You are on page 1of 24

Case Report Study

PENATALAKSAAN PERIODIK
PARALISIS HIPOKALEMIA

OLEH:
Welly Aulia Iska, S. Farm ( 2505024 )
Desti Caprina Sari, S. Farm ( 2505032 )
Defenisi
PERIODIK PARALISIS
HIPOKALEMIA

Periodik paralisis hipokalemi merupakan


kelainan pada membran sel yang sekarang ini
dikenal sebagai salah satu kelompok kelainan
penyakit chanellopathiespada otot skeletal.
Kelainan ini dikarakteristikkan dengan terjadinya
suatu episodik kelemahan tiba-tiba yang
diakibatkan gangguan pada kadar kalium
serum. Periodik paralisis ini dapat terjadi pada
suatu keadaan hiperkalemia atau hipokalemia
(Browmn et al.,2011).
ETIOLOGI
 Peningkatan eksresi dari kalium tubuh.
 Beberapa obat dapat menyebabkan kehilangan kalium yang
dapat menyebabkan hipokalemia. Obat yang umum termasuk
diuretik loop (seperti furosemide). Obat lain termasuk steroid,
licoride, kadang-kadang aspirin dan antibiotik tertentu.
 Ginjal, disfungsi ginjal tidak dapat bekerja dengan baik karena
suatu kondisi yang disebut asidosis tubuluar ginjal (RTA). Ginjal
akan mengeluarkan terlalu banyak kalium.
 Kehilangan cairan tubuh karena muntah yang berlebihan, diare,
atau berkeringat. Endokrin atau hormonal (seperti tingkat
aldosteron meningkat). Penyakit tertentu dari sistem endokrin,
seperti aldosteronisme, atau sindrom cushing, dapat
menyebabkan kehilangan kalium (Price & Wilson, 2006).
Pemeriksaan Penunjang
1. Kalium serum : penurunan, kurang dari 3,5 mEq/L.
2. Klorida serum : sering turun, kurang dari 98 mEq/L.
3. Glukosa serum : agak tinggi.
4. Bikarbonat plasma : meningkat, lebih besar dari 29
mEq/L.
5. Osmolalitas urine : menurun.
6. GDA : pH dan bikarbonat meningkat (Alkalosit
metabolik).
7. EKG : depresi segment ST, gelombang T datar,
adanya gelombang U, disritmia ventrikal. (Doenges
2002, hal 1049)
Penatalaksanaan
Berikut adalah contoh-contoh penatalaksanaannya :
a. Pemberian kalium sebanyak 40-80 mEq/L.

b. Diet yang mengandung cukup kalium pada orang dewasa rata-rata 50-
100 mEq/hari (contoh makanan yang tinggi kalium termasuk kismis,
pisang, aprikot, jeruk, advokat, kacang-kacangan, dan kentang).

c. Pemberian kalium dapat melalui oral maupun bolus intravena dalam


botol infus.

d. Pada situasi kritis, larutan yang lebih pekat (seperti 20 mEq/L) dapat
diberikan melalui jalur sentral bahkan pada hipokalemia yang sangat berat,
dianjurkan bahwa pemberian kalium tidak lebih dari 20-40 mEq/jam (
diencerkan secukupnya) : pada 260). Situasi semacam ini pasien harus
dipantau melalui elektrokardigram (EKG) dan diobservasi dengan ketat
terhadap tanda-tanda lain seperti perubahan pada kekuatan otot (Brunner
& Suddarth, 2002, hal
Aktivitas ATPase Na+ -K+ yang diinduksi secara langsung akibat
hormon tiroid dan secara tidak langsung diinduksi oleh aktivitas
hiper adrenergik, hiperinsulinemia, dan androgen sebagian besar
terlibat. Lingkaran terbuka menunjukkan sel otot rangka dan
penukar Na+/ K+ Aktivitas yang meningkat, menyebabkan
hipokalemia awal, dan berkurangnya arus kalium yang
disebabkan oleh hipokalemia, peluruhan mutasi fungsi, atau
hormon (adrenalin atau insulin) inhibisi segera pada Saluran
kalium berpotensi menghambat total K efflux, yang menyebabkan
perangkap K+ di dalam sel: lingkaran setan hipokalemia
menyebabkan depolarisasi paradoks dan inaktivasi saluran Na+
dengan ketidaksesuaian otot dan kelumpuhan dapat terjadi.
P
A
T
O
F
I
S
I
O
L
O
G
I
Rumus mencari koreksi kalium pada pasien periodik
paralisis hipokalemia ( Wilson et al., 2000)

 Rumus = 4,5 – nilai kalium x 0,3 x BB

 Contoh : Nilai kalium pasien = 1,9 Meq/ dL


BB pasien 50 kg
 Jawab : 4,5 – 1,9 x 0,3 x 50 = 39 Meq
KASUS
Nomor MR 900xxx

Nama Pasien Tn. R

Alamat Kampung Manggis

Umur 25 Tahun

Ruangan Neurologi

Agama Protestan

Jenis kelamin Laki-laki

Tanggal Masuk RS 07 Maret 2018

Tanggal keluar RS 09 Maret 2018

Dokter yang merawat dr. Rini Sunarti, Sp. S

Apoteker Penanggung Jawab Rani Mestika Anggraini, S.Farm, Apt


Rawat Inap Interne

Pembayaran/Status BPJS
Ilustrasi Kasus
 Seoarang laki-laki (Tn.R), umur 25 tahun masuk rumah
sakit umum padang panjang melalui instalasi gawat
darurat (IGD) pada tanggal 07 Maret 2018 jam 11.30
WIB. Pasien masuk dengan lemah 4 anggota gerak sejak
± 1 hari yang lalu, kedua kaki terasa sakit, sebelumnya
pasien muntah-muntah, pasien pindah ke ruang rawat
inap neurologi.
Pemeriksaan fisik
Kondisi umum Hasil Normal

Tekanan darah 150/90 120/80 mmHg

Frekuensi nadi 82 kali/ menit 60-100 kali/menit

Frekuensi nafas 21 kali/ menit 14-20 kali/menit

Suhu 36 o C 36,5-37,5 0 C
Pemeriksaan laboratorium
TANGGAL 07/03/2018

No DATA LAB NILAI NORMAL HASIL

1 Gula darah sewaktu <200 mg/dL 139

2 Natrium 135-148 mEq/L 144

3 Kalium 3,5-5,5 mEq/L 1,9

4 Klorida 98-107 mEq/L 111

5 Hb 12-16 g/dL 15,9

6 Leukosit 5000-10000 /uL 8520

7 Hematokrit 40-48 % 44

8 Trombosit 150-400 103 / uL 275.000


TANGGAL 08/03/2018

No DATA LAB NILAI NORMAL HASIL

1 GDP < 126 mg/Dl 86

2 Kolestrol Total < 200 mg/dL 103

3 HDL – Kolestrol 35-55 mg/dL 40

4 LDL – Kolestrol < 100 mg/dL 46

5 Trigliserida <150 mg/dL 84

6 Ureum 13-43 mg/dL 11

7 Kreatinin 0,8-1,3 mg/dL 0,7

8 Bilirubin Total 0,1-1,0 mg/dL 1,7

9 SGOT < 40 U/L 23

10 SGPT < 40 U/L 29

11 Natrium 135-148 mEq/L 148

12 Kalium 3,5 – 5,5 mEq/L 4,5

13 Klorida 98 – 107 meq/L 113


Diagnosa Penyakit

PERIODIK PARALISIS
HIPOKALEMIA
Terapi Obat di IGD
 Drip KCL 2 Flc dalam 300 cc RL habis dalam 8 jam
 Inj. Mecobalamin 1x1 ampul (IV)
 Inj. Ranitidin 2x1 ampul (IV)
 Capsul II 1x1 (PO)
Terapi Obat Rawat inap
Alasan Pemilihan Obat

Indikasi
Jenis Obat Rute Dosis Komentar dan Alasan
Obat

Natrium klorida merupakan garam yang berperan


penting dalam memelihara tekanan osmosis darah
dan jaringan. Kalium klorida merupakan garam
Pelengkap
12 terpilih untuk hipokalemia yang disertai
nutrisi,peng
IVFD RL Intravena jam/Ko hipokloremia. Natrium laktat merupakan garam
ganti
lf terpilih untuk pelayanan darurat terhadap
cairan.
metabolik asidosis. Kalsium klorida merupakan
garam yang berperan penting untuk menjaga
fungsi normal otot dan syaraf.

Mecobalamin adalah bentuk aktif Vitamin B12 yang


dapat mencapai otak, berperan dalam perbaikan
kerusakan sel saraf dan meningkatkan
pembentukan sel saraf baru. Diindikasikan juga
untuk penderita kekurangan vitamin B12 neuropati
Mecobalamin Inj Intravena 1x1 Vitamin
perifer (gangguan saraf tepi dengan gejala
kesemutan dan kram) Mecobalamin meningkatkan
produksi sel darah merah oleh sumsum tulang.
Mecobalamin injeksi diindikasikan untuk terapi
tambahan dalam penurunan massa otot
Ranitidin marupakan antagonis histamine H2,
menghambat ion H+ berikatan dengan reseptornya,
sehingga tidak terbentuk asam lambung. Pada saat
Antihistamin pasien stress maka produksi hormon katekolamin
Ranitidin Inj Intravena 2x1
akan meningkat dan akan banyak melepaskan
mediator histamine salah satunya yaitu histamine
H2 yang dapat memicu peningkatan produksi asam
lambung.

Capsul II ( Diazepam 2, PCT 300, Ibu Profen 250)


diazepam digunakan untuk relaksan otot,
Paracetamol bekerja menghambat prostaglandin
sehingga dapat mengurangi nyeri, Ibu profen
Capsul II Oral 2x1 Analgetik
adalah golongan obat antiinflamasi non steroid
digunakan untuk menghilangkan nyeri. Sehingga
kombinasi antara 3 obat ini dapat digunakan untuk
menghilangkan nyeri.
Analisa Permasalahan Terapi
Pembahasan

 Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik di IGD pada tanggal 07 Maret


2018, kondisi umum pasien sedang, kesadaran compos mentis,
frekwensi nadi 84 x/menit, respirasi 20x/menit dan tekanan darah
150/90 mmHg. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan,
pasien didiagnosa dokter menderita periodik paralisis hipokalemia.
 Diagnosa kelainan periodik paralisis hipokalemia ditegakkan
berdasarkan kadar kalium sangat rendah, Periodik paralisis hipokalemi
merupakan kelainan pada membran sel yang sekarang ini dikenal
sebagai salah satu kelompok kelainan penyakit chanellopathiespada otot
skeletal. Kelainan ini dikarakteristikkan dengan terjadinya suatu
episodik kelemahan tiba-tiba yang diakibatkan gangguan pada kadar
kalium serum. Periodik paralisis ini dapat terjadi pada suatu keadaan
hiperkalemia atau hipokalemia.
 Pada tanggal 07 Maret 2018 pasien di IGD dilakukan pemeriksaan kalium,
dengan hasil 1,9, hasil ini sangat rendah dibanding normal, kadar kalium
normal adalah <3,5.mEq/dL. Penatalaksanaan farmakologi yang diberikan
drip KCL 2 Flc dalam 300 cc RL, habis dalam 8 jam. Bertujuan untuk
pasien yang hipokalemia, dan kadar kalium pasien sangat rendah oleh
karena itu diberikan drip KCL 2 Flc dalam 300 cc RL.
TERIMA KASIH

You might also like