You are on page 1of 17

Sjamsu Umar

Subdevisi Geriatri Bagian/ SMF FK


Unsyiah/ RSUZA
1
ARTRITIS REUMATOID
 Artritis reumatoid (AR)
merupakan penyakit inflamasi sistemik kronik
yang walaupun manifestasi utamanya adalah
poliartritis yang progresif, namun penyakit
ini juga melibatkan seluruh organ tubuh.

 AR ini umumnya selain gejala artikular, AR dapat


pula menunjukkan gejala konstitusionil, berupa
kelemahan umum, cepat lelah, atau gangguan
organ non artikular lainnya
2
 Epidemiologi
AR ini telah lama dikenal dan tersebar seluruh
dunia melibatkan semua ras dan kelompok etnik.

Lebih sering dijumpai pada wanita dengan


perbandingan 3 : 1 dari pria

 Etiologi
Faktor genetik dan beberapa faktor lingkungan
diduga berperan dalam penyakit ini
3
 AR cenderung menimpa wanita dan sering
dijumpai remisi pada wanita yang sedang hamil
menimbulkan dugaan adanya faktor
keseimbangan hormonal sebagai salah satu
faktor yang berpengaruh terhadap penyakit ini

 Sejak tahun 30 infeksi diduga merupakan penyebab


AR Agen infeksius yang diduga penyebab AR
adalah bakteri, mikroplasma dan virus.

4
 Klasifikasi dan kriteria diagnostik Artritis
Reumatoid

 Klasifikasi menurut American Rheumatism


Association (ARA) telah digunakan selama 30
tahun sejak tahun 1958 ternyata banyak ditemukan
kelemahan dan mengakibatkan kesalahan
diagnostik, Untuk itu ARA mempublikasikan
susunan kriteria klasifikasi reumatoid artritis (AR)
dalam format tradisionil yang baru.

5
 Manifestasi klinis AR
AR dapat timbul berupa serangan poliartritis akut yang
berkembang cepat dalam beberapa hari. Namun pada
umumnya penyakit ini dapat berkembang secara
perlahan dalam beberapa minggu

AR dapat bermanifestasi sebagai palindromic rheumatism


yaitu gejala monoartritis yang hilang timbul dan
berlangsung selama 3 – 9 hari serta diselingi masa
remisi sempurna sebelum bermanifestasi AR yang khas

 Pauciarticular rheumatism : poliartritis yang melibatkan 4


persendian atau kurang

6
I. Manifestasi Artikular dibagi 2 kategori:
A. Gejala inflamasi akibat aktivitas sinovitis
Reveribel

B. Gejala akibat kerusakan struktur persendian


irreversibel

note : A. Dapat diatasi dengan pengobatan


medikamentosa
B. Tidak dapat diperbaiki lagi dan
memerlukan pembedahan rekonstruktif

7
 Gejala yang berhubungan dengan aktivitas sinovitis
adalah kaku pagi hari yang sering dijumpai pada AR
aktif, kaku pagi hari ini berlangsung lebih dari 1 jam.

 Lamanya kaku pagi hari agaknya berhubungan dengan


lamanya immobilisasi pada saat pasien sedang tidur
serta beratnya inflamasi. Gejala kaku pagi haari tersebut
akan menghilang jika remisi tercapai

 Faktor lain penyebab lain kaku pagi hari adalah


inflamasi akibat sinovitis

8
 Deformitas persendian dapat terjadi akibat
beberapa mekanisme yang berhubungan dengan
terjadinya sinovitis dan pembentukan pans

 Walaupun peran sinovitis dalam menyebabkan


deformitas persendian berlaku pada semua
persendian, namun terdapat beberapa aspek
khusus yang berhubungan dengan persendian
tertentu, misalnya pada vertebra servikalis,
gelang bahu, siku, tangan, panggul, lutut, kaki
dan pergelangan kaki

9
II. Manifestasi Extra Artikular

1. Kulit :
Di negara Barat, nodul reumatoid merupakan suatu gejala
AR yang patognomonic, di Indonesia jarang dijumpai, di
samping itu ditemukan vaskulitis

2. Mata :
Ditemukan kerato – Konjungtivitis sicca (syndrom
Sjogren)

3. Sistem respiratorik :
Peradangan pada sendi krikoaritenoid mempunyai gejala
nyeri tenggorokan, nyeri menelan, yang terasa lebih berat
pada pagi hari, dapat juga terjadi pneumonitis interstisial,
efussi pleura dan fibrosis paru yang luas
10
4. Sistem kardiovaskuler
Perikarditis konstriktiva yang berat, nodul
reumatoid pada miokardium dan katup
jantung.

5. Sistem gastrointerstinal
Gastritis, ulkus peptikum, akibat penggunaan
obat anti inflamasi non steroid (OAINS)

6. Ginjal
Berbeda dengan LES (lupus eritematosus
sistemik) pada AR jarang ditemukan kelainan
glomerular
11
7. Sistem saraf
Patogenesis komplikasi neurologis pada AR
umumnya berhubungan dengan mioropati akibat
instabilitas vertebra, servikal, neuropati jepitan
atau neuropati iskemik akibat vaskulitis

8. Sistem hematologis
anemi berupa normositik normokrom ( hipokomik
ringan) yang disertai kadar serum besi yang
rendah

12
 Penatalaksanaan

Setelah dignostik AR ditegakkan, yang pertama


dilakukan adalah membina hubungan yang baik
antara pasien dan keluarga dengan dokter atau
tim pengobatan lainnya. Hal ini perlu dilakukan
karena pengobatan memerlukan waktu yang
cukup lama.

13
1. Peranan pendidikan

Kepada pasien harus diterangkan kemungkinan adanya faktor


etiologi, patogenesis, perihal riwayat alamiah penyakit dan
penatalaksanaan AR.

2. Penggunaan OAINS

OAINS umumnya diberikan sejak masa dini penyakit ini untuk


mengatasi nyeri sendi akibat inflamasi yang sering kali
dijumpai.

Keterbatasan penggunaan OAINS adalah yang berhubungan


dengan toksisitasnya yang sering mengenai traktus
gastrointestinal. Bagi pasien yang sensitif, dapat diberikan
dalam bentuk supposutoria

14
3. Kortikosteroid

Obat ini memiliki efek anti inflamasi dan


immunosuprresif, tetapi obat tersebut tidak
terbukti memiliki khasiat untuk mengubah
riwayat alamiah penyakit.

Karena efek sampingnya yang sangat berat,


obat ini jarang dipakai dalam jangka panjang
kecuali pada AR dengan komplikasi berat dan
mengancam jiwa seperti vaskulitis.

15
4. Rehabilitasi pasien AR
Tindakan ini bermanfaat untuk mengembalikan
tingkat kemampuan pasien dengan cara:

- Mengurangi rasa nyeri

- Mencgah terjadinya kekakuan dan keterbatasan gerak


sendi

- Mencegah terjadinya atropi dan kelemahan otot

- Mencegah terjadinya deformitas.

- Meningkatkan rasa nyaman dan kepercayaan diri

- Mempertahankan kemandirian sehingga tidak tergantung


pada orang lain

16
17

You might also like