You are on page 1of 28

Perenc Penjadwalan dan

Pengendalian Proyek (P3Pro)


• 2 sks
• Praktikum Primavera
Jadwal/ Schedulle….. Penting??
PENJADWALAN

PENDAHULUAN
Sejarah singkat teknik schedulling
Henry Gantt memperkenalkan Bar Chart
1956 CPM dikembangkan oleh Du Pont Co,
1957 Charles Clark memperkenalkan PERT
1967 Prof. John Fondahl dari Stanford University memperkenalkan PDM.

Awalnya, teknik schedulling diciptakan untuk keperluan militer, dalam hal


ini US Army pada proyek pembuatan peluru kendali Polaris. Melibatkan
250 kontraktor dan lebih dari 9000 sub kontraktor. Masalah perencanaan
koordinasi dan pengendalian terhadap sumber2 yg dibutuhkan, jauh lebih
penting dari masalah teknisnya. Dengan adanya teknik penjadwalan yang
baik, Proyek Polaris dapat diselesaikan 2 th lebih cepat dari jadwal
rencana
Macam Jadwal Proyek/ Project Schedulling:
Gantt Chart/ Bar Chart
NWP (Network Planning) / Arrow Diagram
CPM (Critical Path Methode)
PERT (Program Evaluation Review Technique)
PDM (Precedence Diagram)
LoB (Line of Balance)

Pembuatan jadwal proyek pada umumnya menggunakan network diagram untuk


menentukan ketergantungan antar kegiatan, yang kemudian di lengkapi dengan bar
chart/ ghant chart (dengan kurva S) untuk memantau kemajuan kegiatan.
Ada 2 metode yang dipakai dalam pembuatan Network Diagram:

A B C
Activity on Arrow (AoA)

– Activity on Node (AoN)


A B C
Yang menggunakan metoda AoA adalah Network Planning (NWP)
Yang menggunakan metoda AoN adalah Precedence Diagram (PDM),
Untuk membuat network diagram pada jadwal proyek konstruksi, lebih tepat
menggunakan Precedence Diagram.
Metoda penjadwalan Line of Balance lebih tepat digunakan pada pekerjaan yang bersifat
repetitive/ berulang.
Durasi/ waktu
• Disyaratkan menggunakan satu macam satuan waktu: jam, hari, minggu, dst.
• Waktu/ durasi menggunakan rumus: Volume pekerjaan/ kapasitas kerja/ 
orang.
• Faktor-faktor yg berpengaruh dlm penentuan durasi: faktor teknis & non teknis.
• Faktor teknis:
– Kuantitas/ volume dan kualitas pekerjaan. (pasang Bata Bali dengan Bata Lokal)
– Kesesuaian antara tenaga kerja dgn pekerjaan yg harus diselesaikan.
– Kondisi lingkungan fisik. (Bandingkan: Cor beton basement dengan lantai I)
– Lamanya waktu kerja (7 jam atau 8 jam/ hari)
– Waktu/ saat kerja. (Siang/ malam)
– Sistem pergantian kerja: (Makin sering pergantian, makin makan waktu lama).
– Jenis pekerjaan (Pembetonan yg membutuhkan waktu pengerasan)
– Jenis peralatan dan sumber daya lain (makin canggih alatnya, umumnya makin
cepat)
– Dan lain-lain.
• Faktor non teknis:
– Banyaknya hari kerja perminggu
– Banyaknya hari libur dalam masa konstruksi
– Cuaca
– Keterlambatan material, alat.
– Dan lain-lain
Penentuan kapasitas kerja diantaranya dengan
menggunakan metoda:
Work Study, Time Study, Motion Analysis, dan
lain-lain.

• Work Study
– Ex: Mengerjakan 1 m3 beton membutuhkan waktu
berapa?
• Time Study
– Ex: Tukang batu, untuk membuat pekerjaan beton,
dalam waktu 1 jam, memperoleh berapa m3?
• Motion Analysis
– Ex: Mencatat kegiatan / aksi/ aktivitas/ motion tukang
batu dalam jangka waktu 1 jam.
WBS
• Untuk Inventarisasi Kegiatan pada
proyek konstruksi, digunakan WBS
(Work Breakdown Structure)
• Pada master schedule, hanya dimuat
pekerjaan pokok saja (breakdown level
1)
• Pada schedule mingguan, dibuat detail
pekerjaan (breakdown level 2, 3, dst)
Pek. Rmh Tinggal

Persiapan Pembetonan

Bouwplank/ Uitzet Bekisting

Gali Pondasi
Sloof Kolom
Pondasi
Ring Balk

Pembesian

Cor Beton

Pasangan & Plester Atap

Pasang Bata

Plesteran/ Aci

Listrik/ Pipa/ Taman Pengecatan


PRECEDENCE DIAGRAM

• Suatu model yg digunakan dlm penyelenggaraan proyek yg


produknya adlh informasi mengenai kegiatan yg ada dlm network
diagram proyek ybs.
• Precedence Diagram mampu menterjemahkan kegiatan2 yg bersifat
overlapping, seperti yang banyak terjadi pada proyek konstruksi.
• Successor = Kegiatan yang mengikuti
• Predecessor = Kegiatan yang mendahului.
• Awal kegiatan dimulai dengan Start/Mulai, akhir kegiatan dengan
Finish/ Selesai
• Kepala anak panah hanya menunjukkan arah kegiatan dengan
jurusan dari kiri ke kanan.
• Kemiringan dan panjang anak panah tidak mempunyai arti.
• Urutan kegiatan, bebas, logis. (Efektif-efisien tercapai)
• Penggambaran AON pada prinsipnya sama
dengan AOA. Berikut adalah beberapa
contoh penggambaran jaringan dari AOA ke
AON.
1) Kegiatan Predecessor Berikan
contoh
A -
B A
C B

AOA/NWP
A B C

AON/PDM
A B C
2) Kegiatan Predecessor
A -
B A
C A

AOA/NWP
3
B
A
1 2

C 4

AON/PDM
B
A

C
3) Kegiatan Predecessor
A -
B -
C A, B

AOA/NWP

1 A
C
3 4
2 B

AON/PDM
A
C
B
4) Kegiatan Predecessor
A -
B A
C A
D B
E C

AOA/CPM D
3 5
B
A
1 2 E
C 4 6

AON/PDM
B D
A
C E
5) Kegiatan Predecessor
A -
B A
C A
D B
E C

AOA/CPM D
3 5
B
A X
1 2
E
C 4 6
AON/PDM
B D
A
C E
1
3 Aktivitas Tergantung dari
Aktivitas Tergantung dari
A Start A Start

B Start B A

C A dan B C A

D C D B dan C
E C
F D dan E
2
Aktivitas Tergantung dari
A Start 4 Aktivitas Tergantung dari

B Start A Start

C A B Start

D A dan B C A

E C dan D D A dan B
E B
F C, D dan E
NOTASI PADA PDM

ES = Earliest Start = Saat Paling Cepat memulai kegiatan ES EF


EF = Earliest Finish = Saat Paling Cepat selesainya kegiatan Aktivitas
LS = Latest Start = Saat Paling lambat memulai kegiatan TF FF
LF = Latest Finish = Saat Paling lambat selesainya kegiatan Durasi
Hitungan dari Depan ke Belakang LS LF
 ES = Maks EF Aktivitas yg didepannya.
 EF = ES + Durasi
Hitungan dari Belakang ke Depan
 LF = Min LS Aktivitas yg dibelakangnya.
 LS = LF – Durasi
FF=Free Float: sejumlah waktu untuk penundaan/ waktu untuk terlambat yg tdp pada suatu kegiatan,
dimana kegiatan tsb dpt terlambat/ diperlambat tanpa mempengaruhi dimulainya kegiatan yang
langsung mengikuti
TF=Total Float: sejumlah waktu untuk penundaan/ waktu untuk terlambat yg tdp pada suatu kegiatan,
dimana kegiatan tsb dpt terlambat/ diperlambat tanpa mempengaruhi selesainya kegiatan
keseluruhan

FFi = Min (ESj - EFi)


ESi EFi ESj EFj TFi = Min (LSj - EFi)
Dihitung mundur
TFi Akt i FFi TFj Akt j FFj
di dj
LSi LFi LSj LFj
Aktivitas Tergantung dari Durasi

A Start 3
B A 4
C A 2
D B dan C 5
E C 1
F D dan E 6
3 7 7 12
B D
0 0 0 0
4 5

3 7 7 12

0 0 0 3 12 18 18 18
A F FINISH
0 0 0 0 0 0 0 0
START 3 6

0 0 0 3 12 18 18 18

3 5 5 6
C E
2 0 6 6
2 1

5 7 11 12

VISUAL BAR CHART

0 3 5 6 7 12 18
TF dan FF
0 5 5 11 11 15 15 15
A C F
0 0 0 0 0 0 0 0
5 6 4 FINISH

0 5 5 11 11 15 15 15

0 0

0 0
START

0 0

0 3 3 6 11 13
B D G
5 0 7 5 2 2
3 3 2

5 7 10 13 13 15

3 8
E
5 3
5

8 13
OVERLAPPING
1. Finish to Start
2. Start to Start
3. Finish to Finish
4. Start to Finish

Predecessor Successor

FTS

STS

FTF

STF
FINISH TO START
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Cetak dan Cor Plat Lantai

Rawatan Beton
LT= 3 Pasang Keramik Lantai

MODEL HUBUNGAN TUNGGAL

10 16 16 19 19 23
Cetak dan Cor Rawatan Beton Pasang Keramik
Plat Lantai Lantai
6 3 4

MODEL OVERLAPPING

10 16 19 23
Cetak dan Cor Pasang Keramik FS ij
Lantai
Plat Lantai
6 LT=3 4
i j
ESDj = EFDi + LT
START TO START
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Gali Pondasi

LT= 2 Pasang Pondasi Batu Kali

MODEL HUBUNGAN TUNGGAL

10 12 12 16
Mulai Gali Lanjutkan Galian
2
4
12 22
Pasang Pondasi
Batu Kali
10
MODEL OVERLAPPING

10 16 12 22
Gali Pondasi LT=2 Pasang Pondasi
Batu Kali i
6 10

SSij
ESDj = ESDi + LT j
FINISH TO FINISH
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Memperbaiki Dinding
LT=5

Pasang Lemari di Dinding

MODEL HUBUNGAN TUNGGAL

10 15 15 20
Memperbaiki Lanjutkan
Dinding Pasang Lemari
5 5
12 15
Mulai Pasang
Lemari Dinding
3

MODEL OVERLAPPING

10 15 12 20 FFij
Memperbaiki LT=5 Pasang Lemari
i
Dinding Dinding
5 8
j
EFDj = EFDi + LT
START TO FINISH
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

Pasang Trafo
LT=5 LT=2

Kontrol Kabel

MODEL HUBUNGAN TUNGGAL

12 17 17 23
Mulai kontrol Selesai Kontrol
kabel Kabel
5 6
11 17 17 19
Mulai Pasang Selesai Pasang
Trafo Trafo
6 2

MODEL OVERLAPPING

12 23 11 19
Kontrol Kabel LT=5 LT=2 Pasang Trafo
i SFij
11 8

EFDj = ESDi + LTi + LTj


j
FTS
ESi EFi ESj EFj
i j
LT
di dj
ESi EFi ESj EFj

Aktivitas Tergantung Durasi Overlapping LT


STS dari
ESi EFi ESj EFj
i j A Start 3 - -
LT
di dj
B A 4 STS 2
ESi EFi ESj EFj

C A 2 FTF 6

B STF 3 dan 2
D 5
FTF C FTS 2
ESi EFi ESj EFj
i
LT
j STS 2
di dj E C 1
FTF 5
ESi EFi ESj EFj

F D dan E 6 - -

STF
ESi EFi ESj EFj
i j
LT LT
di dj
ESi EFi ESj EFj
11 CD 16 *
2 6 2 BD 7
B D
0 LT=3 LT=2
4 5

11 15 11 16
14 EF 20
0 0 0 3 16 DF 22 * 22 22
A F
2
LT=

0 0 0
START 3 6 FINISH

0 0 0 3 16 22 22 22

13 FTF 14 *
2
LT=

7 9 11 STS 12
LT=

C E
LT=4
6

2 1
LT=5
7 CD 9 11 12
7 CE-STS 9
7 CE-FTF 9
BAR CHART dan KURVA S
Dinamakan Kurva S, karena kurva yg terbentuk mirip dgn huruf S.
Nama Kegiatan/ Pekerjaan  berdasar WBS, dibuat logika ketergantungan/ network
diagram
% Bobot pekerjaan = (nilai pekerjaan/  nilai tot pekerjaan) x 100%
Durasi rencana: dari Volume/ kapasitas kerja/  Orang
Kurva Rencana
Bobot prestasi tiap minggu = % bobot pekerjaan/ durasi (Dibuat Bar Chart)
Contoh: Pekerjaan persiapan, bobot = 2,428; durasi = 5 minggu,
 Bobot tiap minggu = 2,428/5 = 0,4856  0,5 (tercetak di contoh)
Pekerjaan pondasi, bobot = 3,376; durasi = 5 minggu,
 Bobot tiap minggu = 2,428/5 = 0,6752  0,6 (tercetak di contoh)
Prestasi tiap minggu (rencana) =  bobot tiap minggu
Contoh: Bobot minggu ke 2 = 0,486 + 0,6752 = 1,1612
Kumulatif (rencana) =  bobot minggu sebelumnya +  bobot minggu ini.
Contoh: Kumulatif minggu ke 2 = 0,486 + 1,1612 = 1,6468
Kumulatif minggu terakhir harus 100%
Gambar kurva berdasarkan kurva rencana dan kurva realisasi.
Fungsi x = minggu atau durasi; fungsi y = bobot kumulatif.
Kurva Realisasi
Di dalam kenyataan di lapangan, bobot prestasi tiap minggu (realisasi),
jarang terjadi seragam. (tdk seperti di dalam contoh)
Pengisian bobot prestasi tiap minggu (realisasi), berdasarkan
kenyataan yg ada di lapangan, misalnya:
Pekerjaan Pondasi, volume = 100 m3, Nilainya = Rp. 1.868.000,-
Minggu ke-2, selesai 15%  15 m3  Rp. 280.200  (Rp.
280.200x100)/Rp. 5.5327.500 = 0,506
Minggu ke-3, pek. bertambah 10%  10 m3  Rp. 186.800  0,338
Minggu ke-4, pek. bertambah 20%  20 m3  Rp. 373.600  0,675, dst
Bobot prestasi tiap minggu, dibuat bar chart.
Bobot Kumulatif dan kurva realisasi mengikuti, perhitungan bobot
prestasi tiap minggu
Durasi realisasi mengikuti prestasi pekerjaan.

You might also like