You are on page 1of 9

Eklampsia

ELISA ISDASARI
Definisi

Eklamsia adalah kelainan akut pada ibu hamil, persalinan atau


masa nifas yang ditandai dengan timbulnya kejang atau
koma, dimana sebelumnya sudah menunjukan gejala-gejala
pre eklamsi (hipertensi, edem, proteinuria).
Gejala klinis eklamsi

1. Terjadi pada kehamilan 20 minggu atau lebih

2. Terdapat tanda-tanda pre eklamsi (hipertensi, edema,


proteinuria, sakit kepala yang berat, penglihatan kabur,
nyeri ulu hati, keganasan atau hiperefleksi)

3. Kejang-kejang atau koma


Klasifikasi

1. Eklampsia ante partum ialah eklampsi yang terjadi


sebelum persalinan (paling sering setelah 20 minggu
kehamilan)

2. Eklampsia interpartum ialah eklampsia intrapartum ialah


eklampsia sewaktu persalinan

3. Eklampsia postpartum, eklampsia setelah persalinan


Berdasarkan waktu terjadinya
eklampsia
1. Eklampsia gravidarum kejadian 50% sampai 60% serangan terjadi dalam
keadaan hamil

2. Eklampsia parturientum kejadian sekitar 30% sampai 50% saat sedang


inpartu. Batas dengan eklampsia gravidarum sukar di tentukan terutama
saat mulai inpartu

3. Eklampsia puerperium kejadian jarang 10% terjadi serangan kejang atau


koma setelah persalinan berakhir.
Kejang dalam eklamsi
1. Tingkat awal (invasi). Berlangsung 30-35 detik, mata terpaku dan terbuka tanpa melihat
(pandangan kosong) kelopak mata dan tangan bergetar, kepala diputar kekanan dan
kekiri.

2. Stadium kejang tonik : seluruh otot badan menjadi kaku, wajah kaku tangan
menggenggam dan kaki membengkok kedalam, pernafasan berhenti, wajah kelihatan
sianosis, lidah dapat tergigit, berlangsung kira-kira 20-30 detik

3. Stadium kejang klonik : semua otot berkontraksi dan berulang ulang dalam waktu yang
cepat, mulut terbuka dan menutup, keluar berbusa dan lidah dapat tergigit. Mata
melotot, muka kelihatan kongesti dan sanosis. Setelah berlangsung selama 1-2 menit.
Kejang klonik berhenti dan penderita tidak sadar, menarik nafas seperti mendengkur.

4. Stadium koma : lamanya ketidak sadaran ini beberapa menit sampai berjam-jam.
Kadang antara kesadaran timbul serangan baru dan akhirnya penderita tetap dalam
keadaan koma.
Komplikasi eklampsia
Terapi
Pengelolaan kejang :

 Beri obat anti kejang (anti konvulsan)

 Perlengkapan untuk penanganan kejang (jalan nafas, penghisap lendir, masker oksigen,oksigen)

 Lindungi pasien dari kemungkinan trauma

 Aspirasi mulut dan tenggorokan

 Baringkan pasien pada sisi kiri, posisi Trendelenburg untuk mengurangi risiko aspirasi

 Berikan O2 4-6 liter/menit

Pengelolaan umum :

 Jika tekanan diastolik > 110 mmHg, berikan antihipertensi sampai tekanan diastolikantara 90-100 mmHg

 Pasang infus Ringer Laktat dengan jarum besar no.16 atau lebih

 Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai terjadi overload

 Kateterisasi urin untuk pengukuran volume dan pemeriksaan proteinuri

 Infus cairan dipertahankan 1.5 - 2 liter/24 jam

 Observasi tanda vital, refleks dan denyut jantung janin setiap 1 jam

 Auskultasi paru untuk mencari tanda edema paru. Adanya krepitasi merupakan tandaadanya edema paru. Jika ada edema
paru, hentikan pemberian cairan dan berikandiuretik (mis. Furosemide 40 mg IV)

 Nilai pembekuan darah dengan uji pembekuan. Jika pembekuan tidak terjadi setelah 7menit, kemungkinan terdapat koagulopa
 Anti konvulsan

You might also like