You are on page 1of 72

Ikatan Kimia dan Struktur

Molekul
Konfigurasi Gas Mulia

 Gas mulia memiliki kestabilan kimia dan


ditemukan sebagai molekul monoatomik.
 Kecuali helium, konfigurasi elektron gas mulia
sama, yaitu terdapat 8 elektron pada kulit
terluar (elektron valensi dan sangat stabil.
Valensi
Aturan Oktet

 Atom bersifat paling stabil apabila pada kulit


terluarnya terisi atau kosong oleh elektron.
 Kecuali untuk H dan He, kulit terluar yang terisi
oleh 8 elektron disebut memunuhi kaidah Oktet.
 Atom-atom akan mengalami:
 Menerima atau melepaskan (senyawa ion)
 Pemakaian bersama (senyawa kovalen)
elektron agar memenuhi kaidah oktet, yaitu kulit
terluarnya terisi penuh atau kosong untuk
mencapai kestabilan.
Ikatan Ion

 Ikatan ion terbentuk akibat adanya


gaya tarik elektrostatik antara ion-ion
bermuatan positif dengan yang
bermuatan negatif.
 Ikatan ion biasanya terbentuk antara
logam reaktif dengan unsur non logam.
Senyawa Ion
 Tidak berada sebagai molekul tersendiri
 Cenderung membentuk kristal
 Ion-ion bersentuhan dengan ion lainnya dalam
struktur kristalnya.
 Rumus molekulnya merupakan jumlah rata-rata
ion-ion penyusunnya dalam struktur kristalnya.
Contoh: NaCl (natrium klorida, garam dapur)
Logam-logam Bermuatan
Banyak

Semua unsur memiliki bilangan oksidasi +1

Semua unsur memiliki bilangan oksidasi +2

Semua unsur memiliki bilangan oksidasi +3. Tl


juga memiliki bilangan oksidasi +1.
Logam-logam Bermuatan Banyak

Semua Logam dan semilogam memiliki bilangan


oksidasi +2 dan +4

Semua Logam dan semilogam memiliki bilangan


oksidasi +3 dan +5

Semua Logam dan semilogam memiliki bilangan


oksidasi +4 dan +6, kecuali Po hanya memiliki
bilangan oksidasi +2.
Mengapa Hal ini Terjadi?
 Adanya perbedaan energi antara subtingkat energi p
dan s, dimana energi suborbital p lebih besar.
 Logam memiliki kemampuan untuk melepaskan elektron
pada suborbital p atau semua elektron pada kulit
terluarnya.
 Kesimpulan: adanya perbedaan subtingkat energi dan
kemampuan melepaskan elektron menyebabkan
terbentuknya dua kemungkinan bilangan oksidasi pada
banyak unsur.
Logam Transisi
 Ingat, unsur-unsur logam transisi memiliki elektron
yang mengisi kulit bagian dalam sehingga hampir
semua memiliki konfigurasi elektron ns2.
 Muatan ion logam transisi yang perlu diingat:
 Semua Group IIIB: 3+
 Ni, Zn, Cd: 2+
 Ag: 1+
 Lantanida dan Aktinida: 3+
 Unsur lainnya mampu membentuk dua atau lebih kation.
Mengapa Sebagian Besar Logam Transisi
membentuk dua atau lebih kation?

 Ketika logam memiliki elektron pada suborbital d, maka


elektron-elektron ini potensial untuk dilepaskan dalam
membentuk kation logam.
Contoh:
Fe melepaskan dua elektron 4s membentuk Fe2+ dan dapat
melepaskan dua elektron 4s dan satu elektron 3d
membentuk Fe3+.
Cu melepaskan satu elektron 4s membentuk Cu+ dan
melepaskan satu elektron 4s dan satu elektron 3d
membentuk Cu2+
Energi Pembentukan Ikatan Ion

 Lingkar Born-Haber
Merupakan aplikasi Hukum Hess yang menunjukkan
semua tahap yang terlibat dalam pembentukan suatu
senyawa
Lingkar Born-Haber digunakan untuk menghitung energi
kisi yang sulit diukur secara percobaan.
 Energi Kisi
Adalah energi yang dibutuhkan untuk memisahkan ion-
ion dari suatu padatan ion sampai pada jarak yang
tak terhingga.
Energi Pembentukan Ikatan Ion
 Contoh: Pembentukan
Natrium Klorida
Tahap-tahap:
 Penguapan Natrium

 Dekomposisi molekul klor

 Ionisasi Natrium
 Penambahan elektron pada klor

 Pembentukan padatan NaCl


Energi Pembentukan Ikatan Ion
Energi Kisi
 Semakin tinggi energi kisi, semakin kuat gaya
tarik antara ion-ion.

Energi Kisi
Senyawa
Struktur Lewis
 Ditemukan oleh G.N. Lewis, untuk
membantu menyusun elektron-elektron
di sekitar atom, ion dan molekul.
 Struktur Lewis terutama digunakan
untuk menggambarkan senyawa dari
unsur-unsur blok-s dan blok-p.
 Aturan Umum:
 Gambarkan lambang atom
 Setiap kotak pada gambar di samping
dapat terisi maksimal dua elektron
 Hitung jumlah elektron valensi atom
 Isilah kotak-kotak di sekeliling
lambang atom – jangan membuat
pasangan-pasangan elektron dulu
kecuali diperlukan.
Struktur Lewis
 Contoh: Struktur Lewis untuk Oksigen:

 Struktur Lewis untuk unsur-unsur periode kedua:


Struktur Lewis dan Pembentukan NaCl

Elektron dari Na bergerak menuju Cl, sehingga


keduanya memenuhi aturan oktet:
Na menjadi Na+ - suatu kation
Cl menjadi Cl - suatu anion
Muatan + dan – saling tarik menarik membentuk
ikatan ion
Ikatan Kovalen dan Tipe Elektron
 Pasangan elektron Ikatan:
Dua elektron yang dipakai bersama oleh dua atom membentuk
Ikatan Kovalen.
 Pasangan elektron bebas:
Pasangan elektron yang tidak dipakai bersama oleh dua atom
disebut elektron non ikatan.
Pasangan
elektron
bebas

Pasangan
elektron
ikatan
Ikatan Kovalen Nonpolar dan polar

Ketika dua atom saling memakai pasangan elektron ikatan


sama banyak

Ikatan kovalen terbentuk ketika pasangan elektron yang


dibagi tidak sama banyak
Molekul Polar

Elektron dalam suatu ikatan kovalen jarang yang


sama banyak.
Pemakaian bersama elektron yang tidak sama
menghasilkan ikatan polar

• Sedikit bermuatan positif • Sedikit bermuatan negatif


• Keelektronegatifan lebih • Keelektronegatifan lebih
kecil besar
Keelektronegatifan

Kemampuan suatu atom untuk terikat pada atom lain


atau untuk menarik elektron pada dirinya.
• Berhubungan dengan energi ionisasi dan afinitas
elektron
•Tidak dapat diukur secara langsung
•Nilainya tidak memiliki satuan karena bersifat relatif
terhadap satu sama lain
•Nilainya bervariasi untuk tiap senyawa tapi tetap
berguna untuk dipakai meramalkan sifat secara
kualitatif
Keelektronegatifan

Keelektronegatifan
merupakan sifat periodik
Keelektronegatifan
 Kemampuan relatif suatu unsur
untuk menarik elektron dari atom
lain.
 Semakin besar perbedaan
keelektronegatifan antara dua
atom yang berkatan, semakin
polar ikatannya.
 Jika perbedaan keelektronegatifan
cukup besar, elektron ditransfer
dari atom yang kurang
elektronegatif kepada atom yang
lebih elektronegatif – Ikatan Ion
 Jika perbedaan keelektronegatifan
tidak besar, maka ikatannya
menjadi nonpolar.
Keelektronegatifan
 Tentukan perbedaan keelektronegatifan antara atom-atom
terikat dalam senyawa berikut.
Jawab:
Contoh menggambar Struktur Lewis
 Contoh: CO2
 Tahap 1: gambarkan setiap struktur yang mungkin. Gambar garis
mewakili sepasang elektron ikatan.

 Tahap 2: Tentukan jumlah total elektron valensi


CO2 1 karbon x 4 elektron = 4
2 oksigen x 6 elektron = 12
Total elektron = 16
 Tahap 3: cobalah untuk memenuhi aturan oktet untuk tiap atom,
buatlah ikatan rangkap bila perlu.
Contoh menggambar Struktur Lewis

Susunan ini membutuhkan


terlalu banyak elektron
Bagaimana dengan membuat ikatan
rangkap?
Ternyata bisa!

Adalah ikatan rangkap yang


sama dengan 4 elektron
Ikatan Rangkap
 Bagaimana cara mengetahui bahwa ikatan rangkap
benar-benar ada? Caranya dengan melihat
perbedaan energi ikatan dan panjang ikatannya!

Panjang Energi ikatan


Tipe Orde
ikatan ikatan pm Kj/mol
Muatan Formal
 Tujuan: untuk menunjukkan distribusi kerapatan elektron rata-rata dalam suatu
molekul atau ion poliatom.
 Tandai tiap atom setengah jumlah elektron yang digunakan untuk berikatan.
 Tandai pula tiap atom semua elektron bebas yang dimilikya.
 Kurangi jumlah elektron pada tiap atom dengan jumlah elektron valensi setiap
atom tunggal dalam unsurnya.
 Contoh: CO2
 Untuk tiap atom oksigen:
 4 elektron dari pasangan elektron bebas
 2 elektron dari ikatan
 Total: 6 elektron
 Muatan formal: 6 - 6 = 0
 Untuk atom karbon:
 4 elektron dari ikatan
 Total: 4 elektron
 Muatan formal: 4 – 4 = 0
Muatan Formal
 Contoh lain: CO
 Untuk Oksigen:
 2 elektron dari pasangan elektron bebas
 3 elektron dari pasangan elektron ikatan
 Total: 5 elektron
 Muatan formal: 6 – 5 = +1
 Untuk Karbon:
 2 elektron dari pasangan elektron bebas
 3 elektron dari pasangan elektron ikatan
 Total = 5 elektron
 Muatan formal = 4 – 5 = -1
Struktur Resonansi
 Seringkali ditemukan dua atau lebih struktur Lewis untuk suatu molekul:
 Masing-masing memenuhi aturan oktet
 Memiliki jumlah ikatan yang sama
 Memiliki tipe ikatan yang sama.
 Contoh: molekul SO2, mana yang benar?

 Keduanya benar dan merupakan struktur resonansi dari SO 2 yang masing-masing


memiliki ikatan rata-rata 1,5 antara atom S dan O.
Struktur Resonansi
 Contoh molekul yang juga memiliki struktur
resonansi: Benzen, C6H6.
 Semua ikatan pada benzen sama panjang.
Penyimpangan Aturan Oktet
 Tidak semua senyawa sesuai aturan oktet
 Terdapat tiga pengecualian yang menyimpang:
 Spesi yang memiliki lebih dari 8 elektron di sekitar satu atom, yaitu
untuk unsur-unsur pada periode ketiga atau lebih, karena orbital d ikut
terlibat dalam membentuk ikatan. Contoh:
 5 pasang elektron di sekitar P dalam PF5, 5 pasang elektron di sekitar S
dalam SF4, 6 pasang elektron di sekitar S dalam SF6.
 Spesi yang memiliki elektron lebih sedikit daripada 8 elektron di sekitar
satu atom. Berilium dan Boron akan membentuk senyawa yang
memiliki jumlah elektron kurang dari 8 di sekitar mereka.

 Spesi dengan jumlah elektron total ganjil.


Spesi yang memiliki lebih dari 8 elektron
di sekitar satu atom

 Contoh: SO42-
1. Tuliskan susunan atom-atom yang
mungkin
2. Hitung jumlah total elektron: 6 atom
dari S, 4 x 6 dari O dan 2 dari
muatan. Total = 32
3. Susun elektron di sekitar atom-atom
pada SO42-.
Spesi yang memiliki kurang dari 8
elektron di sekitar satu atom

 Spesi Miskin Elektron: spesi selain hidrogen


dan helium yang memiliki kurang dari
elektron valinsi 8. Biasanya spesi seperti ini
merupakan spesi yang sangat reaktif.
Spesi dengan jumlah elektron total ganjil

 Terdapat sedikit spesi yang memiliki total jumlah


elektron valensinya ganjil, artinya terdapat satu
elektron tak berpasangan yang sangat reaktif.
 Radikal adalah spesi yang memiliki satu atau lebih
elektron yang tak berpasangan. Spesi ini berperan
penting dalam proses penuaan dan penyebaran
kanker.
 Contoh: Nitrogen monoksida, NO. Senyawa ini
dikenal juga sebagai asam nitrit, memiliki total
elektron valensi 11: 6 dari oksigen, 5 dari nitrogen.
Struktur Lewis NO:
Bentuk Molekul dan Ion Poliatom
 Molekul dan ion poliatom tidak semuanya merupakan
struktur yang datar.
 Terdapat banyak molekul dan ion poliatom memiliki
struktur 3 dimensi yang mempengaruhi sifat-sifat
fisika dan kimianya.
 Beberapa model digunakan untuk membantu
meramalkan dan menggambarkan bentuk geometri
molekul.
 Salah satu model molekul adalah VSEPR (Valence
Shell Electron Pair Repulsion) atau teori tolakan
pasangan elektron kulit valensi (TPEKV).
Model VSEPR / TPEKV

 Menurut model VSEPR, untuk unsur-unsur golongan


utama, pasangan elektron harus pada posisi sejauh
mungkin dari pasangan elektron lain. Hal ini terjadi
dalam ruang 3 dimensi.
 Elektron ikatan dan pasangan elektron bebas akan
menempati ruang dengan pasangan elektron memakan
ruang lebih banyak.
 Geometri molekul berdasarkan jumlah total pasangan
elektron atau total bilangan koordinasi.
Bentuk Molekul VSEPR
Geometri Molekul

 Molekul memiliki bentuk spesifik:


 Ditentukan oleh jumlah pasangan elektron di sekitar atom
pusat
 Semua pasangan elektron ikatan dan pasangan elektron
bebas dihitung
 Ikatan rangkap diperlakukan sama dengan ikatan tunggal
untuk bentuk geometri.
 Geometri molekul mempengaruhi kepolaran dan
kelarutan dalam pelarut tertentu.
Beberapa Bentuk Geometri

Pasangan e- di sekitar
Bentuk atom pusat Contoh
Linier, CO2 Bengkok, H2O

Trigonal planar, BCl3

Tetrahedral, CH4 Piramid, NH3


Geometri Molekul Berbasis Tetrahedral

Bengkok

Bengkok dan pyramidal


adalah tetrahedral juga,
tapi beberapa pasangan
elektron tidak terikat
Geometri Molekul

 Bentuk geometri lainnya:


 Lima ikatan atau pasangan elektron bebas:
 Trigonal bipiramida
 Seesaw
 Bentuk-T
 Linier
 Enam ikatan atau pasangan elektron bebas:
 Oktahedral
 Segiempat piramida
 Segiempat planar
Bentuk VSEPR
Oktahedral Segiempat planar

Trigonal bipiramida
Geometri Molekul
Etana

Jika molekul makin besar, aturan geometri molekul


masih tetap berlaku
Geometri Molekul Polar
 Untuk molekul bersifat polar, syaratnya:
 Ikatannya polar
 Geometri molekul sesuai dan mendukung kepolarannya
Molekul Polar dan Nonpolar

 Kepolaran merupakan sifat penting suatu molekul


 Mempengaruhi sifat fisik seperti titik leleh, titik didih dan kelarutan
 Sifat kimia bergantung pada kepolaran
 Momen Dipol, , merupakan ukuran kuantitas kepolaran molekul

 Sifat ini dapat diukur dengan menempatkan molekul dalam


suatu medan listrik. Molekul polar akan tersusun sesuai arus
listrik, ketika medan dinyalakan, molekul nonpolar tidak.
Molekul Polar dan Nonpolar
Kebanyakan ikatan yang terbentuk antara atom-atom dari unsur
berbeda dalam molekul adalah polar, tapi tidak berarti molekul itu
menjadi bersifat polar
Keelektronegatifan:
Oksigen = 3,5
Karbon = 2,5
Perbedaan = 1,0
(ikatan polar)

Perbedaan keelektronegatifan menunjukkan bahwa ikatan C-O


menjadi polar dengan elektron-elektronnya lebih tertarik ke arah
oksigen. Namun karena geometrinya, gaya tarik ini sama besar ke
arah yang berlawanan, sehingga molekul CO2 bersifat nonpolar.
Molekul Polar dan Nonpolar

Agar molekul menjadi polar, pengaruh kepolaran ikatan tidak boleh


saling meniadakan.
Salah satu caranya adalah mendapatkan geometri yang tidak simetri,
contohnya molekul air.

Perbedaan Keelektronegatifan = 1,3

Dalam molekul air, pengaruh ikatan polar tidak saling meiadakan,


sehingga molekulnya bersifat polar.
Molekul Polar dan Nonpolar

 Molekul disebut nonpolar jika atom pusatnya


tersubstitusi secara simetris oleh atom-atom sejenis.
Contoh: CO2, CH4, CCl4.
 Molekul dikatakan polar apabila geometrinya tidak
simetris. Contoh: H2O, NH3, CH2Cl2.
 Derajat kepolaran adalah fungsi dari jumlah dan tipe
ikatan polar dan geometri.
TEORI IKATAN
 Dua metode yang digunakan untuk mengambarkan
ikatan antar atom-atom:
A. Metode Ikatan Valensi
Ikatan diasumsikan dibentuk dari saling
tumpangsuh antara orbital-orbital atom.

B. Metode Orbital Molekul


Ketika atom-atom membentuk senyawa,
orbital-orbitalnya saling bergabung
membentuk orbital baru yaitu orbital
molekul.
Metode IkatanValensi
 Berdasarkan model ini, ikatan H-H
terbentuk sebagai hasil overlap antara
orbital 1s dari tiap atom.
 Orbital hibrid diperlukan untuk geometri
molekul. Contoh: Karbon, konfigurasi
elektron terluar: 2s2 2px1 2py1.
 Karbon membentuk empat ikatan yang
sama.
Molekul H2
 Dari konfigurasi terlihat hanya ada 2
ikatan yang mungkin terbentuk dan
tidak akan membentuk tetrahedral,
namun ternyata bisa.
 Hal ini terjadi karena kedua orbital
semula mengalami penggabungan
pada tingkat energi yang sama -
Hibridisasi

Hibridisasi orbital 2s dan 2p pada Karbon


Hibridisasi

Pada karbon yang memiliki 4 ikatan tunggal,


semua orbitalnya memiliki hibrid:

25% karakter s dan 75% karakter p


Etana, CH3CH3

Ikatan a –
terbentuk dari
overlap pada
ujung.
Molekul dapat
berotasi pasa
ikatan tunggalnya
Etana, CH3CH3 Rotasi pada ikatan tunggal

Rotasi pada ikatan tunggal


Orbital Hibrid sp2
Untuk ikatan ganda, tipe orbitalnya memiliki orbital
hibrid sp2 yang dihasilkan dari penggabungan satu
orbital s dan 2 orbital p. Satu orbital p tidak
bergabung.

Tak terhibridisasi Terhibridisasi


Orbital Hibrid sp2

Orbital p yang tak terhibridisasi dapat melakukan


overlap, menghasilkan pembentukan ikatan yang
kedua – ikatan .

ikatan  adalah overlap


tepi yang terjadi pada
bagian permukaan atas
dan bawah suatu
molekul. Ikatan ini tak
memungkinkan molekul
untuk berotasi pada
ikatan
Etena Ikatan dalam Etena
Ikatan dalam Etena
Orbital Hibrid sp
Ikatan rangkap tiga orbitalnya memiliki orbital
hibrid sp yang dihasilkan dari penggabungan satu
orbital s dan 1 orbital p. dua orbital p tidak
bergabung.

Tak terhibridisasi Terhibridisasi


Orbital Hibrid sp

Sekarang terdapat dua orbital


p yang mampu membentuk
ikatan 
Etuna Ikatan dalam Etuna
Ikatan dalam Etuna
Orbital Hibrid Lainnya

Orbital d dapat ikut terlibat dalam pembentukan


orbital hibrid

Hibrid Bentuk
Linier
Trigonal Planar
Tetrahedral
Trigonal bipiramida
Oktahedral
Metode Orbital Molekul
 Ketika orbital-orbital atom bergabung membentuk orbital
molekul, jumlah orbital molekul yang terbentuk harus sama
dengan jumlah orbital atom yang bergabung.
 Contoh: H2 . Dua orbital 1s akan bergabung membentuk dua
orbital molekul. Energi total dari orbital baru sama dengan
energi kedua orbital 1s semula, namun dapat terpisah pada
tingkat energi berbeda. Berikut bentuk orbital molekul H2.

Bentuk Orbital
Orbital Molekul

 Ketika dua orbital atom bergabung, terdapat 5 tipe orbital


molekul yang dihasilkan:
 Orbital Ikatan -  atau : Energinya lebih rendah daripada
orbital atom dan kerapatan elektron saling overlap.
 Orbital Antiikatan - * atau *: Eberginya lebih tinggi
daripada orbital atom dan kerapatan elektron tidak terjadi
overlap
 Orbital nonikatan – n: Pasangan elektron tak terlibat dalam
ikatan.
Molekul Diatom Homonuklir
 Molekul-molekul ini adalam molekul diatom sederhan yang
terdiri atas atom-atom unsur yang sama.
 Diagram energi untuk tipe molekul ini sama dengan molekul H2
 Contoh: molekul He2. Pada gambar berikut, diagram energi He2
terlihat orbital ikatan dan antiikatan akan terisi. Hasilnya
molekul ini lebih tidak stabil daripada atom He, sehingga ikatan
tak akan terbentuk.
Orbital Ikatan Molekul
 Agar suatu molekul stabil, harus
terdapat lebih banyak elektron
pada orbital ikatan daripada
orbital antiikatan. Ikatan yang
terbentuk akan memiliki energi
lebih rendah sehingga lebih
stabil. Orbital ikatan dan
antiikatan untuk ikatan  dan 
harus dipertimbangkan.
 Perhatikan diagram orbital
molekul untuk O2. Setiap atom O
memiliki 8 elektron, sehingga
total elektron dalam O2 adalah
16. Jumlah elektron dalam orbital
ikatan lebih banyak daripada
orbital antiikatan, sehingga
terbentuk ikatan stabil.
Molekul Diatom Heteronuklir
 Diagram orbital molekul menjadi lebih kompleks untuk ikatan
antara dua tom tak sama. Tingkat energi atom tidak sama dan
terdapat perbedaan jumlah elektron. Contoh: molekul NO.
Delokalisasi Elektron
 Diagram MO untuk spesi poliatom sering disederhanakan
dengan asumsi bahwa semua orbital  dan  terlokalisasi,
saling berbagi di antara dua atom tertentu.
 Struktur resonansi membutuhkan elektron dalam beberapa
orbital  mengalami delokalisasi.
 Delokalisasi: pergerakan bebas di sekitar tiga atau lebih atom.
 Contoh: Benzen, C6H6, semua panjang ikatan dalam benzen
sama dengan orde ikatan 1,5.
Pertanyaan:
 1. mengapa energi kisi sulit digunakan untuk
praktikum?
 Jawab: Energi kisi diperoleh melalui suatu percobaan.
Tidak mungkun setiap atam, unsur, senyawa, ataupun
molekul diui satu per satu. Alternatif yang digunakan
adalah digunakan hukum Hess tentang delta energi
yang dihasilkan dari suatu reaksi. Delta H lebih fleksibel
digunakan dan dapat menjelaskan suatu sifat reaksi
dengan elas, apakah eksoterm atau endoterm.
 2.Apakah yang menyebabkan kepolaran suatu
senyawa indikator polar/nonpolar
 Jawab:polar: punya PEB (tidak simetris), subtituen
heterolitik, momen dipol lebih dari nol
nonpolar:tidak ada (PEB simetris), momen dipol nol,
susbtituen simetris
 3. Mengapa MF tidak menyatakan pemisahan
 Jawab:muatan formal tidak menyatakan pemisahan
muatan yg sebenar nya di dalam molekul, dalam
By LB & DW_Kimia ITB

molekul ozon misalnya, tidak ada bukti yg menyatkan

You might also like