You are on page 1of 37

KONSEP SEKOLAH RUJUKAN

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Direktorat Pembinaan SMP
2016
TUJUAN

Setelah mengikuti sesi ini, peserta


diharapkan dapat:

1. Memahamni konsep sekolah rujukan.

2. Mengimplementasikan di sekolah
sebagai sekolah rujukan.
CAKUPAN MATERI

Garis besar materi sesi ini mencakup:

1. Pendahuluan/Latar belakang
2. Konsep dan Kebijakan Sekolah Rujukan
3. Pengembangan dan Pembinaan Sekolah
Rujukan
4. Pengelolaan dan Penyelenggaraan Sekolah
Rujukan
Garis Besar Kegiatan
(2 jp)

1. Pemahaman Buku Panduan Pembinaan


Sekolah Rujukan (sebelum sesion
berlangsung)
2. Refleksi dan tanya jawab tentang: SNP dan
model/bentuk sekolah
3. Penjelasan dan diskusi umum tentang
konsep sekolah rujukan
4. Penugasan pemahaman sekolah rujukan
sekolah rujukan untuk rencana tindak
lanjut (dalam tiap sesion berikutnya).
KEGIATAN

Untuk mencapai tujuan-tujuan sesi ini, maka


dilakukan:

1. Ceramah Konsep dan implementasi sekolah


rujukan
2. Membaca buku panduan Sekolah Rujukan
3. Tanya jawab/diskusi umum khususnya
pengalaman penyelenggaraan sekolah
rujukan
PENDAHULUAN
A. KONDISI MUTU PENDIDIKAN
(ditinjau dari:)

1. Pemenuhan Standar Nasional Pendidikan (SNP)


ditinjau dari Nilai Akreditasi dan Pencapaian
SPM (Standar Pelayanan Minimal)
2. Capaian Nilai Ujian Nasional.
3. Capaian IIUN (Indeks Integritas Ujian Nasional).
4. Kondisi kompetensi guru.
5. Budi pekerti dan Literasi.
6. Kondisi pengelolaan dan penyelenggaraan
pendidikan SMP
B. PENGEMBANGAN MUTU PENDIDIKAN
1. PENGEMBANGAN
DAN PEMBINAAN
SEKOLAH
> SNP
RUJUKAN
SNP

SSN/SKM
< SNP
KATEGORI

POTENSIAL

SPM
2. ROADMAP PENINGKATAN MUTU
PENDIDIKAN DI SMP AKREDITAS
I AKREDITASI B+

EKOSISTE
M TERCIPTA KONDUSIF: BAIK SEKOLAH
BUDAYA
RUJUKAN
MUTU
SSN/SKM
BAIK
SEKOLAH POTENSIAL PENUMPUHA
N BP
BAIK
AKREDITA
SI AKREDITASI C PUSAT
KEUNGGULAN
BAIK
EKOSISTE
M TERCIPTA KONDUSIF: CUKUP LOKASI
NYAMAN
BUDAYA TH 2019
MUTU
RENDAH TH 2018
PENUMPUHA AKREDITASI
N BP AKREDITASI A
RENDAH TH 2017
PUSAT
KEUNGGULA
EKOSISTEM
TERCIPTA KONDUSIF: AMAT BAIK
N RENDAH
AKREDITASI BUDAYA
LOKASI AKREDITASI B MUTU AMAT BAIK
KURANG NYAMAN
EKOSISTEM PENUMPUHAN
TERCIPTA KONDUSIF: BAIK BP
TH 2016 AMAT BAIK
BUDAYA PUSAT
MUTU KEUNGGULAN
SEDANG/CUKUP AMAT BAIK

PENUMPUHAN LOKASI
BP
SEDANG/CUKUP NYAMAN SEKALI
TH 2015

?
PUSAT
KEUNGGULAN
SEDANG/CUKUP

LOKASI
SEDANG/CUKUP NYAMAN
AKREDITASI AKREDITASI A (NILAI 92)
• Tim penjaminan mutu di internal, sistem penjaminan mutu
internal , pengembangan perangkat instrumen SPM, pelaksanaan
SME , dokumen analisis dan pelaporan , pemetaan mutu
komponen-komponen SNP , pemetaan mutu komponen-
komponen SNP , tindak lanjut , sistem informasi hasil pemetaan
3. ROADMAP SEKOLAH mutu
EKOSISTEM TERCIPTA KONDUSIF: BAIK
• sekolah menyenangkan, ramah, tenang, nyaman, guru untuk memahami
RUJUKAN karakteristik peserta didik, penyaluran bakat, minat, dan lainnya sesuai
karakteristik peserta didik, melibatkan orang tua , melibatkan masyarakat ,
melibatkan dunia usaha/industri , melibatkan organisasi profesi , dana
ROADMAP SEKOLAH
APBD dan masy., ALIANSI, IMBAS
BUDAYA
LAINNYA?
MUTU BAIK
AKREDITASI AKREDITASI A (NILAI 86) • Budaya belajar, kompetitif, kolaboratif, dan kewirausahaa

• Tim penjaminan mutu di internal, sistem penjaminan mutu PENUMPUHAN


internal , pengembangan perangkat instrumen SPM, pelaksanaan BP BAIK
SME , dokumen analisis dan pelaporan , pemetaan mutu
komponen-komponen SNP , pemetaan mutu komponen- • Moral/spiritual, kebangsaan, kebinekaan, interaksi positif,
komponen SNP , tindak lanjut , sistem informasi hasil pemetaan perawatan lingk., pengemb. Siswa, pelibatan ortu/masy, literasi
mutu
EKOSISTEM PUSAT
TERCIPTA KONDUSIF: CUKUP KEUNGGULAN BAIK
• sekolah menyenangkan, ramah, tenang, nyaman, guru untuk memahami
• Mutu lulusan, kurikulum, PBM, penilaian, PTK, sarpras, pengelolaan,
karakteristik peserta didik, penyaluran bakat, minat, dan lainnya sesuai
sosialisasi, pengembangan
karakteristik peserta didik, melibatkan orang tua , melibatkan masyarakat ,
melibatkan dunia usaha/industri , melibatkan organisasi profesi , dana
APBD dan masy., ALIANSI, IMBAS
LOKASI NYAMAN
BUDAYA •Keamanan, kesejukan, keterjangkauan, dll
RENDAH
MUTU
• Budaya belajar, kompetitif, kolaboratif, dan kewirausahaa
TH 2019
TH 2018
PENUMPUHAN AKREDITASI AKREDITASI A (NILAI 95)
BP RENDAH
• Moral/spiritual, kebangsaan, kebinekaan, interaksi positif, • Tim penjaminan mutu di internal, sistem penjaminan mutu
perawatan lingk., pengemb. Siswa, pelibatan ortu/masy, literasi
PUSAT
TH 2017 internal , pengembangan perangkat instrumen SPM, pelaksanaan
SME , dokumen analisis dan pelaporan , pemetaan mutu
komponen-komponen SNP , pemetaan mutu komponen-
KEUNGGULAN RENDAH AKREDITASI AKREDITASI A (NILAI 90) komponen SNP , tindak lanjut , sistem informasi hasil pemetaan
• Mutu lulusan, kurikulum, PBM, penilaian, PTK, sarpras, pengelolaan, mutu
sosialisasi, pengembangan • Tim penjaminan mutu di internal, sistem penjaminan mutu EKOSISTEM TERCIPTA KONDUSIF: AMAT BAIK
internal , pengembangan perangkat instrumen SPM, pelaksanaan
• sekolah menyenangkan, ramah, tenang, nyaman, guru untuk memahami
LOKASI KURANG NYAMAN SME , dokumen analisis dan pelaporan , pemetaan mutu karakteristik peserta didik, penyaluran bakat, minat, dan lainnya sesuai
komponen-komponen SNP , pemetaan mutu komponen- karakteristik peserta didik, melibatkan orang tua , melibatkan masyarakat ,
•Keamanan, kesejukan, keterjangkauan, dll komponen SNP , tindak lanjut , sistem informasi hasil pemetaan melibatkan dunia usaha/industri , melibatkan organisasi profesi , dana
EKOSISTEM
mutu TERCIPTA KONDUSIF: BAIK APBD dan masy., ALIANSI, IMBAS

• sekolah menyenangkan, ramah, tenang, nyaman, guru untuk memahami BUDAYA


AMAT BAIK
TH 2016 karakteristik peserta didik, penyaluran bakat, minat, dan lainnya sesuai
karakteristik peserta didik, melibatkan orang tua , melibatkan masyarakat ,
melibatkan dunia usaha/industri , melibatkan organisasi profesi , dana
MUTU
• Budaya belajar, kompetitif, kolaboratif, dan kewirausahaa
APBD dan masy., ALIANSI, IMBAS
BUDAYA PENUMPUHAN
MUTU SEDANG/CUKUP BP AMAT BAIK
• Budaya belajar, kompetitif, kolaboratif, dan kewirausahaa • Moral/spiritual, kebangsaan, kebinekaan, interaksi positif,
perawatan lingk., pengemb. Siswa, pelibatan ortu/masy, literasi
PENUMPUHAN PUSAT
SEDANG/CUKUP
TH 2015 BP
• Moral/spiritual, kebangsaan, kebinekaan, interaksi positif,
KEUNGGULAN AMAT BAIK

?
• Mutu lulusan, kurikulum, PBM, penilaian, PTK, sarpras, pengelolaan,
perawatan lingk., pengemb. Siswa, pelibatan ortu/masy, literasi sosialisasi, pengembangan
PUSAT
SEDANG/CUKUP LOKASI NYAMAN SEKALI
KEUNGGULAN
• Mutu lulusan, kurikulum, PBM, penilaian, PTK, sarpras, pengelolaan, •Keamanan, kesejukan, keterjangkauan, dll
sosialisasi, pengembangan

LOKASI SEDANG/CUKUP NYAMAN


•Keamanan, kesejukan, keterjangkauan, dll
RUJUKAN
SSN/SKM

POTENSIAL

PEMDA PROPINSI
PEMERINTAH (DINAS PEND) LPMP
SPM PERDA,
SPM, SME,
MENYUSUN REGULASI, PERBUB/PERWAL,
PANDUAN, PEMBINAAN,
FASILITASI,
STANDARD/KRITERIA,
PENGEMBANGAN, PEMETAAN SERTIFI
PEMBINAAN, MUTU, SI KASI
PENGEMBANGAN, SPM (SME),
PENYELENGGARA MUTU,
SME (SPM)
AN (DIKMEN) PEMBINAAN

PANDUAN PEMBINAAN
PEMDA KAB/KOTA KOMITE
SMP P3T, POTENSIAL, (DNS PEND) SEKOLAH/MASY.
SSN, DAN RUJUKAN PERDA,
SERTA BANTUAN PERBUB/PERWAL,
PEMBINAAN, •ADVISING,
PEMBINAAN PENGEMBANGAN, SUPPORTING,
SPM (SME), LINK,
PENYELENGGARAAN CONTROLLING
(DIKDAS)

4. KEWENANGAN
C. KONSEP, TUJUAN, DAN DASAR HUKUM
1
PENGERTIAN
• satuan pendidikan yang telah terakreditasi A, mengembangkan
ekosistem pendidikan, budaya mutu, dan penumbuhan budi pekerti
yang dapat dirujuk sebagai contoh bagi sekolah lain

2
TUJUAN
• untuk mendorong upaya sekolah dalam memenuhi standar nasional
pendidikan guna peningkatan dan pemerataan mutu pendidikan
melalui kerjasama dan pengimbasan antara sekolah rujukan dengan
sekolah-sekolah di sekitarnya
• (TUJUAN LEBIH RINCI LIHAT DALAM BUKU PANDUAN)
3 DASAR HUKUM

• Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan
Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 tentang Pendanaan
Pendidikan
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan
Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 Tentang Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun
2009 Tentang SPM Pendidikan
D. INDIKATOR IDEAL SEKOLAH RUJUKAN
AKREDITASI AKREDITASI A (SNP TERPENUHI)
• Tim penjaminan mutu di internal, sistem penjaminan mutu internal , pengembangan perangkat
instrumen SPM, pelaksanaan SME , dokumen analisis dan pelaporan , pemetaan mutu komponen-
komponen SNP , tindak lanjut , sistem informasi hasil pemetaan mutu
EKOSISTEM TERCIPTA KONDUSIF: AMAT BAIK
• sekolah menyenangkan, ramah, tenang, nyaman, guru untuk memahami karakteristik peserta didik, penyaluran bakat,
minat, dan lainnya sesuai karakteristik peserta didik, melibatkan orang tua , melibatkan masyarakat , melibatkan
dunia usaha/industri , melibatkan organisasi profesi , dana APBD dan masy., ALIANSI, IMBAS

BUDAYA MUTU AMAT BAIK


• Budaya belajar, kompetitif, kolaboratif, dan kewirausahaa

PENUMBUHAN BP AMAT BAIK


• Moral/spiritual, kebangsaan, kebinekaan, interaksi positif, perawatan lingk., pengemb. Siswa,
pelibatan ortu/masy, literasi
PUSAT KEUNGGULAN AMAT BAIK
• Mutu lulusan, kurikulum, PBM, penilaian, PTK, sarpras, pengelolaan, sosialisasi, pengembangan

LOKASI NYAMAN SEKALI


• Keamanan, kesejukan, keterjangkauan, dll
E. MEKANISME DAN PENETAPAN
SEKOLAH RUJUKAN
E. PENGEMBANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN
SEKOLAH RUJUKAN
I. PEMENUHAN 1. Pembentukan tim penjaminan mutu di
AKREDITASI A internal sekolah
• Penyusunan stuktur organisasi SPM internal
• Penyusunan tugas dan fungsi tiap unsur SPMI

I. PEMENUHAN 2. Pembentukan dan implementasi sistem


AKREDITASI A penjaminan mutu internal (SPMI) sekolah
• Penyusunan prosedur operasional standar SPMI
Pengembangan dan penyusunan pedoman SPMI
Penguatan kompetensi tenaga pelaksana SPMI
Penggalangan dan pemberdayaan potensi pemangku kepentingan untuk implementasi
SPMI.
Pengembangan dan penyusunan rencana strategis sekolah untuk memenuhi SNP;
Pengembangan dan penyusunan rencana strategis pemenuhan standar mutu di atas SNP
yang dipilihnya.
Pengembangan sertifikasi mutu pendidikan untuk: a. lembaganya; b. pendidik atau
tenaga kependidikannya; dan/atau c. peserta didiknya.
PENGEMBANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN SEKOLAH RUJUKAN
I. PEMENUHAN
AKREDITASI A 3. Pengembangan perangkat instrumen SPMI
• Pembentukan tim pengembang/penyusun perangkat instrumen SPMI (supervisi,
monitoring, dan evaluasi atau SME) internal sekolah.
Penggandaan dokumen perangkat instrumen SPMI

I. PEMENUHAN
AKREDITASI A 4. Pelaksanaan SME di sekolah
• Penyusunan pedoman pelaksanaan supervisi, monitoring, dan evaluasi diri
sekolah.
Pembentukan tim khusus melaksanakan supervisi, monitoring, dan evaluasi diri
sekolah.
Pembuatan kalender kegiatan supervisi, monitoring, dan evaluasi diri sekolah.
Penyusunan dan pendokumentasian data-data hasil supervisi, monitoring, dan
evaluasi diri sekolah.
PENGEMBANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN SEKOLAH RUJUKAN

I. PEMENUHAN 5. Pengolahan data (analisis) dan penyusunan pelaporan


AKREDITASI A hasil-hasil SME
• Pengolahan atau analisis data hasil supervisi, monitoring, dan evaluasi diri
sekolah.
Penyusunan dan penggandaan dokumen pelaporan hasil supervisi, monitoring,
dan evaluasi diri sekolah

I. PEMENUHAN 6. Pembentukan tim khusus Pemetaan mutu komponen-


AKREDITASI A komponen SNP di sekolah
• Pembentukan tim pemetaan mutu di sekolah.
Penyusunan buku pedoman pemetaan mutu
Penyusunan jadwal pelaksanaan pemetaan mutu
• Pengolahan data mutu
PENGEMBANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN SEKOLAH RUJUKAN

I. PEMENUHAN
AKREDITASI A 7. Pemetaan mutu komponen-komponen SNP di sekolah
• Penyusunan dokumen hasil pemetaan mutu sekolah secara keseluruhan dan per SNP
Penyusunan dokumen hasil pemetaan mutu sekolah berdasarkkan aspek dan butir SNP.
Penyusunan dokumen hasil analisa terhadap butir-butir per SNP yang belum memenuhi skor
maksimal (4).
Penyusunan dokumen hasil analisa terhadap butir-butir per SNP yang telah memenuhi skor
maksimal (4).
Penyusunan dokumen pemetaan mutu pendidikan di atas SNP dan atau lainnya.

I. PEMENUHAN
AKREDITASI A 8. Tindak lanjut dari hasil pemetaan mutu sekolah
• Penyusunan rencana tindak lanjut (program dan kegiatan) terhadap hasil analisa terhadap
butir-butir per SNP yang belum memenuhi skor maksimal (4) untuk memperoleh skor 4.
Penyusunan rencana tindak lanjut (program dan kegiatan) terhadap hasil analisa terhadap
butir-butir per SNP yang telah memenuhi skor maksimal (4) untuk mempertahankan skor 4.
Penyusunan rencana tindak lanjut (program dan kegiatan) terhadap hasil analisa terhadap
butir-butir per SNP yang telah memenuhi skor maksimal (4) untuk dikembangkan lebih dari
SNP.
PENGEMBANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN SEKOLAH RUJUKAN

I. PEMENUHAN
9. Pengembangan dan pembentukan
AKREDITASI A sistem informasi hasil pemetaan mutu
sekolah
• Pembentukan/penerapan program sistem informasi mutu
pendidikan berbasis teknologi informasi dan komunikasi
Penguatan kompetensi pelaksana SIM pemetaan mutu.
Pemenuhan sarpras (perangkat keras dan lunak) SIM
pemetaan mutu.
Pengembangan jejaring SIM yang menghubungkan: Dinas
Pendidikan Propinsi, Dinas Pendidikan kabupaten atau kota
yang bersangkutan; LPMP, dan lembaga lain yang relevan.
PENGEMBANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN SEKOLAH RUJUKAN

II.
EKOSISTEM
KONDUSIF 1.Menciptakan sekolah menyenangkan,
ramah, tenang, nyaman
• Penciptaan ruang terbuka hijau/tamanisasi
Fasilitasi pembelajaran di luar kelas yang berbasis TIK
Silaturahim antara warga sekolah secara kekeluargaan.
Pembenahan kondisi tentang unsur-unsur: (a) penyediaan dan
penampungan air bersih; (b) pengadaan dan pemeliharaan tempat
pembuangan sampah; (c) pengadaan dan pemeliharaan air limbah; (d)
pemeliharaan WC; (e) pemeliharaan kebersihan dan kerapian ruangan ;
(f) pemeliharaan kebersihan dan keindahan halaman dan kebun sekolah;
(g) pengadaan dan pemeliharaan kantin; (h) pendidikan kesehatan, (i)
tamanisasi, (j) sanitasi, (k) pengadaan dan pemeliharaan pagar sekolah,
(l) penataan fisik kelas (kebersihan, sirkulasi udara, interior, dsb.), (m)
pengaturan ruangan, dan (n) pengelolaan dan pemanfaatan sumber
belajar
PENGEMBANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN SEKOLAH RUJUKAN

II. EKOSISTEM 2. Peningkatan kompetensi guru tentang


KONDUSIF pemahaman karakteristik peserta didik
• Pertemuan rutin antara wali kelas dengan peserta didik.
Pendataan dan pendokumentasian karakteristik peserta didik.
Pemetaan bakat, minat, kepribadian, dan lainnya tentang peserta didik.

II. EKOSISTEM 3. Peningkatan peran guru dalam penyaluran bakat, minat, dan
KONDUSIF lainnya oleh peserta didik dalam upaya
menumbuhkembangkan kekritisan, kreativitas dan inovasi
• Penumbuhan motivasi bagi peserta didik melalui AMT (achievement
motivation training) secara rutin.
Pemberian penugasan kerja proyek mulai perencanaan sampai dengan
refleksi secara rutin
Pemberian penugasan pembiasaa dan pengembangan diri sesuai
dengan potensi dan daya dukung sekolah serta pihak lain.
Refleksi dan pendokumentasian hasil-hasil karya peserta didik.
PENGEMBANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN SEKOLAH RUJUKAN

II. EKOSISTEM 4. Pelibatan orang tua peserta didik dalam


KONDUSIF peningkatan mutu pendidikan
• Pertemuan rutin dengan orang tua peserta didik, baik per kelas maupun keseluruhan.
Peningkatan kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh orang tua peserta didik di
sekolah/luar sekolah.
Refleksi dan pendokumentasian hasil-hasil kegiatan yang melibatkan orang tua peserta
didik.

II. EKOSISTEM
5. Pelibatan masyarakat untuk peduli
KONDUSIF
pendidikan
• Pertemuan rutin dengan masyarakat sekitar sekolah.
Peningkatan kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh
masyarakat sekitar sekolah di sekolah/luar sekolah.
Refleksi dan pendokumentasian hasil-hasil kegiatan yang
melibatkan masyarakat sekitar sekolah.
PENGEMBANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN SEKOLAH RUJUKAN

II. EKOSISTEM 6. Pelibatan DUNIA USAHA/INDUSTRI dalam


KONDUSIF pendidikan
• Pertemuan rutin dengan dunia usaha/industri sekitar sekolah dan lainnya.
Peningkatan kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh dunia usaha/industri sekitar
sekolah dan lainnya di sekolah/luar sekolah.
Refleksi dan pendokumentasian hasil-hasil kegiatan yang melibatkan dunia usaha/industri
sekitar sekolah dan lainnya.

II. EKOSISTEM
7. Pelibatan ORGANISASI PROFESI untuk peduli
KONDUSIF
pendidikan
• Pertemuan rutin dengan organisasi profesi dalam bidang pendidikan
dan atau lainnya.
Peningkatan kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh organisasi
profesi dalam bidang pendidikan dan atau lainnya di sekolah/luar
sekolah.
Refleksi dan pendokumentasian hasil-hasil kegiatan yang melibatkan
organisasi profesi dalam bidang pendidikan dan atau lainnya.
PENGEMBANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN SEKOLAH RUJUKAN

II. EKOSISTEM 8. Penggalian dana pendidikan yang berasal


KONDUSIF dari APBD dan masyarakat
• Pertemuan rutin dengan Pemda dalam mendorong dan atau mengimplementasikan
Peraturan Daerah/Peraturan Bupati/Wali Kota tentang Pendidikan dan atau Pendanaan
Pendidikan di Daerahnya.
Presentasi dan unjuk kerja dengan Pemda untuk memperoleh alokasi anggaran dalam
RAPBS dari pemerintah kab/kota secara rutin (tiap tahun) sesuai kebutuhan sekolah.

II. EKOSISTEM 9. Penggalian dana pendidikan yang berasal


KONDUSIF dari masyarakat
• Pertemuan rutin dengan kelompok-kelompok masyarakat dalam
penggalian dana partisipasi pendidikan yang berasal dari masyarakat
(umum) secara rutin (tiap tahun).
Penggalian sumber-sumber dana pendidikan yang berasal dari
masyarakat umum.
PENGEMBANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN SEKOLAH RUJUKAN

II. EKOSISTEM 10. kerjasama dengan satuan pendidikan ALIANSINYA


KONDUSIF dalam berbagai bidang
• Implementasi dan pengembangan manajemen berbasis sekolah (MBS).
Penyebaran inovasi pembelajaran berbasis TIK dan atau lainnya melalui berbagai media/sarana.
Peningkatan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan sekolah aliansi
Peningkatan kompetensi peserta didik sekolah aliansi
Peningkatan kompetensi tenaga pustakawan dan laboran sekolah aliansi.
Pengembangan jejaring kerjasama dengan sekolah lain untuk mencapai tujuan bersama sekolah aliansi
Pemanfaatan fasilitas bersama antara sekolah induk dengan aliansinya.
Pendokumentasian kerjasama (MoU) dengan sekolah aliansinya.

II. EKOSISTEM
KONDUSIF 11. PENGIMBASAN kepada sekolah lain
• Sosialisasi potensi sekolah rujukan kepada sekolah lain (imbas).
Pengembangan dan penyusunan kegiatan pengimbasan.
Peningkatan kompetensi peserta didik, pendidik, dan tenaga
kependidikan sekolah imbas.
Fasilitasi, pembinaan, dan pendampingan sekolah imbas.
Pemanfaatan sarpras oleh sekolah imbas.
PENGEMBANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN SEKOLAH RUJUKAN

II. EKOSISTEM 8. Penggalian dana pendidikan yang berasal


KONDUSIF dari APBD dan masyarakat
• Pertemuan rutin dengan Pemda dalam mendorong dan atau mengimplementasikan
Peraturan Daerah/Peraturan Bupati/Wali Kota tentang Pendidikan dan atau Pendanaan
Pendidikan di Daerahnya.
Presentasi dan unjuk kerja dengan Pemda untuk memperoleh alokasi anggaran dalam
RAPBS dari pemerintah kab/kota secara rutin (tiap tahun) sesuai kebutuhan sekolah.

II. EKOSISTEM 9. Penggalian dana pendidikan yang berasal


KONDUSIF dari masyarakat
• Pertemuan rutin dengan kelompok-kelompok masyarakat dalam
penggalian dana partisipasi pendidikan yang berasal dari masyarakat
(umum) secara rutin (tiap tahun).
Penggalian sumber-sumber dana pendidikan yang berasal dari
masyarakat umum.
III. BUDAYA
MUTU 1. Penciptaan budaya BELAJAR
• Pendampingan atau asistensi pada peserta didik
Bimbingan terprogram bagi peserta didik
Implementasi Rregulasi layanan prima dan optimal
Penugasan terprogram ataupun tidak terprogram (mandiri/tidak terstruktur) bagi peserta didik
Unjuk prestasi peserta didik
Lomba akademik dan non akademik peserta didik
Pemberdayaan pemangku kepentingan yang bersifat akademik

III. BUDAYA MUTU


2. Penciptaan budaya KOMPETITIF
• Lomba karya tulis ilmiah,
Lomba karya tulis non ilmiah,
Lomba karya kreatif peserta didik,
Lomba penelitian sederhana,
Lomba keagamaan,
Lomba bidang social kerakyatan,
Lomba -lomba lainnya,
Debat akademik,
Debat keagamaan, kesosialan, ekonomi, dll,
Pengembangan bakat minat,
Penghargaan prestasi,
Penanganan anak khusus,
Presentasi ajang kreasi,
III. BUDAYA
MUTU 3. Penciptaan budaya KOLABORATIF
• Pembentukan organisasi-organisasi intra sekolah,
Pembentukan kelompok belajar,
Penyelenggaraan tutor sebaya,
Pembentukan jaringan kerjasama antar kelompok,
Pembentukan jalinan kerjasama dengan pihak lain di luar sekolah,
Outbound,
Pelibatan antar warga sekolah dalam kegiatan-kegiatan, dan
Program penanaman kegotongroyongan.

III. BUDAYA MUTU


4. Penciptaan budaya KEWIRAUSAHAAN
• Workshop/temu usaha oleh wirausahawan tulen,
Program pembelajaran kewirausahaan,
Magang kewirausahaan,
Program karya alternatif peserta didik,
Program konsultasi usaha,
Pendirian unit-unit usaha sekolah,
Bermitra usaha.,
IV. BUDI 1. Penumbuhan kesadaran moral dan spiritual
PEKERTI (PBP) dalam perilaku sehari-hari
• Doa bersama antara guru dan peserta didik sesuai dengan keyakinan masing-masing,
sebelum dan sesudah hari pembelajaran, dipimpin oleh seorang peserta didik secara
bergantian dibawah bimbingan guru.
Pembiasaan menunaikan ibadah bersama sesuai agama dan kepercayaannya baik dilakukan
di sekolah maupun bersama masyarakat;
Pembiasaan perayaan Hari Besar Keagamaan dengan kegiatan yang sederhana dan hikmat.

IV. BUDI PEKERTI


(PBP)
2. Nilai-nilai Kebangsaan dan Kebhinnekaan
• Upacara bendera setiap hari Senin dengan mengenakan seragam atau pakaian yang sesuai
dengan ketetapan sekolah.
Upacara bendera pada pembukaan MOPDB dengan peserta didik bertugas sebagai
komandan dan petugas upacara serta kepala sekolah/wakil bertindak sebagai inspektur
upacara;
Menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan/atau satu lagu wajib nasional atau satu
lagu terkini yang menggambarkan semangat patriotisme dan cinta tanah air ketia awal
pelajaran.
Menyanyikan satu lagu daerah (lagu-lagu daerah seluruh Nusantara) sebelum mengakhiri
pelajaran.
PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN
SEKOLAH RUJUKAN
PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN SEKOLAH RUJUKAN

RUJUKAN

SSN/SKM

PERENCANAAN KATEGORI

SEKOLAH POTENSIAL

SPM
RKS DAN RKAS
RKS adalah suatu dokumen yang memuat rencana program pengembangan sekolah empat
tahun ke depan dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki untuk memenuhi
Standar Nasional Pedidikan (SNP) dan atau selebihnya. RKS berisi rangkaian rencana berbagai
upaya sekolah dan pihak lain yang terkait untuk mengatasi berbagai persoalan sekolah yang
ada saat ini untuk memenuhi Standar Nasional Pedidikan (SNP) dan atau selebihnya tersebut.

Sedangkan RKAS adalah dokumen yang berisi rencana program pengembangan sekolah satu tahun ke depan
yang disusun berdasarkan RKS untuk mengatasi kesenjangan yang ada antara kenyataan dengan yang
diharapkan pada setiap tahunnya. Dengan demikian RKS adalah gambaran umum rencana pengembangan
sekolah empat tahunan dan RKAS adalah jabaran rinci program sekolah tahunan yang disusun dalam bentuk
kegiatan-kegiatan oleh sekolah. RKS dan RKAS merupakan satu kesatuan.
PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN SEKOLAH RUJUKAN

STRUKTUR TIM PENGEMBANG


KOMITE SEKOLAH KETUA SEKOLAH RUJUKAN / TIM RKS
DAN RKAS

SEKRETARIS

SEKSI-3: SEKSI-
SEKSI-1: SEKSI-4: SEKSI-5:
SEKSI-1: PENGEM 7:HUMAS SEKSI-9:
PENGEM PENGEM KEUNNG SEKSI-6: SEKSI-8: SEKSI-10:
PEMENU B. & KESIISWA
B.EKOSIS B. BUDI GULAN SPMI SI MUTU LAINNYA
HAN SNP BUDAYA KERJASA AN
TEM PEKERTI SEKOLAH
MUTU MA

RUJUKAN

•FASILITASI
SSN/SKM
•SME
•PENGOLAHAN DAN
PELAKSANAAN PELAPORAN KATEGORI
•PEMETAAN MUTU
• RKS •SI MUTU POTENSIAL
• PEDOMAN •SERTIFIKASI
• RKAS •TINDAK LANJUT
• KALENDER SPM

PERENCANAAN SPMI

You might also like