You are on page 1of 27

PLENO LBM III

‘’BERDEBAR-DEBAR’’
KELOMPOK 2
Anggota Kelompok
 Helmi Yuliana 013.06.0024
 Isnawati 013.06.0027
 Sandiana Indrajat 013.06.0053
 Dina Islami 014.06.0027
 Mara Kharisma 014.06.0034
 Lilis Fasliah 014.06.0038
 Lanny Dwi C.U.P 014.06. 0054
 Novi Triana 014.06.0055
 Widi Nur Istiqomah 014.06.0068
Skenario
BERDEBAR – DEBAR
Seorang perempuan berusia 36 tahun datang ke UGD RS diantar
oleh orang tuanya dengan keluhan dadanya berdebar-debar sejak 2 jam
yang lalu. Keluhan sudah pernah dirasakan saat dia aktif mengikuti olah
raga, namun hilang saat batuk atau mengedan. Diketahui riwayat
penderita tidak mengkonsumsi minum jamu-jamuan, kopi, dan minuman
penambah stamina.
Dari hasil pemeriksaan EKG, pasien didapatkan gambaran irama
takikardi, regular dan gelombang QRS menyempit.
Terminologi

1. Takikardi : Denyut jantung yang cepat daripada denyut


jantung yang normal (60-100 kali per menit).

2. Berdebar debar : Manifestasi dari denyut jantung yang


dirasakan dengan cepat atau tidak teratur
Identifikasi Masalah

1. Bagaimana pengaruh jamu-jamuan, kopi, dan minuman


penambah stamina pada aktifitas jantung?
2. Mengapa keluhan yang dirasakan pasien hilang saat batuk
atau mengedan?
3. Apa saja penyebab gangguan irama jantung?
4. Bagaimana mekanisme gangguan irama jantung?
5. Apa saja gejala gangguan irama jantung?
6. Klasifikasi gangguan irama jantung
7. Diagnosis gangguan irama jantung
8. Pencegahan yang dapat dilakukan
Bagaimana pengaruh jamu-jamuan, kopi, dan minuman penambah
stamina pada aktifitas jantung?

Mengkonsumsi minuman seperti ini dapat


mencetuskan gangguan irama jantung, gangguan ini
termasuk gangguan irama jantung takikardi
supraventrikular proksimal yang munculnya
mendadak dan hilangnya mendadak. Mekanisme
yang mendasari PSVT ini adalah sirkuit re-entri di
dalam nodus AV.
Mengapa keluhan yang dirasakan pasien hilang saat batuk
atau mengedan?

Rangsangan saraf vagus menyebabkan pelepasan


Asetilkolin pada ujung saraf vagus di ujung jantung hal
ini membuat saraf simpatis tertekan sehingga terjadi
penurunan kerja jantung, karena terjadi penurunan kerja
jantung membuat aritmia berkurang pada saat mengedan.
Apa saja penyebab gangguan irama jantung?

 Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis).

 Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia, hipokalemia).

 Gangguan sirkulasi koroner (aterosklerosis koroner atau spasme arteri koroner),

misalnya iskemia miokard, infark miokard.

 Karena obat (intoksikasi) seperti quinidin dan obat-obat aritmia lainnya.

 konsumsi alkohol berlebih.

 Suplement dan karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis, quinidin, dan obat-

obat anti aritmia lainnya.

 Konsumsi kafein atau nikotin.


Bagaimana mekanisme gangguan irama jantung?

Terjadinya aritmia dapat disebabkan oleh berbagai faktor :

1. menurunnya fungsi SA node  AV node menghasilkan impuls sendiri  impuls ini


akan diteruskan seperti biasanya sampai ke serabut purkinje  Pada serabut
purkinje akan diterima 2 impuls yang berasal dari SA node dan AV node 
menyebabkan mekanisme reentry.

2. impuls yang dihasilkan oleh SA node terhambat pada percabangan SA node (Sinus
arrest)  impuls tidak sampai ke AV node  AV node secara otomatis akan
menghasilkan impuls sendiri  timbul juga irama jantung tambahan.
Penghambatan impuls tidak hanya dapat terjadi pada percabangan SA node,
tetapi dapat terjadi pada bundle his juga.
Lanjutan…

Gangguan irama jantung secara elektrofisiologik dapat disebabkan :

1. Gangguan pembentukan rangsang

Bila gangguan rangsang terbentuk secara aktif di luar urutan jaras hantaran normal,
seringkali menimbulkan gangguan irama ektopik. dan bila terbentuk secara pasif sering
menimbulkan escape rythm (irama pengganti).

2. Gangguan penghantaran (konduksi) rangsang

Kelainan irama jantung dapat disebabkan oleh hambatan pada hambatan (konduksi) aliran
rangsang yang disebut blokade.

3. Gangguan pembentukan dan penghantaran rangsang

Gangguan irama jantung dapat terjadi sebagai akibat gangguan pembentukan rangsang
bersama gangguan hantaran rangsang.
Apa saja gejala gangguan irama jantung?

 Nyeri dada

 Sesak napas

 Palpitasi
Klasifikasi gangguan irama jantung

1. ARITMIA BERDASARKAN SINUS


 Bradikardia sinus
 Takikardia sinus
2. ATRIUM SUPRAVENTRIKULAR
 Takikardia supra ventrikel proksimal
 Flutter atrium
 Fibrilasi atrium
3. ARITMIA VENTRIKULER
 Supraventrikular takikardia
 fibrilasi ventrikular
 Takikardi ventrikel
Diagnosis gangguan irama jantung

1. EKG : Menunjukkan pola cedera iskemik dan gangguan konduksi.


2. Monitor holter : Dapat digunakan untuk mengevaluasi fungsi pacu jantung/efek obat
antidisritmia.
3. Foto dada : Dapat menunjukkan pembesaran bayangan jantung sehubungan dengan
disfungsi ventrikel atau katup.
4. Skan pencitraan miokardia : Dapat menunjukkan area iskemik/kerusakan miokard
5. Elektrolit : Peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium dapat
menyebabkan disritmia.
6. Pemeriksaan obat : Dapat menyatakan toksisitas jantung, adanya obat jalanan atau
dugaan interaksi obat, contoh digitalis, quinidin dan lain-lain.
Pencegahan yang dapat dilakukan

1. Berhenti merokok.

2. Hindari stres

3. Mengurangi konsumsi kopi

4. Hindari alkohol.
Diagnosa Banding

1. Supraventrikular Takikardi ( SVT )

2. Atrial fibrilasi

3. Atrial flutter
ATRIAL FIBRILASI
Definisi : Irama jantung yang tidak teratur atau aritmia, dari hasil impuls listrik
yang abnormal didalam jantung.

Etiologi :

 Hipertensi

 Cardiomyopathy

 kelainan katup mitral dantrikuspid

 Hyperthyroidism

 kebiasaan konsumsi alkohol (holiday heart).

 Emboli paru

 ASD.
Lanjutan…

Tanda dan Gejala :


 Palpitasi
 Sesak napas
 Kelemahan atau kesulitan berolahraga
 Nyeri dada
 Pusing
 Pingsan
 Kelelahan dan kebingungan.
Atrial Flutter

Definisi :

Atrial Flutter merupakan salah satu bentuk dari Supraventricular Takikardi yang diakibatkan makro
reentrant sirkuit yang paling sering terjadi pada atrium kanan.

Etiologi :

 Gagal Jantung Kongestif

 Penyakit jantung koroner

 Penyakit Jantung Structural

 Hipertensi

 Tindakan Invasif ( operasi ) pada jantung

 Disfungsi Tiroid

 Penyakit Paru Kronik

 Diabetes

 Alkoholisme.
Diagnosa Kerja
Supraventrikular Takikardi (SVT)

Definisi :
suatu keadaan dimana jantung mengalami detak jantung yang lebih cepat
dan teratur yang mana detak atau denyut jantungnya berkisar 150-250 denyut
permenit.
Etiologi :
 Pengobatan (seperti digoxin theophylin)
 Kondisi paru –paru(seperti pneumonia)
 Alcohol,kafe in,obat-obatan dan merokok dapat meningktkan SVT
 Satu jenis SVT yang diketahui adalah sindrom Parkinson white (WPW) yang
menurun.
Lanjutan…

Klasifikasi :

terdapat 3 jenis TSV yang ditemukan pada bayi dan anak yaitu:

1. Takikardi atrium primer (takikardi atrial ektopik).

2. Atrioventricular re-entry tachycardia (AVRT)

3.Atrioventricular nodal reentry tachycardia (AVNRT).


Gejala klinis
 Perubahan TD ( hipertensi atau hipotensi ).

 Nyeri dada ringan sampai berat, dapat hilang atau tidak dengan obat antiangina

 gelisah.

 Napas pendek

 Batuk

 perubahan kecepatan/kedalaman pernafasan; bunyi nafas tambahan (krekels, ronki,


mengi).

 Demam

 kemerahan kulit (eritema)

 edema (trombosis siperfisial)

 kehilangan tonus otot/kekuatan.


Diagnosis

diagnosis TSV pada gejala tanda sebagai berikut:

 Pada bentuk akut: pucat, gelisah, takipneu.

 Denyut jantung; 180-300 kali/menit (mungkin sulit dihitung).

 Dapat terjadi gagal jantung (bila dalam 24 jam tidak


membaik)

 EKG
Penatalaksanaan

Pengobatan darurat :
 rangsangan Vagus
 Farmakologik : Digoksin intravena, Propanolol intravena.
 jika gejala-gejala gagal jantung kongestif berat telah
terjadi, kardioversi DC sinkron 0,5-2 watt-det/kg dapat
dianjurkan sebagai manajemen awal.
Lanjutan…

Pengobatan bukan darurat :


 Digoksin oral 10-20 mikrogram/kg/hari dibagi dalam 2
dosis.
 Propanolol oral 0,5-14 mg/kg/hari dibagi dalam 4 dosis.
 Verapamil oral 10-20 mg/kg/hari dibagi dalam 3 dosis.
 Amiodaron10mg/kg/hari 1x selama seminggu, kemudian 5
mg/kg/hari.
Kesimpulan

Jadi, dari diskusi kelompok 2 kami menyimpulkan pasien di


skenario mengalami SVT ( supraventrikuer takikardi ) karena dari
hasil pemeriksaan EKG, pasien didapatkan gambaran irama
takikardi lebih dari 150, regular dan gelombang QRS menyempit.

You might also like