Professional Documents
Culture Documents
Mioma Uteri Dr. Juni
Mioma Uteri Dr. Juni
MIOMA UTERI
Pembimbing :
dr. Juniaty caroline simanjuntak SpOG
Identitas
◦ Nama : Ny.F
◦ Tanggal lahir : 23-11-1968
◦ Umur : 49 Tahun
◦ Agama : Islam
◦ Alamat : Jakarta Selatan
◦ Status pernikahan : belum menikah
◦ Tanggal MRS : 11 April 2018
Ny. N/34th (G4P2A1)
◦ Keluhan Utama : perut terasa semakin membesar
◦ Riwayat Penyakit Sekarang :
◦ Pasien datang ke poli kebidanan membawa rujukan dari puskesmas mampang dengan
diagnosis mioma uteri. Keluhan yang dirasakan perut semakin membesar sejak 3 tahun .
Ny. N/34th (G4P2A1)
Riwayat Penyakit
Dahulu : Riwayat Persalinan : -
•Alergi, Asma, Diabetes
Melitus, Hipertensi
disangkal
Ny. N/34th (G4P2A1)
Riwayat Menstruasi :
• Menstruasi pertama usia
15 tahun, siklus 28 hari, Riwayat KB : -
lamanya 8 hari, ganti
pembalut 2-3x/hari, nyeri
haid (-)
Ny. N/34th (G4P2A1)
Riwayat Pernikahan :
• Pasien belum menikah
◦ Status Generalis
Pemeriksaan Fisik ◦ Mata : conjungtiva pucat -/-, sklera
• KU : Tampak Sakit Sedang ikterik -/-
• Kes : Composmentis ◦ KGB : tidak teraba membesar
• TD : 110/80 mmHg
◦ THT : ulkus oral/nasofaring (-/-)
• N : 82 x/menit
• S : 36.6 C ◦ Kulit : Ruam malar (-), Ruam diskoid (-)
• RR : 20 x/menit ◦ Rambut : Pertumbuhan merata,
alopesia (-)
Ny. N/34th (G4P2A1)
◦ Thoraks ◦ Pemeriksaan Obstetri : tidak dilakukan
◦ Inspeksi : Pergerakan dinding dada
◦ Pemeriksaan Dalam : tidak dilakukan
simetris kiri dan kanan, retraksi sela iga -/-
◦ Palpasi : Vocal Fremitus simetris kiri dan
kanan ◦ Usg tranvaginal :
◦ Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
◦ Uterus 14,9 x 9,0 cm
◦ Auskultasi : BND vesikuler, Rh -/- Wh -/-
◦ Abdomen :
◦ Kesan mioma uteri
◦ Inspeksi : perut tampak buncit
◦ Auskultasi : BU (+)
◦ Palpasi : supel, nyeri Tekan (-)
◦ Perkusi : timpani, nyeri Ketok (-)
◦ Extremitas : Akral hangat, CRT < 2”
Ny. N/34th (G4P2A1)
◦ Dx : mioma uteri
◦ Tx :
◦ Informend concent (+)
◦ Rencana laparatomi
Kronologis
23-24 ranap
dengan keluhan
mules
24 BLPL
25 ranap dengan
keluhan mules
Hb 13,0 g/dl 11 - 14
Ht 41 % 35 – 47
MCV 93 fl 80 – 100
MCH 29 pg 26 – 34
MCHC 31 g/dl 32 - 36
25/4/2018
Subjective Objective Assesment Planning
Pasien sudah di KU : Tampak Sakit Sedang
KES : composmentis
Mioma uteri Pukul 08.01 :
rawat inap di lant TD : 100/60 mmHg R/diagnosis : -
6 ruang 6004 . N : 76 x/m R/ terapi :
Pasien S : 36.8 C
mengatakan RR 18 x/menit pro extirpasi mioma uteri
cemas untuk Antibiotik profilaksis
Status Generalis
melakukan Mata : conjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/- ceftriaxone 2 gr IV
operasi KGB : tidak teraba membesar
THT : Ulkus oral/nasofaring (-/-)
Kulit : Ruam malar (-), Ruam diskoid (-)
- Pukul 14.55
Thoraks berlangsung Tindakan post
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kiri dan kanan, retraksi sela
iga -/-
op HT supra vagina dan
Palpasi : Vocal Fremitus simetris kiri dan kanan kistektomi dextra
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : BND vesikuler, Rh -/- Wh -/-
Abdomen :
Inspeksi : perut tampak buncit, massa (+/-) 14x10x110 cm
Auskultasi : BU (+)
Palpasi : supel, nyeri Tekan (-), mobile (+)
Perkusi : timpani, nyeri Ketok (-)
Extremitas : Akral hangat, CRT < 2”
26/4/2018
Subjective Objective Assesment Planning
Pasien telah Pukul 14.55
Berlangsung tindakan ekstipasi mioma dilanjutkan dengan laparatomi
post op HT supra Ceftriaxone 2x1 gr Iv
dilakukan
Tindakan post op
histerektimi supra vagina dan kistektomi dextra vagina dan
HT supra vagina ABD : datar dan supel kistektomi dextra
dan kistektomi DM (-), NT (-)
dextra
27/4/18 (13.00)
Subjective Objective Assesment Planning
Pasien KU : Tampak Sakit Sedang PH 2 post op HT Kontrol poli 1 minggu
mengatakan KES : composmentis
nyeri bekas TD : 100/60 mmHg
supra vagina dan Cefradroxyl 2x500 mg
operasi vas 2- N : 76 x/m kistektomi dextra Asam mefenamat 3x500mg
3 S : 36.8 C
BAK spontan RR 18 x/menit
(+)
Status Generalis
Mata : conjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-
KGB : tidak teraba membesar
THT : Ulkus oral/nasofaring (-/-)
Kulit : Ruam malar (-), Ruam diskoid (-)
Thoraks
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kiri dan kanan, retraksi sela iga
-/-
Palpasi : Vocal Fremitus simetris kiri dan kanan
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
Auskultasi : BND vesikuler, Rh -/- Wh -/-
Abdomen :
Inspeksi : perut tampak buncit, massa (+/-) 14x10x110 cm
Auskultasi : BU (+)
Palpasi : supel, nyeri Tekan (-), mobile (+)
Perkusi : timpani, nyeri Ketok (-)
Extremitas : Akral hangat, CRT < 2”
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI & EPIDEMIOLOGI
penyakit inflamasi
Sistemik Lupus autoimun kronis akibat
Eritematosus pengendapan kompleks
(SLE) imun yang tidak spesifik
pada berbagai organ
Amerika
5,1 per 100.00 penduduk
Wanita 9 : 1 Pria
Insiden
RSCM = 1,4 %
Hasan Sadikin = 10.5%
LES pada kehamilan = 1-2
per 2000 kehamilan
ETIOLOGI & PATOGENESIS
Mencakup:
Abmormalitas
sistem imun
Faktor pencetus :
penderita LES
- stress fisik
maupun mental
- Infeksi
- paparan
ultraviolet
Obat pencetus :
- obat-obatan
procainamine, hidralasin, quidine dan
sulfasalasine
Patogenesis LES
GEJALA KLINIS
Gejala Palsu SLE pada Kehamilan
◦ Lemas
◦ Keluhan lemas dapat terjadi pada kehamilan fisiologis maupun pada
aktivitas lupus selama kehamilan sebagai bagian dari fibromyalgia.
◦ Rambut rontok
◦ Dapat terjadi kerontokan rambut selama puerpurium dan pasca persalinan
pada kehamilan normal
Okuler Konjungtivitis 15
6 Serositis a. Pleuritis
b. Perikarditis
NO KRITERIA DEFINISI
Peningkatan
Peningkatan permeabilitas
proliferasi dan Kompleks imun vaskuler terutama
aktifitas sel B pada arteri kecil dan
arteriole
produksi
Pengendapan
autoantibodi
Hiperaktifitas respon kompleks imun pada
poliklonal yang
imunitas humoral sel endotel arteri dan
berlebihan terhadap
arteriol jaringan
antigen tubuh sendiri
Menginduksi Pada plasenta,
terjadinya menyebabkan
agregasitrombosit vaskulitis desidual
Membentuk
mikrotrombus pada
Terbentuk membrane
jaringan kolagen
attack complex
membran basalis sel
endotel
membebaskan enzim
Tidak mampu untuk lisosomal dan terjadi
melakukan fagositosis kerusakan vaskuler
yang lebih jauh.
Selain gangguan respon imunitas seluler dan humoral pada ibu penderita
LES, terbentuk pula antibodi maternal seperti antibodi terhadap membran
phospolipid sel yang bermuatan negatif yang lebih dikenal sebagai
antibody antifosfolipid (APL)
Lupus Anti
Anti Cardio Lipin
Coagulant
(ACL)
(LAC)
Trombositopenia
&
hipokomplementemia
TATALAKSANA
Pilar pengobatan Lupus Eritematosus
Sistemik
1. Edukasi dan konseling
2. Program rehabilitasi
3. Pengobatan Medikamentosa
a. OAINS
b. Antimalaria
c. Steroid
d. Imunosupresan/ Sitotoksik
e. Terapi lain
Pengobatan SLE
Berdasarkan Aktivitas
Penyakitnya.
TAPI..
Diperlukan beberapa regimen obat-obatan
tertentu serta mengikuti protokol pengobatan
yang telah ada. Misal pada serosistis yang
refrakter: 20 mg / hari prednison atau yang
setara.
SLE Berat
Glukokortikoid dosis tinggi
Lupus nefritis, serebritis atau
trombositopenia
40 – 60 mg / hari (1 mg/kgBB) prednison atau
yang setara selama 4-6 minggu yang kemudian
diturunkan secara bertahap, dengan didahului
pemberian metilprednisolon intra vena 500 mg
sampai 1 g / hari selama 3 hari bertutut-turut.
Obat Sitotoksik/Imunosupresan
◦ Status Generalis
Pemeriksaan Fisik ◦ Mata : conjungtiva pucat -/-, sklera
• KU : Tampak Sakit Sedang ikterik -/-
• Kes : Composmentis ◦ KGB : tidak teraba membesar
• TD : 110/70 mmHg
◦ THT : Ulkus oral/nasofaring (-/-)
• N : 82 x/menit
• S : 36.6 C ◦ Kulit : Ruam malar (-), Ruam diskoid (-)
• RR : 20 x/menit (NK 3 LPM) ◦ Rambut : Pertumbuhan merata,
alopesia (-)
Ny. N/34th (G4P2A1)
◦ Thoraks ◦ Pemeriksaan Obstetri
◦ Inspeksi : Pergerakan dinding dada ◦ Leopold I : TFU 24 cm, TBJ 1705 gram,
simetris kiri dan kanan, retraksi sela iga -/- bokong
◦ Palpasi : Vocal Fremitus simetris kiri dan
◦ Leopold II : PUKI, DJJ : 151 dpm
kanan
◦ Perkusi : Sonor di kedua lapang paru ◦ Leopold III : Kepala
◦ Auskultasi : BND vesikuler, Rh -/- Wh -/- ◦ Leopold IV : konvergen, perlimaan 5/5
◦ Abdomen : ◦ HIS : 1x10x15” kekuatan ringan, relaksasi
◦ Inspeksi : perut tampak buncit baik
◦ Auskultasi : BU (+) ◦ Pemeriksaan Dalam
◦ Palpasi : supel, nyeri Tekan (-) ◦ I : Vulva/Uretra DBN
◦ Perkusi : timpani, nyeri Ketok (-) ◦ VT : portio teraba kenyal arah posterior,
◦ Extremitas : Akral hangat, CRT < 2” tebal 3 cm, pembukaan 1 cm, ketuban (+),
hodge 1
LAB – 24/8/17 Untuk mendukung
Jenis Hasil Nilai Normal
diagnosis SLE
Hb 10.6 g/dl 11 -14 Diperlukan pemeriksaan
:
Ht 32 % 35 - 47 - Uji imunofluroresensi
Leukosit 12.000/uL 10 – 15 ANA : POSITIF
(pengakuan pasien,
Trombosit 247.000/uL 150 – 440 Agustus 2016,
Eritrosit 4.64/uL 3.80 – 5.20 Dilakukan Tes ANA
dengan hasil (+)
MCV 68 fl 80 – 100
MCH 23 pg 26 – 34 - Pada pemeriksaan
DPL didapatkan
MCHC 33 g/dl 32 - 36 Anemia, Leukopenia,
PT 13.4 detik 10.80 – 14.40 Trombositopenia
(Dimana indikasi
INR 1.21 anemia pada ibu
APTT 37.10 detik 25.00 – 35.00 hamil dengan
trimester ketiga Hb
HbsAg Rapid Non Reaktif Non Reaktif <10.5 g/dl)
Anti HIV I Non Reaktif Non Reaktif
Urin Hasil Nilai Normal
Kejernihan Agak keruh Jernih
Eritrosit 5 – 10/LPB 0–1
Leukosit 20 – 25/LPB 1–6
Epitel Sel Positif Positif
Silinder Negatif Negatif
Bakteri Negatif Negatif
Untuk mendukung Kristal Negatif Negatif
diagnosis SLE : Ragi Negatif Negatif
- Urinalysis : pH 7.0 7.0 (netral)
- Protein (+)
Berat Jenis 1.005 1.010 – 1.032
- Eritrosit (+)
didapatkan Protein Urin Negatif Negatif
pada pasien Glukosa Urin Negatif Negatif
ini KETON Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Urobilinogen 0.2 u/dl 0.2 – 1.1
Nitrit Negatif Negatif
Leukosit Esterase +2 Negatif
Blood +2 Negatif
LAB – Fungsi Hati & Fungsi Ginjal
Jenis Hasil Nilai Normal LDH : enzym tubuh manusia yang
bertindak sebagai faisilittor
SGOT 36 u/L < 35 penggunaan gula pada setiap
pembakaran di dalam setiap sel
SGPT 31 u/L < 35
LDH meningkat menandakan adanya
LDH 227 u/L 50 -150 kerusakan pada suatu jaringan
sehingga terjadinya kebocoran enzim
Ureum 16 mg/dl < 48 ini.