You are on page 1of 23

MANAJEMEN TAMBANG

PEMECAHAN MASALAH &


KONTROL KUALITAS
KONSEP DASAR PENGAMBILAN
KEPUTUSAN

 Pada pengelolaan sistem manajemen, termasuk di


dalamnya manajemen tambang, kita dihadapkan
kepada adanya tuntutan perbaikan secara terus
menerus.
 salah satu di antaranya berkaitan dengan perumusan
masalah dan proses mengatasinya.
 Pembahasan dalam presentasi :
8 (delapan) langkah pemecahan masalah
7 (tujuh) alat kontrol kualitas
8 (DELAPAN) LANGKAH PEMECAHAN
MASALAH
 Perumusan akar masalah merupakan titik awal dari
pencarian solusi.
 Dalam teknik 8 (delapan) langkah pemecahan
masalah dikembangkan tiga bentuk tahapan besar
dari proses pengambilan keputusan yang meliputi:
 Identifikasi masalah, meneliti apa dan bagaimana
masalah yang timbul
 Pengembangan alternatif-alternatif
perbaikan/pemecahan masalah, yang mungkin dapat
dilakukan untuk memecahkan masalah
 Pemilihan alternatif yang terbaik, yang dilakukan
berdasarkan kriteria yang dipergunakan
8 (DELAPAN) LANGKAH PEMECAHAN
MASALAH
 Langkah tersebut kemudian ditambah
langkah evaluasi atas keputusan, yaitu sejauh
mana hasil perbaikan dapat memecahkan
masalah, setelah diimplementasikan.
 Hasil analisis dari 8 (delapan) langkah
tersebut harus didasari oleh fakta dan logika
yang jelas.
 Untuk itu dikembangkan konsep 7 (tujuh)
alat kontrol kualitas.
8 (DELAPAN) LANGKAH PEMECAHAN
MASALAH
Fungsi Proses 8 Langkah Pemecahan Masalah
Organisasi Pengambilan
Keputusan
Pencanaan 1. Identifikasi 1. Menentukan prioritas masalah.
(Plan) masalah 2. Mencari sebab-sebab yang.
2. Pengembangan mengakibatkan masalah.
alternatif 3. Meneliti sebab-sebab yang
paling berpengaruh.
4. Menyusun langkah-langkah
perbaikan.
Melakukan 3.Pemilihan 5.Melaksanakan langkah-langkah
(Do) Alternatif perbaikan.
4.Implementasi
Memeriksa 5.Evaluasi 6.Periksa hasil perbaikan.
(Check)
Aksi 7. Mencegah terulangnya
(Action) masalah.
8. Menggarap masalah
selanjutnya.
7 (TUJUH) ALAT KONTROL
KUALITAS
 Lembar periksa (Checksheet).
 Diagram Batang (Histogram).

 Diagram Pareto.

 Diagram sebab-akibat.

 Pengelompokan (stratifikasi).

 Diagram tebar (scatter diagram).

 Grafik dan peta kendali.


LEMBAR PERIKSA (CHECKSHEET)
 Alat ini berupa lembar pencatatan data secara
mudah dan sederhana sehingga menghindari
kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi dalam
pengumpulan data.
 Umumnya berisi pertanyaan-pertanyaan yang
dibuat sedemikian rupa sehingga pencatat cukup
memberikan tanda pada kolom yang telah tersedia
dan/atau memberikan keterangan seperlun
 Bentuk lembar periksa yang dibuat bermacam-
macam sesuai dengan kebutuhan data yang
diperlukan.
 Tinjauan permasalahan antara lain dapat
memperhatikan faktor pekerja, peralatan,
lingkungan kerja, dan sebagainya.
CONTOH LEMBAR PERIKSA UNTUK
KONDISI UMUM SUATU TAMBANG
Faktor Keterangan
Nama perusahaan / ……………………………
lokasi tambang ……………./
……………………………
…………….
Tambang Terbuka atau TT TBT
Tambang Bawah
Tanah
Mekanik atau Manual ME MA
Bahan galian yang
ditambang
Jarak tambang ke .........................km
stock pile
Dll.
CONTOH LEMBAR PERIKSA UNTUK
LINGKUNGAN KERJA
Faktor :
 Cahaya cukup kurang
berlebihan
 Suhu cukup dingin
panas
 Kelembaban cukup lembab
kering
DIAGRAM BATANG (HISTOGRAM)
 Merupakan diagram batang yang berfungsi
untuk menggambarkan bentuk distribusi
sekumpulan data yang biasanya berupa
karasteristik mutu.
 Diagram histrogram ini dapat dibuat dengan
cara membentuk terlebih dahulu tabel
frekuensinya, kemudian diikuti dengan
perhitungan statistis, baru kemudian
memplot data ke dalam diagram histogram.
 Hasil plot data akan memudahkan dalam
menganalisis kecenderungan sekelompok data.
CONTOH DIAGRAM BATANG
(HISTOGRAM)
20

15
Frekuensi

10

0
10-12

12-14

14-16

16-18

18-0

> 20
8-10
6-8
<6

Kadar Abu (%)


DIAGRAM PARETO
 Diagram Pareto merupakan suatu
diagram/grafik yang menjelaskan hirarki dari
masalah-masalah yang timbul, sehingga
berfungsi untuk menentukan prioritas
penyelesaian masalah.
 Urutan-urutan prioritas perbaikan untuk
mengatasi permasalahan dapat dilakukan
dengan memulai pada masalah dominan yang
diperoleh dari diagram pareto ini.
 Setelah diadakannya perbaikan dapat dibuat
diagram pareto baru untuk membandingkan
dengan kondisi sebelumnya.
PENYEBAB TIDAK TERCAPAINYA TARGET
WAKTU EDAR

No. Penyebab Jumlah %


A. Ban pecah 6 23,1%
B. Tergelincir karena hujan 12 46,2%
C. Operator tidak mahir 5 19,2%
D. Kondisi truk tidak 3 11,5%
mengizinkan untuk
mencapai kecepatan
optimum
PENYEBAB TIDAK TERCAPAINYA TARGET
WAKTU EDAR
26 100%
Keterangan :
A Ban pecah
B Tergelincir karena hujan
C Operator tidak mahir
D Kondisi truk tidak mengizinkan untuk
mencapai kecepatan optimum
12 46.2%

6 23.1%
5 19.2%
3 11.5%

A B C D
DIAGRAM SEBAB-AKIBAT
 Diagram ini merupakan suatu diagram yang digunakan
untuk mencari semua unsur penyebab yang diduga
dapat menimbulkan masalah tersebut.
 Diagram ini sering juga disebut dengan diagram tulang
ikan karena menyerupai bentuk susunan tulang ikan.
 Bagian kanan dari diagram biasanya menggambarkan
akibat atau permasalahan, sedangkan cabang-cabang
tulang ikannya menggambarkan penyebab-
penyebabnya.
 Bagian akibat pada diagram ini berkaitan dengan
masalah kualitas.
 Unsur-unsur penyebab biasanya terdiri dari faktor-
faktor manusia, material, mesin, metode dan
lingkungan.
CONTOH DIAGRAM SEBAB-AKIBAT TERJADINYA
ANTRIAN TRUK

Alat angkut (truk) Alat muat Jalan angkut

jumlah tidak jumlah tidak lebar jalan kurang


sesuai sesuai
kemiringan terlalu
kapasitas tidak kapasitas tidak terjal
sesuai sesuai
permukaan tidak
jenis tidak sesuai jenis tidak sesuai mulus
Antrian truk di
permukaan kerja

motivasi rendah metode


lengket hujan penggalian
keterampilan
lepas debu tidak sesuai
kurang
(loose) panas ketelitian
metode
pengangkutan
kurang
tidak sesuai
Material Lingkungan Operator Metode
PENGELOMPOKAN (STRATIFIKASI)
 Merupakan suatu usaha untuk
mengelompokkan kumpulan data (data
kerusakan, fenomena, sebab-sebab, dan lain
sebagainya) ke dalam kelompok-kelompok
yang mempunyai karakteristik sama.
 Dasar pengelompokkan sangat tergantung
pada tujuan pengelompokkan.
 Aspek pokok pembuatan pengelompokan:
 Sumber.
 Hasil.
PENGELOMPOKAN (STRATIFIKASI)
Pengelompokan terutama ditujukan untuk
 Mencari faktor penyebab utama kualitas
secara mudah.
 Membentuk pembuatan diagram tebar.
 Mempermudah pengambilan kesimpulan di
dalam penggunaan peta kontrol.
 Mempelajari secara menyeluruh masalah
yang dihadapi.
DIAGRAM TEBAR (SCATTER
DIAGRAM)
 Suatu diagram yang menggambarkan
hubungan antara dua fakor dengan memplot
data dari kedua faktor tersebut pada suatu
grafik.
 Dengan diagram ini kita dapat menentukan
korelasi antara suatu sebab dengan akibatnya.
 Perhitungan korelasi dapat dilakukan dengan
menggunakan regresi atau dengan metode
nilai tengah.
JENIS KORELASI
 Korelasi positif (positive correlation), jika nilai faktor
penyebab bertambah besar, nilai faktor akibat juga
bertambah besar (nilai koefisien korelasi mendekati
positif 1).
 Mungkin korelasi positif (positive correlation may be
present), jika terdapat kecenderungan korelasi positif
tetapi memiliki sebaran data yang besar (nilai koefisien
korelasi kecil tetapi masih positif).
 Korelasi negatif (negative correlation), jika terdapat
kecenderungan korelasi negatif tetapi memiliki
sebaran data yang besar (nilai koefisien korelasi kecil
dan negatif).
 Tak berkorelasi (no correlation), jika sebaran data
sangat besar (nilai koefisien korelasi mendekati 0).
CONTOH DIAGRAM TEBAR (SCATTER
DIAGRAM)
GRAFIK DAN PETA KENDALI (GRAPH AND
CONTROL CHART)

 Grafik adalah suatu bentuk yang terdiri dari


garis-garis yang menghubungkan dua
besaran tertentu.
 Grafik terdiri dari tiga jenis, yaitu :
 Garis (line graph).
 Batang (bar graph).
 Lingkaran (circle graph).
 Peta kendali adalah suatu bentuk grafik
dengan batasan-batasan yang berguna dalam
menetapkan pengambilan keputusan dalam
pengendalian mutu secara statistik.
 Batasan-batasan diperoleh dari perhitungan
statistik dengan perhitungan simpangan dan
rata-rata dari data yang dikumpulkan.
CONTOH GRAFIK DAN PETA KENDALI
(GRAPH AND CONTROL CHART)

You might also like