You are on page 1of 11

SAK ENTITAS TANPA

AKUNTABILITAS PUBLIK (ETAP)


Makassar
23 Februari 2018

ACCOUNTING SEMINAR
Latar Belakang
Ikatan Akuntan Indonesia pada tanggal
17 Juli 2009 yang lalu, telah menerbitkan
Standar Akuntansi Keuangan untuk
Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik
(SAK-ETAP) atau atau The Indonesian
Accounting Standards for Non-Publicly-
Accountable Entities,
SAK ETAP

1 2 3 4 5

Konsep Pengguna Implementa Perbedaan Dampak SAK


SAK SAK si SAK SAK ETAP ETAP terhadap
ETAP ETAP ETAP dan PSAK perpajakan

Pembahasan

AYour
C CCoffee
O U Shop
N T I N G S E M I N A R 3
KONSEP SAK ETAP
Pengertian Manfaat dan Tujuan Karakteristik SAK ETAP

• SAK ETAP dimaksudkan agar 1. Stand alone accounting


• SAK ETAP ini nampak se ide
standard (tidak mengacu
semua unit usaha menyusun ke SAK Umum)
dengan International
laporan keuangan sesuai 2. Mayoritas menggunakan
historical cost concepts
Financial Reporting Standard dengan standar yang telah 3. Hanya mengatur transaksi
ditetapkan. Setiap yang umum dilakukan
for Small and Medium-sized
Usaha Kecil dan Menengah
perusahaan memiliki prinsip 4. Pengaturan lebih
Entities (IFRS for SMEs).
going concern yakni sederhana dibandingkan
SAK Umum
menginginkan usahanya 5. Tidak akan berubah
terus berkembang. selama beberapa tahun

AYour
C CCoffee
O U Shop
N T I N G S E M I N A R 4
Pengguna SAK ETAP
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) dimaksudkan untuk
digunakan entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik adalah entitas yang:
1) Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
2) Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi
pengguna eksternal.

Entitas memiliki akuntabilitas publik signifikan jika:


1) Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses pengajuan pernyataan
pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar
modal; atau
2) Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat,
seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan
bank investasi.

AYour
C CCoffee
O U Shop
N T I N G S E M I N A R 5
Implementasi SAK ETAP
PSAK ETAP mulai diberlakukan pada akhir tahun 2011. Penggunaan PSAK ini harus konsisten untuk tahun-
tahun berikutnya.

Entitas dapat menerapkan SAK ETAP secara retrospektif, namun jika tidak praktis, maka entitas diperkenankan
untuk menerapkan SAK ETAP secara prospektif.

Penerapan secara retrospektif artinya bahwa kebijakan akuntansi yang baru diterapkan seolah-olah kebijakan
akuntansi tersebut telah digunakan sebelumnya.

Kebijakan akuntansi yang digunakan oleh entitas pada saldo awal neracanya berdasarkan SAK ETAP mungkin
berbeda dari yang digunakan untuk tanggal yang sama dengan menggunakan kerangka pelaporan keuangan
sebelumnya.
Pada tahun awal penerapan SAK ETAP, entitas yang memenuhi persyaratan untuk menerapkan SAK ETAP dapat
menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP, tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang
diterapkan secara konsisten.

AYour
C CCoffee
O U Shop
N T I N G S E M I N A R 6
Perbedaan SAK ETAP dan PSAK

AYour
C CCoffee
O U Shop
N T I N G S E M I N A R 7
Perbedaan SAK ETAP dan PSAK

AYour
C CCoffee
O U Shop
N T I N G S E M I N A R 8
Isu-isu terkait SAK ETAP

Perusahaan dan organisasi yang boleh menerapkan PSAK ETAP adalah perusahaan yang memenuhi
persyaratan :
1) Tidak memiliki akuntabilitas public signifikan (tidak mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia, tidak
menerbitkan obligasi dll)
2) Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan
umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal
adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga
pemeringkat kredit.
3) Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK ETAP jika otoritas
berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan SAK ETAP.

AYour
C CCoffee
O U Shop
N T I N G S E M I N A R 9
Dampak Terhadap Perpajakan

Meskipun Otoritas Pajak (Direktorat Jenderal Pajak, Kemeterian Keuangan RI) tidak disebutkan dalam
SAK ini sebagai pengguna eksternal Laporan Keuangan, namun sejatinya DJP merupakan pengguna
ekternal juga dari Laporan Keuangan ini karena seperti dijelaskan di atas, bahwa Laporan Keuangan
merupakan dasar pembuatan SPT, dan membuat serta melaporkan SPT merupakan kewajiban bagi
setiap Wajib Pajak.

Meskipun dalam persyaratan kelengkapan SPT hanya disyaratkan Neraca dan Laporan Laba Rugi,
namun sesuai dengan SAK ETAP, seluruh komponen Laporan Keuangan di atas wajib dibuat untuk dapat
dinyatakan mematuhi SAK ETAP ini. Jika tidak membuat Laporan Keuangan seperti yang disyaratkan
dalam SAK ETAP ini, maka jika Wajib Pajak dilakukan pemeriksaan, akan dikenakan sanksi kenaikan
(bukan lagi sanksi bunga) karena tidak mematuhi Pasal 28 atau the worst case adalah dikenakan sanksi
pidana Pasal 39 yaitu tidak menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan di Indonesia sehingga
menimbulkan kerugian pada negara.

AYour
C CCoffee
O U Shop
N T I N G S E M I N A R 10
THANK YOU!
Q/N

Your Coffee Shop 11

You might also like