You are on page 1of 71

KRISTALOGRAFI

MINERALOGI
SEMESTER III JURUSAN S1 DAN D3 TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK PERTAMBANGAN DAN PERMINYAKAN
UNIVERSITAS PAPUA-SORONG

OL EH : ALBERTH SORONDANYA
BAB III. SISTEM KRISTAL DAN UNSUR
SIMETRI
A. DEFINISI
B. SISTEM KRISTAL
C. UNSUR SIMETRI KRISTAL
D. IKATAN KIMIA PADA KRISTAL
A. DEFINISI

• KRISTAL: Kristal adalah material padat dimana atom-atomnya tersusun


dalam susunan yang teratur, berulang dan periodik.

• KRISTALOGRAFI : Ilmu yang mempelajari tentang sifat-sifat geometri


dari kristal terutama perkembangan, pertumbuhan, kenampakan bentuk
luar, struktur dalam (internal) dan sifat-sifat fisis lainnya.
Sifat geometri

• Memberikan pengertian letak, panjang dan jumlah sumbu kristal


yang menyusun suatu bentuk kristal tertentu dan jumlah serta
bentuk bidang luar yang membatasinya.
Perkembangan & Pertumbuhan
Kenampakan Bentuk Luar

• Bahwa disamping mempelajari bentuk-bentuk dasar yaitu suatu


bidang pada situasi permukaan,juga mempelajari kombinasi antara
satu bentuk kristal dengan bentuk kristal lainnya yang masih dalam
satu sistem.
Struktur Dalam

• Membicarakan susunan dan jumlah sumbu-sumbu kristal juga


menghitung parameter & parameter rationya.
• Sifat fisik kristal, sangat bergantung pada susunan atomnya.
B. SISTEM KRISTAL
Dalam kristalografi kita mengenal 6-7 macam sistem kristal yang
berbeda-beda. Dasar pembagian sistem kristal :
a) Jumlah sumbu
b) Sudut yang dibentuk sumbu
c) Satuan (parameter) yang diukurkan pada sumbu-sumbu
Berdasarkan jumlah sumbu, kita mengenal :

1. 3 sumbu
2. 4 sumbu
Berdasarkan sudut-sudut, kita mengenal

1. Tiga buah sumbu yg saling tegak lurus


2. Empat buah sumbu, dimana 3 sumbu terletak dlm satu
bidang datar dan saling menyudut 120 sedang sumbu
keempat tegak lurus pada ketiga sumbu tadi.
3. Tiga sumbu, dimana satu sb tegak lurus pd 2 sb yg lain,
sedang kedua sb terakhir saling menyudut antara 90 dan 180
serta terdapat dlm satu bidang datar
4. Tiga sumbu yg saling berpotongan dengan membentuk
sudut > besar dari 90
Berdasarkan satuan panjang (parameter) pada
sumbu-sumbu, kita bedakan :

1. Pada ketiga sb diukur satuan yg sama


2. Pd sebuah sb diukurkan satuan yg berlainan dg kedua/ketiga
sb yg lain
3. Pd ketiga sumbu diberikan satuan panjang yg berbeda-beda.
Berdasarkan kombinasi-kombinasi diatas,
maka kita bedakan susunan sumbu
(sistem kristal) sebagai berikut :
• 1. Sistim Isometris/Kubik
• 2. Sistim Tetragonal
• 3. Sistim Hexagonal
• 4. Sistim Trigonal
• 5. Sistim Orthorombik
• 6. Sistim Monoklin
• 7. Sistim Triklin
The 7 Crystal Systems
Crystal Systems (cont.)
HEKSAGONAL TRIGONAL TETRAGONAL

ORTOROMBIK TRIKLIN MONOKLIN


Crystal System (Shape)
• Different minerals have different crystal shapes
1. ISOMETRIK

• Sistem ini juga disebut sistem kristal regular, atau dikenal pula dengan
sistem kristal kubus atau kubik.
• Jumlah sumbu kristalnya ada 3 dan saling tegak lurus satu dengan yang
lainnya.
• Dengan perbandingan panjang yang sama untuk masing-masing
sumbunya
1. SISTEM ISOMETRIK
7 SISTEM KRISTAL

• Sistem Kubik
-Sumbu a=b=c
-Sudut α=β=γ=90°
-Karena Sb a=Sb b=Sb c, maka disebut juga
Sb a

Sistem Kubik
Spinel Fluorite Pyrite

Octahedron Cube Cube with


Pyritohedron
Striations

Garnet Garnet - Dodecahedron


Trapezohedron
2. TETRAGONAL

• Sama dengan sistem Isometrik, sistem kristal ini mempunyai 3 sumbu


kristal yang masing-masing saling tegak lurus.
• Sumbu a dan b mempunyai satuan panjang sama. Sedangkan sumbu c
berlainan, dapat lebih panjang atau lebih pendek. Tapi pada umumnya
lebih panjang.
2. TETRAGONAL
• Quadratic/ Tetragonal
- Sumbu a=b≠c
- Sudut α=β=γ=90°
-Bila Sb c > Sb a dan Sb b, disebut bentuk
Sistem Quadratic
Columnar
-Bila Sb c < Sb a dan Sb b, disebut bentuk Stout
• TETRAGONAL CRYSTALS

WULFENITE

Same crystal seen edge on.


3. ORTOROMBIK

• Sistem ini disebut juga sistem Rhombis dan mempunyai 3 sumbu simetri
kristal yang saling tegak lurus satu dengan yang lainnya.
• Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang berbeda.
3. ORTOROMBIK
• ORTHOROMBIC
-Sumbu a≠b≠c
-Sudut α=β=γ=90°
-Sb c adalah sumbu terpanjang
-Sb a adalah sumbu terpendek
-Sb a disebut Sb Brachy
-Sb b disebut Sb Macro
-Sb c disebut Sb Basal
Mineral Identification Basics
• ORTHORHOMBIC CRYSTALS

Pinacoid
View

Prism View

STAUROLITE
4. HEKSAGONAL

• Sistem ini mempunyai 4 sumbu kristal, dimana sumbu c tegak lurus


terhadap ketiga sumbu lainnya.
• Sumbu a, b, dan d masing-masing membentuk sudut 120˚ terhadap satu
sama lain. (α = β = 90˚ ; γ = 120˚)
• Sambu a, b, dan d memiliki panjang sama. Sedangkan panjang c berbeda,
dapat lebih panjang atau lebih pendek (umumnya lebih panjang). (a = b
= d ≠ c)
4. HEKSAGONAL
• Hexagonal
- Ada 4 sumbu yaitu a,b,c,d
- Sumbu a=b=d≠c
- Sudut γ1=γ2=γ3=120°
Sistem Hexagonal
- Sudut β1=β2=β3=90°
- Sb a,b dan d terletak dalam bidang horisontal
dan membentuk sudut 60°
- Sb c dapat lebih panjang atau lebih pendek dari Sb a
Mineral Identification Basics
• HEXAGONAL CRYSTALS

These hexagonal
CALCITE crystals
nicely show the six
sided prisms as
well as the basal
pinacoid.
5. TRIGONAL

• Nama lain yaitu Rhombohedral, selain itu beberapa ahli memasukkan sistem ini
kedalam sistem kristal Hexagonal. Demikian pula cara penggambarannya juga
sama.
• Perbedaannya, bila pada sistem Trigonal setelah terbentuk bidang dasar, yang
terbentuk segienam, kemudian dibentuk segitiga dengan menghubungkan dua
titik sudut yang melewati satu titik sudutnya.
• Pada kondisi sebenarnya, Trigonal memiliki axial ratio (perbandingan sumbu) a
= b = d ≠ c , yang artinya panjang sumbu a sama dengan sumbu b dan sama
dengan sumbu d, tapi tidak sama dengan sumbu c. Dan juga memiliki sudut
kristalografi α = β = 90˚ ; γ = 120
5. TRIGONAL
• TRIGONAL (Rhombohedral)
-Sumbu a=b=d≠c
-Sudut β1=β2=β3=90°
-Sudut γ1=γ2=γ3= 120°
Sistem Trigonal
Mineral Identification Basics
• TRIGONAL CRYSTALS

Tourmaline Quartz

Dolomite
6. MONOKLIN
• Monoklin artinya hanya mempunyai satu sumbu yang miring dari
tiga sumbu yang dimilikinya.
• Sumbu a tegak lurus terhadap sumbu n; n tegak lurus terhadap
sumbu c, tetapi sumbu c tidak tegak lurus terhadap sumbu a.
• Ketiga sumbu tersebut mempunyai panjang yang tidak sama,
umumnya sumbu c yang paling panjang dan sumbu b paling
pendek.
• Pada kondisi sebenarnya, sistem Monoklin memiliki axial ratio
(perbandingan sumbu) a ≠ b ≠ c , yang artinya panjang sumbu-
sumbunya tidak ada yang sama panjang atau berbeda satu sama lain.
• Dan juga memiliki sudut kristalografi α = β = 90˚ ≠ γ. Hal ini
berarti, pada ancer ini, sudut α dan β saling tegak lurus (90˚),
sedangkan γ tidak tegak lurus (miring).
6. MONOKLIN
•Monoklin
-Sumbu a≠b≠c
-Sudut α=γ=90° β≠90°
-Sb a disebut sumbu Clino
-Sb b disebut sumbu Ortho
-Sb c disebut sumbu Basal
7. TRIKLIN

• Sistem ini mempunyai 3 sumbu simetri yang satu dengan yang lainnya
tidak saling tegak lurus.
• Demikian juga panjang masing-masing sumbu tidak sama
7. TRIKLIN
• TRIKLIN
-Sumbu a≠b≠c
-Sudut α≠β≠γ≠90°
-Semua Sb a,b,c saling berpotongan dan
membuat sudut miring tidak semua besar
-Sb a disebut Sb Branchy
-Sb b disebut Sb Macro
-Sb c disebut Sb Basal
Crystal Systems

System Axes Angles Unique Symmetry Diagram Examples

Isometric a=b=c ===90° Four 3-fold Pyrite, Halite, Galena, Garnet,


Diamond, Fluorite

Tetragonal a=bc ===90° One 4-fold Wulfenite, Rutile, Zircon,


Chalcopyrite

Hexagonal a=bc =120°, ==90° One 6-fold Quartz, Beryl (Emerald), Apatite,
Corundum (Ruby, Sapphire)

Orthorhombic abc ===90° Three 2-fold Sulfur, Barite, Olivine, Topaz

Monoclinic abc ==90°, 90° One 2-fold Orthoclase, Malachite, Azurite, Mica,
Gypsum , Talc

Triclinic abc 90° None Turquoise, Kyanite, Albite, Plagioclase


C. UNSUR SIMETRI KRISTAL

• Jumlah unsur Simetri


• Jumlah unsur simetri adalah notasi-notasi yang digunakan untuk
menjelaskan nilai-nilai yang ada dalam sebuah kristal.
• Dengan menentukan nilai jumlah unsur simetri, kita akan dapat
mengetahui dimensi-dimensi yang ada dalam kristal tersebut, yang
selanjutnya akan menjadi patokan dalam penggambarannya.
• Unsur simetri yang diamati adalah sumbu, bidang, dan pusat simetri
C.1. Sumbu Simetri

• Sumbu simetri adalah garis lurus yang dibuat melalui pusat kristal,
dimana apabila kristal tsb diputar sebesar 360° dengan garis tsb sebagai
poros perputaran, maka pada kedudukan tertentu, kristal tsb akan
menunjukkan kenampakan-kenampakan seperti semula.
Ada 4 jenis sumbu simetri, yaitu :
1. Sumbu Simetri Gyre
2. Sumbu Simetri Gyre Polair
3. Sumbu Cermin putar
4. Sumbu Inversi Putar
C.1.1. Sumbu Simetri Gyre

• Berlaku bila kenampakan (konfigurasi) satu sama lain pada


kedua belah pihak / kedua ujung sama.
• Dinotasikan dg huruf L (Linier) atau g (gyre).
• Penulisan nilai pd kanan atas atau kanan bawah notasi.
• Contoh : L4 = L4 = g4 = g4
Digyre (L2 = L2 = g2 = g2)

Apabila kristal diputar 360° dg


sumbu tsb sebagai poros
putarnya, akan muncul 2 kali
kenampakan yg sama.
Trigyre (L3 = L3 = g3 = g3)

Apabila kristal diputar 360° dg


sumbu tsb sebagai poros putarnya,
akan muncul 3 kali kenampakan yg
sama.
Tetragyre (L4 = L4 = g4 = g4)

Apabila kristal diputar


360° dg sumbu tsb
sebagai poros putarnya,
akan muncul 4 kali
kenampakan yg sama.
Hexagyre (L6 = L6 = g6 = g6)

Apabila kristal diputar 360° dg


sumbu tsb sebagai poros
putarnya, akan muncul 6 kali
kenampakan yg sama.
C.1.2. Sumbu Simetri Gyre Polair
• Apabila kenampakan satu sama lain pd kedua belah pihak /
kedua ujung tdk sama
• Dinotasikan huruf L atau g
• Contoh : L2 = g2
C.1.3. Sumbu Cermin Putar
• Diperoleh dr kombinasi suatu perputaran dimana sb tsb
sbg poros putarnya, dg pencerminan ke arah suatu
bidang cermin putar yg tegak lurus dg sb tsb.
• Bid cermin disbt cermin perputaran atau bidang normal.
• Dinotasikan dgn S
• Macam2 Gyroid : Digyroide (S2), Trigyroide (S3),
Tetragyroide (S4), Hexagyroide (S6)
C.1.4. Sumbu Inversi Putar

• Merupakan hasil perputaran dg sb tsb sebagai poros putarnya,


dilanjutkan dg menginversikan (membalik) melalui titik / pst simetri pd
sumbu tsb.
• Cara penulisannya : 4, 6 dsb atau Li4, Li6 dsb
C.2. Bidang Simetri

• Adalah bidang datar yg dibuat melalui pusat kristal dan membelah kristal
menjadi 2 bagian yg sama besar, dimana bagian yg satu merupakan
pencerminan dari bagian yg lain.
• Dinotasikan P (plane) atau m (mirror)
• Bidang simetri dikelompokkan mjd 2 :
1. Bidang simetri utama : horisontal (h) dan vertical (v)
2. Bidang simetri tambahan / diagonal (d)
• Bid simetri utama horisontal (h)
adalah bid ABCD
• Bid simetri utama vertikal (v)
adalah bid KLMN & OPQR.
C.3. Titik Simetri / Pusat Simetri (C)

• Adalah titik dlm kristal, dimana melaluinya


dpt dibuat garis lurus, sedemikian rupa shg pd
sisi yg satu dg sisi yg lain dg jarak yg sama,
dijumpai kenampakan yg sama (tepi, sudut,
bidang).
D. IKATAN KIMIA
DALAM KRISTAL
• d. Ikatan Van Der Waals

Ikatan Van Der Waals ialah ikatan yang berupa tarik menarik
molekul-molekul yang berdekatan. Ikatan ini terjadi pada gas
dimana mempunyal sifat bentuk dan volumenya dapat berubah
sesuai tempatnya. Jarak antara molekul-molekul gas relatif jauh
dan gaya tarik menariknya sangat lemah. Pada penurunan suhu,
fasa gas dapat berubah menjadi fasa cair atau padat sehingga
pada keadaan ini jarak antara molekul-molekulnya menjadi lebih
dekat dan gaya tarik menariknya relatif lebih kuat.

You might also like