You are on page 1of 17

PENDAHULUAN

Latar Belakang
- Anatomi
Perbedaan penatalaksanaan - Fisiologi
anestesi pediatri dengan - Respon farmakologi
dewasa - Psikologi

- Tahapan evaluasi
Tahapan penting anestesi
- Persiapan pra bedah
pediatri
- Pre medikasi-induksi
Tujuan Penulisan
• Untuk mengetahui tahapan evaluasi,
persiapan anestesi pada tahap pra bedah,
tahap intra bedah, dan tahap pasca bedah

Metode Penulisan
• Melalui tinjauan pustaka dari berbagai
literatur
Anestesi pada Neonatus

Pada masa ini


perubahan paling
Neonatus: usia <28 terjadi pematangan
besar terjadi
hari organ hampir pada
selama 24-48 jam
semua sistem

Organ yang terpenting


Transisi ini hampir
bagi anestesi : sistem
meliputi semua
pernapasan, sirkulasi,
sistem organ
ginjal, dan hepar
A. Sistem Pernapasan

Jalan Napas
• Otot leher bayi masih sangat lunak
• Leher lebih pendek
• Lidah neonatus relatif besar
• epiglotis berbentuk “U” dengan proyeksi lebih ke
posterior dengan sudut sekitar 45˚
• Trakea neonatus yang pendek,berbentuk corong
dengan diameter tersempit : pada bagian cricoid
Pernapasan
• Ukuran toraks kecil
• Iga horizontal
• Diafragma terdorong ke atas oleh isi perut yang
besar
• Dengan demikian : kemampuan dalam memelihara
tekanan intratorakal dan volume paru rendah 
memudahkan terjadinya kolaps alveolus
B. Sistem Sirkulasi dan Hematologi

• Reaksi pembuluh darah masih sangat kurang 


keadaan kehilangan darah, dehidrasi dan kelebihan
volume juga sangat kurang ditoleransi
• Tekanan sistolik merupakan indikator yang baik
untuk menilai sirkulasi volume darah dan
dipergunakan sebagai parameter yang adekuat
terhadap penggantian volume
C. Sistem Ekskresi dan Elektrolit

• Filtrasi glomerulus hanya sekitar 30% dibanding orang


dewasa  kemampuan mengekskresi obat-obatan
menjadi diperpanjang
• Fungsi tubulus belum matang  resorpsi rendah
terhadap natrium, glukosa, fosfat organik, asam amino
dan bikarbonat  kehilangan abnormal atau pemberian
air tanpa sodium dapat dengan cepat jatuh pada :
dehidrasi berat dan ketidakseimbangan elektrolit.
D. Fungsi Hati

• Fungsi detoksifikasi obat dan metabolisme


karbohidrat masih rendah
• Cadangan glikogen hati sangat rendah
• Sintesis vitamin K belum sempurna
E. Sistem Saraf

• myelinisasi pada neonatus belum sempurna, baru matang


dan lengkap pada usia 3-4 tahun, sedangkan berat otak
sampai 80% akan dicapai pada umur 2 tahun. Waktu-waktu
ini otak sangat sensitif terhadap keadaan-keadaan hipoksia.
• Persepsi tentang rasa nyeri telah mulai ada, namun neonatus
belum dapat melokalisasinya dengan baik seperti pada bayi
yang sudah besar.
• Saraf simpatis belum berkembang dengan baik sehingga
aktivitas parasimpatis lebih dominan, yang mengakibatkan
kecenderungan terjadinya refleks vagal
F. Pengaturan Temperatur

• Pusat pengaturan suhu di hipotalamus belum


berkembang, walaupun sudah aktif. Kelenjar keringat
belum berfungsi normal, mudah kehilangan panas tubuh
 neonatus sulit mengatur suhu tubuh dan sangat
terpengaruh oleh suhu lingkungan (bersifat poikilotermik).
• Temperatur lingkungan yang direkomendasikan untuk
neonatus adalah 27˚C
G. Respon Farmakologi
• Perbandingan volume cairan intravaskuler terhadap
cairan ekstravaskuler berbeda dengan orang dewasa.
• Laju filtrasi glomerulus masih rendah
• Laju metabolisme yang tinggi
• Kemampuan obat berikatan dengan protein masih
rendah
• Liver/hati yang masih immature akan mempengaruhi
proses biotransformasi obat.
• Aliran darah ke organ relatif lebih banyak (seperti pasa
otak, jantung, liver dan ginjal)
Persiapan Anestesi

• Sebelum anestesi dan pembedahan


dilaksanakan, keadaan hidrasi,
elektrolit, asam basa harus berada
dalam batas-batas normal atau
mendekati normal.
• Transportasi neonatus dari ruang
perawatan ke kamar bedah sedapat
mungkin menggunakan incubator
yang telah dihangatkan
• Puasa yang lama menyebabkan
dehidrasi dan hipoglikemia. Lama
Puasa puasa yang dianjurkan adalah stop
susu 4 jam dan berilah air gula 2 jam
sebelum anestesi.

• Untuk pemeliharaan digunakan preparat


D5%-10% dalam cairan elektrolit.
• Dehidrasi/hipovolemia sangat mudah
Infus terjadi karena luas permukaan tubuh dan
kompartemen atau volume cairan ekstra
seluler relative lebih besar serta fingsi
ginjal belum matang.

• Sulfas Atropin
Premedikasi • Penenang
Masa Anestesi

• Trauma seminimal mungkin


Induksi • Umumnya induksi inhalasi dengan
Halotan-O2 atau Halotan-O2/N2O

• Pipa trakea yang dianjurkan adalah


dari bahan plastik, tembus pandang
dan tanpa cuff.
Intubasi • Untuk prematur digunakan ukuran
diameter 2-3 mm sedangkan pada
bayi aterm 2,5-3,5 mm
Pemeliharaan Anestesi

Pemantauan

pernapasan sirkulasi suhu

perdarahan air kemih


Pengakhiran Anestesi

• Pembersihan sekret dalam rongga hidung dan mulut


dilakukan secara hati-hati.
• Pemberian O2 100% selama 5-15 menit setelah agen
dihentikan.
• Bila masih ada pengaruh obat pelumpuh obat non-
depol, dapat dilakukan penetralan dengan neostigmin
(0,04 mg/kg) bersama atropin (0,02 mg/kg), kemudian
dilakukan ekstubasi.

You might also like