You are on page 1of 20

DEPRESI

Anggota Kelompok :
1. Galuh Nilam Pratiwi (1041511073)
2. Liya lilistiana (1041511101)
3. Niken Fermi Kartika (1041511127)
4. Reski Alhumaira (1041611188)
5. Setyo Utaminingsih (1041611130)
6. Novi Dwi Susilowati (1041611116)
• Depresi adalah suatu perasaan kesedihan
yang psikopatologis yang disertai perasaan
sedih, kehilangan minat dan kegembiraan.
berkurangnya energi yang menuju kepada
meningkatnya keadaan mudah lelah yang
sangat nyata sesudah bekerja sedikit saja
dan berkurangnya aktivitas. Depresi dapat
merupakan suatu gejala atau kumpulan
gejala (sindroma) (Kusumanto, 1981).
 Etiologinya sangat kompleks  banyak faktor yaitu:
Faktor Biologi, Faktor Genetik, Faktor
Hormon,Faktor Psikososial,Faktor Lingkungan
 Pasien depresi menunjukkan adanya perubahan
neurotransmitter otak antara lain : norepinefrin,
serotonin, dopamine
 Pada pasien dengan “bakat” depresi :
kemampuan menerima musibah (kematian,
kehilangan kerja, sakit, kehilangan fungsi pada
usia produktif) lebih kecil dibanding orang
normal  depresi
Gejala
Gejala intelektual
fisik atau
kognitif

Gejala Gangguan
emosional Gejala psikomotor
dan
Tanda
• Major depressive disorder, single episode
• Major depressive disorder, recurrent
• Dysthymic disorder  gejala lebih sedikit,
tapi kronis, dengan gejala terjadi hampir
pada sepanjang waktu sedikitnya 2 tahun
• Depressive disorder not otherwise specified
• Mengeliminasi atau mengurangi gejala depresi,
meminimalkan efek samping, memastikan
Tujuan kepatuhan terhadap pengobatan, membantu
pengembalian ke tingkat fungsi sebelum sakit
dan mencegah episode depresi lanjut.

• Perubahan biologis/efek berupa mood pasien.


Mood pasien dipengaruhi kadar serotonin dan
Sasaran nor-epinefrin di otak  sasarannya adalah
modulasi serotonin dan norepinefrin otak dengan
agen-agen yang sesuai.

• NON-FARMAKOLOGI
Strategi
• FARMAKOLOGI
PSIKOTERAPI
-Terapi interpersonal
berfokus pada konteks sosial depresi dan hub pasien dengan orang lain
-Terapi kognitif-behavioral
berfokus pada mengoreksi pikiran negatif, perasaan bersalah yang tidak rasional
dan rasa pesimis pasien

ELECTROCONVULSIVE THERAPY (ECT)


aman dan efektif

ECT diindikasikan pada :


-depresi yang berat
-diperlukan respons yang cepat,
-treatment lain lebih besar resiko daripada manfaatnya,
-respon terhadap obat jelek, dan
-merupakan pilihan terakhir jika treatment lain tidak berhasil
GOLONGAN MEKANISME AKSI CONTOH
Antidepresan Klasik Menghambat resorpsi Trisiklik :
(Trisiklik & dari serotonin dan 1. Amin tersier :
Tetrasiklik) noradrenalin dari sela Amitriptilin ,
sinaps di ujung-ujung Klomipramin,
saraf. Doksepin,
Imipramin,
Trimipramin
2. Amin sekunder :
Desipramin,
Nortriptilin,
Protriptilin

Tetrasiklik :
Maproptilin, Mirtazapin
GOLONGAN MEKANISME AKSI CONTOH
SSRIs (selective Menghambat re-uptake Citalopram,
serotonin dari serotonin dan Escitalopram,
reuptake inhibitors) noradrenalin Fluoksetin,
Fluvoksamin,
Paroksetin, Sertralin
MAO blocker Menghambat enzim Fenelzin dan
mono-amin-oksidase tranylcypromin
(MAO), sehingga
meningkatnya
norepinefrin, serotonin
dan dopamin
Penghambat ambilan Menghambat ambilan Venflaksin
serotonin / NE yang poten dan
norepinefrin menghambat ambilan
DA yang lemah
Aminoketon Pengeblokan ambilan Bupropion
Dopamin
GOLONGAN MEKANISME AKSI CONTOH
Triazolpiridin Bersifat antagonis pada Nefazodon, Trazodon
reseptor 5-HT2 dan
menghambat ambilan
kembali 5-HT.
Keduanya memiliki
afinitas yang tidak
berarti terhadap reseptor
kolinergik dan
histaminergik
Dibenzoksazepin Menghambat ambilan Amoksapin
NE, dengan efek lebih
kecil terhadap ambilan
5-HT
Bapak Dani dengan umur 30 tahun, beliau datang
berkonsultasi ke psikater atas anjuran dari salah satu
rekannya. Beliau bercerita selama 1 bulan terakhir ini
merasa sedih berkepanjangan di mana hampir tak ada satu
haripun ia merasa bahagia dan aktivitasnya terbatas di
dalam rumah saja. Satu bulan lalu ternyata ia baru saja di
PHK dari pekerjaannya. Rasa sedihnya disertai dengan
penurunan berat badan yang nyata sekitar 4-5 kg karena
hilangnya nafsu makan, kehilangan semangat dalam
melakukan aktivitas sehari-hari, sulit untuk jatuh tidur atau
kalau pun bisa ia mudah sekali terbangun dari tidurnya.
Setelah beberapa saat kemudian, Bapak Dani bercerita
bahwa perasaan sedihnya bertambah parah semenjak dua
minggu terakhir, ia menjadi mudah menangis tanpa sebab-
sebab yang jelas dan ia merasa pesimis dengan masa
depannya serta keluarganya. Akhir-akhir ini, ia berpikir
bahwa hidupnya tidak berharga dan lebih baik ia mati saja.
Semenjak di PHK Bapak D juga tidak pernah lagi
mencoba mencari pekerjaan baru karena merasa putus asa
dengan hidupnya selain itu saat ini dia menjadi menarik diri
dari pergaulan padahal dahulu ia dikenal sebagai orang yang
aktif dalam kegiatan RT di lingkungannya. Rasa sedihnya
menjadi bertambah parah karena Bapak D mulai kebingungan
akan pembiayaan hidupnya sehari-hari beserta keluarganya.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan, TD = 120/80
mmHG, Nadi = 86x/menit, RR = 22x/menit, Suhu tubuh =
36,8 oC.
SUBJEKTIF
 Jenis kelamin : Laki – laki
 Usia : 30 tahun
 Keluhan : Merasa sedih disertai dengan
penurunan berat badan yang nyata sekitar 4-5 kg
karena hilangnya nafsu makan, kehilangan
semangat dalam melakukan aktivitas sehari-hari,
sulit untuk tidur atau kalau pun bisa ia mudah
sekali terbangun dari tidurnya.
OBJEKTIF
 Keadaan umum : Tampak sehat
 TD = 120/80 mmHG
 Nadi = 86x/menit
 RR = 22x/menit
 Suhu tubuh = 36,8 Oc

ASSESMENT
 Gejala-gejala menunjukkan bagian dari gangguan
depresi mayor
PLAN
Non Farmakologi:
 Pemberian Psikoterapi

Terapi perilaku kognitif bertujuan untuk mengubah perilaku dan sikap


yang berkontribusi terhadap depresi. Psikoterapi interpersonal bertujuan
untuk meningkatkan faktor interpersonal seperti kurangnya ketrampilan
sosial yang berkontribusi terhadap depresi. Terapi perilaku kognitif dan
psikoterapi interpersonal diberikan selama 6-12 minggu, 1 jam per sesi
telah terbukti efektif dalam memperbaiki kondisi depresi. Meskipun
penelitian yang melibatkan wanita hamil masih sangat terbatas.

 ECT
Terapi elektrokonvulsif (elektrokonvulsive therapy–ECT) merupakan
terapi yang aman untuk semua sub tipe gangguan depresi mayor. Terapi ini
diberikan jika diharapkan respon yang cepat,terapi lain memberikan resiko
yang lebih besar dibangdingkan manfaatnya, pemberian obat tidak
memberikan respon yang baik, atau preverensi pasien terhapat ECT. ECT
dilaporkan memberikan respon terapetik yang cepat (10–14 hari).
Farmakologi :

 Antidepresan SSRI Fluoksetin


 Dosis lazim : 20 mg sehari pada pagi hari, bila perlu
sampai maksimum 80 mg/hari.
 Kontra Indikasi : Hipersensitif terhadap fluoxetin, gagal
ginjal yang berat, penggunaan bersama MAO
 Interaksi Obat : MAO, Lithium, obat yang merangsang
aktivitas SSP, anti depresan, triptofan, karbamazepin, obat
yang terkait dengan protein plasma
 Perhatian : Penderita epilepsi yang terkendali, penderita
kerusakan hati dan ginjal, gagal jantung, jangan
mengemudi / menjalankan mesin.

You might also like