Professional Documents
Culture Documents
Dewatering Multi Layer Aquifer
Dewatering Multi Layer Aquifer
Empat tes pemompaan (Skema I - IV) dilakukan antara 26 April 2009 dan 15 Mei 2009
saat katup terbuka. Air tanah dipompa dari phreatic aquifer dan confined aquifer dengan
katup terbuka.
Dua tes pemompaan lainnya (Skema V ke VI) dilakukan antara 15 Mei 2009 dan 30
Mei 2009. Dalam tes ini, air tanah hanya dipompa dari akuifer freatik (saat katup
ditutup)
DRAWDOWN HASIL EKSPERIMENTAL
Saat katup terbuka, overall trend dari drawdown di
sumur pengamatan meningkat secara bertahap sampai
pompa dimatikan dalam Skema IV
Saat pompa ditutup, tekanan air tanah di sumur
pengamatan masih menurun selama beberapa jam,
menunjukkan variasi tekanan air tanah mengalami
fenomena jeda waktu (time lag).
Besarnya jeda waktu tergantung pada jenis dan
dimensi pengamatan sumur, dan berbanding terbalik
dengan permeabilitas tanah
Pada lapisan tanah dengan permeabilitas rendah,
terutama pada aquifer phreatic time lag pada S1 lebih
jelas disbandingkan W1. Koefisien permeabilitas
vertikal di Aquitard I rendah, dengan nilai rata-rata
2,16 × 10-4 m / d dan ketebalan Aquitard I adalah 17,5
m. Jadi, secara teori, saat katup tertutup, tekanan air
tanah pada confined aquifer akan sedikit berubah.
Namun, sedikit penurunan air tanah di confined
aquifer terjadi dalam Skema uji pemompaan V dan VI
dengan katup tertutup.
SETTLEMENT
SIMULASI NUMERIS
GOVERNING EQUATION
Governing equation untuk aliran air tanah 3D dalam media jenuh dinyatakan sebagai berikut:
… … … (1)
Dimana:
Kij = hydraulic conductivity / koefisien permeabilitas
h = hydraulic head / tekanan hidrolik
q = external source / sink flux
Ss = coefficient of specific storage
t = time / waktu
Dengan:
… … … (2)
Dimana:
γw = unit weight of water / berat jenis air
mv = soil coefficient of volume compressibility / koefisien kompresibilitas tanah
n = effective porosity / angka pori efektif
β = coefficient of volume compressibility of water / koefisien kompresibilitasair
GOVERNING EQUATION
Dimana:
γw = unit weight of water
mv = soil coefficient of volume compressibility
n = effective porosity
β = coefficient of volume compressibility of water
Karena tekanan air tanah sangat rendah, kompresi air bisa diabaikan, artinya β = 0. Sehingga:
… … … (3)
Koefisien kompresibilitas volumetrik bergantung pada tegangan efektif dan dinyatakan sebagai:
… … … (4)
Dimana:
C‘ = slope of the e− logP curve
σv′ = vertical effective stress / Tegangan efektif vertikal
GOVERNING EQUATION
Menurut teori konsolidasi 1D Terzaghi, jika tekanan vertikal total selama pengisian air tanah kembali dari aquifer
bernilai konstan , maka kenaikan tegangan efektif sama dengan penurunan tekanan air pori:
… … … (5)
Dimana:
Δσ ′ = increase in vertical effective stress / Kenaikan tegangan efektif vertical
Δu = alteration of pore water pressure / perubahan tekanan air pori
γw = unit weight of water / berat jenis air
Variasi tegangan vertikal efektif pada waktu yang telah berlalu, Δσz (t), dapat dihitung berdasarkan variasi tekanan
air tanah, Δh (t), yang dapat dihitung dari Persamaan (5). Oleh karena itu, kompresi lapisan tanah, S(t), dapat
dinyatakan sebagai fungsi tekanan hidrolik:
… … … (6)
Dimana:
H = ketebalan lapisan tanah terukur
NUMERICAL MODEL
Plan view of well and settlement monitoring points Meshing Plan and Well location on Model
3D MODEL FINITE ELEMENT MESH
NUMERICAL RESULT (GROUNDWATER DRAWDOWN)
Contour of groundwater drawdown on May 8, 2009 on Contour of groundwater drawdown on May 8, 2009 on
phreatic Aquifer (Efek penurunan terjadi pada radius 40m) confined Aquifer (Efek penurunan terjadi pada radius 25m)
NUMERICAL RESULT (GROUND SETTLEMENT)
Dapat dilihat bahwa terdapat kesesuaian antara hasil simulasi dan pengamatan, kecuali untuk uji pemulihan untuk
uji pemompaan IV saat katup terbuka. Perbedaan antara hasil yang dihitung dan yang diukur dapat disebabkan oleh
faktor-faktor yang diabaikan dalam simulasi: (i) variasi dinamis tekanan air tanah, (ii) pemompaan di dekatnya, dan
(iii) penyaringan yang buruk dari katup.
RELATIONSHIP BETWEEN DRAWDOWN AND SETTLEMENT
Meskipun penurunan pada phreatic
dan confined aquifer relatif kecil,
penurunan tanah maksimum
mencapai 5 mm dalam
pemompaan selama 10 hari.
Fenomena ini menunjukkan
bahwa penurunan di area sekitar
disebabkan oleh pengeringan yang
sangat signifikan.
Settlement telah pulih sebagian
setelah pemompaan dihentikan,
menunjukkan bahwa deformasi
elastis dan plastik terjadi, dan
deformasi elastis lebih kecil
daripada deformasi plastis.
PERBANDINGAN DFW AND ORDINARY MIXING WELL
Comparison of drawdown of the results of two Comparison of ground settlement of the results of
simulations two simulations
KESIMPULAN
DFW mencakup beberapa layar independen yang sesuai dengan masing-masing aquifer dan katup
terletak di antara layar di dalam pipa baja yang dapat mengalirkan air tanah dari shallow dan deep aquifer
secara terpisah atau bersamaan menggunakan satu sumur, dengan mematikan atau membuka katup di
dalam pipa baja. DFW dapat digunakan dalam penggalian yang membutuhkan penurunan air tanah
dangkal dan dalam dengan sistem multi aquifer-aquitard.
Uji lapangan telah dilakukan untuk memverifikasi efek pengeringan dari DFW. Hasil uji lapangan
menunjukkan bahwa penurunan muka air maksimum adalah 0,6 m pada confined aquifer dan 1,0 m pada
aquifer phreatic, dan penurunan tanah maksimum adalah 5,4 mm pada akhir uji lapangan. Selain itu,
variasi tekanan air tanah menghadirkan fenomena time lag karena permeabilitas tanah yang rendah.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa teknologi DFW efektif dan reliable.
KESIMPULAN
Model numerik 3D untuk mensimulasikan seluruh proses uji pemompaan lapangan diadopsi. Nilai
perhitungan tekanan air tanah dan surface settlement menggunakan model simulasi nilai terukur secara
ketat. Hasil simulasi menunjukkan bahwa ketika katup ditutup, penurunan muka air pada lapisan
terkekang sangat kecil dan penurunan tanah lebih dipengaruhi oleh pemompaan air pada lapisan
phreatic.
Perbandingan antara hasil DFW dan ordinary mixing well menunjukkan bahwa penggunaan DFW dengan
katup tertutup dapat mengurangi waktu pemompaan pada confined aquifer. Dengan demikian, ground
settlement yang disebabkan oleh dewatering dengan sumur DFW lebih rendah dibandingkan dengan
ordinary mixing well dan perbedaan antara keduanya meningkat seiring dengan durasi pemompaan.
Penyegelan katup memiliki pengaruh besar pada penurunan tanah saat pemompaan air tanah. Jika
penyegelan katup sangat buruk, DFW menjadi sumur biasa. Dalam situasi seperti ini, memompa air
tanah dari phreatic aquifer akan menyebabkan penurunan muka air tanah pada confined aquifer, dan
penurunan tanah akan meningkat.
TERIMA KASIH