You are on page 1of 32

ANEMIA

Nama Kelompok
• Aurellia Clarissa Salsabila
• Baiq Veni Fidia Mandasari Putri
• Fatimatus Tsania Rachman
• Firda Aulia Wardani
• I ketut Mayun Pingkiyana
• I Ketut Suartha Putra
• Mochamad Fauzi Aulia Akbar
• Salsabila Fitratunnisa
• Shega Huaina
• Yunda Riana Dini Hariani
PENDEKATAN DIAGNOSTIK
ANEMIA
NO 1
Pendekatan diagnosis anemia
• Dalam penentuan diagnosis anemia sedapat
mungkin ditentukan pula penyakit dasar yang
menyebabkan anemia tersebut.
Tahapannya meliputi
- Menentukan adanya anemia
- Menentukan jenis anemia
- Menentukan etiologi atau penyakit dasar anemia
- Menentukan ada tidaknya penyakit penyerta yang
akan mempengaruhi hasil pengobatan
Pendekatan tradisional,
morfologik, fungsional &
probabilistik

• Tradisional  berdasarkan anamnesis, fx, hasil


laboratorium.
• Morfologi  apusan darah tepi / indeks eritrosit
(klasifikasi hipokromik mikrositer, normokromik
normositer, anemia mikrositer)
• Fungsional  apakah anemia disebabkan penurunan
produksi eritrosit di sumsum tulang (retikulosit
menurun ) atau akibat kehilangan darah ( retikulosit
meningkat)
• Probabilistik  etiologi anemia
• Pendekatan klinik  1) kecepatan timbulnya penyakit, 2)
berat ringan derajat anemia, 3) gejala yang menonjol
• Awitan penyakit  anemia yang timbul cepat biasanya
karna :
- pendarahan akut
- anemia hemolitik AIHA
- anemia timbul akibat leukimia akut, dll
anemia yang timbul lambat disebabkan o/ :
- Anemia defisiensi besi
- anemia defisiensi folat atau B12
- anemia akibat penyakit kronik
- anemia hemolitik kronik kongenital
• Berdasar beratnya anemia  berat : anemia
defisiensi besi, anemia aplastik, anemia leukosit
akut, anemia hemolitik misal thalasemia major,
anemia pasca pendarahan akut, dll
ringan – sedang : anemia akibat penyakit kronik,
anemia penyakit sistemik, thalasemia trait.
~ jika pada ketika anemia tsb dijumpai anemia
berat, pikirkan diagnosis lain atau adanya penyebab
lain yg perberat derajat tsb.
• berdasar sifat gejala anemia
Berdasarkan hasil laboratorium
Nilai Normal Hematokrit
• Pria: Hematokrit (Ht) : 41.0 – 53.0 (40 – 54) (%)
• Wanita :  Hematokrit (Ht) : 36 – 47 (%)
HB (HEMOGLOBIN)

Wanita 12-16 gr/dL

Pria 14-18 gr/dL

Anak 10-16 gr/dL

Bayi baru
12-24gr/dL
lahir
Leukosit

Bayi baru lahir 9000 -30.000 /mm3

Bayi/anak 9000 – 12.000/mm3

Dewasa 4000-10.000/mm3

Eritrosit

Pria 4,6 – 6,2 jt/mm3

Wanita 4,2 – 5,4 jt/mm3


• MCV : 75 – 96 fL
• MCH : 28 – 32 pg
• MCHC : 33 – 37 g/dL
• Trombosit : 159.000 – 351.000 /uL
• RDW-CV : 12,1-14%
ANALISIS SKENARIO
LAST
Analisis Skenario
Anamnesis
• Laki-laki 16 tahun
• Mudah lelah
• Pucat Gejala umum anemia
• Berkunang-kunang
• 2 bulan terakhir keluar cacing saat BAB → salah satu etiologi Anemia defisiensi besi
• 6 bulan yang lalu pernah minum obat cacing
• Mual, nafsu makan berkurang, kadang demam → akibat dari infeksi cacing
Px Fisik
• Atrofi papil lidah ciri khas dari Anemia Defisiensi besi
• Koilonichya (kuku sendok)
• TD : 110/80 → normotensi
• Suhu : 36,5 → normal
Px Penunjang
• Hb : 7,9 g/dL → menurun (normal laki-laki dewasa: 13 µg/dl)
• MCV : 70 fl → menurun ( normal: 80-100 fl)
• MCH : 26 pg → sedikit menurun (normal: 27,5-33,2 pg)
• Serum FE : 21 → menurun (normal laki-laki dewasa: 55-160 µg/dl)
• TIBC : 450 µg/dl → tergolong sedikit meningkat (normal: 255-450 µg/dl)
• Ferritin : 10 → menurun ( normal laki-laki dewasa : 23-336 ng/mL
Jadi berdasarkan data seluruh pemeriksaan
tersebut, pasien dapat didiagnosa mengalami
Anemia Defisiensi Besi (ADB) karena
didapatkan gejala khas ADB, kelainan uji lab khas
ADB, yaitu kadar MCV < 80 dan MCHC <31%
disertai 2 dari 3 :
1. Besi serum < 50 µg/dl
2. TIBC > 350 mg/dL
3. Saturasi transferin < 15%
FUNGSI SELULER SEL DARAH
DAN ERITROPESIS
NO.2
• Terdapat 3 fungsi utama darah:
1) Transpor  Eritrosis
Sel darah merah (eritrosit) mengandung Hb yang
mengikat O2 sehingga berfungsi sebagai
transport O2 dari paru-paru ke seluruh jaringan
serta mengangkut CO2 dari jaringan menuju
paru-paru.
Selain transport O2, eritrosit juga memili fungsi
untuk transport nutrient ke seluruh tubuh
2) Proteksi  Leukosit, Platelet
Terdapat 2 jenis leukosit (granulosit dan agranulosit).
Granulosit terdiri dari neutrofil (fagosit bakteri),
basofil (reaksi alergi), eusinofil (reaksi alergi dan
proteksi saat terjadi infeksi parasit). Agranulosit
terdiri dari limfosit (imunitas spesifik) dan monosit
(APC dan fagositosis)

Platelet berperan dalam koagulasi darah saat terjadi


perdarahan. Sehingga mencegah terjadinya infeksi
lebih lanjut.

3) Regulasi  Plasma
Mempertahankan suhu tubuh manusia yaitu sekitar
37 derajat celcius
ERITROPESIS
NO.2
• Eritropoiesis berjalan dari sel induk melalui sel progenitor CFUGEMM
(colony-forming unit granulocyte, erythroid, monocyte and
me\gakariocyte / unit pembentuk koloni granulosit, eritroid, monosit dan
megakariosit), BFUE(burst-forming unit erythroid / unit pembentuk
letusan eritroid) dan CFU eritroid (CFUU) menjadi prekusor eritrosit yang
dapat dikenali pertama kali di sumsum tulang, yaitu pronormoblas.
Pronormoblas adalah sel besar dengan sitoplasma biru tua, dengan inti
di tengah dan nukleoli, serta kromatin yang sedikit menggumpal.
 
NO.3

PERUBAHAN YANG TERJADI PADA


PEMERIKSAAN DARAH LENGKAP PADA
KASUS INFEKSI
ANALISIS SKENARIO
LAST
Analisis Skenario
Anamnesis
• Laki-laki 16 tahun
• Mudah lelah
• Pucat Gejala umum anemia
• Berkunang-kunang
• 2 bulan terakhir keluar cacing saat BAB → salah satu etiologi Anemia defisiensi besi
• 6 bulan yang lalu pernah minum obat cacing
• Mual, nafsu makan berkurang, kadang demam → akibat dari infeksi cacing
Px Fisik
• Atrofi papil lidah ciri khas dari Anemia Defisiensi besi
• Koilonichya (kuku sendok)
• TD : 110/80 → normotensi
• Suhu : 36,5 → normal
Px Penunjang
• Hb : 7,9 g/dL → menurun (normal laki-laki dewasa: 13 µg/dl)
• MCV : 70 fl → menurun ( normal: 80-100 fl)
• MCH : 26 pg → sedikit menurun (normal: 27,5-33,2 pg)
• Serum FE : 21 → menurun (normal laki-laki dewasa: 55-160 µg/dl)
• TIBC : 450 µg/dl → tergolong sedikit meningkat (normal: 255-450 µg/dl)
• Ferritin : 10 → menurun ( normal laki-laki dewasa : 23-336 ng/mL
Jadi berdasarkan data seluruh pemeriksaan
tersebut, pasien dapat didiagnosa mengalami
Anemia Defisiensi Besi (ADB) karena
didapatkan gejala khas ADB, kelainan uji lab khas
ADB, yaitu kadar MCV < 80 dan MCHC <31%
disertai 2 dari 3 :
1. Besi serum < 50 µg/dl
2. TIBC > 350 mg/dL
3. Saturasi transferin < 15%
Daftar Pustaka
• Ciesla B. Hematology in Practice. Philadelphia: F.A.
Davis Company; 2007
• Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata M,
Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi
Kelima. Jilid II. Jakarta: InternaPublishing
• Lichtman MA, Beutler E, Seligsohn U, Kaushansky
K, Kipps TO. Williams Hematology. 7th Edition.
McGraw-Hill Medical
TERIMA KASIH
SAMA-SAMA

You might also like