You are on page 1of 25

BETON

LATAR
BELAKANG Setiap orang membutuhkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Dalam bekerja Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan faktor yang
sangat penting untuk diperhatikan karena seseorang yang mengalami sakit atau
kecelakaan dalam bekerja akan berdampak pada diri, keluarga dan lingkungannya.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya
untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, yang dapat melindungi dari kecelakaan kerja sehingga dapat meningkatkan
efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan korban jiwa
tetapi juga kerugian materi bagi pekerja dan pengusaha, dan dapat mengganggu proses
produksi secara menyeluruh yangmerusak lingkungan. Pada akhirnya akan berdampak
pada masyarakat luas.
Upaya penerapan k3 dalam tempat bekerja perlu diperhatikan. Untuk itulah
kami mengadakan kunjungan lapangan di pekerjaan fly over Antapani untuk
mengamati sejauh mana penerapan k3 yang sudah dilaksanakan.
RUMUSAN
RUMUSANMASALAH
MASALAH

 BAGAIMANA GAMBARAN PERILAKU PEKERJA MENGENAI K3 PENGERJAAN


BETON ?

 BAGAIMANA GAMBARAN PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG K3 PENEGERJAAN


BETON ?

 BAGAIMANA KESERIUSAN PERUSAHAAN MENGENAI K3 ?


Untuk memenuhi tugas mata
kuliah K3

Untuk mengetahui sejauh mana


penerapan K3 di lapangan
TUJUAN
PENELITI
Untuk mengetahui sikap pekerja
AN terhadap K3
K3 Adalah upaya untuk menjamin keutuhan dan
kesempurnaan tenaga kerja dan manusia pada
umumnya
Tujuan keselamatan dan kesehatan ditempat kerja
adalah A. Menciptakan sistem kerja yang aman B.
Menjamin tercapainya kesejahteraan pada pekerja ,
property , dan lingkungan dalam melaksanakan
pekerjaan
KETENTUAN PELAKSANAAN K3
Kewajiban umum bagi perusahaan Penyedia Jasa Konstruksi, yaitu :
1. Penyedia Jasa berkewajiban untuk mengusahakan agar tempat kerja, peralatan, lingkungan kerja dan tata cara
kerja diatur sedemikian rupa sehingga tenaga kerja terlindungi dari resiko kecelakaan.
2. Penyedia Jasa menjamin bahwa mesin-mesin peralatan, kendaraan atau alat-alat lain yang akan digunakan atau
dibutuhkan sesuai dengan peraturan keselamatan kerja, selanjutnya barang-barang tersebut harus dapat
dipergunakan secara aman.
KETENTUAN PELAKSANAAN K3
3. Penyedia Jasa turut mengadakan pengawasan terhadap tenaga kerja, agar tenaga kerja tersebut dapat melakukan
pekerjaan dalam keadaan selamat dan sehat.
4. Penyedia Jasa menunjuk petugas keselamatan kerja yang karena jabatannya di dalam organisasi Penyedia Jasa,
bertanggung jawab mengawasi koordinasi pekerjaan yang dilakukan untuk menghindarkan resiko bahaya
kecelakaan.
5. Penyedia Jasa memberikan pekerjaan yang cocok untuk tenaga kerja sesuai dengan keahlian, umur, jenis kelamin
dan kondisi fisik/kesehatannya.
6. Sebelum pekerjaan dimulai Penyedia Jasa menjamin bahwa semua tenaga kerja telah diberi petunjuk terhadap
bahaya dari pekerjaannya masing-masing dan usaha pencegahannya, untuk itu Penyedia Jasa dapat memasang
papan-papan pengumuman, papan-papan peringatan serta sarana-sarana pencegahan yang dipandang perlu.
7. Orang tersebut bertanggung jawab pula atas pemeriksaan berkala terhadap semua tempat kerja, peralatan,
sarana-sarana pencegahan kecelakaan, lingkungan kerja dan cara-cara pelaksanaan kerja yang aman.
8. Hal-hal yang menyangkut biaya yang timbul dalam rangka
Tempat kerja dan peralatan
• Pintu masuk dan keluar.
• Pintu masuk dan keluar darurat harus dibuat di tempat-tempat kerja.
Alat-alat/tempat-tempat tersebut harus diperlihara dengan baik.

Kebersihan
• Bahan-bahan yang tidak terpakai dan tidak diperlukan lagi harus dipindahkan ke tempat yang aman.
• Semua paku yang menonjol harus disingkirkan atau dibengkokkan untuk mencegah terjadinya kecelakaan.
• Peralatan dan benda-benda kecil tidak boleh dibiarkan karena benda-benda tersebut dapat menyebabkan
kecelakaan, misalnya membuat orang jatuh atau tersandung (terantuk).
• Sisa-sisa barang alat-alat dan sampah tidak boleh dibiarkan bertumpuk di tempat kerja.
• Tempat-tempat kerja dan gang-gang yang licin karena oli atau sebab lain harus dibersihkan atau disiram pasir,
abu atau sejenisnya.
• Alat-alat yang mudah dipindah-pindahkan setelah dipakai harus dikembalikan pada tempat penyimpanan semula.
• Alat-alat yang mudah dipindah-pindahkan setelah dipakai harus dikembalikan pada tempat penyimpanan semula.
Perlengkapan keselamatan kerja Berbagai jenis perlengkapan kerja standar untuk
melindungi pekerja dalam melaksanakan tugasnya antara lain sebagai berikut :
Safety hat, yang berguna untuk melindungi kepala dari benturan benda keras selama
mengoperasikan atau memelihara AMP.
Safety shoes, yang akan berguna untuk menghindarkan terpeleset karena licin atau
melindungi kaki dari kejatuhan benda keras dan sebagainya.
Kaca mata keselamatan, terutama dibutuhkan untuk melindungi mata pada lokasi
pekerjaan yang banyak serbuk metal atau serbuk material keras lainnya.
Masker, diperlukan pada medan yang berdebu meskipun ruang operator telah
tertutup rapat, masker ini dianjurkan tetap dipakai.
Sarung tangan, dibutuhkan pada waktu mengerjakan pekerjaan yang berhubungan
dengan bahan yang keras, misalnya membuka atau mengencangkan baut dan
sebagainya.
PENGERJAAN BETON

Pencampuran bahan bahan penyusun beton dilakukan agar diperoleh suatu komposisi yang solid dari
bahan bahan penyusun berdasarkan rancangan campuran beton . Sebelum diimplementasikan dalam
pelaksanaan konstuksi dilapangan , pencampuran bahan bahan dapat dilakukan dilaboratorium . Agar
tetap terjaga perlu diperhatikan . Komposisi yang baik akan menghasilkan kuat tekan yang tinggi ,
tetapi jika pelaksaannya tidak dikontrol dengan baik, kemungkinan dihasilkannya beton yang taksesuai
dengan rencana akan semakin besar . Cara pengolahan ini akan menentukan kualitas beton yang akan
dibuat adapun tahapan pelaksanaan meliputi :
1) Persiapan
2) Penakaran
3) Pengadukan ( Mixing )
4) Penuangan atau pengecoran ( Placing )
5) Pemadatan ( Vibrating )
6) Penyelesaian akhir ( Finishing )
7) Perawatan ( Curing )
Persiapan
Sebelum penuangan beton dilaksanakan , hal hal yang harus terlebih dahulu diperhatikan :
Semua peralatan untuk pengadukan dan pengangkutan beton harus bersih
Ruang yang akan diisi dengan beton harus bebas dari kotoran kotoran yang mengganggu
Untuk memudahkan pembukaan acuan, permukaan dalam acuan, boleh dilapisi dengan bahan khusus, antara lain
lapisan mnyak mineral, lapisan bahan kimia atau Polyurethene
Tulangan harus dalam keadaan bersih dan bebas dari segala lapisan penutup yang dapat merusak beton atau
mengurangi lekatan antara beton dengan tulangan.
Air yang terdapat pada ruang yang akan diisi beton harus dibuang, kecuali apabila penuangan dilakukan dengan tremi
atau telah seijin pengawas ahli.
Semua kotoran, serpihan beton dan material lain yang menempel pada permukaan beton yang telah mengeras harus
dibuang sebelum beton yang baru dituangkan pada permukaan beton yang telah mengeras tersebut

Penakaran
Beton yang mempunyai kekuatan tekan (f`c) lebih besar atau sama dengan 20 MPa proporsi penakarannya harus
didasarkan atas penakaran berat.
Beton yang mempunyai kekuatan tekan (f`c) lebih kecil dari 20 MPa proporsi penakaranya boleh menggunakan teknik
penekaran volume. Tekniknya harus didasarkan atas penakaran berat yang dikonversikan kedalam penakaran volume
untuk setiap campuran bahan penyusunnya.
Syarat pengadukan
Semua jenis bahan yang digunakan dalam pembuatan beton harus dilengkapi dengan :
Sertifikasi mutu dari produsen
Jika tidak terdapat serifikasi mutu, harus tersedia data uji dari laboratorium yang diakui
Jika tidak dilengkapi dengan sertifikasi mutu atau data hasil uji, harus berdasarkan bukti dari hasil pengujian Khusus
atau pemakaian nyata yang dapat menghasilkan beton yang kekuatan, ketahanan, dan keawetannya memenuhi syarat .

Pengangkutan beton
Setelah pengadukan selesai, campuran beton dibawa ke tempat penuangannya atau ke tempat dimana
konstruksi akan dibuat. Pengangkutan beton dari tempat pengadukan hingga ke tempat penyimpanan akhir ( sebelum
dituang ) harus dilakukan sedemikian rupa untuk mencegah terjadinya pemisahan atau kehilangan material. Alat angkut
yang digunakan harus mampu menyediakan beton ditempat penyimpanan akhir dengan lancar tanpa mengakibatkan
pemisahan dari bahan yang telah dicampur dan tanpa hambatan yang dapat mengakibatkan hilangnya plastisitas beton
antara pengankutan yang berurutan , Alat angkut pun dibedakan menjadi dua, yakni alat angkut manual dan mesin. Alat
angkut manual menggunakan tenaga manusia, dengan alat bantu sederhana ( dapat berupa ember, dolak, gerobak
dorong, talang) dan biasanya mempunyai kapasitas kecil. Alat angkut mesin biasanya dibutuhkan untuk pengerjaan yang
kapasitasnya besar dan jarak antara tempat pengolahan beton dan tempat pengerjaan struktur jauh. Contoh : Truck
mixer, belt conveyor, pompa dan tower crane
Penuangan adukan
Untuk menghindari terjadinya segregasi dan bleending, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
penuangan beton.

Hal yang perlu diperhatikan


Campuran yang akan dituangkan harus ditempatkan sedekat mungkin dengan cetakan akhir untuk mencegah segregasi
karena penanganan kembali atau pengaliran adukan.
Pembetonan harus dilaksanakan dengan kecepatan penuangan yang diatur sedemikian rupa sehingga campuran beton
selalu dalam keadaan plastis dan dapat mengalir dengan mudah kedalam rongga diantara tulangan.
Campuran beton yang telah mengeras atau yang telah terkotori oleh material asing tidak boleh dituang kedalam
struktur.
Campuran beton yang setengah mengeras atau telah mengalami penambahan air tidak boleh dituangkan, kecuali telah
disetujui oleh pengawas ahli.
Setelah penuangan campuran beton dimulai, pelaksanaan harus dilakukan tenpa henti hingga diselesaikan penuangan
suatu panel atau penampang, yang dibentuk oleh batas batas elemennya atau batas penghentian penuangan yang
ditentukan, kecuali diijinkan atau dilarang dalam pelaksanaan siar pelaksanaan (construction joint).
Permukaan atas dari acuan yang diangkat secara vertikal pada umumnya harus terisi rata dengan campuran beton.
Bila diperlukan, siar pelaksanaan harus dibuat sesuai dengan ketentuan:
Permukaan atas dari acuan yang diangkat secara vertikal pada umumnya harus terisi rata dengan campuran beton.
Bila diperlukan, siar pelaksanaan harus dibuat sesuai dengan ketentuan:

1. Permukaan beton pada siar pelaksanaan harus bersih.


2. Sebelum pengecoran harus dibasahi.
3. Tidak mengurangi kekuatan konstruksi.
4. Siar pelaksanaan yang terletak pada lantai ditempatkan sepertiga dari bentang bagian tengah plat, balok anak, balok
induk. Siar pelaksanaan pada beton induk harus ditempatkan menjauhi daerah persilangan antara balok induk
harus ditempatkan menjauhi daerah persilangan antara balok induk tersebut dengan balok lainnya sejarak tidak
kurang dari dua kali lebar balok yang menyilang.
5. Balok anak, balok induk atau pelat yang didukung oleh kolom tidak boleh dituang sebelum hilang sifat
keplastisannya.
6. Balok anak, balok induk, penebalan miring balok dan kepala kolom harus dituang secara monolit dengan pelat
sebagai suatu bagian dari sistem pelat tersebut, kecuali ditentukan lain dalam perencanaanya.
Penuangan beton dengan pemompaan
Penuangan beton atau pengecoran dengan pemompaan melalui pipa pipa sangat menguntungkan apabila cara
lainnya tidak bisa dilakukan. Cara ini sangat menguntungkan jika hal hal berikut ini dipenuhi.
Gunakan suatu campuran dengan sifat pengerjaan sedang, dengan ukuran agregat tidak lebih dari 40mm.
Pengawasan yang ketat selama pelaksanaan.
Gunakan bahan tambahan yang memperbesar sifat plastis dari beton segar.

Keuntungan cara ini :


Pengurangan tenaga kerja
Hasilnya baik jika persiapannya baik dan
Produksi kerja akan tinggi jika pompa yang digunakan berkapasitas besar dan baik.

Jenis jenis pompa beton ;


- Pompa torak
- Pompa pneumatic
- Pompa perastekan
Pemadatan beton
Pemadatan dilakukan segera setelah beton dituang. Kebutuhan akan alat pemadat disesuaikan dengan kapasitas
pengecoran dan tingkat kesulitan pengerjaan. Pemadatan dilakukan sebelum terjadinya initial setting time pada beton.
Dalam praktik dilapangan pengindikasian intial setting dilakukan dengan cara menusuk beton tersebut dengan tongkat
tanpa kekuatan. Jika masi dapat ditusuk sedalam 10 cm. berarti setting time belum tercapai.
Pada pengerjaan beton dengan kapasitas kecil
Alat pemadatan dapat berupa kayu atau besi tulangan.
Untuk pengecoran dengan kapasitas lebih besar dari 10m3
Alat pemadat mesin harus digunakan, alat pemadat ini lebih dikenal dengan nama vibrator atau alat gerak.
Pemadatan dilakukan dengan dengan penggetaran.
Campuran beton akan mengalir dan memadat karena rongga – rongga akan terisi dengan butir butir yang lebih halus. Alat
getar ini dibagi menjadi dua, yaitu :
 Alat gerak intern (internal vibrator), yaitu alat gerak yang berupa tongkat dan digerakkan dengan mesin. Untuk
menggunakannya, tongkat dimasukkan kedalam beton pada waktu tertentu, tanpa harus menyebabkan bleeding.
 Alat getak cetakan (external vibrator or form vibrator), yaitu alat getar yang mengetarkan form work sehingga betonnya
bergetar dan memadat.
Beberapa pedoman umum dalam proses pemadatan adalah:
I. Pada jarak yang berdekatan/pendek, pemadatan dengan alat gerak dilaksanakan dalam waktu yang pendek.
II. Pemadatan dilaksanakan secara vertikal dan jatuh dengan beratnya sendiri.
III. Tidak menyebabkan terjadinya bleeding.
IV. Pemadatan merata.
V. Tidak terjadi kontak antara alat getar dengan bekisting.
VI. Alat getar tidak berfungsi untuk mengalirkan, mengangkut atau memindahkan beton.
Pekerjaan akhir (Finishing)
Pekerjaan finishing dimaksudkan untuk mendapatkan sebuah permukaan beton yang
rata dan mulus. Pekerjaan ini biasanya dilakukan pada saat beton belum mencapai final
setting, karena pada ini beton masih dibentuk. Alat yang digunakan biasanya ruskam,
jidar dan alat alat perata lainnya.

Perawatan pada beton (Curing)


Perawatan ini dilakukan setelah beton mencapai Final setting, artinya beton
telah mengeras. Perawatan ini dilakukan agar proses hidrasi selanjutnya tidak
mengalami gangguan. Jika hal ini terjadi, beton akan mengalami keretakan karena
kehilangan air yang begitu cepat. Perawatan dilakukan minimal selama 7 hari dan beton
berkekuatan dalam kondisi lembab, kecuali dilakukan dengan perawatan yang
dipercepat.
Perawatan ini selain untuk mendapatkan kekuatan tekan beton yang tinggi
tapi juga dimaksudkan untuk memperbaiki mutu dari keawetan beton, kekedapan
terhadap air, ketahanan terhadap aus, serta stabilitas dari dimensi struktur.

a. Menyemprotkan dengan lapisan khusus (semacam vaseline) pada permukaan beton.


b. Membasahi secara terus menerus permukaan beton dengan air.
c. Menutupi permukaan beton Plat dengan karung goni basah secara terus menerus
Jembatan layang (flyover) Antapani

Kontraktor : PT. LIKATAMA GRAHA MANDIRI


PEMBAHASAN
Setelah melakukan observasi di proyek pembuatan flyover Antapani oleh PT. LGM dan melakukan
wawancara dengan beberapa pekerja. Rata-rata semuanya mengetahui tentang K3 , menerapkannya dan
menaati peraturan rambu rambu yang telah dibuat disetiap sudut ditempat yang sedang masing masing
pekerja kerjakan. Namun disana area smoking tidak diperhatikan , sehingga para Apekerja bebas merokok di
mana saja pada saat pekerjaan sedang berjalanpun ada saja yang sedang merokok. Para pekerja disana juga
mendapatkan jaminan BPJS ketenagakerjaan. Sebelum melakukan pekerjaan disana sering dilaksanakan
pengarahan terlebih dahulu supaya pekerja bisa melakukan pekerjaannya dengan baik, ketika para pekerja
melakasanakan pekerjaannya mereka diawasi oleh petugas K3. Pada saat kami akan melakukan wawancara
para pekerja, mereka bertanya terlebih dahulu apakah kami sudah meminta ijin kepada petugas K3 hal itu
terbukti bahwa pekerja mentaati peraturan sehingga tidak bisa sembarangan. Pekerja disana ketika ditanya
tentang peraturan UU tentang K3 rata-rata tidak mengetahuinya, meraka hanya memikirkan yang penting
telah melaksanakan pekerjaannya tidak mengetahui peraturan UU tentang K3 jadi mereka mengetahui tentang
K3 hanya dari pengarahan petugas. Jika ada pekerja yang pekerja yang melanggar peraturan maka mereka
hanya mendapatkan teguran saja, tapi jika si pekerja tetap menbandel maka akan diberikan sanksi pemecatan.
KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat kami peroleh dari observasi yang kami lakukan di
pekerjaan fly over Antapani oleh PT. LIKATAMA GRAHA MANDIRI yaitu
bahwa para pekerja disana sudah cukup disiplin, dan pengetahuan mereka
tentang K3 sudah memahaminya, tapi tetap ada pekerja yang masih
membandel tidak menggunakan APD. Perusahaan telah menerapkan dan
melaksanakan K3 dengan baik sehingga kecelakaan dan penyakit akibat kerja
dapat sedikit dihindari. Hubungan yang baik antara pekerja dengan
perusahan disana sehingga terciptanya lingkungan kerja yang nyaman dan
kondusif.
DAFTAR
Sumber :
PUSTAKA
• Departemen Pekerjaan Umum Direktorat Jendral Bina Marga. (2006). Pedoman
pelaksanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) untuk konstruksi jalan dan jembatan.
Jakarta : Direktorat Jendral Marga.
• Mulyono Tri. (2004). Teknologi Beton. Yogyakarta : ANDI
• Republik Indonesia. (1980). Permenakertrans No. 1 Tahun 1980 tentang keselamatan kerja
pada konstruksi bangunan. Jakarta

You might also like