Palpasi : supel, nyeri Tekan (-), mobile (+)
Perkusi : timpani, nyeri Ketok (-)
Extremitas : Akral hangat, CRT < 2”
17/04/18 (12.13)
Subjective Objective Assesment Planning
Pasien datang KU : Tampak Sakit Sedang HT Echo
KES : composmentis
ke poli jantung . Tanapres 1x5 mg
Sesak (-), nyeri Leher : JVP 5-2 cm H2O
dada (-), HT (+), Cor : S1-S2 N, murmur (-), Gallop (-)
DM (-) Pulmo : SD vesikuer, RH kasar , rales, wheezing –
Abd : hepar 2 jari , lien tidak teraba
Eks : akral hangat, edem –

EKG : SRT inv di v1-v2


18/04/18 (11.53)
Subjective Objective Assesment Planning
Pasien datang KU : Tampak Sakit Sedang Pro laparatomi Konsul ulang TS SpJP
KES : composmentis
ke poli anestesi Konsul ulang anestesi
Benjolan di TD : 120/80 mmhg Konsul selanjutnya kedua bagian
rahim . Nadi : 89 x/menit acc untuk pro laparatomi
RR : 20x/menit
Suhu : 36C
LAB – 16/04/18
Jenis Hasil Nilai Normal

Hb 13,0 g/dl 11 - 14

Ht 41 % 35 – 47

Leukosit 83.000 /uL 36 – 11.0

Trombosit 211.000/uL 150 – 440

Eritrosit 4.43/uL 3.80 – 5.20

MCV 93 fl 80 – 100

MCH 29 pg 26 – 34

MCHC 31 g/dl 32 - 36
25/4/2018
Subjective Objective Assesment Planning
Pasien sudah di KU : Tampak Sakit Sedang
KES : composmentis
Mioma uteri Pukul 08.01 :
rawat inap di lant TD : 100/60 mmHg R/diagnosis : -
6 ruang 6004 . N : 76 x/m R/ terapi :
Pasien S : 36.8 C
mengatakan RR 18 x/menit pro extirpasi mioma uteri
cemas untuk Antibiotik profilaksis
Status Generalis
melakukan Mata : conjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/- ceftriaxone 2 gr IV
operasi KGB : tidak teraba membesar
THT : Ulkus oral/nasofaring (-/-)
Kulit : Ruam malar (-), Ruam diskoid (-)
- Pukul 14.55
Thoraks berlangsung Tindakan post
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kiri dan kanan, retraksi sela
iga -/-
op HT supra vagina dan
Palpasi : Vocal Fremitus simetris kiri dan kanan kistektomi dextra
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : BND vesikuler, Rh -/- Wh -/-
Abdomen :
Inspeksi : perut tampak buncit, massa (+/-) 14x10x110 cm
Auskultasi : BU (+)
Palpasi : supel, nyeri Tekan (-), mobile (+)
Perkusi : timpani, nyeri Ketok (-)
Extremitas : Akral hangat, CRT < 2”
26/4/2018
Subjective Objective Assesment Planning
Pasien telah Pukul 14.55
Berlangsung tindakan ekstipasi mioma dilanjutkan dengan laparatomi
post op HT supra Ceftriaxone 2x1 gr Iv
dilakukan
Tindakan post op
histerektimi supra vagina dan kistektomi dextra vagina dan
HT supra vagina ABD : datar dan supel kistektomi dextra
dan kistektomi DM (-), NT (-)
dextra
27/4/18 (13.00)
Subjective Objective Assesment Planning
Pasien KU : Tampak Sakit Sedang PH 2 post op HT Kontrol poli 1 minggu
mengatakan KES : composmentis
nyeri bekas TD : 100/60 mmHg
supra vagina dan Cefradroxyl 2x500 mg
operasi vas 2- N : 76 x/m kistektomi dextra Asam mefenamat 3x500mg
3 S : 36.8 C
BAK spontan RR 18 x/menit
(+)
Status Generalis
Mata : conjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-
KGB : tidak teraba membesar
THT : Ulkus oral/nasofaring (-/-)
Kulit : Ruam malar (-), Ruam diskoid (-)
Thoraks
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kiri dan kanan, retraksi sela iga
-/-
Palpasi : Vocal Fremitus simetris kiri dan kanan
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : BND vesikuler, Rh -/- Wh -/-
Abdomen :
Inspeksi : perut tampak buncit, massa (+/-) 14x10x110 cm
Auskultasi : BU (+)
Palpasi : supel, nyeri Tekan (-), mobile (+)
Perkusi : timpani, nyeri Ketok (-)
Extremitas : Akral hangat, CRT < 2”
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI & EPIDEMIOLOGI
penyakit inflamasi
Sistemik Lupus autoimun kronis akibat
Eritematosus pengendapan kompleks
(SLE) imun yang tidak spesifik
pada berbagai organ

Amerika
5,1 per 100.00 penduduk

Wanita 9 : 1 Pria
Insiden

RSCM = 1,4 %
Hasan Sadikin = 10.5%
LES pada kehamilan = 1-2
per 2000 kehamilan
ETIOLOGI & PATOGENESIS
Mencakup:

- pengaruh faktor TUBUH = ANTIGEN


genetik
- Lingkungan
- hormonal
terhadap respon
imun

Abmormalitas
sistem imun
Faktor pencetus :
penderita LES

- stress fisik
maupun mental
- Infeksi
- paparan
ultraviolet
Obat pencetus :
- obat-obatan
procainamine, hidralasin, quidine dan
sulfasalasine
Patogenesis LES
GEJALA KLINIS
Gejala Palsu SLE pada Kehamilan
◦ Lemas
◦ Keluhan lemas dapat terjadi pada kehamilan fisiologis maupun pada
aktivitas lupus selama kehamilan sebagai bagian dari fibromyalgia.

◦ Eritema Palmaris dan facial blush


◦ Pada kehamilan fisiologis peningkatan estrogen dapat mengakibatkan
blushing pada kulit, namun lupus flare juga memiliki tanda tersebut.

◦ Artralgia dan efusi sendi


◦ Pada kehamilan juga bisa disertai dengan nyeri kepala dan nyeri punggung
bawah akibat hormon relaksin, peningkatan level estrogen, dan retensi
cairan.
Gejala Palsu SLE pada Kehamilan
◦ Sesak napas
◦ Pada kehamilan hal ini terjadi akibat pendesakan diafragma.

◦ Rambut rontok
◦ Dapat terjadi kerontokan rambut selama puerpurium dan pasca persalinan
pada kehamilan normal

◦ Penurunan hemoglobin dan platelet


◦ Selama kehamilan terjadi peningkatan volume darah sebesar 50% dan
berakibat pada hemodilusi. Akan tetapi hemolitik anemia dan jumlah
platelet kurang dari 100.000/mm3 biasa muncul pada aktivitas lupus selama
kehamilan ataupun bagian dari HELLP syndrome.
Gejala Palsu SLE pada Kehamilan
◦ Peningkatan volume dan laju filtrasi glomerular mengakibatkan
penurunan kreatinin serum dan peningkatan proteinuria biasa
terjadi pada kehamilan normal.
◦ Level kreatinin serum yang stabil selama masa kehamilan merupakan
petunjuk adanya insufisiensi renal yang biasa terjadi pada nefritis lupus.
◦ Peningkatan proteinuria lebih dari 2 kali proteinuria basal merupakan hal
abnormal, dimana pada kehamilan normal biasa mencapai hingga 300
mg/24 jam. Level kreatinin serum >140 μmol/L berkaitan dengan 50%
pregnancy loss yang dapat meningkat hingga 80% saat level kreatinin
serum >400 μmol/
Sistem Organ Manifestasi Klinis Persentase
(%)

Sistemik Mudah lelah, lemah, demam, penurunan BB 95

Muskuloskeletal Athralgia, mialgia, poliarthritis, miopati 95

Hematologik Anemia, hemolisis, leukopenia,trombositopenia 85

Kutaneus Ruam malar, ruam discoid, ruam kulit, photosensitif 80

Neurologik Sindrom otak organik, psikosis, serangan kejang 60

Kardiopulmoner Pleuritis, perikarditis, miokarditis,endokarditis Libmann Sacks. 60

Renal Proteinuria, sindrom nefrotik, gagal ginjal 50

Gastrointestinal Anoreksia, nausea, diare, vaskulitis 45

Trombosis Arterial (5%) dan venosa (10%) 15

Okuler Konjungtivitis 15

Kehamilan Abortus berulang, preeklampsia, kematian janin dalam 30


rahim
KRITERIA DIAGNOSTIK
◦ Bila dijumpai 4 atau lebih kriteria, diagnosis SLE
memiliki sensitifitas 85% dan spesifisitas 95%.

◦ Bila hanya 3 kriteria dan salah satunya ANA


positif, maka sangat mungkin SLE dan diagnosis
bergantung pada pengamatan klinis.

◦ Bila hasil tes ANA negatif, maka kemungkinan


bukan SLE.

◦ Apabila hanya tesANA positif dan manifestasi


klinis lain tidak ada, maka belum tentu SLE, dan
observasi jangka panjang diperlukan
NO KRITERIA DEFINISI

1 Ruam Malar Ruam berupa erithema terbatas,rata atau


meninggi,
letaknya di daerah macular, biasanya tidak
mengenai
lipat nasolabialis.
2 Ruam Discoid Lesi ini berupa bercak eritematosa yang meninggi
dengan sisik keratin yang melekat disertai
penyumbatan folikel. Pada lesi yang lama mungkin
terbentuk sikatriks.

3 Fotosensitifitas Terjadi lesi kulit sebagai akibat reaksi abnormal


terhadap cahaya matahari.

4 Ulkus Ulcerasi di mulut atau nasofaring, biasanya tidak


nyeri

5 Arthritis Arthritis non erosive yang mengenai 2 sendi perifer


ditandai oleh nyeri, bengkak atau efusi.

6 Serositis a. Pleuritis
b. Perikarditis
NO KRITERIA DEFINISI

7 Gangguan renal a. Proteinuria > 0,5 g/hari atau >3+


b. Ditemukan silinder sel, mungkin eritrosit,
hemoglobin, granular, tubular atau campuran.

8 Gangguan a. Kejang yang timbul spontan


Neurologi b. Psikosis yang timbul spontan

9. Gangguan a. Anemia hemolitik dengan retikulosis


Hematologi b. Leukopenia, kurang dari 4000/mm3 pada 2x
pemeriksaan atau lebih
c. Limfopenia, kurang dari 1500/mm3 pada 2x
pemeriksaan atau lebih
d. Trombositopenia, kurang dari 100.000/mm3 tanpa
adanya obat yang mungkin menyebabkannya.
NO KRITERIA DEFINISI

10 Gangguan a. Adanya sel LE


Imunologi b. Anti DNA : antibodi terhadap native DNA dengan
titer abnormal
c. Anti Sm : adanya antibodi terhadap antigen inti
atau otot polos atau
d. Uji serologis untuk sifilis yang positif semu selama
paling sedikit 6 bulan dan diperkuat
oleh uji imobilisasi Treponema pallidum atau
uji fluoresensi absorbs antibodi treponema.

11 Antibodi Titer abnormal antinuclear antibodi yang diukur


antinuclear dengan cara imuno fluoresensi atau cara lain yang
positif(ANA) setara pada waktu yang sama dan dengan tidak
adanya obat-obat yang berkaitan dengan
sindroma
lupus karena obat.
Masukkan bobot MEX SLEDAI bila terdapat
gambaran deskripsi pada saat
pemeriksaan atau dalam 10 hari terakhir.
Interpretasinya:15
≥ 12 : flare berat, diperlukan pulse dose
metilprednisolon 500-1000 mg perhari
selama 3 hari.
9-11 : flare moderate, 4-8 : flare ringan, < 4 :
bukan flare.

Untuk flare ringan- moderate, bila sudah


mendapat therapi steroid, dilanjutkan
pemberian steroid dengan imunosupresan.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Uji imunofluroresensi ANA : POSITIF

• CBC (Complete Blood Cell Count) : Anemia, Leukopenia,


Trombositopenia.

• ESR (Erithrocyte Sedimen Rate) : LED

• Urinalysis : Protein +, Eritrosit +

• X-ray dada : Effusi Pleura


Pengaruh SLE terhadap
Kehamilan
Mengaktifasi sistem Merangsang sel
Gangguan komplemen untuk basofil untuk
imunoregulasi melepaskan C3a membebaskan
dan C5a amina vasoaktif

Peningkatan
Peningkatan permeabilitas
proliferasi dan Kompleks imun vaskuler terutama
aktifitas sel B pada arteri kecil dan
arteriole

produksi
Pengendapan
autoantibodi
Hiperaktifitas respon kompleks imun pada
poliklonal yang
imunitas humoral sel endotel arteri dan
berlebihan terhadap
arteriol jaringan
antigen tubuh sendiri
Menginduksi Pada plasenta,
terjadinya menyebabkan
agregasitrombosit vaskulitis desidual

Membentuk
mikrotrombus pada
Terbentuk membrane
jaringan kolagen
attack complex
membran basalis sel
endotel

membebaskan enzim
Tidak mampu untuk lisosomal dan terjadi
melakukan fagositosis kerusakan vaskuler
yang lebih jauh.
Selain gangguan respon imunitas seluler dan humoral pada ibu penderita
LES, terbentuk pula antibodi maternal seperti antibodi terhadap membran
phospolipid sel yang bermuatan negatif yang lebih dikenal sebagai
antibody antifosfolipid (APL)

Lupus Anti
Anti Cardio Lipin
Coagulant
(ACL)
(LAC)

Kejadian abortus habitualis pada wanita hamil tanpa kelainan


ginekologis atau gangguan fertilitas yang jelas
Vaskulitis
desidual
plasenta

LAC & Abortus


ACL spontan

Trombositopenia
&
hipokomplementemia
TATALAKSANA
Pilar pengobatan Lupus Eritematosus
Sistemik
1. Edukasi dan konseling
2. Program rehabilitasi
3. Pengobatan Medikamentosa
a. OAINS
b. Antimalaria
c. Steroid
d. Imunosupresan/ Sitotoksik
e. Terapi lain
Pengobatan SLE
Berdasarkan Aktivitas
Penyakitnya.

Pengobatan Pengobatan Pengobatan


SLE Ringan SLE Sedang SLE Berat
SLE Ringan
NSAID
 Gejala demam, artritis, dan serositis
Jika tidak membaik, dipertimbangkan
pemberian hidroksiklorokuin 400mg/hari.
6 bulan tidak berefek  STOP.
Sunscreen & kortikosteroid topikal

 Mengurangi gejala fotosensitivitas dan ruam pada


lupus kutaneous

Fatiq dan keluhan sistemik


 Tidak memerlukan terapi spesifik. Cukup menambah
waktu istirahat dan menunjukkan empati.

Kortikosteroid dosis rendah


 Seperti prednison < 10 mg / hari atau yang setara.
SLE Sedang

Hampir sama dengan penatalaksanaa SLE ringan

TAPI..
Diperlukan beberapa regimen obat-obatan
tertentu serta mengikuti protokol pengobatan
yang telah ada. Misal pada serosistis yang
refrakter: 20 mg / hari prednison atau yang
setara.
SLE Berat
Glukokortikoid dosis tinggi
 Lupus nefritis, serebritis atau
trombositopenia
40 – 60 mg / hari (1 mg/kgBB) prednison atau
yang setara selama 4-6 minggu yang kemudian
diturunkan secara bertahap, dengan didahului
pemberian metilprednisolon intra vena 500 mg
sampai 1 g / hari selama 3 hari bertutut-turut.
Obat Sitotoksik/Imunosupresan

 Biasa difokuskan pada Lupus nefritis


Diberikan jika hanya tidak respon dengan terapi
steroid setelah 4 minggu pemberian
Biasanya digunakan dalam kombinasi dengan
kortikosteroid.
Contoh obat  siklofosfamid, azatioprin,
metotreksat, klorambusil, siklosporin
Grafik penatalaksanaan SLE
Tatalaksana SLE pada Kehamilan
Kunjungan prenatal 
- Setiap 4 minggu hinggan usia kehamilan 20 minggu
- Setiap 2 minggu hingga usia kehamilan 28 minggu
- Setiap minggu hingan persalinan tercapai
Guidelines for assessment of pregnant patients
with lupus
PEMBAHASAN
Bertahannya janin in
utero dalam
kehamilan normal
pada penderita SLE,
karena adanya
toleransi maternal

Peningkatan kadar hormon progesterone,


Plasenta mengikat dan menginaktivasi antibodi estrogen dan kortisol, human Chorionik
maternal terhadap berbagai antigen paternal Gonadotropin(hCG) dan somatotropin dapat
seperti antigen kompleks selaras jaringan utama menghambat imunitas seluler pada
(MHC antigen) paternal yang melintasi plasenta. -> pertemuan(interface) antara janin dan ibunya.
semua antigen maternal, kompleks imun dan Hormon estrogen dan progesterone kehamilan
agregat IgG yang melintasi lapisan trofoblas diduga bersifat imunosupresif secara lokal pada
plasenta akan dieliminasi oleh makrofag janin situs plasenta, sedangkan hCG dapat
menghambat proliferasi limfosit

Terbentuknya faktor penghambat dalam terdapatnya suatu soluble suppressor factor


kehamilan serum pregnancy blocking factors yang disekresi oleh sel T penekan janin yang
(SPBF) merupakan salah satu dari beberapa melintasi plasenta dan masuk ke dalam sirkulasi
mekanisme yang telah diketahui berpengaruh ibu untuk menekan antibodi maternal.Selain itu
dalam melindungi fetus dalam penolakan sistem α feto protein (AFP) juga diduga memiliki sifat
imunitas materna imunosupresif dan dapat mengaktivasi sel T
penekan janin
Ny. N/34th (G4P2A1)
◦ Riwayat Penyakit Sekarang
◦ Pasien datang ke IGD Kebidanan RSUD PM dengan keluhan mules – mules 2 hari SMRS. Keluhan mulas
dirasakan hilang timbul secara tiba-tiba, mulas dirasakan setiap beberapa menit sekali dengan
durasi sebentar. Pasien juga mengeluhkan keluar flek berwarna kecoklatan yang keluar sedikit
kadang-kadang sejak 2 hari SMRS. Keluhan tidak disertai keluar air-air, keluar darah dari
kemaluan dan rasa nyeri pada kemaluan, lelah, lemah, demam, nafsu makan menurun dan
penurunan BB. Gerakan Janin (+) baik, pasien mengaku hamil 33 minggu, hamil ke4 dan pernah
keguguran sekali. Pasien mengaku nyeri pada jari-jari tangannya dan dirasakan hilang timbul.

Tidak ada gejala sistemik : mudah lelah, lemah, demam, penurunan BB


Tidak adanya 7 gejala klinis dari SLE (Kriteria 11 tanda klinik SLE) : Ruam Malar, Ruam Discoid,
Fotosensitifitas, Ulkus, Arthritis, Serositis (pleuritic, karditis -> Nyeri Dada), Gangguan Neurologi
(Kejang/Psikosis Spontan)
Ny. N/34th (G4P2A1)

◦ Status Generalis
Pemeriksaan Fisik ◦ Mata : conjungtiva pucat -/-, sklera
• KU : Tampak Sakit Sedang ikterik -/-
• Kes : Composmentis ◦ KGB : tidak teraba membesar
• TD : 110/70 mmHg
◦ THT : Ulkus oral/nasofaring (-/-)
• N : 82 x/menit
• S : 36.6 C ◦ Kulit : Ruam malar (-), Ruam diskoid (-)
• RR : 20 x/menit (NK 3 LPM) ◦ Rambut : Pertumbuhan merata,
alopesia (-)
Ny. N/34th (G4P2A1)
◦ Thoraks ◦ Pemeriksaan Obstetri
◦ Inspeksi : Pergerakan dinding dada ◦ Leopold I : TFU 24 cm, TBJ 1705 gram,
simetris kiri dan kanan, retraksi sela iga -/- bokong
◦ Palpasi : Vocal Fremitus simetris kiri dan
◦ Leopold II : PUKI, DJJ : 151 dpm
kanan
◦ Perkusi : Sonor di kedua lapang paru ◦ Leopold III : Kepala
◦ Auskultasi : BND vesikuler, Rh -/- Wh -/- ◦ Leopold IV : konvergen, perlimaan 5/5
◦ Abdomen : ◦ HIS : 1x10x15” kekuatan ringan, relaksasi
◦ Inspeksi : perut tampak buncit baik
◦ Auskultasi : BU (+) ◦ Pemeriksaan Dalam
◦ Palpasi : supel, nyeri Tekan (-) ◦ I : Vulva/Uretra DBN
◦ Perkusi : timpani, nyeri Ketok (-) ◦ VT : portio teraba kenyal arah posterior,
◦ Extremitas : Akral hangat, CRT < 2” tebal 3 cm, pembukaan 1 cm, ketuban (+),
hodge 1
LAB – 24/8/17 Untuk mendukung
Jenis Hasil Nilai Normal
diagnosis SLE
Hb 10.6 g/dl 11 -14 Diperlukan pemeriksaan
:
Ht 32 % 35 - 47 - Uji imunofluroresensi
Leukosit 12.000/uL 10 – 15 ANA : POSITIF
(pengakuan pasien,
Trombosit 247.000/uL 150 – 440 Agustus 2016,
Eritrosit 4.64/uL 3.80 – 5.20 Dilakukan Tes ANA
dengan hasil (+)
MCV 68 fl 80 – 100
MCH 23 pg 26 – 34 - Pada pemeriksaan
DPL didapatkan
MCHC 33 g/dl 32 - 36 Anemia, Leukopenia,
PT 13.4 detik 10.80 – 14.40 Trombositopenia
(Dimana indikasi
INR 1.21 anemia pada ibu
APTT 37.10 detik 25.00 – 35.00 hamil dengan
trimester ketiga Hb
HbsAg Rapid Non Reaktif Non Reaktif <10.5 g/dl)
Anti HIV I Non Reaktif Non Reaktif
Urin Hasil Nilai Normal
Kejernihan Agak keruh Jernih
Eritrosit 5 – 10/LPB 0–1
Leukosit 20 – 25/LPB 1–6
Epitel Sel Positif Positif
Silinder Negatif Negatif
Bakteri Negatif Negatif
Untuk mendukung Kristal Negatif Negatif
diagnosis SLE : Ragi Negatif Negatif
- Urinalysis : pH 7.0 7.0 (netral)
- Protein (+)
Berat Jenis 1.005 1.010 – 1.032
- Eritrosit (+)
didapatkan Protein Urin Negatif Negatif
pada pasien Glukosa Urin Negatif Negatif
ini KETON Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Urobilinogen 0.2 u/dl 0.2 – 1.1
Nitrit Negatif Negatif
Leukosit Esterase +2 Negatif
Blood +2 Negatif
LAB – Fungsi Hati & Fungsi Ginjal
Jenis Hasil Nilai Normal LDH : enzym tubuh manusia yang
bertindak sebagai faisilittor
SGOT 36 u/L < 35 penggunaan gula pada setiap
pembakaran di dalam setiap sel
SGPT 31 u/L < 35
LDH meningkat menandakan adanya
LDH 227 u/L 50 -150 kerusakan pada suatu jaringan
sehingga terjadinya kebocoran enzim
Ureum 16 mg/dl < 48 ini.

Kreatinin 0.64 mg/dl 0.60 – 1.10 SGOT meningkat sedikit menandakan


adanya kerusakan sel hati

Masih perlu dilakukan pemeriksaan


lanjutan untuk mendeteksi kelainan
pada pemersiksaan fungsi hati dan
fungsi ginjal tersebut.
Tidak ditemukan pada
pasien ini
24/8/17 (19.00)
Subjective Objective Assesment Planning
Pasien KU : Tampak Sakit Sedang - Ancaman Partus Konsultasi IPD :
KES : composmentis
mengatakan TD : 100/60 mmHg
Prematurus Metilprednisolon 1 x 8mg (po)
mules (-) N : 76 x/m G4P2A1 hamil 33 Cefixime 2 x 100 mg (po)
Keluar air air (-) S : 36.8 C minggu, Riwayat Kontrol Kembali ke RSUP
flek (-) RR 18 x/menit SLE Fatmawati
Keputihan (-) Status Generalis
- ISK
lendir (-) Mata : conjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/- Pasien BLPL
perdarahan KGB : tidak teraba membesar Terapi pulang :
pervaginam (-) THT : Ulkus oral/nasofaring (-/-) Cefixime 2 x 100 mg (po)
Kulit : Ruam malar (-), Ruam diskoid (-)
Thoraks Asam Folat 1 x 1 tab (po)
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kiri dan kanan, retraksi sela iga
-/-
Palpasi : Vocal Fremitus simetris kiri dan kanan
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
Obat obatan yang aman pada
Auskultasi trimester
: BND vesikuler, Rh -/-ketiga
Wh -/- pada SLE :
Abdomen :
- Sebaiknya menggunakkan ibuprofen dibanding asam mefenamat menurut
Inspeksi : perut tampak buncit
US FDA karena ibuprofen
Auskultasi : merupakam
BU (+) obat Pregnancy Category C,D
keduanya merupakan Palpasi prostaglandin
: supel, nyeri Tekan (-)yang meningkatkan kontraksi uterus,
Perkusi : timpani, nyeri Ketok (-)
agregasi platelet,
Extremitasdan aliran
: Akral darah
hangat, renal janin.
CRT < 2”
- Pemakaian kortikosteroid pada ibu hamil direkomendasikan adalah
Pemeriksaan Obstetri
golongan dexamethasone
Leopold I : TFU 24 cm,dan betametason,
TBJ 1705 gram, bokong dikarenakan gol tsb dapat
menjadi inaktif olehII placental
Leopold : PUKI, DJJ : 151II-beta
dpm hydorxysteroid dehydrogenase,
Leopold III : Kepala
sehingga risiko terjadinya kematian janin dan sindrom distress napas pada
Leopold IV : konvergen, perlimaan 5/5
bayi preterm HIS
dapat menurun.
: 1x10x15” kekuatan ringan, relaksasi baik
Pemeriksaan Dalam
I : Vulva/Uretra DBN
VT : portio teraba kenyal arah posterior, tebal 3 cm, pembukaan 1 cm, ketuban
(+), hodge 1
Ny. N/34th (G4P2A1)
Jam 01.20 PK III jam Terapi Post
PK II Jam 01.30
(26/8/17) 01.35 Partum
• VT: • Pimpinan • lahir bayi laki- • Plasenta • Clindamycin
pembukaan persalinan laki bbl 2350 lahir lengkap 300 mg (po)
lengkap, • Episiotomi (+), gram, 47 cm,
presentasi AS 8/9 • Asam
luka perineum
kepala, derajat I dengan post Mefenamat
Pada pasien ketuban ini didapatkan persalinan partum 500mg
berwarna
normal, tidak diperlukan stress dosage perdarahan
hijau, hodge
corticosteroid, dikarenakan pasien baru 1 150 cc
IV
tahun yang lalu menderita SLE, setidaknya
syarat untuk mendapatkan terapi ini adalah
wanita
hamil dengan lupus yang diterapi dengan
steroid sistemik dalam 2 tahun sebelum
kehamilan
26/8/17 (13.00)
Subjective Objective Assesment Planning
Pasien sudah KU : Tampak Sakit Sedang - P3A1 post BLPL
BAK spontan KES : composmentis partum
pukul 06.00, TD : 120/70 mmHg spontan, Kontrol 1 Minggu
pasien N : 79 x/m Riwayat Lupus Terapi pulang
mengatakan S : 36.8 C (putus obat 1 - Asam Mefenamat
RR 20 x/menit
nyeri pada bulan) 3x500mg(po)
jalan lahir (+) - ISK - Metilprednisolon 1 x 8mg(po)
Status Generalis
Mata : conjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/- - Cefixime 2 x 100mg
KGB : tidak teraba membesar
THT : Ulkus oral/nasofaring (-/-)
Kulit : Ruam malar (-), Ruam diskoid (-)
Thoraks
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kiri dan kanan,
retraksi sela iga -/-
Palpasi : Vocal Fremitus simetris kiri dan kanan
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : BND vesikuler, Rh -/- Wh -/-
Abdomen :
Inspeksi : perut tampak buncit
Auskultasi : BU (+)
Palpasi : supel, nyeri Tekan (-) American Academy of Pediatrics
Perkusi : timpani, nyeri Ketok (-)
Extremitas : Akral hangat, CRT < 2”
merekomendasikan pemakaian
prednisone dan prednisolon aman pada
Pemeriksaan Obstetri saat menyusui.
I : vulva/uretra tampak tenang, ppv minimal, lochia rubra
P : TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus (+) baik
(Sesuai dengan Teori)
THANK YOU

You might also like