You are on page 1of 23

BAGIAN/SMF ILMU BEDAH

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA


RUMAH SAKIT UMUM DR. ZAINOEL ABIDIN
BANDA ACEH
2017

Laporan Kasus

Tumor Intraoral
Oleh:
Amanda Putra
Isna Magfirah Khaerani

Pembimbing:
Dr. Noer Faisal Darmi, Sp.B (K)-Onk
PENDAHULUAN

 Tumor intraoral merupakan pertumbuhan


jaringan neoplastik di rongga mulut, terdiri dari
massa sel abnormal yang mengganggu mutasi
genetik dan menghambat siklus sel normal,
yang mengakibatkan pertumbuhannya tidak
terkendali.
300.400 kasus baru di seluruh dunia
tahun 2012

Laki-laki dan perempuan adalah 2:1.

Merokok dan alkohol merupakan


faktor resiko utama
 Tumor intraoral adalah kelompok bersifat
destruktif.
 Hanya mencakup sebagian kecil kematian
akibat keganasan, kelainan fungsional dan
kosmetik terkait dengan proses penyakit dan
perawatannya, dikombinasikan dengan
tingkat kelangsungan hidup yang buruk,
meningkatkan kepentingan dari diagnosis
dan tatalaksana penyakit tumor intraoral.
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

 Tumor intraoral merupakan pertumbuhan


jaringan neoplastik di rongga mulut, terdiri dari
massa sel abnormal yang mengganggu mutasi
genetik dan menghambat siklus sel normal,
yang mengakibatkan pertumbuhannya tidak
terkendali.
Etiologi

• Bersifat multifaktorial.
• Tidak satu pun penyebab tumor intraoral
ditemukan secara pasti, tetapi kedua faktor
ekstrinsik dan intrinsik mungkin berhubungan.
Faktor Intrinsik Faktor Ekstrinsik
• 1. Penyakit sistemik • 1. Merokok
• 2. Infeksi • 2. Alkohol
Faktor Resiko
• 1. Tembakau
• 2. Alkohol
• 3. Virus
• 4. Diet
• 5. Riwayat Keluarga dengan Head and
Neck Squamous Cell Carcinoma.
(HNSCC)
• 6. Immunodeficiency
• 7. Candida
Manifestasi Klinis

• Tahap awal terjadinya tumor intraoral bisa luput dari


perhatian dikaitkan karena lesi awal bisa terasa tidak
menyakitkan namun disertai dengan sedikit perubahan fisik.
• Gejala tahap awal dapat mencakup bercak merah atau
putih yang persisten, ulkus non-penyembuhan,
pembengkakan atau pembesaran progresif, perubahan
permukaan yang tidak biasa, mobilitas gigi yang tiba-tiba
tanpa sebab yang jelas, perdarahan oral yang tidak biasa
atau epitaxis dan suara serak yang berkepanjangan.
• Gejala tahap akhir dapat mencakup area terindurasi,
paresthesia atau dysesthesia pada lidah atau bibir, obstruksi
jalan nafas, media otitis serosa kronis, otalgia, trismus, disfagia,
limfadenopati serviks, nyeri persisten atau nyeri yang dirujuk.
Pemeriksaan Fisik dan Diagnosis
• 1. Pemeriksaan di regio oris / mulut oleh
petugas kesehatan, dokter gigi, ahli bedah
mulut dapat menunjukkan lesi yang terlihat
dan / atau teraba (dapat dirasakan) pada
bibir, lidah, atau area mulut lainnya. Seiring
pembesaran tumor, bisa menjadi bisul dan
berdarah.
• 2. Kesulitan berbicara / bicara, masalah
kunyah, atau kesulitan menelan mungkin
akan terjadi.
• 3. Pemeriksaan khusus untuk diagnosis, dapat
berupa pemeriksaan biopsi jaringan.
Penatalaksanaan

1. Pembedahan
2. Bedah dengan radioterapi
3. Kemoterapi
IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. Sn
Umur : 57 Tahun
No. CM : 1-13-17-02
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Blangkejeren, Aceh Tenggara
Suku : Aceh
Agama : Islam
Status : Kawin
Tanggal Masuk : 7 Juli 2017
Tanggal Pemeriksaan : 7 Juli 2017
ANAMNESIS
ANAMNESIS
KU Benjolan di bibir sejak 3 bulan

Pasien merupakan pasien rujukan dari RSUD di Aceh


Tenggara dengan keluhan benjolan di bibir yang telah
RPS dialami sejak 3 bulan yang lalu. Awalnya benjolan pertama
kali muncul 3 tahun yang lalu dengan permukaan halus
seperti bentol pada alergi dan warna menyerupai kulit yang
semakin lama semakin membesar. Pada saat benjolan yang
semakin lama membesar pertama kali muncul, pasien
berobat ke mantri di desanya dan mantri tersebut
memotong benjolan tersebut. Namun benjolan kembali
muncul sehingga mantri tersebut kembali memotong
benjolan tersebut. Pada saat benjolan muncul yang ketiga
kalinya, pasien dirujuk ke rumah sakit di Medan untuk
melakukan prosedur biopsi. Setelah itu benjolan kembali
muncul dengan permukaan benjolan tidak rata dan
menghitam. Pasien datang ke rumah sakit daerah dan dari
rumah sakit daerah pasien dirujuk ke RSUDZA.
RPD Riwayat penyakit dahulu disangkal

Tidak ada anggota keluarga yang mengalami hal


RPK
yang sama dengan pasien.

RPO Pasien tidak mengonsumsi obat-obatan

Pasien merupakan janda dengan status cerai mati


RKS
VITAL SIGN

GCS: 80 kali / 20 kali / Aksila: 120/80


E4M6V5 menit menit 36,6 °C mmHg
PEMERIKSAAN FISIK

Status Lokalis at Regio Oris


I : Benjolan di bibir (+) luka (+)
P : Nyeri (+)

Leher : pembesaran
KGB leher (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
TATALAKSANA

Non Farmakologi

• IVFD RL 20gtt/menit
Terapi Pembedahan
• Sebelum pembedahan
• Sesudah pembedahan
PEMBAHASAN
Perempuan, 57 tahun dengan keluhan benjolan
di bibir sejak 3 bulan dan merupakan pasien
rujukan dari RSUD di Aceh Tenggara. Awalnya Gejala yang dialami
benjolan pertama kali muncul 3 tahun yang lalu pasien berupa benjolan
dengan permukaan halus seperti bentol pada yang timbul dan semakin
alergi dan warna menyerupai kulit. Benjolan
membesar merupakan
awalnya kecil namun lama-lama membesar.
gejala merupakan
Pada saat benjolan yang semakin membesar
pertama kali muncul, pasien berobat ke mantri pertumbuhan jaringan
di desanya dan mantri tersebut memotong neoplastik di rongga
benjolan tersebut. Namun benjolan kembali mulut, terdiri dari massa sel
muncul sehingga mantri tersebut kembali abnormal yang
memotong benjolan tersebut. Pada saat mengganggu mutasi
benjolan muncul yang ketiga kalinya, pasien genetik dan menghambat
dirujuk ke rumah sakit di Medan untuk siklus sel normal, yang
melakukan prosedur biopsi. Setelah itu benjolan mengakibatkan
kembali muncul dengan permukaan benjolan pertumbuhannya tidak
tidak rata dan menghitam. Pasien datang ke terkendali.
rumah sakit daerah dan dari rumah sakit
daerah pasien dirujuk ke RSUDZA.

You might also like