Professional Documents
Culture Documents
Ekonomi Pertanian
Ekonomi Pertanian
4.3. Efisiensi
Efisiensi produksi berarti maksimisasi perbandingan output dan
input. Efisiensi teknis, output dan input diukur dengan unit fisik.
Ini terjadi pada Average Product (AP) maksimum. Pada saat itu
AP=MP (Marginal Product.) Efisiensi harga/ alokatif berarti dicapai
pada keuntungan maksimum. Ini dicapai pada saat nilai produksi
marginal (MVP) = harga input (v) atau MP = v/p, dimana p =
harga output.
4.4. Optimasi
Jika diketahui fungsi produksi dan harga, maka dapat dicari
tingkat input dan produksi optimal, artinya yang menghasilkan
keuntungan maksimal.
=py-vx
maximum, bila d/dx = 0,
dan d(d/dx)/dx < 0
Contoh : fungsi produksi: y= 10X-X2 dan Y= 10X0,5, harga y (p)=
Rp 10/unit dan harga X (v)= Rp 6/unit. Berapa produksi
maksimal, input optimal, produksi optimal, dan laba maksimal ?
5.3. Modal
Modal adalah barang atau uang yang bersama dengan faktor
produksi lain (tanah dan tenaga kerja) menghasilkan barang baru.
Macam modal
1. berdasar bisa dilihat tidaknya : tangible dan non tangible,
misalnya human investment
2. dari sumbernya : equity capital dan debt capital
3. dari manfaat: private capital (hanya memberi manfaat
kepada investor) ,dan social capital (memberi manfaat banyak
orang) misalnya jalan dan irigasi.
5.4. Manajemen
Manajemen adalah ilmu dan seni untuk mengelola
(merencanakan, mengorganisasi, mengarahkan dan
mengendalikan) suatu usaha guna memperoleh keuntungan.
Menurut Dun & street, 88% kegagalan bisnis disebabkan oleh
manajemen yang tidak efektif.
5.5. Masalah tanah garapan
Hubungan petani dengan lahannya
Bentuk hubungan antara petani dengan lahan garapan dapat
digolongkan menjadi 3 macam: petani pemilik penggarap, petani
penyewa, dan petani penyakap.
Pengaruh status petani terhadap kinerja usahatani
latar belakang petani:
petani pemilik penggarap adalah petani tradisional. Penyakap
juga merupakan petani tradisional yang kurang mampu, sudah
terbiasa menggarap lahan untuk usahatani tetapi mungkin
kurang profesional. Petani penyewa umumnya lebih
profesional, karena sudah memperhitungkan untung rugi.
jangka waktu / time horizon :
petani pemilik penggarap jangka waktunya tak terbatas,
sedang penyewa terbatas pada kontrak sewa menyewa.
Penyakap waktunya tidak ditentukan tetapi mudah dihentikan
penggarapannya.
kinerja usahatani : kendala /insentif ekonomi
Penyewa mengeluarkan uang lebih banyak. Ini bisa
membatasi bisa tidak, tergantung kemampuan dan
tersedianya kredit. Untuk penyakapan tergantung
perjanjian bagi hasil dan pembebanan biaya.
Menurut UUPBH 1960 hasil dan biaya dibagi dua, tetapi
prakteknya tidak demikian. Dalam praktek ada yang
hasilnya dibagi dua, biayanya seluruhnya ditanggung
penyakap.
Masalah bunga
Pertanian mempunyai karakteristik tertentu sehingga
perkreditan pertanian memerlukan bunga yang murah, ada
grace periode, waktu panjang, kelonggaran atau asuransi,
bimbingan atau pendampingan, dll.
Bunga kredit dipengaruhi: biaya administrasi, biaya modal,
inflasi, resiko, dan jangka waktu pengembalian.
Mengapa petani perlu kredit…. ?
untuk membiayai usahataninya
untuk membiayai pemasaran
pembiayaan konsumsi
pembiayaan kegiatan social
VI. PERMINTAAN DAN PENAWARAN
HASIL PERTANIAN
6.1. Permintaan hasil pertanian
Permintaan hasil pertanian merupakan hubungan antara jumlah
barang hasil pertanian yang akan dan mau dibeli oleh konsumen
dan harga hasil pertanian tersebut
Permintaan hasil pertanian dapat dinyatakan sebagai kurva,
persamaan, atau tabel permintaan
Fungsi permintaan adalah suatu fungsi yang menggambarkan
hubungan antara jumlah barang yang mau dan mampu dibeli
konsumen dengan faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan
hasil pertanian tersebut.
dalam persamaan matematika :
Q = f(P, Ps, Pk, I, T, S)
P= harga, Ps = harga barang substitusi, Pk = harga barang
komplementer, I = pendapatan konsumen, T = selera dan cita rasa
konsumen, S = musiman
Harga barang mempengaruhi jumlah permintaan, untuk hampir
semua barang (barang inferior, normal dan mewah, selain giffen
goods, hubungan antara harga barang dan jumlah permintaan
digambarkan mengikuti hukum permintaan, yaitu bila harga
barang naik, maka jumlah permintaannya berkurang dan
sebaliknya bila harga menurun, maka permintaan barang tersebut
akan naik
Pada giffen goods berlaku sebaliknya, yaitu: bila harga barang
naik maka jumlah permintannya akan naik dan bila harga barang
turun, maka jumlah permintaannya akan turun. Contoh :
barang/jasa yang informasinya kurang jelas seperti film di bioskop
dan barang yang rendah nilai sosialnya misalnya gaplek.
Harga barang substitusi mempengaruhi jumlah permintaan
barang, bila harga barang substitusi naik maka jumlah permintaan
barang akan naik.
Hal ini disebabkan karena konsumen akan mengganti
konsumsinya pada barang lain yang lebih murah, atau paling tidak
mengurangi konsumsi barang yang harganya naik dan menambah
konsumsi barang yang harganya turun.
Harga barang komplementer. Bila harga barang komplementer
naik maka jumlah permintaan barang akan mengalami
penurunan, karena konsumsi barang yang kita bicarakan
dikonsumsi konsumen bersama-sama dengan barang
komplementer, sehingga penurunan konsumsi barang
komplementer juga berakibat sama dengan barang tersebut.
Cita rasa dan selera konsumen . Bila cita rasa dan selera
konsumen naik maka jumlah permintaannya juga akan naik.
selera dan citasara konsumen Indonesia akan beras lebih tinggi
daripada orang barat, maka permintaan beras orang Indonesia
lebih tinggi dibandingkan permintaan orang barat.
demikian sebaliknya citarsa dan selera orang barat terhadap
gandum dan kentang lebih tinggi daripada orang Indonesia,
sehingga jumlah permintaan gandum dan kentang orang barat
lebih tinggi daripada orang Indonesia.
Teknologi
Bila tersedia teknologi yang semakin maju, akan meningkatkan
jumlah penawaran. Didalam pertanian teknologi bisa berupa
teknologi fisik/mekanis, kimia, biologi, dll.
Musim
Pengaruh musim terhadap penawaran sudah jelas, bila sedang
musim maka akan tersedia banyak barang yang ditawarkan.
6.3. Keseimbangan pasar dan perubahan harga
Keseimbangan pasar terjadi bila jumlah permintaan sama dengan
jumlah penawaran. Dalam keseimbangan terdapat harga dan jumlah
barang keseimbangan. Keseimbangan harga dan jumlah barang akan
berubah bila kurva penawaran dan permintaan berubah.
8.1. Pengertian
Kebijakan pertanian sering disebut pula politik pertanian
merupakan salah satu kegiatan pemerintah untuk masyarakat
yang ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup, kesempatan
ekonomi petani dan kehidupan pedesaan.
5. Pajak ekspor
Pajak ekspor selain juga mendatangkan pendapatan bagi
pemerintah juga berfungsi untuk melindungi industri dalam negeri
yang menggunakan bahan baku produk tersebut. dengan adanya
pajak ekspor, maka harga produk dalam negeri menjadi lebih
murah, sehinga menguntungkan pengguna bahan baku tersebut.
6. Pembatasan produksi
7. Pembayaran langsung
8.3. Kebijakan struktural
Kebijakan struktural berupa kebijakan pertanahan, pola dan tata
tanam serta kebijakan tentang infrastruktur. Kebijakan
pertanahan bertujuan untuk menata luas pengusahaan dan
pemilikan lahan. Kebijakan ini bisa berupa agrarian reform yang
meliputi:
1. perubahan sistem pemilikan dan penguasaan tanah
2. perubahan dalam sistem penggunaan tanah
3. perubahan tentang hukum agraria nasional
Menurut Mosher (1969), struktur pedesaan yang modern terdiri
dari:
1. tersedianya pasar tempat menjual hasil produksi dan membeli
sarana produksi dan peralatan pertanian.
2. jalan-jalan desa yang cukup memadai
3. tempat-tempat percobaan guna melakukan verifikasi lokal
4. Perangkat penyuluhan, tempat petani belajar dan bertanya
tentang teknologi baru
5. fasilitas perkreditan guna menunjang penggunaan teknologi
baru.
8.4. Kebijakan pemasaran
kebijakan pemasaran menitik beratkan pada pengaturan sistem
pemasaran beserta lembaga-lembaganya, sehingga tercipta
sistem pemasaran yang efisien dan efektif agar petani mempunyai
daya saing yang tinggi.
IX. PEMBANGUNAN PERTANIAN
Perubahan dalam pendekatan kebijakan pembangunan pertanian
yang dilakukan oleh Kabinet Persatuan Nasional:
1. Perubahan penekatan perencanaan dari dominasi perencanaan
terpusat menjadi lebih terdesentralisasi, dalam upaya menjamin
pembangunan partisipasif, optimasi pemanfaatan sumberdaya
yang beragam dan mencapai pembangunan daerah yang lebih
merata.
2. Perubahan orientasi pembangunan dari pendekatan peningkatan
produksi menjadi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan
petani.
3. Perubahan dari penekanan pada upaya menghasilkan produk
tanaman primer mengarah pada produk-produk olahan yang
dapat menciptakan nilai tambah bagi masyarakat pedesaan,
melalui pengembangan agribisnis di pedesaan.
4. Perubahan dari pemanfaatan teknologi padat karya untuk
menciptakan kesempatan kerja mengarah pada penerapan
teknologi padat modal ddan mekanisasi pertanian dalam upaya
untuk mencapai efisiensi usaha dan daya saing komoditas.
5. Perubahan dari dominasi peran pemerintah dalam pelaksanaan
pembangunan menjadi pada semakin besarnya peran masyarakat
dan swasta mulai dari perencanaan sampai pada
implementasinya.
X. KOPERASI PERTANIAN
Koperasi adalah organisasi ekonomi rakyat yang berwatak sosial,
beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi yang
merupakan tata susunan ekonomi sebagai usaha bersama
berdasar atas azas kekeluargaan.
Macam-macam koperasi:
-koperasi produksi
-koperasi pemasaran
-koperasi simpan pinjam
Sejarah koperasi dunia.
Jejak-jejak organisasi yang menyerupai koperasi pernah ada di
Mesir kuno kira-kira 3000 tahun SM.ada bekas ide koperasi
kebudayaan di Yunani, Romawi dan China. Koperasi pengusaha
tani pertama yang dilaporkan adalah koperasi para peternak sapi
perahan di Swiss, yang membuat keju secara koperatif pada abad
ke 13. orang-orang amerika berpengalaman dalam membentuk
koperasi. Benyamin Franklin membentuk gabungan asuransi
bersama (koperasi) pada tahun 1752. menjelang tahun 1800-an
hampir sebanyak 1000 koperasi usahatani terutama koperasi
peternak perahan di Amerika Serikat.
Banyak orang mengakui bahwa koperasi resmi pertama pada
jaman modern adalah ’perkumpulan para pelopor keadilan
Rochdale’ di Inggris tahun 1844. pada awalnya anggotanya
berjumlah 28 yang berusaha dalam pembelian perbekalan untuk
bisnis mereka. Walaupun perkumpulan tersebut bukan yang
pertama, tetapi prinsip-prinsip dasarnya telah berlaku sebagai
model bagi perkembangan sejumlah besar koperasi modern.
Prinsip-prinsip Rochdale
1. modal harus disediakan sendiri dan modal tersebut mendapat
suku bunga yang tetap.
2. koperasi hanya menyediakan bahan makanan yang paling pokok
dan yang dapat diperoleh kepada para anggota.
3. timbangan dan ukuran penuh harus diberikan.
4. harga pasar harus dibayar langsung, tidak ada kredit yang
diberikan atau diminta.
5. laba harus dibagi menurut perbandingan jumlah pembelian yang
dilakukan oleh setiap anggota.
6. prinsipnya setiap anggota mempunyai 1 suara yang menentukan
dan harus ada persamaan bagi semua jenis kelamin dalam
keanggotaan.
7. manajemen harus dikelola oleh para pejabat dan komite/panitia
yang dipilih secara berkala.
8. persentase tertentu dari sisa hasil usaha harus disediakan bagi
pendidikan
9. perhitungan (laporan) keuangan dan neraca harus sering
disajikan kepada para anggota.