Professional Documents
Culture Documents
• Kanker payudara (Carcinoma mammae) adalah suatu penyakit neoplasma yang ganas berasal
dari parenchyma.
• Berdasarkan data Global Burden of Cancer angka kasus kanker mammae di Indonesia 26
per 100.000 perempuan, dan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun
2007 menunjukkan kejadian kanker mammae mencapai 21,69 persen, lebih tinggi dari
kanker serviks yang angkanya 17%.
• Efusi pleura maligna (EPM) merupakan komplikasi penting pada pasien dengan
keganasan intratorakal dan ekstratorakal.
• Walaupun semua sel ganas dapat menyebabkan EPM, tetapi lebih dari 75% EPM disebabkan oleh
keganasan di paru, payudara, atau ovarium, serta limfoma.
BAB 2 PROFIL PASIEN
Identitas pasien
• Nama : Ny. P
• Umur : 58 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• No. RM : 328831
• Alamat : Tulang Bawang
• Pekerjaan : IRT
• Suku : Jawa
• Agama : Islam
• Status Perkawinan : Kawin
• Ruang Rawat : Ruang Bedah Atas RSUD Ahmad Yani
Keluhan Utama
Anamnesis
• Nyeri pada pinggang sejak 1 bulan yang lalu Diambil dari : Autoanamnesa
Tanggal : 15 Januari 2018
Keluhan Tambahan Pukul : 18.30 WIB
• Benjolan pada kedua payudara sejak 7 bulan yang lalu. Riwayat melena sejak 2
minggu yang lalu
• Pasien mengatakan tidak ada keluarga yang menderita sakit seperti ini sebelumnya,
riwayat Asma (-), Hipertensi (-), DM (-), Alergi (-)
•Riwayat penyakit serupa (-),riwayat Asma (-), Hipertensi (+), DM (-), Alergi (-)
Riwayat Pribadi
•Pernapasan : 30 x/menit
Airway
•Clear, mallampati 1, terdapat gigi ompong. Jarak antara gigi atas dan bawah
kira-kira > 3 jari, deviasi septum (-), discharge (-), polip (-), leher pendek (+),
trakhea teraba di tengah/deviasi (-), perbesaran kelenjar tiroid (-)
Breathing
• Pasien tampak sesak. Nafas spontan, normochest. RR 30 kali per menit,
reguler, tidak terdapat retraksi, trakea terletak di median, suara nafas rhonki
+/- ,Ekspansi kedua paru simetris +/+
Circulation • Kulit hangat, TD 200/110, nadi 120 kali per menit, reguler, S1>S2 reguler,
gallop (-), murmur (-).
Disability • Keadaan umum kurang baik, gizi lebih, kesadaran Compos mentis, pupil
bulat, isokor, 2 mm / 2 mm, reflek cahaya +/+.
KEPALA LEHER
• Bentuk : Normochepali, bulat, simetris
• Kelenjar getah bening : ada pembesaran
• Rambut : Hitam dan ikal kelenjar getah bening
Inspeksi :
Terdapat luka pada payu dara kanan yang sudah mengering.
Paru Jantung
• Inspeksi : Pulsasi iktus kordis tidak terlihat
• Inspeksi : Bentuk dan pergerakan
pernafasan simetris • Palpasi : Iktus kordis teraba ICS V linea mid clavicula
sinistra
• Palpasi : Fremitus taktil ka=ki
• Perkusi : Redup pada paru kanan • Perkusi :
Batas jantung atas di ICS II
• Auskultasi :Vesikuler (+/-) Wheezing Batas jantung kanan di ICS IV linea sternalis dextra,
(-/-), Rh (+/-) Batas jantung kiri di ICS V linea mid clavikula sinistra
pinggang jantung di ICS III linea parasternalis sinistra
Foto Thorax AP
• Effusi pleura dextra sugestif e.c pulmonal metastase subpleural types
• Besar cor tidak valid dinilai
• Curiga bone metastase pada Vth5-Vth6 dan Vth11-Vth12
Diagnosis Kerja
Status Fisik
Maintenance (M) 80 80 80
• Keluhan Tambahan
1.Nyeri tulang (vertebra, femur)
2.Sesak dan lain sebagainya
• Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan darah rutin dan pemeriksaan kimia darah sesuai dengan
perkiraan metastasis.
2. Tumor marker : apabila hasil tinggi, perlu diulang untuk follow up
• Pemeriksaan Pencitraan
1. Mammografi Payudara
2. USG payudara
3. MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan CT-SCAN
4. Pemeriksaan Patologi Anatomi
5. Pemeriksaan Immunohistokimia
TATALAKSANA
1. Operasi
Dikenal berbagai jenis operasi kanker payudara; mulai dari :
• Radikal mastektomi
• Supra radikal mastektomi
• Modified radical mastektomi
• Simpel mastektomi (+ Radiasi)
• Breast concerving treatment (operasi terbatas + radiasi)
• Sentinel node biopsi
2. Radiasi
3. Kemoterapi
4. Hormonalterapi
5. Imunoterapi
STADIUM
KOMPLIKASI
Prokain 1 Singkat
(Novocaine)
Kokain 2 Menengah
Tetracaine 16 Panjang
(Pantocaine)
2. Golongan amide-amide
Mepivakain 2 Menengah
Prilokain 3 Menengah
Lidokain 4 Menengah
Etidokain 16 Panjang
Bupivakain 16 Panjang
Ropivakain 16 Panjang
Levobupivakain 16 Panjang
PERBEDAAN ANESTESI LOKAL TIPE ESTER DAN
AMID:
• kurang stabil dalam larutan (prokain, ametokain),
• lebih mudah dipecah oleh kolinesterase plasma,
• Absorpsi sistemik anestesi lokal suntik ditentukan oleh beberapa faktor, antara lain dosis,
tempat penyuntikan, ikatan obat dengan jaringan, aliran darah setempat, penggunaan
vasokonstriktor (misalnya epinefrin), dan sifat fisikokimiawi obat.
EFEK VASOKONSTRIKTOR
• Zat vasokonstriktor seperti epinefrin mengurangi absorpsi sistemik anestesi lokal dari tempat
penyuntikannya dengan menurukan aliran darah di daerah tersebut.
• Konsentrasi anestesi lokal meningkat pada tempat penyuntikan sehingga efek makin baik
• Menghambat toksisitas sistemik
METABOLISME DAN EKSKRESI
• Tipe amide diubah dalam hati sedangkan tipe ester dalam plasma, di mana keduanya diubah
menjadi metabolit yang lebih larut dalam air dan diekskresikan dalam urin.
• Anestesi lokal tipe ester sangat cepat dihidrolisis dalam darah oleh butirilkolinesterase menjadi
metabolit tidak aktif sehingga memiliki waktu paruh plasma yang sangat singkat (<1 menit).
FARMAKODINAMIK
EFEK PADA SARAF
5. Efek pada membran sel otot jantung memiliki makna klinis yang besar (antiaritmia)
INDIKASI
Indikasi
• Tindakan anestesi lokal diindikasikan pada:
• Setiap prosedur di mana anestesi lokal menghasilkan kondisis operasi yang nyaman/memuaskan.
Tensi tidak meningkat sehingga memperkecil terjadinya perdarahan.
• Penyakit paru, di mana posisi operasi yang tidak mampu terlentang (supinasi)
• Riwayat reaksi tidak baik dengan anestesi umum (muntah, pulih terlambat)
• Antisipasi masalah dengan rumatan jalan napas atau intubasi
• Operasi darurat tanpa puasa adekuat
KONTRAINDIKASI
• Absolut:
• Pasien menolak anestesi lokal
• Alergi
• Infeksi di tempat suntikan
• Terapi antikoagulan
• Gangguan perdarahan
• Pemakaian adrenalin pada anestetik lokal untuk pasien dengan terapi tricyclic anti depressants
• Relatif:
• Pasien kurang kooperatif
• Pasien dengan kelainan neurologis, sebab jika terjadi eksaserbasi akan menyalahkan teknik anestesi tersebut
BAB 4 PEMBAHASAN
• Pada kasus ini, Pasien Ny. P dengan diagnosis Ca mamae metastasis tulang dilakukan tindakan
biopsi. Sebelum tindakan operasi perlu dilakukan pre operasi untuk mengetahui status fisik
pasien. Pada pasien ini status fisik masuk ke dalam ASA III. Selain itu dilakukan pemeriksaan
laboratorium untuk melihat leukosit, Hb, trombosit, dan sebagainya untuk memutuskan pilihan
teknik anestesi.
• Premedikasi pada pasien ini berupa fentanyl 80 mcg atau sekitar 1,5 cc pada sediaan 100mcg/
2ml sebagai analgetik. Pasien juga mendapatkan obat analgetik ketorolac 30mg/1 ml dan
tramadol 100mg/2ml. Pasien dianestesi dengan teknik anestesi lokal dengan lidokain 2% dengan
dosis 4,5 x 40 kg yaitu 180 mg atau sekitar 9cc pada sediaan lidokain 40mg/2ml.
• Cairan yang diberikan selama operasi adalah Ringer Laktat sebanyak 500 cc.
• Lama operasi pada pasien ini adalah 15 menit.
• Pasien kemudian dibawa ke ruang pemulihan (Recovery Room). Selama di ruang pemulihan, jalan
nafas dalam keadaan baik, pernafasan spontan dan adekuat serta kesadaran baik. Kemudian
digunakan penilaian pemulihan anestesi dengan menggunakan skala aldrette. Pada pasien ini,
total penilaian dengan menggunakan skala aldrette adalah 9 sehingga pasien dapat di bawa ke
ruang perawatan SpO2 pasien baik.
TERIMAKASIH