You are on page 1of 49

VOLUMETRI

IMA WIJAYANTI
Kimia Analitik

 Kimia analitik:
 Cabang ilmu kimia yg bertugas mengidentifikasi zat,
memisahkannya serta menguraikannya dalam
komponen-komponen, menentukan jenis serta
jumlahnya.
 Kimia Analitik dibedakan atas:
1. KA Kualitatif: analisa yang bertujuan untuk
menemukan dan mengidentifikasi jenis unsur,
senyawa yg terdapat pada suatu bahan.
ex: analisa senyawa metabolit sekunder
(fitokimia)
2. KA kuantitatif
analisa yang bertujuan untuk
menentukan/menetapkan banyaknya suatu
unsur atau senyawa yang terdapat dalam suatu
sampel dan hasilnya dinyatakan dlm bentuk
jumlah atau bilangan
ex : analisa volumetri, analisa gravimetri
 Langkah-langkah analisa kuantitatif:
1. Pengambilan sampel/contoh, yaitu memilih
cuplikan dari suatu zat atau bahan yg akan
diperiksa (sampel harus mewakili).
2. Mengubah cuplikan menjadi suatu bentuk
untuk memungkinkan dilakukan pengukuran,
melarutkan, dikeringkan, ditumbuk, dll.
3. Pengukuran (kimia, fisika, instrumen)
4. Perhitungan dan interpretasi hasil.
Analisa Volumetri

 Volumetri atau titrimetri


 merupakan suatu metode analisis kuantitatif
didasarkan pada pengukuran volume titran yang
bereaksi sempurna dengan analit (larutan yang tidak
diketahui).

 Penentuan konsentrasi suatu contoh dengan


pengukuran volume larutan yang telah diketahui
konsentrasinya .
 Titran merupakan zat yang digunakan untuk
mentitrasi.
 Analit adalah zat yang akan ditentukan
konsentrasi/kadarnya.

Syarat: reaksi harus secara cepat, reaksi


berlangsung kuantitatif dan tidak ada reaksi
samping
Proses Pengukuran: dengan cara titrasi
(titrimetri)
Peralatan yang dipergunakan dalam volumetri
 Persyaratan Titrasi
1. Reaksi harus berlangsung cepat
2. Tidak terdapat reaksi samping
3. Reaksi harus stoikiometri, yaitu diketahui dengan
pasti reaktan dan produk serta perbandingan mol /
koefisien reaksinya
4. Terdapat zat yang dapat digunakan untuk
mengetahui saat titrasi harus dihentikan (titik
akhir titrasi) yang disebut zat indikator
 Reaksi umum: aA + tT aATt
 A = zat yang dititrasi= titrat = analit
 T = pentitrasi = titran
 a dan t = jumlah molekul masing-masing A dan T.
 Jadi a mol A bereaksi dengan t mol T (konsentrasi
diketahui).
 Larutan T dapat disebut larutan standar = larutan
baku.
 Titrasi:
Proses pengukuran volume suatu larutan yang
dibutuhkan untuk bereaksi sempurna dg suatu
pereaksi yang lain.
 Titrasi dihentikan sampai tercapai titik akhir (TA),
saat terjadi perubahan warna (krn ada indikator).
TE dan TA:
 TE = titik dimana grek titran =
grek titrat= titik ekivalen
 TA = titik dimana terjadi
perubahan warna pada
indikator karena kelebihan
titran
 Analisa volumetri ideal:
 TE berimpit dg TA (TE=TA)
 TE ≠ TA kesalahan titrasi
 Titasi Kembali
 Contoh:
 Titrasi B oleh A tdk dpt dilakukan karena lambat
atau tdk sempurna, karena itu ke dlm B ditambah
zat C berlebih. Kelebihan C kemudian dititrasi
dengan A titrasi kembali.
 B + C berlebih BC
 C berlebih (sisa) + A AC
 Perhitungan grek B = grek C – grek A
 Larutan Standar:
Larutan yg sudah diketahui konsentrasinya pada
suatu proses titrasi.
 Larutan standar dibedakan atas : Larutan standar
primer dan larutan standar sekunder
 Standar Primer: dibuat dengan menimbang
sejumlah zat murni dan melarutkan dengan
aquades secara teliti dan konsentrasinya diketahui.
Standar primer yang biasa digunakan

 Asam: HCl, Asam sulfat, C6H5COOH


 Basa: Na2CO3, MgO danNa2B4O7
 Oksidator: K2Cr2O7, KBRO3, KIO3
 Reduktor: Na2C2O4, K4Fe(CN)6
 Lain2: NaCl, KCl
 Persyaratan standar primer
1. Kemurnian tinggi (Murni atau < 0,02%
pengotoran)
2. Stabil terhadap udara
3. Bukan kelompok hidrat
4. Tersedia dengan mudah
5. Cukup mudah larut
6. Berat molekul cukup besar
Larutan Standar sekunder:
 Konsentrasi ditentukan
melalui standarisasi
menggunakan larutan
standar primer
ex: NaOH, KOH, Ba(OH)2,
KMnO4
 Standarisasi:
Suatu usaha untuk menentukan konsentrasi calon
larutan standar yg tepat sehingga dapat digunakan
untuk menentukan konsentrasi larutan contoh.
 Standarisasi dapat dilakukan dg cara titrasi dg
larutan standar primer.
Syarat Reaksi Volumetri:
 Reaksi sederhana, sempurna, cepat,
stoikiometri
 Terdapat perubahan sifat fisika/kimia pada
TE
 Indikator mampu menunjukkan titik akhir
(TA) yg jelas
Metode volumetri

 Titrasi asam basa meliputi reaksi asam basa baik


lemah maupun kuat
 Titrasi redoks adalah titrasi yang meliputi hampir
semua reaksi oksidasi reduksi
 Titrasi pengendapan adalah titrasi yang meliputi
pembentukan endapan
 Titrasi kompleksometri meliputi itrasi EDTA seperti
titrasi spesifik dan juga dapat digunakan untuk
melihat perbedaan pH pada pengkompleksan
Reaksi dalam Analisa Volumetri
 Reaksi asam basa/penetralan
didasarkan pada perpindahan proton antar
senyawa yg mempunyai sifat asam-basa, contoh:
a. alkalimetri: titrasi asam dan garam yg berasal dr
basa lemah-asam kuat dengan larutan standar
basa.
b. Asidimetri: titrasi basa dan garam yg berasal
dari basa kuat-asam lemah dengan larutan
standar asam.
Jenis-Jenis Titrasi Asam Basa

 Titrasi asam basa terbagi menjadi 5 jenis yaitu :


 1. Asam kuat - Basa kuat
 2. Asam kuat - Basa lemah
 3. Asam lemah - Basa kuat
 4. Asam kuat - Garam dari asam lemah
 5. Basa kuat - Garam dari basa lemah
Titrasi Asam Kuat - Basa Kuat

 Contoh :  Kurva Titrasi Asam


 - Asam kuat : HCl Kuat Basa Kuat
- Basa kuat : NaOH
 Persamaan Reaksi :
HCl + NaOH → NaCl +
H2 O
Reaksi ionnya :
H+ + OH- → H2O
Titrasi Asam Kuat - Basa Lemah

 contoh :  Kurva Titrasi Asam kuat


 - Asam kuat : HCl – Basa Lemah
- Basa lemah : NH4OH
 Persamaan Reaksi :
HCl +
NH4OH → NH4Cl +
H2O
Reaksi ionnya :
H+ + NH4OH → H2O +
NH4+
Titrasi Asam Lemah - Basa Kuat

 Kurva Titrasi Asam


 contoh : Lemah – Basa Kuat
 - Asam lemah :
CH3COOH
- Basa kuat : NaOH
 Persamaan Reaksi :
CH3COOH +
NaOH → NaCH3COO
+ H2O
Reaksi ionnya :
H+ + OH- → H2O
Titrasi Asam Kuat - Garam dari Asam Lemah

 contoh :
 - Asam kuat : HCl
- Garam dari asam lemah : NH4BO2
 Persamaan Reaksi :
HCl + NH4BO2 → HBO2 + NH4Cl
Reaksi ionnya :
H+ + BO2- → HBO2
Titrasi Basa Kuat - Garam dari Basa Lemah

 contoh :
 - Basa kuat : NaOH
- Garam dari basa lemah : CH3COONH4
 Persamaan Reaksi :
NaOH + CH3COONH4 → CH3COONa + NH4OH
Reaksi ionnya :
OH- + NH4- → NH4OH
Cara Melakukan Titrasi Asam Basa

1. Zat penitrasi (titran) yang merupakan larutan baku


dimasukkan ke dalam buret yang telah ditera
2. Zat yang dititrasi (titrat) ditempatkan pada wadah (gelas
kimia atau erlenmeyer).Ditempatkan tepat dibawah buret
berisi titran
3. Tambahkan indikator yang sesuai pada titrat, misalnya,
indikator fenoftalien
4. Rangkai alat titrasi dengan baik. Buret harus berdiri tegak,
wadah titrat tepat dibawah ujung buret, dan tempatkan
sehelai kertas putih atau tissu putih di bawah wadah titrat
5. Atur titran yang keluar dari buret (titran dikeluarkan sedikit
demi sedikit) sampai larutan di dalam gelas kimia
menunjukkan perubahan warna dan diperoleh titik akhir
titrasi. Hentikan titrasi !
Indikator Asam Basa

 >> Indikator asam basa adalah asam lemah atau


basa lemah (senyawa organik) yang dalam
larutannya warna molekul-molekulnya berbeda
dengan warna ion-ionnya
 >> Zat indikator dapat berupa asam atau basa yang
larut, stabil, dan menunjukkan perubahan warna
yang kuat.
 >> Indikator asam-basa terletak pada titik ekivalen
dan ukuran dari pH
Beberapa indikator asam basa
Perubahan warna
Pelarut
Indikator
Asam Basa

Thimol biru Merah Kuning Air

Metil kuning Merah Kuning Etanol 90%

Metil jingga Merah Kuning-jingga Air

Metil merah Merah Kuning Air

Bromtimol biru Kuning Biru Air

Fenolftalein Tak berwarna Merah-ungu Etanol 70%

thimolftalein Tak berwarna biru Etanol 90%


 Dasar Perhitungan:
 Pada Titik Ekivalen (TE): jumlah
grek A = jumlah grek T.
Perbandingan mol A dan mol T
sesuai dengan perbandingan
koefisien reaksi.
 Contoh:
 H2SO4 + 2NaOH Na2SO4 + 2H2O
 1 mol H2SO4 2 mol NaOH
 Jumlah grek H2SO4 = grek NaOH
 Rumus perhitungan umum:
 V1N1 = V2N2
 Contoh soal:
25 ml HCl tepat dititrasi dg 20 ml NaOH 0,1 N.
Tentukan konsentrasi HCl

Diketahui: V1 = 25 ml
V2 = 20 ml
N2 = 0,1 N
N1 = ?
 Jawab:
V1N1 = V2N2
25 N1 = 20. 0,1
N1 = 0,08 N
Jadi konsentrasi HCl = 0,08 N
TITRASI PENGENDAPAN

 PENDAHULUAN
• Jumlah metode tidak sebanyak titrasi asam– basa atau titrasi
redoks
• Kesulitan mencari indikator yang sesuai
• Komposisi endapan sering tidak diketahui secara pasti, terutama
jika ada efek kopresipitasi.
• Titrasi pengendapan merupakan titrasi yang melibatkan
pembentukan endapan dari garam yang tidak mudah larut
antara titrant dan analit. Hal dasar yang diperlukan dari titrasi
jenis ini adalah pencapaian keseimbangan pembentukan yang
cepat setiap kali titran ditambahkan pada analit, tidak adanya
interferensi yang menggangu titrasi, dan titik akhir titrasi yang
mudah diamati
• Salah satu jenis titrasi pengendapan yang sudah lama dikenal adalah
melibatkan reaksi pengendapan antara ion halida (Cl-, I-, Br-) dengan
ion perak Ag+. Titrasi ini biasanya disebut sebagai Argentometri yaitu
titrasipenentuan analit yang berupa ion halida (pada umumnya)
dengan menggunakan larutan standard perak nitrat AgNO3.
• Argentometri paling banyak dipakai dalam titrasi pengendapan karena
hasil kali kelarutan garam perak halida (pseudo halida) sangat kecil.
• Titrasi argentometri tidak hanya dapat digunakan untuk menentukan
ion halida akan tetapi jug dapat dipakai untuk menentukan merkaptan
(thioalkohol), asam lemak, dan beberapa anion divalent seperti ion
fosfat PO43- dan ion arsenat AsO43-
ARGENTOMETRI

• Dasar titrasi argentometri adalah pembentukan


endapan yang tidak mudah larut antara titran
dengan analit. Sebagai contoh yang banyak dipakai
adalah titrasi penentuan NaCl dimana ion Ag+ dari
 titran akan bereaksi dengan ion Cl- dari analit
membentuk garam yang tidak mudah larut AgCl.
 Ag(NO3)(aq) + NaCl(aq) -> AgCl(s) + NaNO3(aq)
 Setelah semua ion klorida dalam analit habis maka
kelebihan ion perak akan bereaksi dengan indicator.
Indikator yang dipakai biasanya adalah ion kromat
CrO42- dimana dengan indicator ini ion perak akan
membentuk endapan berwarna coklat kemerahan
 sehingga titik akhir titrasi dapat diamati. Indikator
lain yang bisa dipakai adalah tiosianida dan
indicator adsorpsi
.
 Berdasarkan jenis indicator dan teknik titrasi yang
dipakai maka titrasi argentometri dapat dibedakan
atas Argentometri dengan metode Mohr, Volhard,
atau Fajans.
 Selain menggunakan jenis indicator diatas maka kita
 juga dapat menggunakan metode potensiometri
untuk menentukan titik ekuivalen
 Ketajaman titik ekuivalen tergantung dari kelarutan
endapan yang terbentuk dari reaksi antara analit
dan titrant. Endapan dengan kelarutan yang kecil
akan menghasilkan kurva titrasi argentometri yang
memiliki kecuraman yang tinggi sehingga titik
ekuivalen mudah ditentukan, akan tetapi endapan
dengan kelarutan rendah akan menghasilkan kurva
titrasi yang landai sehingga titik ekuivalen agak sulit
ditentukan. Hal ini analog dengan kurva titrasi
antara asam kuat dengan basa kuat dan antara asam
lemah dengan basa kuat
Contoh : Penentuan kadar garam

 Prinsip :
 Sampel kering hasil pengabuan dapat langsung dititrasi dengan Perak
Nitrat. Ion-ion perak mengendap sebagai Perak Khlorida sampai habis dan
kelebihan perak diukur dengan Pottasium Khromat.
 Prosedur :
 Abu hasil pengabuan dilarutkan dengan aquadest dimasukkan dalam labu
ukur100 ml melalui corong, cawan dan masukkan ke dalam labu ukur,
kemudian dikocok
 Ambil 10 ml larutan tersebut ditambah larutan indikator 3-4 tetes titrasi
dengan AgNO3 sehingga warna menjadi merah bata
 Perhitungan :
 Kadar garam : 1.169 x (Titrasi sampel – titrasi rata-rata blanko)x 100%
 Berat sampel

Cara 2:

 menghancurkan/menghomogenkan 25 gram sampel yang telah


ditambahkan sebanyak 225 ml aquadest. Masukkan kedalam labu ukur 250
ml
 Saring dan ambil 10 ml filtratnya. Tambahkan indikator potasium khromat
+5 tetes dan dititrasi dengan AgNO3 0,1 N
 Titik akhir titrasi ditandai dengan warna merah bata dan warna tidak
berubah setelah digoyang selama 30 detik
 Perhitungan :
 Kandungan garam pada 250 ml
 = 58,5 x 0,1
 1000
 = titer x 250 x 0,005845 g
 10
 Persen garam
 = berat garam (g) x 100 %
 berat sampel (g)
LATIHAN

 Kadar NaCl dapat ditentukan dengan titrasi


pengendapan, jelaskan metode penentuan kadar
NaCl dengan sampel segar, jika diketahui titer 5 ml
tentukan kadar NaCl pada sampel tersebut!(poin 20)
TERIMA KASIH

You might also like