You are on page 1of 17

Beban yang bekerja pada suatu struktur ditimbulkan oleh

gaya-gaya alamiah atau manusia, dengan kata lain terdapat


dua sumber dasar beban bangunan : geofisik dan buatan
manusia.

Gaya geofisik dibagi lagi menjadi gaya gravitasi, meteorololgi,


dan seismologi.
Karena gravitasi,beban bangunan akan menghasilkan gaya
strtukttur yang disebut BEBAN MATI.

Contoh beban Meteorologi : Angin, suhu, kelembapan, hujan,


salju, dan es.
Contoh beban Seismologi : Gempa
BEBAN MATI BEBAN HIDUP
Gaya statis yang disebabkan Gaya dinamis dan berubah-ubah
unsur-unsur dalam bangunan
Gaya berasal dari berat unsur Disebabkan oleh isi benda-benda
pendukung struktur dalam bangunan
Tidak dapat dianalisis dan Tidak dapat diperkirakan
diperkirakan
 Hanya perlu dipertimbangkan untuk atap dan daerah lain
pada bangunan yang mengumpulkan salju seperti balkon
dan teras.
 Persyaratan bangunan biasanya memperbolehkan
pengurangan presentase dari nilai beban pada atap
pelana, karena salju dapat meluncur dari atap tersebut.
Akan tetapi beberapa kondisi atap dapat mempengaruhi
perilaku angin yang kemudian menghasilkan akumulasi
beban salju setempat.
Beban hujan umumnya tidak sebesar beban salju,
akan tetapi adanya akumulasi air akan menghasilkan
beban yang besar. Beban yang besar terjadi pada
atap yang salurannya mampet. Dengan
menggenangnya air, atap akan melendut sehingga air
akan menggenang dan lendutan membesar. Hingga
pada akhirnya atap runtuh.
Dalam menghadapi beban angin, gedung pecakar
langit menggunakan dinding batu yang memiliki gaya
gravitasi yang besar sehingga aksi angin tidak dapat
mengatasi gaya-gaya tersebut. Selain itu dapat
digunakan sistem rangka kaku yang dipadukan dengan
fasad batu yang berat, bukaan kecil, kolom berjarak
rapat, unsur-unsur rangka masif dan tersusun berlapis
serta dinding partisi yang menyebabkan bobot sehingga
aksi angin tidak menjadi masalh penting.
Dalam struktur pondasi adalah titk singgung antara
bangunan dengan tanah. Maka gerak seismik bekerja
pada bangunan dengan menggoyang pondasi bolak-balik.
Masa bangunan menahan gerak ini, membangun seluruh
gaya inersia pada seluruh struktur. Aksi ini serupa dengan
inersia lateral yang dialami seseorang saat kendaraan
yang ditumpanginya berhenti. Bagaimanapun, gaya
inersia vertikal diabaikan karena bangunan sudah
dirancang untuk pembebanan vertikal statis, maka kita
hanya mempertimbangkan gaya hori zontal yang kiranya
bekerja melebihi gaya angin pada struktur. Tetapi
kebiasaan ini akhir-akhir ini sedang ditinjau kembali.
Pada bangunan yang fasade strukturnya diekspos,
membuat bangunan cenderung tidak kaku dan menjadi
sangat rentan terhadap beban. Hal ini karena struktur
dihadapkan pada lingkungan bangunan dan perubahan
musim, serta cuaca sehari-hari. Perbedaan suhu ini
menyebabkan gerak vertikal pada kulit bangunan.
Apabila suhu menurun, bangunan menyusut dan apabila
suhu meningkat maka bangunan akan mengembang.
Beban yang di timbulkan akibat getaran baik dari
dalam gedung maupun dari luar gedung

Dari dalam gedung : Lift, eskalator, peralatan mesin yang


menimbulkan getaran, kendaraan bermotor dsb.

Dari luar gedung : Gaya – gaya yang timbul akibat angin


atau gempa.
Dikarenakan ledakan oleh bahan peledak karena
sabotase atau pengapian gas yang mudah terbakar
karena kebocoran yang tidak disengaja atau api.

L edakan menimbulkan tekanan yang besar didaerah


ledakan sehingga menimbulkan beban yang sangat besar
yang dapat menghancurkan bangunan tersebut.
Efek beban harus digabung apabila bekerja
pada garis kerja yang sama dan harus dijumlahkan.
Beban kombinasi harus di evaluasi secara statistik dan
diramalkan akibatnya.

Kombinasi beban yang efektif disyaratkan


dalam peraturan. Peraturan membolehkan
peningkatan tegangan I zin sebesar 3 3 % apabila
beban hidup secara penuh digunakan bersama – sama
dengan beban angin atau gempa.

You might also like