You are on page 1of 16

KELOMPOK 6

M. OKTARACHMAN R (A1C017105)

MUHIBBIN (A1C017106)

DAMAR SUKMA ANANDA (E1S017102)

MUHAMMAD HASYIM AS’ARI (L1C01057)

RR RESTU PRIMADARA P (D1A017281)

SANDRA NOVIRA (D1A017288)


PENGERTIAN LEMBAGA SOSIAL
Lembaga sosial adalah seperangkat aturan yang berkisar suatu kegiatan atau kebutuhan sosial
tertentu.
Definisi lembaga sosial menurut para ahli sosiologi sebagai berikut:
– Robert Mac Iver dan C.H. Page
Lembaga sosial merupakan merupakan prosedur atau tata cara yang telah diciptakan untuk mengatur
hubungan antarmanusia yang bergabung dalam suatu kelompok masyarakat yang disebut asosiasi.
– Liopold Von Wilse dan Becher
Lembaga sosial adalah suatu jaringan proses hubungan antarmanusia dan antarkelompok sosial yang
berfungsi memelihara hubungan serta polanya sesuai dengan minat dan kepentingan manusia dalam
kelompoknya.
Harton
Lembaga sosial adalah suatu sistem hubungan sosial yang mengandung nilai-nilai dan prosedur tertentu
dalam usaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok masyarakat.
Landis
Lembaga sosial adalah struktur budaya formal yang dirancang untuk menemukan dan memenuhi
kebutuhan sosial pokok. Di Indonesia istilah lembaga sosial disebut lembaga kemasyarakatan, sebab pengertian
lembaga menunjukkan suatu bentuk yang mengandung pengertian yang abstrak, adanya norma-norma dan
peraturan yang menjadi ciri dari lembaga tersebut. Perkembangan selanjutnya nama-nama tersebut berkelompok-
kelompok pada berbagai keperluan pokok pada manusia.
Hubungan Utama Lembaga
Sosial
Hakikat lembaga sosial merupakan sistem yang tersusun berdasarkan tingkah laku yang berbeda-beda dari organisasi atau grup
yang terdiri atas sejumlah orang. Hubungan utama suatu lembaga sosial sebagai berikut.
1. Lembaga sosial mengandung nilai-nilai peranan dan bentuk tingkah laku yang ditetapkan baik tertulis maupun tidak tertulis. Sifatnya
mengikat semua anggota masyarakat.
2. Pola-pola tingkah laku berkisar pada penemuan dan pemenuhan kebutuhan pokok. Lembaga sosial bertujuan untuk pemuasan
kebutuhan sosial.
3. Pola pembenaran tingkah laku, termasuk peranan dan tata cara yang ditentukan secara membudaya.
4. Pola-pola tingkah laku yang ditetapkan secara ketat supaya diperhitungkan sebagai sesuatu yang agak permanen. Perubahan di
dalamnya pasti ada, tetapi hanya perubahan yang berkaitan dengan struktur lembaga sosial. Contohnya, sistem pendidikan dapat
diubah, tetapi pranata pendidikan tersebut lebih permanen.
5. Masyarakat selalu diliputi oleh berbagai masalah. Semuanya ini untuk memenuhi kebutuhan sosial pokok.
6. Manusia agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, menciptakan lembaga pertanian dan industri.
7. Lembaga sosial berkembang ke dalam masyarakat dengan cara institusionalisasi dan akhirnya menjadi kebiasaan.
8. Kebutuhan akan kepastian hukum dan tertib administrasi mendorong manusia menciptakan pranata hukum dan pemerintahan.
Ciri-ciri Lembaga Sosial
1. Lembaga sosial merupakan suatu organisasi dari pola-pola pemikiran dan perilaku yang terwujud melalui aktivitas sosial. Pranata
sosial terdiri atas adat istiadat, tata kelakuan, kebiasaan, serta unsur-unsur kebudayaan lainnya.
2. Suatu lembaga sosial tradisi baik tertulis maupun tidak tertulis berguna untuk merumuskan tujuan dan tata tertib. Tradisi tersebut
sebagai dasar pranata dalam usaha memenuhi kebutuhan pokok masyarakat yang terdapat di tempat pranata tersebut berlaku.
3. Lembaga sosial mempunyai alat perlengkapan yang dipakai mencapai tujuan, misalnya pembangunan, mesin-mesin, dan
peralatan lain. Penggunaan tiap-tiap alat tersebut berbeda-beda antara masyarakat yang satu dan lainnya.
4. Tingkat kekekalan merupakan ciri semua pranata sosial. Sistem kepercayaan dan aneka macam tindakan menjadi bagian institusi
setelah melewati waktu cukup lama. Lembaga sosial sebagai himpunan norma-norma berkisar pada kebutuhan pokok
masyarakat.
5. Lembaga sosial mempunyai berbagai tujuan tertentu. Dapat pula tujuan-tujuan itu tidak sejalan dengan fungsi pranata itu sendiri.
6. Lambang merupakan ciri khas dari pranata sosial. Lambang secara simbolis menggambarkan tujuan dan fungsi pranata sosial.
Contoh: Kesatuan-kesatuan universitas dan akademi mempunyai lambang berbeda; kesatuan dalam bidang olahraga juga
mempunyai lambang yang berbeda.
Tujuan Lembaga Sosial
1.Memberikan pedoman pada anggota masyarakat bagaimana
bertingkah laku atau bersikap dalam menghadapi masalah-masalah
dalam masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan-
kebutuhan manusia.
2.Menjaga kebutuhan masyarakat.
3.Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan
sistem pengendalian sosial terhadap tingkah laku anggota-
anggotanya.
Proses Pelembagaan Sosial
Lembaga sosial terbentuk dari nilai-nilai, norma-norma, adat istiadat, tata kelakuan, dan unsur-unsur
budaya lainnya yang hidup di masyarakat. Nilai-nilai dan norma-norma itu mengarahkan dan berperan dalam
membentuk pola perilaku masyarakat. Nilai dan norma akan mengalami suatu proses yang pada akhirnya akan
menjadi bagian tertentu dari lembaga sosial. Proses tersebut disebut proses pelembagaan (institutionalization).
Proses pelembagaan adalah suatu proses yang dilewati nilai dan norma yang baru untuk menjadi bagian dari salah
satu lembaga sosial.
Setelah dikenal, diakui, dan dihargai oleh masyarakat, nilai dan norma yang baru itu akan ditaati masyarakat
dalam kehidupan sehari-hari. Proses ini tidak hanya berhenti sampai di sini saja, namun nilai dan norma sosial
tersebut diserap oleh masyarakat. Proses penyerapan nilai-nilai dan norma-norma oleh masyarakat disebut
internalisasi (internalization). Setelah nilai dan norma yang baru itu terserap dan mendarah daging di kalangan
anggota masyarakat lama kelamaan akan berkembang menjadi suatu lembaga.
TIPE-TIPE LEMBAGA SOSIAL
Berdasarkan Sistem Nilai yang Diterima Masyarakat
1. Basic institutions adalah pranata sosial yang sangat penting untuk memelihara dan memperhatikan tata tertib
dalam masyarakat. Contoh: Keluarga, sekolah, dan negara.
2. Subsidiary institution adalah pranata yang dianggap kurang penting. Contoh: Kegiatan-kegiatan untuk rekreasi.
Berdasarkan Klasifikasi Pengembangan
1. Pranata sosial dibedakan atas crecive institutions dan enacted institutions. Kedua hal tersebut merupakan
pranata primer karena tumbuh dari adat istiadat dalam masyarakat. Contoh: Hak milik dan perkawinan.
Berdasarkan Sudut Penerimaan Masyarakat.
1. Approved institutions adalah pranata sosial yang diterima masyarakat, seperti perusahaan, sekolah, dan
industri.
2. Unsanctioned institutions adalah pranata sosial yang ditolak masyarakat, misalnya pemeras, penjajah, dan lintah
darat.
Berdasarkan Faktor Penyebaran
1. Pranata sosial dibedakan atas general institutions dan restricted institutions. Contohnya, agama merupakan
suatu general institutions sebab dikenal hampir semua masyarakat di dunia. Adapun agama Islam, Protestan, atau
Katolik merupakan restricted institutions sebab dianut oleh masyarakat tertentu.
Berdasarkan Fungsi
1. Pranata sosial dibedakan atas cooperation institutions dan regulative institutions.
2. Cooperation institutions adalah pranata yang menghimpun pola serta tata cara yang diperlukan untuk mencapai
tujuan pranata. Misalnya pranata industrialisasi.
3. Regulative institutions adalah pranata yang bertujuan mengawasi adat istiadat yang tidak termasuk bagian
mutlak dari pranata itu sendiri. Contoh: Pranata hukum, seperti kejaksaan dan pengadilan.

MACAM-MACAM LEMBAGA
SOSIAL
Lembaga Sosial Keluarga
Keluarga berperan membina anggota-anggotanya untuk beradaptasi dengan lingkungan fisik maupun lingkungan
budaya. Bila semua anggota sudah mampu untuk beradaptasi dengan lingkungan di mana ia tinggal maka kehidupan
masyarakat akan tercipta menjadi kehidupan yang tenang, aman, dan damai. Fungsi pranata keluarga sangat penting
artinya bagi masyarakat luas karena inti keseluruhan penyesuaian diri setiap orang akan ditentukan di keluarga
masing-masing.
Fungsi utama pranata keluarga ialah menjaga agar jangan sampai para anggota keluarganya bertindak menyimpang
dari pranata yang ada di masyarakat luas. Fungsi pranata keluarga menurut para ahli sosiologi meliputi fungsi
pengaturan hubungan biologis, fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi, fungsi afeksi, fungsi penentuan status, fungsi
perlindungan, dan fungsi ekonomi.
Lembaga Agama
Agama dan kepercayaan mengajarkan penganutnya untuk mencintai, menghormati, dan menghargai orang lain.
Mencintai orang lain adalah suatu sikap atau perbuatan yang memperlihatkan orang lain tersebut adalah ciptaan
Tuhan sama seperti kita. Tindakan cinta kepada sesama dapat dilakukan dengan berbagai cara, misalnya sikap
ramah, sopan santun, dan rendah hati dalam bergaul.
Adanya agama dan religi menyebabkan pencarian manusia terhadap nilai-nilai moral berkurang karena di dalam
agama dan religi tersebut masyarakat telah menemukan berbagai bentuk norma moral. Norma-norma religiusitas
berguna juga bagi orang yang sering melakukan tindak penyimpangan moral, misalnya orang yang suka menipu,
mencuri, korupsi, dan lain-lain. Pelaku tindak penyimpangan moral tersebut kehilangan identitas moral. Akibatnya,
ia mendapat sanksi sosial ataupun sanksi hukum.
Lembaga Pendidikan
Beberapa fungsi laten pendidikan adalah pembinaan kemajuan, pengurangan pengendalian orang tua, dan
penambahan pengetahuan. Fungsi pokok pendidikan secara umum sebagai berikut:
Bertindak Sebagai Perantara Pemindahan Warisan Kebudayaan
Mempersiapkan Peranan Sosial yang Dikehendaki Oleh Individu
Memberi Landasan Penilaian dan Pemahaman Status Relatif
Memperkuat Penyesuaian Diri dan Mengembangkan Hubungan Sosial
Memberikan Persiapan Bagi Peranan-peranan Pekerjaan
Bantuan Terhadap Pencarian Identitas Moral
NORMA DIBENTUK AGAR TERJADI
HUBUNGAN MANUSIA/
MASYARAKAT/ LEMBAGA SOSIAL
DAPAT BAIK
Norma Dalam Masyarakat
1. Cara (Usage) Ini lebih jelas hubungan antarindividu dalam masyarakat. Suatu kelainan terhadap masyarakat tak ada sanksi yang
lebih berat, tetapi hanya sekadar dari individu yang dihubungi
2. Kebiasaan (Folkways) Suatu perbuatan yang diulang dalam bentuk yang sama, terbukti orang banyak menyukai perbuatan tersebut
3. Tata Kelakuan (Mores) Tata kelakuan adalah suatu cara berperilaku yang diakui oleh masyarakat, sedangkan kebiasaan tidak
semata-mata dianggap cara berperilaku saja, tetapi diterima sebagai norma pengaturan maka kebiasaan tadi disebut mores atau
tata kelakuan
Tata kelakukan menjaga solidaritas antara anggota masyarakat.
Tata kelakuan memberikan batas-batas pada kelakuan individu, sekaligus merupakan alat bagi pemerintah untuk
memerintahkan pada suatu anggota masyarakat.
Tata kelakuan mengidentifikasikan individu dengan kelompoknya, di satu pihak tata kelakuan memaksa orang agar
menyesuaikan diri dengan tindakan-tindakan tata kelakuan kemasyarakatan yang berlaku.
4. Adat (Customs) Apabila anggota masyarakat melanggar adat istiadat, akan menerima sanksi yang keras, kadang-kadang tidak secara
langsung.
Norma Keagamaan
Norma ini berasal dari rangkaian peraturan bagi orang yang percaya terhadap perintah dari Tuhan, atau kehendak
Tuhan. Agama adalah satusatunya yang mendorong yang terbesar, yang mengatur sikap dan tingkah laku perbuatan
manusia. Peranan agama sangat penting untuk menjaga ketertiban dan kesejahteraan dalam kehidupan
bermasyarakat. Misalnya manusia jangan membunuh, jangan berkelahi, jangan mencuri, dan lain-lain.
Norma Hukum
Norma ini membatasi tingkah laku dan perbuatan orang di dalam hubungan pamrih, yaitu kepentingan yang
diperhitungkan untung ruginya. Contoh norma hukum melarang orang mencuri, tetapi norma hukum melarang
tindakan itu tidak untuk kebaikan saja, melainkan untuk kebaikan orang lain.
Norma Kelaziman (Folkways)
Norma kelaziman (folkways) adalah tata aturan seseorang atau kelompok dalam melakukan suatu kegiatan yang
didasarkan pada tradisi dan kebiasaan. Misalnya cara menerima tamu, cara berbicara, makan, minum, dan lain-lain.
Orang yang melanggar norma ini akan mendapatkan cacian atau celaan dari orang lain atau masyarakat pada
umumnya.
Norma Kesusilaan (Mores)
Norma kesusilaan (mores) adalah salah satu aturan yang erat kaitannya dengan hati nurani dan keyakinan agama.
Sanksi yang melanggar norma ini adalah mendapatkan gunjingan, sindiran, ejekan, bahkan diisolasi (dikucilkan) oleh
masyarakat.

You might also like