You are on page 1of 9

BIAYA PELUANG

TUJUAN EKONOMI
EKONOMI SYARIAH SYARIAH
BIAYA PELUANG

Biaya Peluang merupakan biaya yang


muncul secara implisit karena melakukan
suatu kegiatan dan mengorbankan kegiatan
lain. Biaya peluang muncul dari kegiatan lain
yang tidak bisa dilakukan. Berikut adalah
penjelasan mengenai definisi biaya peluang,
ciri-ciri dan contohnya.
CIRI CIRI BIAYA PELUANG

 Perhitungan biaya peluang tidak selalu


berhubungan dengan uang. Bisa berupa waktu,
kesenangan, keuntungan di masa depan dan lain-
lain
 Memiliki banyak kemungkinan penggunaan
 Pengambilan keputusan biaya peluang tergantung
pada tujuan dan situasi individu
 Biasanya merupakan suatu kebutuhan sekunder
atau tertier
CONTOH BIAYA PELUANG
Seseorang memiliki uang Rp 10.000.000. Dengan uang
sebesar itu, ia memiliki kesempatan untuk bertamasya ke Bali
atau membeli sebuah TV. Jika ia memilih untuk membeli TV, ia
akan kehilangan kesempatan untuk menikmati keindahan Bali;
begitu pula sebaliknya, apabila ia memilih untuk bertamasya ke
Bali, ia akan kehilangan kesempatan untuk menonton TV.
"Kesempatan yang hilang" itulah yang disebut sebagai biaya
Peluang.
EKONOMI SYARIAH

Ekonomi syariah merupakan ilmu


pengetahuan sosial yang mempelajari
masalah-masalah ekonomi rakyat yang
dilhami oleh nilai-nilai Islam. Ekonomi
syariah atau sistem ekonomi koperasi
berbeda dari kapitalisme, sosialisme,
maupun negara kesejahteraan (Welfare
State).
TUJUAN EKONOMI SYARIAH

Tujuan Ekonomi Syariah selaras dengan


tujuan dari syariat Islam itu sendiri (maqashid
asy syari’ah), yaitu mencapai kebahagiaan di
dunia dan akhirat (falah) melalui suatu tata
kehidupan yang baik dan terhormat (hayyah
thayyibah)
Manfaat Ekonomi
Syariah

Mewujudkan integritas seorang muslim yang kaffah, sehingga

islam-nya tidak lagi setengah-setengah. Apabila ditemukan ada umat

muslim yang masih bergelut dan mengamalkan ekonomi konvensional,

menunjukkan bahwa keislamannya belum kaffah.

Menerapkan dan mengamalkan ekonomi syariah melalui lembaga

keuangan islam, baik berupa bank, asuransi, pegadaian, maupun BMT

(Baitul Maal wat Tamwil) akan mendapatkan keuntungan dunia dan

akhirat. Keuntungan di dunia diperoleh melalui bagi hasil yang diperoleh,

sedangkan keuntungan di akhirat adalah terbebas dari unsur riba yang

diharamkan oleh Allah.

You might also like