You are on page 1of 36

Fluid responsiveness

Rafli Elzandri 406151078


Pembimbing : dr. I Nyoman Gede Panji
Universitas Tarumanagara
Fluid Responsiveness
 Definisi : peningkatan stroke volume sebanyak
10-15% dari nilai awal setelah pemberian
cairan cristaloid sebanyak 500 ml dalam 10-15
menit
 Penilaian peningkatan stroke volume pada
pengisiian cairan  fluid responsiveness
 Stroke volume (SV) volume darah yang di
pompakan ventrikel tiap kali kontraksi
 Cardiac output (CO) jumlah darah yang di
pompakan ventirikel setiap menit
 CO= SV X HR
STROKE VOLUME
 SV= EDV – ESV
 EDV  Jumlah volume darah di ventrikel
sebelum berkontraksi
 ESV  Sisa volume darah di ventrikel
setelah kontraksi
 Faktor yang mempengaruhi stroke volume :
◦ Preload
◦ Kontraktilitas
◦ Afterload
Fluid Responsiveness
 Penilaian fluid responsiveness menggunakan
metode tekanan darah, CVP, PCWP 
mulai di pertanyakan ???
 Osman et all : fluid responsiveness
◦ CVP<8mmHg  nilai kebeneran 47%
◦ PCWP <12mmHg nilai kebenaran 54%
Cardiac Output
Fungsi Jantung dan Aliran Balik Vena
 Hukum Frank- Starling abad ke 19
◦ Otto Frank : peningkatan kontraksi ventrikel
ketika otot jantung meregang
◦ Ernest Starling : peningkatan tekanan pengisian
ventrikel disebabkan oleh peningkatan aliran balik
vena yang menyebabkan terjadi perubahan pada
stroke volume
 Perubahan pada stroke volume :
1. Aliran balik vena
2. Preload
3. Right atrial pressure (RAP)
Kurva Fungsi Jantung
Fungsi Jantung dan Aliran Balik Vena
 75% volume darah berada pada vena
 Volume darah pada intravaskular di bagi menjadi 2 :
◦ Stressed volume  ketika volume darah menyebabkan
terjadinya peregangan pada PD
◦ Unstressed volume volume darah yang mengisi PD tanpa
menyebabkan terjadinya tekanan PD
 Aliran balik vena (VR) adalah volume darah yang
kembali ke jantung
 MSFP : tekanan yang dihasilkan oleh sistem pembuluh
darah saat sirkulasi daya dorong darah sistemik ke
jantung
 Aliran balik vena di tentukan oleh MSFP dan RAP
 VR=(MSFP-RAP)/Rv
Aliran balik vena
 Peningkatan aliran balik vena dapat
disebabkan :
1. Penurunan RAP
2. Penurunan Rv
3. Peningkatan MSFP
Penilaiaan Fluid Responsiveness
Fluid
Responsiveness
Test
Test statis Ultrasound
dinamic

•Tanda-tanda 1. Passive Leg


vital Raising •Echokardiography
•CVP 2. End expiratory •Ultrasound paru
•PCWP occlusiion test
•CXR
•PiCCO
Bahaya Overload Cairan
1. Meningkatkan resiko kematian
2. Memperpanjang waktu
perawatan di ICU
3. Memperpanjang penggunaan
ventilator mekanik
Bahaya kekurangan cairan
1. Kerusakan organ
2. Hipoksia jaringan
3. Kematian
Sensistivitas dan Spesifistas
 Sensisitivitas adalah proporsi subyek
berpenyakit yang bereaksi positif terhadap
pengujian penyakit yang bersangkutan(the
proportion of true positives that are detected
by the method)
 Spesifisitas: proporsi subyek tanpa
penyakityang bereaksi negatif terhadap
penyakityang bersangkutan (the proportion
of true negatives that are detected)
Sensitivitas dan Spesifitas

Penyakit Penyakit
(+) (-)
Tes + Positif Positif
benar palsu
Tes - Negatif Negatif
palsu benar
Fluid Responsiveness

TEST STATIS
Central Venous Preasure
 CVP: Penilaian tekanan dari artium kanan atau vena
cava superior
 CVP menilai volume intravaskular
◦ CVP rendah  volume berkurang (<4)
◦ CVP tinggi volume meningkat (>15)
 Nilai normal CVP : menggunakan transducer atau
manometer
◦ 5-10 cm H2O
◦ Ventilator naik 3-5 Cm H2O
 Penilaian CVP untuk menilai respon cairan 
kontroversi
◦ 73%  AMERIKA
◦ 84%  EROPA
Central Venous pressure
Tekanan nadi variasi stroke volume
 Tekanan nadi  sistolik-diastolik
 Nilai normal tekanan nadi :
◦ 40-60 mmHg
 Pengukuran tekanan nadi  responsi cairan
 menilai stroke volume
◦ 88%  sensivitas
◦ 89% spesifisitas
Tekanan nadi variasi stroke volume
 Invasive artrial pressuremenilai variasi stroke
volume menggunakan ventilasi mekanik pada
pasien vasokonstriksi berat
◦ Nilai normal beda 2-8 mmHg NIBP
◦ Kritis : 10-30 mmHg NIBP
 Dapat digunakan untuk menilai responsi cairan
terutama pada pasien yang menggunakan ventilasi
dengan tidal volume rendah atau pada pasien post
OP GIT
 Photolepthysimography
 SVV(%) = maksimal SV-min SV / rata-rata SV
 Nilai rata-rata di cari pada max sv dan min sv
pada 4 nilai dalam 30 detik
Variasi stroke volume
Variasi Diameter Vena Cava
 Prinsip penilianan diameter vena cava  interaksi antara paru dan
jantung
 Ventilasi mekanik perubahan tekanan intrathorakal vena kava
menyempit akibat tertekan  volume darah mengecil.
 Penilaian diameter vena cava :
◦ Transesophageal Echocardiographic  gambaran “collapsibility” pada
responsi cairan
◦ IVC: 1,5-2,5cm
 Penilaian INDEKS COLAPSIBILITY >12%  Nafas spontan
◦ IVC COLLPASIBILITY = (MAX DIAMETER-MIN DIAMETER) / MEAN
DIAMETER X 100
 Penilaian INDEKS DISTENSIBILITY >18%  Nafas menggunakan
ventilator
◦ IVC COLLPASIBILITY = (MAX DIAMETER-MIN DIAMETER) / MIN DIAMETER
X 100
 Sensitivitas : 76%
 Spesificitas : 86%
Pullmonary Capilary Wedge
Pressure
PiCCO
TEST DINAMIS
Passive Leg Raising
 PLR dapat meningkatkan aliran balik vena
 Digunakan sebagai diagnostik test
 Sensitivitas 85%
 Spesificitas 91%
Teknik penilaian:
 Pasien duduk 45º, posisi badan padan pasien
terlentang
 Lalu bagian atas badan dan kepala di posisikan
terlentang dan bagian kaki dinaikan sampai 45
 Maksimal efek didapatkan 30-90 detik kemudian
 Nilai kenaikan SV dengan menggunakan CO
Passive Leg Raising
 Keuntungan :
◦ Reversible
◦ Tidak infasiv
◦ Mudah dilakukan pada pasien nafas spontan dan
gangguan aritmia
◦ Dapat diulang beberapa kali tanpa takut dengan
resiko edem pulmo
 Kerugian :
◦ Perlu dihentikan apabila terjadi intervensi
◦ Kointraindikasi pada beberapa pasien
◦ Tidak dapat digunakan pada pasien yang
mengalami peningkatan tekanan intra abdominal
Passive Leg Raising
End ekspiratory oclusion test
 Digunakan pada pasien yang menggunakan
ventilasi mekanik.
 Penilaian EEO tidak boleh <15 detik
dibutuhkan waktu untuk terjadi perubahan
preload menjadi sirkulasi pulmuoner
 Keuntungannya :
◦ Mudah dilakukan
◦ Dapat menilai perubahan kecil pada CO
 Kerugian :
◦ Tidak bisa dilakukan pada pasien yang tidak
menggunakan ventilator
◦ Pasien yang tidak bisa di interupsi <15 detik
End ekspiratory oclusion test
 Teknik penilaian :
◦ Ventilator di stop selama 15 detik ketika
tekanan positif pada akhir ekspirasi
◦ Nilai perubahan cardiac output
End Expiratory Ocllusion Test
TERIMA KASIH

You might also like