Professional Documents
Culture Documents
Bhs. Ind. - Teks. Ulasan
Bhs. Ind. - Teks. Ulasan
• Adiba Nurul F ( 01 )
• Anindyas Hanung R ( 05 )
• Joudy Ankoro M ( 17 )
• Ramadhani Bima A ( 23 )
Teks Ulasan
Teks ulasan : sebuah teks yang dihasilkan dari sebuah analisis terhadap
berbagai hal atau teks yang berisi penilaian terhadap suatu karya ( buku
, novel, cerpen, berita, laporan atau dongeng ).
Struktur teks :
1. orientasi : gambaran umum karya sastra yang akan diulas.
2.Tafsiran : berisi pandangan sendiri mengenai karya atau benda yang
diulas.
3. Evaluasi : penulis mengevaluasi karya, penampilan dan produksi.
Berupa ciri ciri,bagian,kualitas karya tersebut.
4. Rangkuman : penulis memberikan ulasan akhir yang berisi simpulan
karya tersebut.
Unsur Kebahasaan Teks Ulasan
Latar cerita ini adalah kehidupan di Inggris pada zaman Victoria, kira-kira tahun
1800-an. Pada saat itu kuda merupakan alat transportasi yang penting, baik
transportasi pribadi/keluarga, maupun alat transportasi umum (sebagai
taksi).
Black Beauty ditulis oleh Anna Sewell. Anna Sewell dilahirkan di Great
Yarmouth, Country Norfolk, Inggris, pada 30 Maret 1820. Black
Beauty adalah satu-satunya karya Anna Sewell yang diterbitkan.
Black Beauty ditulis pada 1871-1877. Pada awalnya Sewell ingin membuat
buku ini untuk orang-orang yang bekerja dengan kuda. “Tujuan utamanya
adalah untuk memperkenalkan cara merawat kuda dengan kebaikan dan
penuh simpati,” ujarnya. Sewell meninggal 25 April 1879, lima bulan setelah
bukunya terbit dan masih dibaca hingga lebih dari seratus tahun kemudian.
Novel ini berkisah dari sudut pandang seekor kuda, mengisahkan hidup
seekor kuda hitam bernama Black Beauty. Dari cerita ibunya, Black Beauty
dilahirkan berasal dari garis keturunan kuda yang baik. Ayahnya sangat
terkenal, dan kakeknya memenangi piala dua tahun berturut-turut di pacuan
Newmarket. Sedangkan neneknya adalah kuda berperangai lembut.
Selama empat tahun di rumah pertamanya itu, Black Beauty tumbuh
menjadi kuda yang kuat, bagus, dan berperangai baik. Pada usianya
yang empat tahun inilah dia berganti majikan, majikan barunya
bernama Hakim Gordon dan dia tinggal di Birtwick Park.
Tentu saja Beauty kemudian menjadi cacat. Bukan main kesedihan Beauty.
Ia pun mengenang waktu-waktunya bersama John Manly yang selalu
merawatnya dengan sepenuh hati dan selalu mengerti perasaannya.
Untunglah, pada saat dijual di pasar kuda dia bertemu dengan Jerry,
seorang penarik taksi yang baik seperti John Manly.
Ginger sendiri menemukan majikan yang buruk yang suka
mempekerjakannya dengan kasar. Ginger pada akhirnya mati
mengenaskan. Rupanya benar kata Ginger, bahwa bagaimana pun
kuda berusaha melawan dan membela diri bila diperlakukan
buruk, namun tepat saja, “Manusia lebih kuat, dan jika mereka
kejam dan tak berperasaan, tak yang bisa kita lakukan selain
menanggungnya—menanggungnya terus hingga akhir....”
Dalam kondisi yang seperti itu, lebih baik mati saja daripada
harus menanggung beban derita. “...Aku ingin akhirnya segera
tiba, aku ingin mati....” begitu kata Ginger.
Pada akhir cerita, Beauty bertemu lagi dengan Joe Green, yang kini telah menjadi lelaki
dewasa yang mengenali Beauty melalui tanda putih di kepala Beauty.
Membaca novel ini saya menemukan banyak sekali pelajaran, terutama sekali kesadaran
bahwa bagaimana pun hewan juga memiliki perasaan. Hewan adalah makhluk yang
memiliki nyawa yang juga merasakan kesakitan jika dipukul atau diperlakukan kasar.
Bahwa hewan juga merasa senang jika diperlakukan dengan baik, disentuh dengan
lembut, bahkan diajak bercakap-cakap oleh manusia. Hewan juga memiliki perasaan
yang halus dan peka, hewan juga bisa menangis. Bahwa hewan pun akan memahami
bahasa yang juga digunakan manusia, yakni bahasa kasih sayang.
Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan paling sempurna, yang memiliki akal budi,
bahasa, serta agama, hendaknya berkasih-sayang terhadap semua makhluk. Jangan
menjadi bodoh dan tolol dengan tindakan-tindakan yang kejam terhadap makhluk lain.
Jika itu terjadi, sungguh manusia telah merosot derajatnya, berderajat yang
serendah-rendahnya.
“Tak mungkin ada agama tanpa cinta, dan
orang bisa membual sebanyak mungkin
tentang agama mereka, tetapi jika itu tidak
mengajari mereka agar berbuat baik dan
ramah kepada manusia dan binatang, agama
itu palsu, James, dan tidak akan bertahan
jika semua hal ternyata terbalik.” Begitulah
kata John Manly.
SINOPSIS
Black Beauty
Rumah pertama yang ku ingat jelas adalah sebuah
padang rumput besar nan menyenangkan dengan sebuah
kolam berair jernih.Ketika masih kecil, aku hidup dari susu
ibu ku karena aku belum bisa makan rumput.Begitu aku
sudah cukup besar untuk dapat memakan rumput,ibuk ku
bekerja di siang hari dan pulang pada malam hari.
Ada 6 anak kuda jantan lain di padang yang berusia
lebih tua dariku,beberapa malah hampir sebesar kuda
dewasa.
Majikan kami orang yang baik dan ramah,ada juga
seorang anak tukang bajak bernama Dick yang kadang kadang
datang ke ladang kami untuk memetik buah bery hitam dari
pagar tanaman.
Di pasar kuda aku dijual dan di beli majikan baruku yang bernama
Willie. Aku di bawa ke rumah baruku, aku di masukan ke istal yang
nyaman, di beri makan, dan di tinggalkan sendirian. Lalu aku bertemu
kembali dengan Joe Green