You are on page 1of 24

PROSES EROSI

Mengapa Erosi terjadi?

Ini sangat tergantung pada daya kesetimbangan antara air


hujan (atau limpasan) dengan tanah.
Air hujan dan runoff befungsi sebagai transport. Jika tenaga
yang berlaku pada tanah > daripada resistansi tanah, maka
partikel tanah akan terlepas dan terbawa oleh aliran.
Upaya pencegahan yang mungkin dilakukan adalah
menghindarkan pukulan butir air hujan mengenai langsung
tanah.
Iklim Tropika  Air (penyebab utama)

Erosi tanah oleh air


 
Dh Dl Th Tl

Butir tanah Kapasitas


yang lepas angkut air
< atau >

Tanah Tererosi
Dh : Penghancuran struktur tanah menjadi butir-butir primer
oleh energi tumbukan butir hujan yang menimpa tanah.
Dl : Penghancuran struktur tanah
Th : Perendaman oleh air yang tergenang (dispersi) dan
pemindahan butir tanah oleh percikan hujan
Tl : Pengangkutan butir tanah oleh air yang mengalir di
permukaan tanah
Butir hujan dengan
kecepatan tinggi

Butir hujan mengenai tanah


yang tidak terlindung

Aliran dengan membawa material tanah


Tetesan air hujan

Air hujan biasanya berdiameter 2-5 mm.


Semakin besar butirannya, semakin cepat
jatuhnya. Tetesan paling besar mampu memukul
tanah dengan kecepatan 30 km per jam.

Saat butiran memukul tanah yang tidak


terlindung, terdapat transfer energi secara
langsung ke tanah. Energi ini menghancurkan
ikatan antar partikel tanah kemudian
melemparkan partikel tersebut hingga sejauh
150 mm lebih dari titik pukul.
Runoff

Terjadi ketika kecepatan (intensitas) air hujan melebihi


kemampuan tanah untuk menyerapnya, maka air akan
melimpah di atas permukaan tanah dan mulai mengalir.
Jika topografinya relatif datar, maka kecepatan mengalirnya
akan rendah tetapi jika kemiringannya besar, maka gravitasi
akan menyebabkan aliran bergerak cepat menuruni lahan.
Penggerusan (Scouring)

Air yang mengalir di atas tanah mempunyai potensi untuk


mengeruk/menggerus material dari permukaan tanah yang
dilewatinya.
Semakin cepat aliran air semakin besar potensi
penggerusannya.
Tanah clay loam dapat digerus oleh aliran air dengan kecepatan
800mm/detik lebih sedangkan tanah berpasir akan tergerus
pada kecepatan  400mm/detik.
Kecepatan dua kali lipatnya akan meningkatkan potensi
penggerusan hingga 16 kali.
Transport

Aliran air akan membawa partikel tanah yang sudah terlepas.


Semakin kecil partikelnya semakin mudah terbawa.
Peningkatan kecepatan aliran hingga dua kali lipat akan
meningkatkan kapasitas transport hingga 32 kali.
FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI EROSI

E =  (i, r, v, t, m)
E = Erosi i = iklim t = sifat tanah
v = vegetasi r = topografi m = manusia
IKLIM

Hujan : Besarnya curah hujan Kekuatan dispersi

Intensitas Jumlah dan kecepatan


aliran permukaan
Distribusi hujan
Kerusakan erosi

Besarnya curah hujan: volume air yang jatuh pada suatu areal
tertentu. Satuan m3/m2 atau biasanya dalam tinggi air (mm).
Intensitas curah hujan: besarnya curah hujan yang jatuh dalam
waktu singkat (5, 10, 15 atau 30 menit). Satuan mm/jam
Intensitas hujan

Kohnke dan Bertrand (1959) Indonesia

Intensitas hujan Klasifikasi Intensitas (mm/jam) Klasifikasi


(mm/jam) 0–5 Sangat rendah
< 6,25 Rendah 6 – 10 Rendah
(gerimis) 11 – 25 Sedang
6,25 – 12,5 Sedang
26 – 50 Agak tinggi
12,5 – 50 Lebat 51 – 75 Tinggi
> 50 Sangat lebat > 75 Sangat tinggi
Intensitas hujan terhadap aliran permukaan

Belum tentu intensitas hujan tinggi  timbul aliran permukaan

Ada pengaruh waktu/lama hujan Hujan Lebih

Hujan lebih
• Lamanya < 1 jam  jika jumlah air yang jatuh > 20 mm
• Lamanya > 1 jam, berlaku rumus: (U.S. Weather Bureau)
0,20  0,01 T
I x 1500 mm/jam T = Lamanya hujan (menit)
T
Butir-butir hujan

Hubungan Intensitas dengan


Ukuran butir: Diameter Diameter (Laws and Parson, 1944)
1- 4 mm, Tropis (rata- Intensitas hujan Diameter median
rata 4 mm). Max 7 mm (mm/jam) butir-butir (mm)
0,25 0,75 – 1,00
Ukuran butir hujan di
1,25 1,00 – 1,25
tropis > di daerah
beriklim sedang. 2,5 1,25 – 1,50
12,5 1,75 – 2,00
Ada korelasi antara
25 2,00 – 2,25
ukuran butir hujan
50 2,25 – 2,50
dengan intensitas
100 2,75 – 3,00
(Tabel)
150 3,00 – 3,25
Kecepatan jatuh butir-butir hujan

Dipengaruhi oleh: Gravitasi, Tahanan udara, dan Angin

Gravitasi bekerja secara seragam terhadap semua butir dari


berbagai ukuran, tetapi Tahanan udara per satuan massa air
semakin besar dengan semakin kecilnya butir.
Butir makin kecil, makin besar permukaan jenisnya.
Pemukaan jenis: luas permukaan per satuan massa.
Laju kecepatan jatuh semakin  dengan semakin besarnya
butir.
Butir hujan yang kecil, Kecepatan jatuh berbagai ukuran
permukaannya hampir butir hujan setelah jatuh 20 meter
menyerupai bola sehingga (Laws, 1941)
tegangan permukaannya besar. Ukuran butir Kecepatan
(mm) jatuh (m/dt)
Sedangkan butir besar 1,25 4,85
berbentuk agak gepeng dengan 1,50 5,51
permukaan bawah yang datar
2,00 6,58
sehingga tahanan udara lebih
3,00 8,06
besar dan tegangan
4,00 8,86
permukaannya lemah,
5,00 9,25
akibatnya mudah pecah oleh
6,00 9,30
tekanan udara.
Energi kinetik hujan dan Indeks Erosivitas Hujan

Penyebab pokok dalam penghancuran agregat tanah


Interaksi energi-intensitas / Indeks Erosivitas Hujan (EI30)
(Weiscmeier dan Smith, 1958):
Energi kinetik hujan: Interaksi energi-intensitas:
E = 210 + 89 log I EI30 = E (I30 . 10-2)
E = energi kinetik (metrik EI30 = Interaksi energi-intensitas
ton meter/ha/cm hujan)
E = energi kinetik (ton m/ha)
I = intensitas hujan
I30 = intensitas maks.30 menit
(cm/jam)
(cm/jam)
Rumus EI30 tersebut hanya untuk data dari penakar hujan otomatis.
Karena terbatas, maka dibuat persamaan lain dengan penakar
hujan biasa.
Bols (1978)
Lenvain (1975) 1,21 -0,47
EI30 = 6,119 (RAIN) (DAYS) (MAXP)0,53
EI30 = 2,34 R1,98 EI30 = Indeks erosi hujan bulanan
R = Curah hujan tahunan RAIN = CH rata-rata bulanan (cm)
DAYS = Jumlah hari hujan rata-rata per bulan
MAXP = CH maks. selama 24 jam pd bulan ybs.
EI30 tahunan = Jumlah EI30 bulanan
TOPOGRAFI

KEMIRINGAN LERENG
Dinyatakan dalam derajat atau persen

10 m
Kemiringan 10%
100 m

Kecuraman lereng 100% = 45 


Hubungan kemiringan lereng dengan erosi

Untuk kemiringan > 8%


(Zing,1940)
Untuk kemiringan < 8%
X = C Sm
(Woodruff and Whitt, 1942)
X = berat tanah tererosi
E = a + b S1,49
S = kemiringan lereng
E = besarnya erosi
m = konstanta lereng
a dan b = konstanta
S = kemiringan lereng (%)
PANJANG LERENG

Dihitung mulai dari titik pangkal aliran permukaan sampai


suatu titik dimana air masuk ke saluran atau sungai atau dimana
kecepatan aliran berubah.
Kecepatan di bagian bawah lebih tinggi sehingga lebih banyak
yang tererosi.
Jika panjang lereng 2 kali lipat, maka erosi total menjadi 2 kali
lipat, tetapi erosi per satuan luas sama.
KONFIGURASI LERENG
Cembung: sheet erosion dan Cekung: erosi alur atau parit
KESERAGAMAN LERENG
Kecuraman lereng tidak selalu seragam. Aliran permukaan dan
erosi lebih kecilpada lereng yang tidak seragam
ARAH LERENG
Tanah berlereng yang terkena sinar matahasi secara langsung
dan intensif, kandungan bahan organiknya lebih rendah dan
tanah lebih mudah terdispersi.

You might also like