You are on page 1of 20

PENERAPAN DISKRESI PEMERINTAH DAERAH

DALAM MENDORONG PENGEMBANGAN


DUNIA USAHA

Jose Silitonga, SH, MH


Dosen Universitas Trisakti dan Ketua DPC-Asosiasi Advokat Indonesia
BIODATA

Peduli Pendidikan dan Praktisi Hukum, Aktivis L.H., Peduli


Pemberdayaan SDM Masyarakat Tertindas
Nama : TP JOSE SILITONGA. SH., MA., M.Pd.
Tempat/Tgl Lahir : Tarutung (Tapanuli Utara), 25 Mei 1952
Agama : Kristen Protestan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Advokat / Penasehat Hukum
Alamat : Jalan Musik Raya Blok Q No 31,
Kecamatan Kelapa Gading, Jakarta Utara
Pendidikan Terakhir : S-2 Magister Pendidikan Kristen (2014)
STT Periago, Jakarta
Bidang Pendidikan : Dosen STMT Trisaksti dan STT Periago.
Organisasi : Ketua DPC Asosiasi Advokad Indonesia (AAI)
Depok, Jawa Barat
KONDISI EMPIRIK INDONESIA
KONDISI BIROKRASI DAERAH
URGENSI
MANAJEMEN PEMERINTAHAN DAERAH
Latar Belakang Tujuan
a. pelayanan birokrasi yang baik, a. menciptakan tertib penyelenggaraan
efisien, efektif, dan berpihak pada administrasi pemerintahan;
kepentingan masyarakat. b. menciptakan kepastian hukum;
c. mencegah terjadinya penyalahgunaan
b. tindakan dan keputusan pejabat wewenang;
administrasi pemerintahan harus d. menjamin akuntabilitas badan
berdasarkan pada hukum dan dan/atau pejabat pemerintahan;
peraturan perundang-undangan. e. memberikan perlindungan hukum
kepada warga masyarakat dan aparatur
c. kelemahan administrasi pemerintahan;
pemerintahan (birokrasi) yang f. melaksanakan ketentuan peraturan
belum menerapkan prinsip-prinsip perundang-undangan dan menerapkan
tata pemerintahan yang baik. asas-asas umum pemerintahan yang
baik; dan
g. memberikan pelayanan yang sebaik-
baiknya kepada masyarakat.
UU NO. 23
TAHUN 2014
Tentang
Pemerintahan
Daerah
Undang-Undang
Nomor 28 Tahun UU No 25
1999 Tahun 2009
penyelenggara
negara yang bersih tentang
dan bebas dari Pelayanan
korupsi, kolusi dan Publik
nepotisme

DISKRESI
PEMERINTAH
DAERAH
UU No. 30 UU No. 5
Tahun 2014 Tahun 2014
tentang tentang
Administrasi Aparatur Sipil
Pemerintahan Negara

13 PAKET
KEBIJAKAN
EKONOMI
5
Pemerintah Masyarakat

Jabatan Kewenangan Pelayanan Publik


UU
AS
Pejabat Penggunaan Tuntutan dan
N Kewenangan Harapan
Jabatan Pemimpin
Tinggi Pengambilan Hak dan
Jabatan Fungsionl Keputusan Kewajiban
Tindakan Adm
Jabatan Mendahulukan
Administrasi • Diskresi Peran dari
• Sengketa Kewenangan Wewenang
• Konflik Kepentingan
Kedaulatan berada di UUD 1945 ps.1 ayat (3)
tangan rakyat dan
dilaksanakan
menurut Undang-Undang Negara Indonesia
Dasar adalah Negara Hukum

Administrasi Sistem
Penyelenggaraan
Pemerintahan Pemerintahan

• Upaya
keberatan
• Upaya banding
Keputusan
dan/atau
Tindakan Upaya
Aparat
Administrasi Administratif
Pengawas Pemerintahan

Pejabat Warga
• Atribusi Pemerintahan Asas Umum Pemerintahan Masyarakat
yangbaik
• Delegasi
• Mandat
SUMBER KEWENANGAN

ATRIBUSI DELEGASI MANDAT

pemberian pelimpahan pelimpahan


Kewenangan kepada Kewenangan dari Kewenangan dari
Badan dan/atau Badan dan/atau Badan dan/atau
Pejabat Pemerintahan Pejabat Pemerintahan Pejabat Pemerintahan
oleh Undang-Undang yang lebih tinggi yang lebih tinggi
Dasar Negara Republik kepada Badan kepada Badan
Indonesia Tahun 1945 dan/atau Pejabat dan/atau Pejabat
atau Undang-Undang Pemerintahan yang Pemerintahan yang
lebih rendah dengan lebih rendah dengan
tanggung jawab dan tanggung jawab dan
tanggung gugat tanggung gugat tetap
beralih sepenuhnya berada pada pemberi
kepada penerima mandat.
delegasi
PENYIMPANGAN DISKRESI

Melampaui Wewenang Mencampuradukkan Tindakan


Wewenang Sewenang-Wenang
a. bertindak melampaui
batas waktu berlakunya a. menggunakan dikeluarkan oleh
Wewenang yang Diskresi tidak sesuai pejabat yang tidak
diberikan oleh
dengan tujuan berwenang
ketentuan peraturan
perundang-undangan; Wewenang yang
b. bertindak melampaui diberikan;
batas wilayah b. tidak sesuai dengan
berlakunya Wewenang ketentuan Pasal 26,
yang diberikan oleh Pasal 27, dan Pasal
ketentuan peraturan 28; dan/atau
perundang-undangan; c. bertentangan
dan/atau
dengan AUPB
c. tidak sesuai dengan
ketentuan Pasal 26,
Pasal 27, dan Pasal 28.

Tidak Sah Dapat Dibatalkan Tidak Sah


PENERAPAN DISKRESI DALAM BENTUK: IZIN,
DISPENSASI, DAN KONSESI
Izin
• diterbitkan persetujuan sebelum kegiatan dilaksanakan; dan
• kegiatan yang memerlukan perhatian dan/atau memenuhi ketentuan
khusus.

Dispensasi
• diterbitkan sebelum kegiatan dilaksanakan;
• merupakan kegiatan pengecualian terhadap suatu larangan atau
perintah.

Konsensi
• diterbitkan sebelum kegiatan dilaksanakan;
• diperoleh dari kesepakatan Badan/Pejabat pemerintahan dgn swasta;
LARANGAN PENYALAHGUNAAN KEWENANGAN

• melampaui masa jabatan atau batas waktu berlakunya


Larangan wewenang;
Melampaui
• melampaui batas wilayah berlakunya wewenang; atau
Wewenang
• bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

Larangan • menggunakan di luar substansi atau materi wewenang


Mencampur- yang diberikan; atau
adukan • bertentangan dengan tujuan wewenang diberikan;
Wewenang • bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.

Larangan
• Apabila Keputusan dan/atau Tindakan yang dilakukan oleh
Bertindak
Pejabat Pemerintahan dikeluarkan tanpa ada dasar
Sewenang-
kewenangan.
wenang
AKIBAT HUKUM DARI KEPUTUSAN YANG
MENYALAHGUNAKAN WEWENANG
• bila melampaui wewenang dan dilakukan secara
sewenang-wenang, keputusan dan/atau tindakan
tidak sah.
• bila mencampuradukkan wewenang, keputusan
dan/atau tindakan dapat dibatalkan

Setelah diuji dan ada Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara yang
(Pasal 19)
telah berkekuatan hukum tetap
SANKSI ADMINISTRATIF BERAT

SANKSI ADMINISTRATIF 1. Menyalanggunakan wewenang


BERAT
ADA TERHADAP DUA
PELANGGARAN 2. Mempunyai konflik kepentingan
SANKSI ADMINISTRATIF SEDANG
1. Penggunaan diskresi yang berpotensi mengubah alokasi anggaran
tdk melalui persetujuan atasan (Pasal 25 ayat1)

2. Penggunaan diskresi menimbulkan keresahan masyarakat, keadaan


darurat/ bencana alam tidak memberitahukan kepada atasan
sebelum penggunaan diskresi dan tidak melaporkan setelah
penggunaan diskresi Pasal 25 ayat (3).

SANKSI 3. Tidak menerbitkan keputusan dan melakukan tindakan dlm wkt 10


SEDANG hari atas permohonan masya atau dalam batas waktu yang
Ada ditentukan dalam perundang-undangan (Psl 53 ayat (2))
6
4. Badan/Pejabat tdk melaksanakan putusan pengadilan dalam waktu
Pelanggaran
5 hk atas permohonan fiktif positif (Pasal 53 ayat 6).

5. Kpts yg tdk sah yg mengakibatkan pembayaran dari uang negara ,


B/PP wajib mengembalikan uang ke kas negara (PSL 70 ayat 3).

6. Badan/Pejabat Pemerintah wajib melaksanakan keputusan /


tindakan yang sah dan keputusan yang telah dinyatakan tidak sah
oleh pengadilan/atasan ybs. (psl 72 ayat 1) Jo. Psl 64 (5)
SANSKSI ADMINISTRATIF RINGAN

Pelanggaran di luar sanksi sedang dan berat

SANSKSI
ADMINISTRATIF
RINGAN Sanksi Aministratif Ringan
Diperberat
Catatan : dgn Sanksi
Berat
Sanksi Aministratif Sedang

apabila menimbulkan kerugian pada


keuangan negara, prekonomian nasional,
merusak lingkungan hidup

You might also like